Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

Instansi : Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kabupaten Tapanuli Tengah
Bidang : Keluarga Berencana
Program : Pembinaan Keluarga Berencana (KB)
Kegiatan : Pengendalian dan Pendistribusian Kebutuhan Alat dan Obat
Kontrasepsi serta Pelaksanaan KB di Daerah Kabupaten/Kota
Sub Kegiatan : Peningkatan Kompetensi Pengelola dan Petugas Logistik Alat dan
Obat Kontrasepsi dan Sarana Penunjang Pelayanan KB
Capaian Kegiatan : 1. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate) 2,14
2. Persentase Pemakaian Kontrasepsi Modern (mCPR) 73%
Keluaran Kegiatan : Jumlah Pengelola dan Petugas Alat dan Kontrasepsi
Hasil : Persentase Pemakaian Kontrasepsi Modern (Modern
Contraceptive Prevalence)

A. Latar Belakang

I. Dasar Hukum
a. Peraturan BKKBN No. 3 Tahun 2017 tentang Penyediaan Sarana Penunjang
Pelayanan Kontrasepsi Dalam Program Kependudukan KB dan Pembangunan
Keluarga;
b. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor: 1
Tahun 2023 Tanggal 23 Februari 2023 tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat dan Obat
Kontrasepsi Bagi Pasangan Usia Subur Dalam Pelayanan Keluarga Berencana;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 1 Tahun 2024 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2024 (Lembaran Daerah
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2024 Nomor 1);
d. Peraturan Bupati Tapanuli Tengah Nomor 1 Tahun 2022 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun
Anggaran 2024;
e. Keputusan Bupati Tapanuli Tengah Nomor DPA:
DPA/A.1/2.14.0.00.0.00.01.0000/001/2024 tanggal: 9 Januari 2024 tentang
Persetujuan Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah (DPA-SKPD) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tapanuli
Tengah Tahun Anggaran 2024.
II. Gambaran Umum
Masalah kependudukan berkembang menjadi masalah dunia atau global karena
dapat merupakan faktor-faktor gangguan sosial ekonomi dan sosial politik. Inilah
sebabnya dunia menaruh perhatian terhadap program KB sebagai bagian dari kebijakan
kependudukan dunia dan mengharapkan KB mendapat prioritas dalam mengupayakan
peningkatan kesejahteraan dalam pembangunan nasional.
Program Keluarga Berencana (KB) suatu adalah suatu upaya yang dilakukan
dalam mengendalikan perkembangan penduduk dengan cara mengatur kelahiran anak,
jarak serta usia ideal melahirkan, mengatur kehamilah melalui promosi, perlindungan
dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi demi mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Banyak hal yang menyebabkan pencapaian pelayanan KB belum sesuai harapan.
Salah satunya adalah berkurangnya jumlah petugas lapangan KB sehingga menyebabkan
pembinaan kesertaan ber-KB menjadi terbatas, jangkauan pelayanan KB tidak merata,
dan belum optimalnya kualitas pelayanan KB.
Dan masalah yang sering dihadapi dalam upaya peningkatan pemakaian KB
adalah keterbatasan jumlah tenaga kesehatan, sehingga mempengaruhi kinerja
bidan/tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
KB.
Banyak petugas kesehatan yang memfasilitasi terlaksananya program nasional ini,
diantaranya adalah perawat dan bidan. Peran tenaga kesehatan dalam merealisasikan
program KB di tengah masyarakat salah satunya adalah sebagai konselor. Ketika tenaga
kesehatan berperan sebagai konselor diharapkan membimbing wanita pasangan usia
subur untuk mengetahui tentang KB dan membantu wanita pasangan usia subur untuk
memutuskan alat kontrasepsi yang akan digunakan.
Bidan mempunyai peran dalam meningkatkan tingkat pemakaian KB sebagai
tindakan preventif terutama bagi wanita dengan resiko 4 (empat) terlalu, yaitu:
 terlalu muda (usia di bawah 20 tahun),
 terlalu tua (usia di atas 35 tahun),
 terlalu dekat (jarak kelahiran antara anak yang satu dengan yang berikutnya kurang
dari 2 tahun,
 terlalu banyak (mempunyai anak lebih dari 2)
Tugas yang cukup berat ini menuntut bidan untuk meningkatkan kompetensinya,
sehingga akan tercapai pelayanan kebidanan yang berkualitas. Salah satu faktor
pendukung peningkatan kompetensi bidan yaitu adanya motivasi kerja yang dimiliki
oleh bidan.
Motivasi kerja bidan sebagai daya pendorong yang membuat bidan
mengembangkan kreativitas dan menggerakkan segala kemampuannya demi mencapai
prestasi kerja yang optimal. Bidan yang berkompeten, memerlukan motivasi kerja yang
tinggi dalam memberikan pelayanan kebidanan, sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan.
Bidan sebagai provider dalam pelayanan kebidanan bertanggung jawab terhadap
dokumentasi kebidanan, salah satunya dokumentasi pada pelayanan KB yaitu informed
consent. Salah satu peran bidan dalam upaya peningkatan pemakaian KB, yaitu dengan
memberikan informed choice sebelum calon peserta membuat keputusan dan memilih
alat kontrasepsi.
BKKBN melakukan pengadaan logistik dan distribusi alat kontrasepsi dan
peralatan KB. Distribusi alat kontrasepsi terutama ditujukan kepada fasilitas layanan
KB pemerintah dan jejaring dan/atau jaringan dan/atau PMB yang telah teregistrasi
dalam sistem pencatatan dan pelaporan BKKBN.
Pengelolaan alat dan obat kontrasepsi merupakan faktor penting yang menentukan
kesuksesan BKKBN dalam menjalankan program KB. Dengan mengelola alat dan obat
kontrasepsi, ketersediaan alat dan obat kontrasepsi dapat terjangkau sehingga
pelaksanaan program KB dapat berjalan.

III. Tujuan
1. Umum
Meningkatkan kemampuan pengelola dan petugas logistik alat dan obat kontrasepsi
di fasilitas kesehatan dalam hal manajemen pelayanan KB sebagai upaya mendukung
percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

2. Khusus
a. Untuk meningkatkan kinerja, pemahaman, dan memperkuat pengelolaan rantai
pasok alat kontrasepsi (alkon) di KabupatenTapanuli Tengah
b. Untuk meningkatkan kinerja, pemahaman, dan memperkuat pengelolaan alat
kontrasepsi (alkon) bagi pengelola dan petugas logistik alat kontrasepsi terutama
di fasilitas kesehatan (faskes) yang sudah tergabung sebagai klinik KB.
c. Untuk meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan sikap positif bagi
pengelola dan petugas logistik alat dan obat kontrasepsi di fasilitas kesehatan
pemerintah maupun swasta yang telah bekerja sama dengan Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tapanuli Tengah.
d. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan bagi pengelola dan petugas
logistik alat dan obat kontrasepsi di fasilitas kesehatan dengan memberikan
materi perencanaan Alokon, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran Alokon
serta pencatatan dan pelaporan serta stok opname dan aplikasi gudang,
e. Meningkatkan kemampuan pengelola dan petugas logistik alat dan obat
kontrasepsi di fasilitas kesehatan dalam pemantauan dan evaluasi pemakaian
Alokon.

IV. Sasaran Kegiatan


Adapun sasaran kegiatan pertemuan ini adalah Petugas Pengelola Logistik dan
Alat Obat Kontrasepsi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai Fasyankes KB yang
telah membuat Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten Tapanuli Tengah tentang Pelayanan Keluarga
Berencana melalui Dana BOKB Operasional Penggerakan Pelayanan KB Kab. Tapanuli
Tengah T.A 2024 yaitu antara lain:
NO NAMA KECAMATAN NAMA FASKES/ KLINIK
1 UPTD Puskesmas Manduamas
1 Manduamas
2 UPTD Puskesmas Saragih
3 UPTD Puskesmas Sirandorung
2 Sirandorung Praktek Mandiri Bidan Nurheddy
4
Sitanggang
5 UPTD Puskesmas Andam Dewi
3 Andam Dewi
6 UPTD Puskesmas Sijungkang
4 Barus Utara 7 UPTD Puskesmas Barus Utara
8 UPTD Puskesmas Barus
5 Barus
9 UPTD Puskesmas Kedai Tiga
6 Sosorgadong 10 UPTD Puskesmas Siantar CA
7 Pasaribu Tobing 11 UPTD Puskesmas Pasaribu Tobing
8 Sorkam barat 12 UPTD Puskesmas Sipea-pea
13 UPTD Puskesmas Sorkam
9 Sorkam
14 UPTD Puskesmas Gonting Mahe
10 Kolang 5 UPTD Puskesmas Kolang
11 Tapian nauli 16 UPTD Puskesmas Poriaha
Praktek Mandiri Bidan Norika
17
Situmorang
18 UPTD Puskesmas Pandan
19 UPTD Puskesmas Kalangan
20 RSUD Pandan
21 Klinik Murni
12 Pandan
22 Klinik Bunda Insani
23 Praktek dr. Sri Indra Susilo
24 PMB Resti Hasibuan
25 Klinik Polres Tapanuli Tengah
26 UPTD Puskesmas Hutabalang
Praktek Mandiri Bidan Purnama
27
13 Badiri Silalahi
Praktek Mandiri Bidan Rolina
28
Sitanggang
29 UPTD Puskesmas Pinangsori
30 Klinik dr. Juniar Manurung
14 Pinangsori
Praktek Mandiri Bidan Rosdaima
31
Pasaribu
15 Sibabangun 32 UPTD Puskesmas Sibabangun
33 UPTD Puskesmas Lumut
16 Lumut
34 Praktek Mandiri Bidan Mutiara Intan
17 Sarudik 35 UPTD Puskesmas Sarudik
18 Sitahuis 36 UPTD Puskesmas Aek Raisan
19 Tukka 37 UPTD Puskesmas Tukka
20 Suka Bangun 38 UPTD Puskesmas Pulo Pakkat

B. Penerima Manfaat
Adapun penerima manfaat atau sasaran kegiatan ini adalah pasangan usia subur (PUS)
Kabupaten Tapanuli Tengah.

C. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Pelayanan KB dilakukan oleh tenaga kesehatan baik dokter atau bidan yang memiliki
kompetensi pelayanan kebidanan dan sudah terlatih serta bertugas di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan baik pemerintah maupun swasta, serta tempat Praktek Mandiri Bidan (PMB)
yang telah menjalin kerjasama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kab Tapanuli Tengah.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

Keterangan : Pada point no.6 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota dilakukan 2 x kegiatan yaitu:
 Pertemuan Peningkatan Kompetensi Pengelola dan Petugas Logistik Alokon serta Sarana
Penunjang Pelayanan KB dihadiri 100 orang peserta, dengan tujuan kegiatan ini Untuk
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan bagi pengelola dan petugas logistik alat dan
obat kontrasepsi di fasilitas kesehatan dengan memberikan materi perencanaan Alokon,
penerimaan, penyimpanan dan penyaluran Alokon serta pencatatan dan pelaporan,
 Pertemuan Evaluasi Pencatatan dan Pelaporan Logistik Alokon serta Sarana Penunjang
Pelayanan KB dihadiri 50 orang peserta dengan tujuan mengevaluasi kemampuan
pengelola dan petugas logistik alat dan obat kontrasepsi di fasilitas kesehatan dalam
pemantauan dan evaluasi pemakaian Alokon.

D. Biaya yang diperlukan


Sumber dana yaitu Dana Alokasi Umum APBD Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun
Anggaran 2024 dengan total senilai Rp. 42.415.894 (Empat Puluh Dua Juta Empat Ratus
Lima Belas Ribu Delapan Ratus Sembilan Puluh Empat Rupiah).

E. Pelaporan

Pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kompetensi Pengelola dan Petugas Logistik Alat dan
Obat Kontrasepsi dan Sarana Penunjang Pelayanan KB dalam bentuk Laporan Pertanggung
jawaban dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

PEJABAT PELAKSANA
TEKNIS KEGIATAN

WIWIN A. SIMANJUNTAK, S. Sos, MM


PENATA TK. I
NIP. 19831201 200212 1 003

Anda mungkin juga menyukai