Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

Intansi : Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Tapanuli Tengah
Bidang : Keluarga Berencana
Program : Pembinaan Keluarga Berencana (KB)
Kegiatan : Pengendalian dan Pendistribusian Kebutuhan Alat dan
Obat Kontrasepsi serta Pelaksanaan Pelayanan KB di
Daerah Kabupaten/Kota
Sub Kegiatan : Peningkatan kompetensi Pengelola dan Petugas Logistik
Alat dan obat kontrasepsi dan sarana penunjang pelayanan
KB
Capaian Kegiatan : 1. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate) 2,14
2. Persentase Pemakaian Kontrasepsi Modern (mCPR)
73%
Keluaran Kegiatan : Jumlah Pengelola dan petugas Alat dan Obat Kontrasepsi
Hasil : Persentase pemakaian kontrasepsi modern (Modern
Contraceptive Prevalence)

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum

a. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 6 Tahun 2022 tentang


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023 (Lembaran
Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2022 Nomor 6);
b. Peraturan Bupati Tapanuli Tengah Nomor 24 Tahun 2022 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun
Anggaran 2023 (Berita Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2022
Nomor 24);
c. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2023 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Bantuan Operasional Keluarga Berencana Tahun Anggaran 2024;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
(Lembaran Daerah N0mor 10 Tahun 2016), sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor Nomor 4
Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah
Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah;
e. Peraturan Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 6 Tahun 2017
tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tapanuli Tengah;
f. Peraturan Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 4 Tahun 2021
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Bantuan
Operasional Keluarga Berencana di Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun Anggaran 2021;
g. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 1 Tahun 2024
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2024 (Lembaran Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2024
Nomor 1);
h. Peraturan Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 1 Tahun 2024
tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2024
i. Keputusan Bupati Tapanuli Tengah Nomor: DPA/A.1/2.14.0.00.0.00. 01.
0000/001/2023 tentang Persetujuan Ringkasan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Anggaran
2023.

2. Gambaran Umum

Program Keluarga Berencana (KB) suatu adalah suatu upaya yang dilakukan dalam
mengendalikan perkembangan penduduk dengan cara mengatur kelahiran anak, jarak
serta usia ideal melahirkan, mengatur kehamilah melalui promosi, perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi demi mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Hak kesehatan reproduksi adalah hak asasi manusia yang seharusnya diperoleh
masyarakat khususnya akseptor Keluarga Berencana (KB) melalui pelayanan KB
berkualitas yang menjadi program pemerintah. Pelayanan berkualitas termasuk kualitas
medik, artinya menawarkan metode kontrasepsi yang cocok dengan pelayanan yang
tersedia, ditunjang dengan konseling yang tepat, dan tenaga kesehatan (provider) yang
berkompeten secara teknis.
Tenaga kesehatan adalah seseorang yang mendedikasikan diri untuk kepentingan
masyarakat pada aspek kesehatan serta mempunyai ilmu, pengetahuan dan kompetensi
yang didapatkan melalui jenjang pendidikan kesehatan yang membutuhkan kewenangan
dalam menyelenggarakan upaya kesehatan.
Banyak hal yang menyebabkan pencapaian pelayanan KB belum sesuai harapan.
Salah satunya adalah berkurangnya jumlah petugas lapangan KB sehingga menyebabkan
pembinaan kesertaan ber-KB menjadi terbatas, jangkauan pelayanan KB tidak merata,
dan belum optimalnya kualitas pelayanan KB.
Dan masalah yang sering dihadapi dalam upaya peningkatan pemakaian KB adalah
keterbatasan jumlah tenaga kesehatan, sehingga mempengaruhi kinerja bidan/tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan KB.
Banyak petugas kesehatan yang memfasilitasi terlaksananya program nasional ini,
diantaranya adalah perawat dan bidan. Peran tenaga kesehatan dalam merealisasikan
program KB di tengah masyarakat salah satunya adalah sebagai konselor. Ketika tenaga
kesehatan berperan sebagai konselor diharapkan membimbing wanita pasangan usia
subur untuk mengetahui tentang KB dan membantu wanita pasangan usia subur untuk
memutuskan alat kontrasepsi yang akan digunakan. Penggunaan alat kontrasepsi pada
wanita pasangan usia subur sangat penting karena dapat mengatur angka kelahiran dan
jumlah anak dalam keluarga, membantu pemerintah mengurangi resiko ledakan
penduduk, serta menjaga kesehatan wanita usia subur
Bidan mempunyai peran dalam meningkatkan tingkat pemakaian KB sebagai
tindakan preventif terutama bagi wanita dengan resiko 4 (empat) terlalu, yaitu:
 terlalu muda (usia di bawah 20 tahun),
 terlalu tua (usia di atas 35 tahun),
 terlalu dekat (jarak kelahiran antara anak yang satu dengan yang berikutnya kurang
dari 2 tahun), dan
 terlalu banyak (mempunyai anak lebih dari 2)
Tugas yang cukup berat ini menuntut bidan untuk meningkatkan kompetensinya,
sehingga akan tercapai pelayanan kebidanan yang berkualitas. Salah satu faktor
pendukung peningkatan kompetensi bidan yaitu adanya motivasi kerja yang dimiliki oleh
bidan.
Motivasi kerja bidan sebagai daya pendorong yang membuat bidan
mengembangkan kreativitas dan menggerakkan segala kemampuannya demi mencapai
prestasi kerja yang optimal. Bidan yang berkompeten, memerlukan motivasi kerja yang
tinggi dalam memberikan pelayanan kebidanan, sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan.
Bidan sebagai provider dalam pelayanan kebidanan bertanggung jawab terhadap
dokumentasi kebidanan, salah satunya dokumentasi pada pelayanan KB yaitu informed
consent. Salah satu peran bidan dalam upaya peningkatan pemakaian KB, yaitu dengan
memberikan informed choice sebelum calon peserta membuat keputusan dan memilih
alat kontrasepsi.

3. Tujuan

1. Umum

Program Keluarga Berencana adalah untuk membangun manusia Indonesia sebagai


obyek dan subyek pembangunan melalui peningkatan kesejahteraan ibu, anak, dan
keluarga serta menurunkan angka kelahiran dengan menggunakan salah satu jenis
kontrasepsi secara sukarela yang didasari keinginan dan tanggung jawab seluruh
masyarakat

2.Khusus
a. Untuk mengetahui petugas kesahatan/bidan terhadap penggunaan kontrasepsi
pada Ibu
b. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi petugas kesahatan/bidan dengan
kepatuhan pemberian informed consent pada pelayanan Keluarga Berencana (KB)
c. Untuk mengetahui pengaruh empati petugas kesehatan/bidan terhadap
penggunaan kontrasepsi pada Ibu
d. Untuk mengetahui pengaruh sikap petugas kesehatan/bidan terhadap penggunaan
kontrasepsi pada Ibu
e. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor penghambat dalam pelayanan
keluarga berencana (KB)

4. Sasaran Kegiatan
Adapun sasaran kegiatan pertemuan ini adalah petugas pengelola logistik dan alat
obat kontrasepsi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai Fasyankes KB yang
telah membuat Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten Tapanuli Tengah tentang Pelayanan Keluarga
Berencana melalui Dana BOKB Operasional Penggerakan Pelayanan KB Kab.
Tapanuli Tengah T.A 2023 yaitu antara lain:

1. Puskesmas Pulo Pakkat di Kecamatan Sukabangun


2. Puskesmas Sibabangun di Kecamatan Sibabangun
3. Puskesmas Lumut di Kecamatan Lumut
4. Puskesmas Pinangsori di Kecamatan Pinangsori
5. Puskesmas Hutabalang di Kecamatan Badiri
6. Puskesmas Kalangan di Kecamatan Pandan
7. Puskesmas Pandan di Kecamatan Pandan
8. Puskesmas Sarudik di Kecamatan Sarudik
9. Puskesmas Tukka di Kecamatan Tukka
10. Puskesmas Aek Raisan di Kecamatan Sitahuis
11. Puskesmas Poriaha di Kecamatan Tapian Nauli
12. Puskesmas Kolang di Kecamatan Kolang
13. Puskesmas Gonting Mahe di Kecamatan Sorkam
14. Puskesmas Sorkam di Kecamatan Sorkam
15. Puskesmas Sipeapea di Kecamatan Sorkam Barat
16. Puskesmas Pasaributobing di Kecamatan Pasaributobing
17. Puskesmas Siantar Ca di Kecamatan Sosorgadong
18. Puskesmas Kedai Tiga Barus di Kecamatan Barus
19. Puskesmas Barus di Kecamatan Barus
20. Puskesmas Barus Utara di Kecamatan Barus Utara
21. Puskesmas Andam Dewi di Kecamatan Andam Dewi
22. Puskesmas Sijungkang di Kecamatan Andam Dewi
23. Puskesmas Sirandorung di Kecamatan Sirandorung
24. Puskesmas Manduamas di Kecamatan Manduamas
25. Puskesmas Saragih di Kecamatan Manduamas
26. RSUD Pandan di Kecamatan Pandan
27. Klinik Pratama Polres Tapteng di Kecamatan Pandan
28. Klinik dr. Marwati di Kecamatan Barus
29. Klinik Ananda di Kecamatan Kolang
30. Klinik dr. Hot Parsaulian. Sihombing di Kecamatan Kolang
31. Praktek Bidan Mandiri a.n Norika Situmorang di Kecamatan Tapian Nauli
32. Praktek Bidan Mandiri a.n Resti Hasibuan di Kecamatan Pandan
33. Klinik Kasih Ibu di Kecamatan Pandan
34. Klinik Bidan Murni di Kecamatan Pandan
35. Klinik dr. Juniar Manurung di Kecamatan Pinangsori
36. Klinik Bunda Insani di Kecamatan Pandan
37. Klinik Keluarga di Kecamatan Tukka
38. Klinik Sarlina di Kecamatan Andam Dewi

B. Penerima Manfaat

Adapun penerima manfaat atau sasaran kegiatan ini adalah pasangan usia subur (PUS)
Kabupaten Tapanuli Tengah.

C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Pelayanan KB dilakukan oleh tenaga kesehatan baik dokter atau bidan yang memiliki
kompetensi pelayanan kebidanan dan bertugas di Fasilitas Pelayanan Kesehatan baik
pemerintah maupun swasta, serta tempat Praktek Mandiri Bidan (PMB) yang telah
menjalin kerjasama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kab Tapanuli Tengah.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

D. Biaya yang diperlukan

Sumber dana yaitu Dana Alokasi Umum APBD Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun
Anggaran 2023 dengan total senilai Rp. 49.998.494 (Empat puluh sembilan juta sembilan
ratus sembilan puluh delapan ribu empat ratus sembilan puluh empat rupiah).

E. Pelaporan

Pelaksanaan kegiatan Peningkatan kompetensi Pengelola dan Petugas Logistik Alat dan
obat kontrasepsi dan sarana penunjang pelayanan KB dalam bentuk Laporan Pertanggung
jawaban dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

PEJABAT PELAKSANA
TEKNIS KEGIATAN

WIWIN A SIMANJUNTAK, S.Sos, M.M


PENATA TK.1
NIP. 19831201 200212 1 003

RUN DOWN KEGIATAN PERTEMUAN


PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN KELUARGA BERENCANA DAN
KESEHATAN REPRODUKSI
DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KAB. TAPANULI
TENGAH TAHUN 2022

PUKUL ACARA PIC


07.30-08.00 Registrasi Peserta Panitia
08.00 - 09.15 Pembukaan oleh Moderator Moderator
08.15 - 09.15 Materi Narasumber 1
09.15-09.30 Diskusi dan Tanya jawab Moderator
09.30-10.30 Lanjutan Materi Narasumber 1
10.30 - 10.45 Break
10.45 - 12.45 Materi Narasumber 2
12.45-13.00 Diskusi dan Tanya jawab Moderator
13.00 - 14.00 Ishoma
14.00 - 15.00 Diskusi dan Tanya jawab Moderator
15.00 - 15.15 Rencana Tindak Lanjut dan Penutup Panitia

Anda mungkin juga menyukai