& TUJUAN
Tujuan
03
LIQUID yaitu dengan keringnya bentuk sediaan tersebut, maka
bentuk sediaan tersebut lebih menjamin stabilitas kimia zat aktif di
dalamnya
04
pemberian bentuk sediaan solid pada beberapa pasien terasa cukup
menyulitkan, perlu disertai dengan cairan untuk dapat ditelan
dengan baik. Serta proses absorbsj yang lebih
JENIS-JENIS SEDIAAN SOLID
1. Implan 1. Tablet
2. Injeksi Rekonstitusi 2. Kapsul
3. Suppositoria & Ovula
4. Serbuk
5. Pil
1. Tablet 4. Pil
5.
2. Kapsul Suppositori
a
3. Serbuk 6. Ovula
1. TABLET
Tablet adalah sediaan bahan padat menandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
(FI VI hal 62, 2020)
Tablet Cetak
Dibuat dengan memberikan tekanan tinggi
pada serbuk/granul menggunakna cetakan
baja.
Tablet Kempa
Dibuat dengan menekan massa serbuk
lembab menggunakan tekanan rendah
kedalam lubang cetakan.
BANYAK FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN
DALAM MEMILIH EKSIPIEN
3 Tablet yang dilarutkan terlebih dahulu dalam air lalu diminum Tablet effervescent
4 Tablet untuk komponen sediaan racikan obat resep Tablet dispensing, tablet triturate
6 Tablet untuk dihantarkan ke rongga tubuh lainnya Tablet vagina, tablet rektal
( Nurdiana, 2021 )
> Zat Aktif
> Zat Tambahan
Pengikat (binder agent) Memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu Amilum, Avicel, Na-CM, gelatin, Gom Alam
granulasi dan pada tablet kempa serta menambah daya
kohesiyang telah ada pada bahan pengisi
Penghancur Membantu hancurnya tablet setelah masuk kedalam saluran Primojel, Na-Crosscarmilose, Amilum Pro Tablet,
cerna Ac-Disol
Pelicin (glidan) Meningkatkan kemampuan mengalir serbuk agar bobot Amilum
tablet yang dihasilkan seragam
Antiadheran Mencegah pelekatan akibat gaya adhesi serbuk dengan alat Talk, Magnesium Stearat
seperti pada hooper
Pelincir (lubricant) Menurangi gesekan pada selama proses pengempaan tablet Silikon Dioksida, Talk
dan mencegah pelekatan tablet pada cetakan
Pembasah Membuat tablet mudah terbasahi sehingga lebih mudah Natrium Lauril Sulfat
hancur dan zat aktif mudah melarut
( Nurdiana, 2021 )
PREFORMULASI
Peformulasi adalah tahap pertama dalam pembentukan suatu sediaan obat atau aktivitas formulasi
dengan pertimbangan yang hati-hati dari data preformulasi. Preformulasi penting bagi formulator untuk
mendapatkan profil fisika-kimia yang lengkap dari bahan-bahan aktif yang tersedia sebelum memulai
suatu aktivitas perkembangan formulasi seluruh informasi ini diketahui sebagai preformulasi
(MURTINI, 2018)
TUJUAN
PREFORMULASI
Metoda
Granulasi Basah
Metoda
Granulasi
Kering
Metoda Cetak
(kempa)
Langsung
METODA GRANULASI BASAH
SECARA PROSEDUR PEMBUATAN TABLET MENGGUNAKAN METODA GRANULA BASAH DAPAT
DIJELASKAN MELALUI ALUR ATAU TAHAP-TAHAPAN BERIKUT INI, YAITU:
Bahan aktif dan eksipien masing-masing dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin penggiling.
Sementara itu, untuk skala laboratorium dapat dilakukan dengan pengayakan
Tambahkan pelarut (air dan alkohol) untuk mengaktifkan pengikat kering. Jika pengikat sudah dibuat
sebagai cairan yang kental, maka langsung tambahkan dalam campuran.
Massa yang lembap dibentuk menjadi granul dengan diayak melalui pengayak dengan nomor mesh 6
– 12
Granul kemudian dikeringkan pada suhu 50 - 60ᴼ C atau dalam pengering lapis mengalir
Granul yang kering kemudian diayak dengan pengayak nomor mesh 18 – 20, lalu tambahkan
penghancur luar, glidan, dan lubrikan.
Bahan aktif dan semua eksipien (pengisi, pengikat kering, sebagian penghancur, lubrikan, dan
glidan) sampai lebih kurang 50% dari jumlah yang ada dalam formula
Campuran serbuk kemudian dikempa dengan mesin besar khusus dan kuat yang disebut “mesin
bongkah” (slugging machine) yang menghasilkan bongkahan (slug) atau dengan mesin chilsonator
yang menghasilkan pita/lempeng yang rapuh
Serbuk hasil ayakan dilakukan slugging lagi dan di ayak dengan ayakan yang sama.
Granul yang dihasilkan dicampurkan dengan fase luar yaitu sisa lubrikan, penghancur, dan glidan
lalu siap dicetak menjadi tablet.
(gloria & Murni, 2018)
METODA CETAK (KEMPA) LANGSUNG
nilai penenimaan.
2. UJI WAKTU HANCUR 3. Uji disolusi
Uji waktu hancur yaitu pengujian yang dilakukan untuk dapat Tahap Jumlah Yg Kriteria Penerimaan
menentukan waktu yang dibutuhkan tab untuk hancur menjadi Diuji
bagian-bagian penyusunnya, uji waktu ini akan berketerkaitan
S1 6 Tiap unit sediaan tidak <Q+5%
dengan disolusi obat.
S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1+S2) adalah =/> dari nilai Q dan tidak satu
● Tab tidak bersalut = <15 menit unit sediaan yang < Q-15%
● Tab salut gula non entrik = <30menit S3 12 Rata-rat dari 24 unit (S1+S2+S3) adalah =/> nilai Q, tidak > 2 unit
sediaan yang <Q-15% dan tidak 1 unit pun yang < dari Q-25%
● Tab salut entrik tidak boleh <60menit dalam medium
asam
• Kapsul: Aparatus
1 (Keranjang)
4. KESERAGAM UKURAN
5. Keseragam Bobot
Dilakukan pada 10 tab, dan dilakukan pengukuran Dilakukan pada 20 tab, lalu ditimbang satu per satu, kemudian
Jangka Sorong
Timbangan Analitik
6. KEKERASAN 7. Friabilitas & Friksibilitas
Tujuan: untuk memastikan kekuatan tab dalam menghadapi proses Friabilitas adalah uji yang dilakukan untuk menguji kerapuhan tab, terutama saat
tekanan yang didapat selama proses pengemasan, pendistribusian, menghadapi guncangan yang mungkin terjadi selama proses pendistribusian.
dan penyimpanan
Friability Tester
Permasalahan Dalam Tab dan Solusi
Permasalahan Kondisi Solusi
mottling Zat warna tab tidak merata/homogen Kecilkan ukuran granul pada saat
pewarnaan
( Nurdiana, 2021 )
SOLUSI EVALUASI SEDIAAN
Tab terlalu keras
1.
TABLET
= turunkan konsentrasi
pengikat
2. Terlalu lama hancur = tingkatkan konsentrasi
penghancur/turunkan
konsentrasi pengikat
3. Tab terlalu rapuh = tingkatkan konsentrasi
pengikat
( Nurdiana, 2021 )
2.KAPSUL
DEFINISI
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang
umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga terbuat dari
pati atau bahan lain yang sesuai (Farmakope VI, 2020)
NO. KAPSUL
02
Ukuran & Kapasitas Cangkang
KAPASITAS (Mg)
000 700 – 1000
00 500 – 700
0 300 – 500
01 1
2
200 – 300
150 – 200
3 100 – 150
Kapsul Gelatin Kapsul Gelatin
Keras 4 50 – 100
Lunak
5 > 50
Keuntungan
Formula umum :
Zat berkhasiat
Pengencer
Pelicin
Pembasah
Formula : Ampisilin trihidrat
(mengandung ampisilin) 250 mg
Laktosa ad 540 mg
PERHITUNGAN
Prosedur Pembuatan :
1. Ditimbang serbuk Ampisilin Trihidrat
sebanyak 14,375 g.
2. Ditimbang Laktosa sebanyak 12,625 g .
3. Dicampur hingga homogen dan ditentukan
kerapatan nyata serbuk campuran .
4. Diisikan dalam kapsul yang sesuai .
5. Kapsul dibersihkan .
EVALUASI KAPSUL
Uji Keseragaman
Bobot
Uji Uji
Disolusi Waktu
Penetapan Hancur
Kadar
CARA PENGISIAN
1. Dengan tangan
2. Dangan alat bukan mesin
Kapsul Lunak
dibuat dengan cara proses
lempeng dengan menggunakan
seperangkat cetakan untuk
membentuk kapsul dengan cara
die process (berputar atau
bolak-balik) yang lebih efisien
PERBEDAAN KAPSUL KERAS & LUNAK
Isi biasanya padat, dapat juga cair Isi biasanya cair, dapat juga
3
padat
Sesuai definisi farmakope Indonesia edisi III, serbuk adalah campuran kering
bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau
untuk pemakaian luar. Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat
kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk
pemakaian luar.
KEUNTUNGAN KERUGIAN
SERBUK SERBUK
1. Mempunyai permukaan yang luas, dan 1. Rasa yang tidak enak tidak tertutupi
lebih mudah terdispersi. (pahit, kelat, asam, lengket dilidah), dan
2. Sebagai alternatif bagi anak-anak dan hal ini dapat diperbaiki dengan
orang dewasa yang sukar menelan kapsul penambahan corigens saporis.
atau tablet. 2. Untuk bahan obat higroskopis, mudah
3. Obat yang terlalu besar volumenya untuk terurai jika ada lembab.
dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran
lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
4. Lebih stabil dibandingkan bentuk sediaan
cair.
5. Keleluasaan dokter dalam memilih dosis
yang sesuai dengan keadaan pasien.
CARA MEMBUAT SERBUK :
Serbuk diracik dengan cara mencampur bahan obat satu per satu, sedikit demi sedikit
dan dimulai dari bahan obat yang jumlahnya sidikit, untuk serbuk tidak dibagi
kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak nomor 60 dan dicampur lagi. Jika
serbuk mengandung lemak, harus diayak dengan pengayak nomor 44.
JENIS BAHAN SERBUK
01 02
Serbuk oral Serbuk oral tidak terbagi
03
Serbuk tabur
SYARAT – SYARAT SERBUK
01 02
Menurut Farmaope Indonesia edisi III,
pil merupakan suatu sediaan berupa
massa bulat yang mengandung satu
atau lebih bahan obat. Bolus Pil
Beratnya lebih dari 300 mg Beratnya sekitar 60 – 300 mg
● Massa pil yang sudah jadi dipindahkan ke kertas ● Potongan massa pil pindahkan ke alat pembulat pil yang
perkamen, kemudian dibentuk silinder dengan tangan sudah diberi penabur.
(ujung silinder harus pipih). ● Pil dibulatkan dengan gerakan memutar ditambah sedikit
● Pindahkan ke papan pemotong pil yang sudah diberi penekanan.
penabur, lalu buat silinder panjang (sesuai jumlah pil ● Setelah bulat, masukkan wadah sambil dihitung.
yang diminta).
● Dipotong dengan pemotong pil.
D. PENYALUTAN PIL
Bila pil perlu disalut, lakukan penyalutan sesuai jenis bahan penyalut
yang dipakai.
Tujuan :
• Melindungi Bahan Obat dari pengaruh lingkungan (salut selaput)
contoh : garam-garam ferro disalut tolubalsem.
• Menutupi rasa bahan yg tak enak (salut gula)
contoh : kloramfenikol, strychnine
• Memperbaiki penampilan pil (salut selaput)
FORMULA UMUM
1. Zat aktif : berupa bahan obat yang harus memenuhi persyaratan farmakope misalnya KMnO4, Asetosal, Digitasil folia, Garam Ferro, dll.
2. Zat Tambahan, sebagai berikut :
• Zat pengisi (akar manis atau bahan lain yang cocok)
- Fungsi : memperbesar massa pil (bila bahan obat terlalu kecil untuk dibuat pil)
• Zat pengikat (Sari akar manis, Gom akasia, tragakan, campuran bahan tersebut, atau bahan lain yang cocok)
- Fungsi : Untuk melekatkan massa pil antara yang satu dengan yang lain
• Zat pembasah (Air, gliserol, sirup, madu, campuran bahan tersebut atau bahan lain yang cocok)
- Fungsi : Digunakan untuk membasahi massa agar dapat dibentuk
• Zat penabur (Likopodium atau talk, atau bahan lain yang cocok)
- Fungsi : agar pil tidak lengket satu sama lain dan tidak menempel pada alat
• Zat penyalut (Perak, balsam tolu, keratin, sirlak, kolodium, salol, gelatin, gula, atau bahan lain yang cocok) (FI Ed III, 1979 : 23)
- Fungsi : untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak dari zat aktifnya, Mencegah perubahan/teroksidasinya zat aktif oleh udara, Supaya pil
pecah dilambung, karena zat aktif dapat mengiritasi lambung atau zat aktif rusak oleh asam lambung.
MENURUT FARMAKOPE INDONESIA EDISI III , PERSYARATAN PIL YAITU :
1. Pil setelah dimasukan kedalam Asam chlorida 0,04 N pada suhu 37˚ dan dikocok-
kocok berulang-ulang selama 10 menit, harus hancur.
2. Pada penyimpanan bentuknya tidak boleh berubah, tidak begitu keras sehingga
hancur dalam saluran pencernaan, dan pil salut tidak hancur dalam lambung tetapi
hancur dalam usus halus.
3. Memenuhi keseragaman bobot. Timbang 20 pil satu persatu, hitung bobot rata-
rata, penyimpangan terbesar terhadap bobot rata-rata adalah :
PENGUJIAN EVALUASI PIL
Pengujian Tujuan Alat Syarat
Keseragaman Bobot sebagai salah satu indikator homogenitas pe Timbangan digital Bobot pil ideal antara 100, 150 mg, rata-rata 120 mg. Oleh karena sesuatu hal
ncampuran formula. syarat iniseringkali tidak dapat dipenuhi. Memenuhi keseragaman bobot.
Timbang 20 pil satu- persatu,hitung bobot rata-rata, penyimpangan terbesar
terhadap bobot rata-rata.
Uji Waktu Hancur Untuk melihat seberapa lama obat bisa han Disintegration Tester Uji waktu hancur menggunakan 5 pil keranjang diturun naikan 30 kali
Tablet (Disintegration cur didalam tubuh atau salurancerna yang permenit. Waktu hancur pil tidak lebih dari 15 menit untuk pil yang tidak
Test) ditandai dengan sediaan menjadi larut, bersalut dan 60 menit untuk pil yang bersalut.Untuk pil salut enteric tidak
terdispersi, atau menjadi lunak hancur pada cairan tsb selama 3 jam dan hancur pada cairan dapar pospat PH
6,8 tidak lebih dari 60 menit.
Uji Disolusi Untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang Disolution Tester
melarut dalam cairan tubuh.
Uji Stabilitas Untuk mengetahui ketahanan dari suatu pr Climatic Chamber Pada waktu penyimpanan bentuknya tidak boleh berubah, tidak begitu keras
oduk, sehingga mutu sediaan tetapterjamin sehingga dapat hancur dalam saluran pecernaan, dan pilsalut enteric tidak
hancur dalam lambung tetapi hancur dalam usus halus.
5. SUPPOSITORIA
Definisi Suppositoria
6. Stabil pada penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau dan pemisahan
obat.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
FORMULASI
1. Pemilihan Obat / Zat Aktif Suatu zat aktif dapat diberikan dalam bentuk suppositoria jika:
a. Dapat diabsorpsi dengan cukup melalui mukosa rektal untuk mencapai kadar terapeutik dalam darah.
b. Zat aktif tidak tahan terhadap pH saluran pencernaan bagian atas.
c. Zat aktif digunakan untuk terapi lokal gangguan di rektum atau vagina.
2. Pemilihan Basis Karakteristik basis yang menentukan selama produksi, diantaranya kontraksi,
ke-inert-an (inertness), pemadatan, dan viskositas.
3. Pemilihan bahan pembantu yang dapat meningkatkan homogenitas produk dan kelarutan
untuk:
a. Meningkatkan penggabungan (inkorporasi) dari serbuk zat aktif Ajuvan yang digunakan untuk mengatasi
hal ini yaitu Mg karbonat.
b. Meningkatkan hidrofilisitas
c. Meningkatkan viskositas
d. Mengubah suhu leleh, contoh bahan yang digunakan adalah asam lemak dan derivatnya.
e. Mengubah penampilan
f. Mengubah absorpsi
KEUNTUNGAN & KERUGIAN
PENGGUNAAN SUPOSITORIA
Keuntungannya: Kerugiannya:
● Mudah digunakan untuk pengobatan lokal pada rectum, vagina ● Pemakaiannya tidak menyenangkan dan kurang
ataupun urethra. Misalnya, wasir, infeksi dan lain sebagainya. praktis.
● Sebagai alternatif bila penggunaan melalui oral tidak dapat ● Tidak dapat disimpan pada suhu ruang untuk
dilakukan. Misalnya: pada bayi, pasien debil (lemas, tidak supositoria dengan basis oleum cacao.
bertenaga), muntah-muntah, gangguan sistem pencernaan ● Daerah absorpsinya lebih kecil dan absorpsi
(mual, muntah), dan kerusakan saluran cerna. hanya melalui difusi pasif
● Obat lebih cepat bekerja, karena absorpsi obat oleh selaput ● Tidak dapat digunakan untuk zat yang rusak
pada pH rektum
lendir rectal langsung ke sirkulasi pembuluh darah.
● Untuk mendapatkan “prolonged action” (obat tinggal
ditempat tersebut untuk jangka waktu yang dikehendaki).
● Untuk menghindari kerusakan obat pada saluran cerna
● Dapat menghindari first fast efek dihati.
FORMULA SUPPOSITORIA
supositoria yang mengandung bahan obat yang tidak tahan pemanasan dan untuk
supositoria yang mengandung sebagian besar bahan yang tidak dapat larut dalam
basis.
3. Digulung dan dibentuk dengan tangan, dilakukan saat basisnya adalah oleum
2. Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya.
4. Uji kerapuhan
6. Uji homogenitas.
6. OVULA
OVULA
● Menurut Farmakope Indonesia III, ovula merupakan suatu sediaan padat yang
digunakan melalui vagina. Bentuk Ovula pada umumnya berbentuk telur, dapat
melarut, melunak, dan meleleh pada suhu tubuh.
● Sediaan ovula (supositoria vagina) bertujuan untuk melawan infeksi yang terjadi
pada sekitar alat kelamin wanita, dan untuk memperbaiki dan mengembalikan pada
keadaan normal dari mukosa vagina. Dalam membasmi infeksi vagina
● Pengobatan dengan menggunakan sediaan ovula biasanya digunakan dalam
pengobatan dengan tujuan untuk efek local, contohnya :
a. Kontrasepsi
b. antiseptik pada kebersihan wanita dan sebagai zat untuk menghambat atau
mematikan penyebab penyakit akibat jamur ataupun bakteri.
c. Antiinfeksi
FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI
PEMILIHAN BAHAN
● Pembuatan suppositoria vagina (ovula), banyak digunakan basis kombinasi yang terdiri dari polietilen glikol
dari macam-macam berat molekul. Polietilen glikol secara kimiawi stabil di udara dan dalam larutan,
Polietilen glikol tidak mendukung pertumbuhan mikroba dan mereka tidak menjadi tengik (FI IV halaman
1193).
● Keuntungan penggunaan polietilen glikol yaitu tidak mengiritasi/meransang, dapat disimpan di luar lemari es,
tidak ada kesulitan dengan titik leburnya, jika dibanding Ol. Cacao, tetap kontak dengan lapisan mukosa
karena tidak meleleh pada suhu tubuh (Ilmu Resep Teori;7)
FORMULASI
ALAT