Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Volume 15, Nomor 2, September 2022, (Halaman 60-66)


ISSN 2085-6997 | e-ISSN 2579-7883
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada

Received: 2022-07-06 Accepted : 2022-08-25 Available online : 2022-09-29

MANUAL HANDLING DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA


BURUH ANGKUT DI PASAR GIWANGAN YOGYAKARTA
Ariana Sumekar1
Prodi Kesehatan Masyarakat, STIKES Wira Husada Yogyakarta1
Jl. Babarsari Glendongan Caturtunggal Depok Sleman
e-mail: arianasumekar83@gmail.com

ABSTRAK (Arial 10pt)


Latar Belakang : Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu keluhan yang dapat menurunkan produktivitas
pekerja. Sekitar 50-80% penduduk di negara industri pernah mengalami nyeri punggung bawah yang di
sebabkan oleh pekerjaan. Sebanyak 90% kasus nyeri punggung bukan disebabkan oleh kelainan organik,
melainkan oleh kesalahan posisi tubuh khususnya pekerjaan manual handling. Berat beban juga akan
mempengaruhi nyeri punggung bawah karena semakin berat beban yang dibawa maka tekanan pada tulang
belakang menjadi semakin besar, sehingga kemungkinan terjadinya nyeri juga semakin besar. Keluhan yang
dialami oleh buruh kasar di Pasar Giwangan antara lain sakit pinggang pada malam hari dan pagi hari setelah
bangun tidur yaitu sebanyak 62,5%. Sikap kerja yang dilakukan tidak ergonomis karena pekerjaan dilakukan
dengan berjalan membungkuk dengan menggendong beban berat 25-50 kg sehari selama menjalani pekerjaan
sebagai buruh kasar kurang lebih 4-5 tahun, hal tersebut dapat menyebabkan cidera dan gangguan pada tulang
belakang khususnya punggung bawah. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
pendekatan cross sectional study, jumlah sampel sebanyak 50 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan purposive sampling tahapan analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji
product moment pearson. Hasil : semakin berat beban yang digendong oleh buruh gendong maka akan semakin
tinggi keluhan LBP yang dialami buruh gendong. Selain itu semakin tinggi risiko sikap manual handling maka
semakin tinggi keluhan LBP. Kesimpulan : terdapat hubungan yang signifikan antara berat beban dengan
keluhan LBP dan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap manual handling dengan keluhan LBP pada
pekerja buruh gendong di Pasar Giwangan Yogyakarta.

Kata kunci : Berat beban, sikap Manual Handling, Low Back Pain

ABSTRACT (Arial 10pt)


Background: Low Back Pain (LBP) is one of the complaints that can reduce worker productivity. About 50-80% of
the population in industrialized countries has experienced low back pain caused by work. As many as 90% of
back pain cases are not caused by organic disorders, but by body position errors, especially manual handling
work. The weight of the load will also affect lower back pain because the heavier the load is carried, the greater
the pressure on the spine, so the possibility of pain is also getting bigger. Complaints experienced by unskilled
laborers at Giwangan Market include back pain at night and in the morning after waking up, which is 62.5%. The
work attitude is not ergonomic because the work is done by walking bent over by carrying a heavy load of 25-50
kg a day while working as a manual laborer for approximately 4-5 years, this can cause injuries and disorders of
the spine, especially the lower back. Methods: This research is an observational study with a cross sectional
approach, the number of samples is 50 people. The sampling technique was carried out by purposive sampling.
The analysis stage used was univariate and bivariate analysis with Pearson's product moment test. Result: the
heavier of load carried by the carrying worker, the higher the LBP complaints experienced by the carrying worker.
In addition, the higher the risk of manual handling attitude, the higher the LBP complaints. Conclusion: there is a
significant relationship between the weight of the load with LBP complaints and there is a significant relationship
between manual handling attitudes and LBP complaints on carrying laborers at Giwangan Market Yogyakarta

Keywords : Weight of load, Manual Handling attitude, Low Back Pain

PENDAHULUAN industri perdagangan disebabkan karena Low


Low Back Pain (LBP) atau sering Back Pain (LBP). Data statistik Amerika Serikat
disebut dengan nyeri punggung bawah memperlihatkan angka kejadian sebesar 15%-
merupakan salah satu keluhan yang dapat 20% per tahun. Sebanyak 90% kasus nyeri
menurunkan produktivitas pekerja. Sekitar 50- punggung bukan disebabkan oleh kelainan
80% penduduk di negara industri pernah organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh
mengalami nyeri punggung bawah yang di dalam bekerja. Nyeri punggung menyebabkan
sebabkan oleh pekerjaan, prosentasenya lebih banyak waktu hilang dari pada pemogokan
meningkat seiring dengan bertambahnya usia. kerja sebanyak 20 juta hari kerja karenanya(1).
World Health Organization (WHO) mengatakan Nyeri Punggung Bawah adalah masalah
bahwa 2%-5% dari karyawan di negara industri yang banyak dihadapi oleh banyak negara dan
tiap tahun mengalami Low Back Pain (LBP) dan menimbulkan banyak kerugian. Dilihat dari data
15% dari absenteisme di industry baja serta yang dikumpulkan dari penelitian Pusat Riset

Manual Handling dengan Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Buruh Angkut di Pasar Giwangan Yogyakarta | 60
ISSN 2085-6997 | e-ISSN 2579-7883 Jurnal Kesehatan Masyarakat
Volume 15, Nomor 2, September 2022, (Halaman 60-66)

dan Pengembangan Pusat Ekologi Kesehatan, bertambahnya umur, termasuk degenerasi


Depertemen Kesehatan yang melibatkan 800 tulang yang berdampak pada peningkatan resiko
orang dari 8 sektor informal di Indonesia nyeri punggung bawah (7).
menunjukkan keluhan NPB dialami oleh 31,6% Berdasarkan survei pendahuluan dan
petani kelapa sawit di Riau, 21% perajin wayang hasil wawancara tertutup yang dilakukan pada
kulit di Yogyakarta, 18% perajin onix di Jawa tanggal 20 oktober 2015 terhadap 8 orang buruh
Barat, 16% penambang emas di Kalimantan kasar di pasar Giwangan, ditemukan beberapa
Barat, 14,9% sepatu di Bogor dan 8% perajin orang yang tidak mengetahui tentang
kuningan di Jawa Tengah. Selain itu, perajin pengetahuan sikap kerja yang benar. Sikap kerja
batu bata di Lampung dan nelayan di DKI yang benar terdiri dari sikap kerja duduk, sikap
Jakarta menderita keluhan NPB masing masing kerja bediri, dan sikap kerja membungkuk. Buruh
76,7% dan 41,6% (2). kasar bekerja dengan sikap kerja membungkuk
Lebih seperempat dari total kecelakaan dan menggendong beban kurang lebih 25-50 kg
kerja terjadi berkaitan dengan pekerjaan manual dalam sekali angkut. Dalam sehari pekerjaan
handling terutama aktivitas angkat dan angkut(3). buruh kasar tidak menentu tergantung jumlah
Kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh manual barang yang di angkut seperti beras, semen,
handling terutama berkaitan dengan otot buah-buahan, dan lain-lain. Akibat dari
pinggang dan punggung. Factor risiko yang kurangnya pengetahuan tentang sikap kerja
dominan berkaitan dengan terjadinya cedera yang baik didapatkan data bahwa 5 orang di
akibat manual handling meliputi sikap tubuh antaranya mengalami nyeri punggung bawah
yang tidak alamiah, gerakan berulang, dan 3 orang lainnya tidak mengalami nyeri pada
pengerahan tenaga yang berlebihan, beban punggung, dimana dari 5 orang tersebut belum
kerja, sikap kerja (4). memahami tentang sikap kerja membungkuk
Sikap tubuh dalam bekerja adalah suatu dan berdasarkan hasil wawancara di pasar
gambaran tentang posisi badan, kepala dan Giwangan keluhan yang dialami oleh buruh
anggota tubuh (tangan dan kaki) baik dalam kasar antara lain mereka merasa sakit pinggang
hubungan antara bagian tubuh tersebut maupun pada malam hari dan pagi hari setelah bangun
letak pusat gravitasinya. Ketidaksesuaian antara tidur yaitu 8 orang (62,5%).
manusia dan alat akan mengakibatkan kelelahan Berdasarkan hasil pengamatan sikap
dan berbagai keluhan yang sangat menunjang kerja yang dilakukan tidak ergonomis karena
bagi terjadinya kecelakaan akibat kerja, pekerjaan dilakukan dengan berjalan
penerapan ergonomi dapat mengurangi beban membungkuk dengan menggendong beban
kerja meskipun dugaan adanya keteledoran berat 25-50 kg sehari selama menjalani
tenaga kerja banyak dapat mengakibatkan pekerjaan sebagai buruh kasar kurang lebih 4-5
kecelakaan kerja. Sikap kerja yang tidak tahun, hal tersebut dapat menyebabkan cidera
ergonomis dapat menyebabkan kelelahan dan dan gangguan pada tulang belakang khususnya
cedera pada otot. Sikap kerja yang tidak alamiah punggung bawah. Berdasarkan latar belakang
adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi diatas, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut
bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah. kaitan antara “Manual Handling dengan kejadian
Misalkan saat melakukan pergerakan tangan Low Back Pain (LBP) pada Buruh Gendong di
terangkat, maka semakin jauh bagian tubuh dari Pasar Giwangan Yogyakarta”.
pusat gravitasi tubuh maka semakin tinggi pula
resiko terjadinya keluhan otot skeletal (5). METODE PENELITIAN
Buruh angkut adalah pekerja yang Jenis penelitian ini survei dengan
bekerja dengan menjual jasa mengangkut metode observasional analitik dengan
barang atau material dari satu tempat ke tempat pendekatan cross sectional yaitu suatu
yang lain. Pada umumnya pekerja tersebut penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
menggunakan tubuh sebagai alat angkut seperti antara faktor-faktor dengan efek dengan cara
memikul, menjinjing, maupun memanggul. Buruh pendekatan observasi atau pengumpulan data
angkut biasanya banyak terdapat di daerah yang sekaligus pada suatu saat (8). penelitian ini
dekat dengan kegiatan ekonomi seperti: pasar, dilakukan di Pasar Giwangan Yogyakarta.
dan pelabuhan maupun sarana lainnya (6). Populasi dalam penelitian ini adalah buruh
Berat beban dan lama menggendong angkut yang bekerja di Pasar Giwangan
juga dapat mempengaruhi nyeri punggung sejumlah 100 orang buruh angkut. Jumlah
bawah karena semakin berat beban yang sampel sebanyak 50 orang yang diambil dengan
dibawah seseorang setiap kali menggendong teknik proposive sampling dengan kriteria inklusi
maka tekanan pada tulang belakang menjadi merupakan Buruh angkut tetap di pasar
semakin besar, sehingga kemungkinan Giwangan Yogyakarta, berusia 20-60 tahun,
terjadinya nyeri juga semakin besar. Faktor masa kerja > 2 tahundan jenis kelamin laki-laki.
resiko terjadinya Low Back Pain (LBP) yaitu Sedangkan kriteria eksklusi tidak memiliki
faktor usia terhadap nyeri punggung bawah riwayat penyakit yang berhubungan dengan
berkaitan dengan proses penuaan seiring nyeri punggung bawah. Analisis data

Manual Handling dengan Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Buruh Angkut di Pasar Giwangan Yogyakarta | 61
ISSN 2085-6997 | e-ISSN 2579-7883 Jurnal Kesehatan Masyarakat
Volume 15, Nomor 2, September 2022, (Halaman 60-66)

menggunakan uji Product Moment Pearson 2. Berat Beban yang diangkut oleh buruh
dengan batas kemaknaan (α) 0,05 estimasi angkut
Confidential Interval (CI) 95%.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berat beban yang diangkut
HASIL oleh responden di Pasar Giwangan Yogyakarta
1. Karakteristik Responden
Berat beban Frekuensi Prosentase
Responden dalam penelitian ini (Kg) (%)
merupakan buruh angkut di Pasar <10 0 0
Giwangan Yogyakarta. Karakteristik 10 – 19 0 0
responden dibedakan berdasarkan usia, 20 – 29 1 2
30 – 40 14 28
pendidikan, dan lama kerja. Hasil distribusi
>40 35 70
frekuensi karakteristik responden dapat Total 50 100
dilihat pada berikut ini.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil peneliitian didapatkan
berdasarkan usia, pendidikan, dan lama kerja di Pasar hasil bahwa buruh angkut dalam
Giwangan Yogyakarta kesehariannya selalu mengangkut barang
Karakteristik Frekuensi Prosentase Mean dengan beban yang sangat berat.
No
(%) Sebanyak 28% responden mengangkut
1. Usia (Tahun)
barang dengan berat berkisar 30-40 kg dan
25-30 6 12 44,32
70% mengangkut barang dengan berat
31-35 3 6 diatas 40 Kg.
36-40 7 14
41-45 10 20 3. Sikap manual handling buruh angkut
46-50 14 28
51-55 4 8 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Manual Handling
responden di Pasar Giwangan Yogyakarta
56-60 6 12
Total 50 100 Tingkat Frekuensi Prosentase
2. Pendidikan Risiko (%)
SD 25 50 Manual
SMP 17 34 Handling
Rendah 0 0
SMA 8 16
Sedang 3 6
Total 50 100 Tinggi 33 66
3. Lama Kerja 11,5 Sangat tinggi 14 28
(Tahun) Total 50 100
5-10 30 60
11-15 10 20 Pada kegiatan mengangkut barang
16-20 9 18 dilakukan oleh buruh angkut di Pasar
21-25 0 0 Giwangan dilakukan secara manual yaitu
26-30 1 2 tanpa menggunakan alat bantu. Sikap
Total 50 100 dalam mengangkut barang yang dilakukan
secara manual (manual handling) akan
memiliki risiko yang cukup tinggi terutama
Tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi keluhan pada punggung bawah.
buruh angkut 28% berusia 46-50 tahun Berdasarkan table diatas diketahui bahwa
dengan rata-rata umur 44,32 tahun. Lama 66% responden memiliki risiko manual
kerja semua responden diatas 5 tahun, handling tinggi dan 28% memiliki risiko
dengan rata-rata lama kerja 11,5 tahun. sangat tinggi
Menurut Boshuzen dalam Mayrika (2009)
masa kerja lebih dari 5 tahun lebih berisiko 4. Low Back Pain yang dialami oleh buruh
terkena nyeri punggung bawah. Responden angkut
sebagian besar adalah lulusan sekolah
dasar (SD) yaitu sebanyak 25 orang (50%) Tabel 4. Distribusi Frekuensi Low Back Pain pada
dan 17% lulusan SMP responden di Pasar Giwangan Yogyakarta

Risiko Low Frekuensi Prosentase


Back Pain (%)
Ringan 7 14
Sedang 22 44
Berat 21 42
Total 50 100

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan


data bahwa Responden buruh angkut di

Manual Handling dengan Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Buruh Angkut di Pasar Giwangan Yogyakarta | 62
ISSN 2085-6997 | e-ISSN 2579-7883 Jurnal Kesehatan Masyarakat
Volume 15, Nomor 2, September 2022, (Halaman 60-66)

Pasar Giwangan memiliki keluhan Low 44% responden memiliki keluhan sedang
Back Pain yang cukup tinggi. Sebanyak dan 42% responden memiliki keluhan berat
.
5. Hubungan antara Beban Kerja dengan Low Back Pain (LBP) Pada Responden di Pasar
Giwangan Yogyakarta.
Tabel 5. Hasil analisis Hubungan antara berat beban dengan LBP pada Buruh angkut di Pasar Giwangan

Variabel Kejadian LBP Total Sig R


Rendah Sedang Berat f %
f % f % f %
Berat <10 0 0 0 0 0 0 0 0 0,000 0,707
Beban 10-<20 0 0 0 0 0 0 0 0
20-<30 0 0 1 2 0 0 1 2
30-<40 4 8 10 20 0 0 12 28
Lebih dr 40 3 6 11 22 21 42 35 70
Total 7 14 22 44 21 42 50 100

Hasil analisis hubungan berat beban dengan LBP Pada pekerja buruh angkut di
Pasar Giwangan Yogyakarta diperoleh bahwa responden yang dalam kesehariannya
mengangkut beban yang berat (> 40 kg) akan mengalami keluhan LBP yang berat yaitu
sebanyak 21 responden (42%). Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji product
moment pearson didapatkan nilai sig 0,000 (p < 0,05) dengan derajad kemaknaan 5% yang
berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara berat beban dengan Low back pain
pada pekerja buruh angkut di Pasar Giwangan Yogyakarta. Analisis keeratan hubunngan dua
variabel ditunjukkan dengan nilai korelasi ( r ) sebesar 0,707 dengan pola positif yang berarti
bahwa semakin berat beban yang diangkut maka akan semakin tiggi pula keluhan low back
pain yang dialami oleh pekerja buruh angkut.

6. Hubungan antara sikap manual handling dengan Low Back Pain (LBP) Pada
Responden di Pasar Giwangan Yogyakarrta

Tabel 6. Hasil analisis Hubungan antara sikap manual handling dengan LBP pada Buruh Angkut di Pasar Giwangan

Variabel Kejadian LBP Total Sig R


Rendah Sedang Berat f %
f % f % f %
Sikap Rendah 0 0 0 0 0 0 0 0
Manual Sedang 2 4 1 2 0 0 3 6 0,000 0,572
Handling Tinggi 5 10 18 36 10 20 33 66
Sangat tingggi 0 0 3 6 11 22 14 28
Total 7 14 22 44 21 42 50 100

Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji product moment pearson didapatkan hasil sig
0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap manual handling
dengan low back pain pada pekerja buruh angkut di Pasar Giwangan Yogyakarta. Nilai korelasi
sebesar 0,572 dengan arah hubungan berpola positif yang berarti bahwa semakin tinggi risiko manual
handling maka akan semakin besar keluhan low back pain yang dialami oleh para buruh angkut di
Pasar Giwangan Yogyakarta

PEMBAHASAN berlebihan. Kecelakaan ini diantaranya


1. Hubungan antara Berat beban dengan diakibatkan oleh strain (rasa nyeri yang
Low Back Pain (LBP) Pada Responden berlebihan) yang berada pada bagian
di Pasar Giwangan Yogyakarta pungggung (9). Berat beban merupakan berat
beban yang di angkut oleh pekerja buruh
Pemindahan barang secara manual angkut dengan satuan kilogram. Dalam
apabila tidak dilakukan secara ergonomis kesehariannya pekerjaan para buruh ini
akan menimbulkan kecelakaan dalam industry adalah mengangkut barang dengan berat
yang disebut sebagai “over exertion-lifting and beban yang cukup tinggi. Menurut NIOSH
caring” yaitu kerusakan jaringan tubuh yang Lifting Equation 1994, berat beban maksimum
diakibatkan oleh beban angkat yang yang diangkat dengan kedua tangan dibawah

Manual Handling dengan Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Buruh Angkut di Pasar Giwangan Yogyakarta | 63
ISSN 2085-6997 | e-ISSN 2579-7883 Jurnal Kesehatan Masyarakat
Volume 15, Nomor 2, September 2022, (Halaman 60-66)

kodisi ideal adalah 23 kg, tetapi orang beban kerja sedang dibandingkan TKBM yang
Indonesia dapat dikoreksi dengan menguangi mempunyai beban kerja ringan dengan nilai p
10-20% dari rekomendasi NIOSH tersebut, value 0,042 (12). Adapun besarnya beda dapat
sehingga beban agkat maksimum bagi orang dilihat dari OR yang besarnya 0.304 (0.108 –
Indonesia dewasa kurang lebih 20 kg untuk 0.861) , artinya resiko terjadinya Low Back
pekerjaan yang sering dilakukan. Berdasarkan Pain pada TKBM yang mempunyai beban
hasil penelitian, berat beban yang diangkut kerja sedang 0.304 kali lebih besar
oleh buruh angkut rata-rata mencapai 49,2 kg. dibandingkan TKBM dengan beban kerja
Sebanyak 28% responden mengangkut ringan. Berdasarkan hasil penelitian juga
barang dengan berat berkisar 30-40 kg dan didapatkan nilai korelasi sebesar 0,707
70% mengangkut barang dengan berat diatas dengan pola positif yang berarti bahwa
40 Kg. Meskipun demikian perlu dilihat juga semakin berat beban yang diangkut maka
factor lain yang mempengaruhi pembebanan akan semakin tiggi pula keluhan low back pain
antara lain frekuensi pengangkutan dan durasi yang dialami oleh pekerja angkut. Keluhan
pengangkutan, namun dalam penelitian ini nyeri punggung merupakan keluhan pada otot
peneliti hanya melihat berat beban yang skeletal yang dirasakan degan intensitas nyeri
diangkut. Berdasarkan sumber data woksafe yang berbeda-beda, dari nyeri yag ringan
Australia, 1986 memberikan rekomendasi sampai nyeri yang sangat sakit. Otot yang
bahwa mengangkat beban diatas 34 kg harus menerima beban statis secara berulang-ulang
dilakukan dengan menggunakan alat bantu dan dalam waktu yang lama dapat
mekanis, namun hasil penelitian di Pasar menyebabkan keluhan berupa kerusakan
Giwangan buruh angkut masih mengangkut pada sendi, ligament, dan tendon (13).
barang dengan system manual.
Penelitian dengan uji tekan pada spine 2. Hubungan antara sikap manual
(tulang belakang) ditemukan bahwa tulang handling dengan Low Back Pain (LBP)
belakang yang sehat tidak mudah terkena Pada Responden di Pasar Giwangan
hernia, akan tetapi lebih mudah rusak/retak
Yogyakarta.
jika disebabkan oleh beban yang ditanggung
oleh segmen tulang belakang (spinal) dan
Manual material handling (MMH) adalah
yang terjadi dengan diawali oleh rusaknya
semua pekerjaan pengangkatan beban
bagian atas/bawah segmen tulang belakan
(meliputi aktivitas memutar, membengkokkan,
(the castilage end plates in the vertebrae).
meraih, menurunkan, mendorong, menarik,
Retak kecil (micro fractures) yang terjadi akan
membawa dan membalik) yang dilakukan oleh
menyebabkan keluarnya cairan dari dalam
pekerja dengan tujuan untuk memindahkan
vertebrae menuju dalam intervertebrae disc
beban tersebut dari suatu lokasi asal menuju
dan selanjutnya menyebabkan degenerasi
suatu lokasi tujuan tertentu (14). Pekerja buruh
(kerusakan) pada disk. Hal ini yang akan
angkut di Pasar Giwangan dalam aktivitas
menyebabkan timbulnya rasa nyeri pada
mengangkut masih menggunakan cara
bagian punggung bawah (low back pain).
manual tidak menggunakan alat bantu. Alasan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
digunakan cara kerja manual dalam kegiatan
responden yang memiliki pembebanan lebih
pemindahan material/ beban ini adalah karena
dari 40 kg dan mengalami Low Back Pain
adanya beberapa keuntungan yang dapat
berat sebanyak 21 responden (42%) (10).
diperoleh yaitu lebih fleksibel dalam gerakan
Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai
pemindahan material di lokasi kerja yang tidak
sig 0,000 (p < 0,05) dengan derajad
teratur/ tidak rapi serta lebih murah dan
kemaknaan 5% yang berarti bahwa terdapat
mudah dilakukan untuk beban ringan. Namun
hubungan yang signifikan antara berat beban
disisi lain aktivitas pegangkutan manual ini
dengan Low back pain pada pekerja buruh
memiliki risiko keluhan low back pain karena
gendong di Pasar Giwangan Yogyakarta.
sikap pekerja pada saat mengangkat barang
Hasil penelitian beban kerja jika dihitung lifting
tidak ergonomis. Hasil penelitian menunjukkan
index (LI) rata-rata LI > 1 yang berarti
sebanyak 44% responden memiliki keluhan
mempunyai risiko keluhan sakit pinggang.
sedang dan 42% responden memiliki keluhan
Nyeri pinggang akibat pekerjaan manual
berat. Keluhan ini disebabkan oleh adanya
material handling, 50% di antaranya
pembebanan yang tinggi dimana berat beban
diakibatkan oleh aktivitas mengangkat beban,
yang diangkut oleh pekerja terlalu tinggi.
9% karena mendorong dan menarik beban,
Selain itu disebabkan pula dengan sikap
6% karena menahan, melempar, memutar,
mengangkat barang yang masih manual
dan membawa beban (11).
(manual handling). Sikap dalam mengangkut
Hasil penelitian menunjukkan adanya
barang yang dilakukan secara manual
hubungan yang bermakna proporsi TKBM
(manual handling) akan memiliki risiko yang
(tenaga kerja bongkar muat) yang mengalami
cukup tinggi terutama keluhan pada punggung
Low Back Pain pada TKBM yang mempunyai

Manual Handling dengan Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Buruh Angkut di Pasar Giwangan Yogyakarta | 64
ISSN 2085-6997 | e-ISSN 2579-7883 Jurnal Kesehatan Masyarakat
Volume 15, Nomor 2, September 2022, (Halaman 60-66)

bawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu dilakukan edukasi terhadap para pekerja
66% responden memiliki risiko manual buruh gendong terkait dengan sikap kerja dan
handling tinggi dan 28% memiliki risiko sangat risikonya mengingat latar pendidikan pekerja
tinggi. Rekomendasi yag disarankan pada sebagian besar adalah lulusan sekolah dasar
tingkat risiko tinggi dan sangat tinggi ini (SD).
adalah perlu dilakukan perubahan cara kerja
bahkan diperlukan perubahan dan perbaikan
dengan segera baik secara teknik maupun DAFTAR PUSTAKA
administrative untuk mengurangi risiko (4).
1. Muheri. A. 2010. Hubungan Usia, Lama
Hasil uji statistic menunjukkan nilai sig sig Duduk dan Posisi Duduk Terhadap
0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan Keluhan Nyeri Punggung Pada Pekerja
yang signifikan antara sikap manual handling Wanita di Home Industri Kipas
dengan low back pain pada pekerja buruh DesaBayon Utara Pendowoharjo Sewon
angkut di Pasar Giwangan Yogyakarta. Sikap Bantul 2010. Skripsi Universitas Ahmad
dan posisi kerja yang tidak benar atau tidak Dahlan, Yogyakarta
ergonomis akan menimbulkan nyeri otot dan
punggung serta gangguan fungsi dan bentuk 2. Heriyanto. 2004. Gambaran Gangguan
otot (15). Sikap kerja yang dipaksakan serta sikap Muskuloskeletal pada Pekerja di
kerja yang buruk akan meningkatkan risiko Indonesia. Pusat Riset dan
terjadinya cumulative trauma disorders (CTDs) Pengembangan Ekologi Kesehatan,
(16). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Departemen Kesehatan. Jakarta.
Hastuti (2010) bahwa terdapat hubungan yang 3. OSHA. (2002). Ergonomic: The Study of
signifikan antara sikap kerja dengan gejala work. US Departement of Labor
CTDs. Hastuti mengungkapkan bahwa CTDs Occupational Safety and Health
pada punggung sebesar (p 0,042) sehingga Administration. OSHA 3125.
terdapat hubungan yang signifikan antara sikap 4. Tarwaka, 2011. Ergonomi Industri
kerja dengan CTDs pada punggung sedangkan Dasar-dasar Pegetahuan Ergoomi dan
nilai korelasi 0,321. Nilai korelasi penelitian ini Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta:
didapatkan nilai korelasi 0,572 dimungkinkan Harapan Pres
karena faktoor pembebanan yang sangat tinggi. 5. Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi untuk
Keselamatan Kesehatan Kerja dan
SIMPULAN Produktivitas. Surakarta: UNIBA press.
6. Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan
Berat beban yang di angkut oleh pekerja Dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).
buruh gendong 28% responden mengangkut Jakarta: CV. Sagung Seto.
barang dengan berat berkisar 30-40 kg dan 70% 7. Budiono Sugeng, R.M.S Jusuf, Andriana
mengangkut barang dengan berat diatas 40 Kg. Pusparini. 2003. Bunga Rampai
Rata-rata berat beban yang di angkut mencapai Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
49,2 kg. Sikap manual handling yang dilakukan Semarang : Badan Penerbit Universitas
oleh buruh gendong 66% responden memiliki Diponegoro.
risiko manual handling tinggi dan 28% memiliki 8. Notoatmodjo. S., 2010. Metode
risiko sangat tinggi. Keluhan low back pain yang Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi
dialami pekerja buruh gendong sebanyak 44% Cetakan Pertama, Penerbit: Rineka
responden memiliki keluhan sedang dan 42% Cipta, Jakarta.
responden memiliki keluhan berat. 9. Suryani, 2012. Analisa Berat Beban
Terdapat hubungan yang signifikan Angkat Optimal untuk Mengurangi
antara berat beban dengan low back pain pada Risiko Musculoskeletal Disorders .
pekerja buruh gendong di Pasar Giwangan Jurnal Teknik Industri Universitas Bung
Yogyakarta. Terdapat hubungan yang signifikan Hatta Vol. 1 No 1, ISSN 2302-0318 Juni
antara sikap manual handling dengan low back 2012
pain pada pekerja buruh gendong di Pasar 10. Watson, D.G. 2005. Analisis Farmasi.
Giwangan Yogyakarta. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Buku
Berdasarkan hasil penelitian, maka Kedokteran
disarankan bagi pekerja buruh gendong 11. Tjokorda. 2009. Hiperurisemia. Buku
diharapkan untuk memperkecil berat beban yang Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5
diangkut sesuai dengan batas angkut yang Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan
diperkenankan. Apabila barang yang diangkut Departemen Ilmu Penyakit Dalam
tidak memungkinkan untuk diperkecil hendaknya Fakultas Kedokteran Universitas
menggunakan alat bantu/pengungkit untuk Indonesia, 2550-2559
mengurangi berat beban sehingga mengurangi 12. Nurzannah, 2015. Hubungan Faktor
penekanan pada tulang belakang. Selain itu, Risiko dengan Terjadinya Nyeri

Manual Handling dengan Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Buruh Angkut di Pasar Giwangan Yogyakarta | 65
ISSN 2085-6997 | e-ISSN 2579-7883 Jurnal Kesehatan Masyarakat
Volume 15, Nomor 2, September 2022, (Halaman 60-66)

Punggung Bawah (Low Back Pain) pada


Pekerja Bongkar Muat (TKBM Di
Pelabuhan Belawan Medan Tahun
2015. Skripsi. Universitas Sumatra
Utara.
13. Hastuti, R.P. 2010. Hubungan antara
Sikap Kerja Duduk dengan Gejala
Cumulative Trauma Disorders. Jurnal
Kemas 6 (1) (2010)8-15 ISSN 1858-
1196.
14. Lestari, Kasih. 2005. Hubungan Faktor
Ergonomis dengan Beban Kerja Pada
Petani Padi Tradisional Di Desa Congko
Kecamatan Marioriwawo Kabupaten
Soppeng. Bagian Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. FKM Unhas.
Makassar.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/ha
ndle/123456789/8618/JURNAL

15. Depkes RI, 2002. Upaya Kesehatan


Kerja bagi perajin. Jakarta: Bakti
Husada.
16. Tayyari, F. dan Smith, J.L. 1997.
Occupational Eronomics. London:
Champman and Hall

Manual Handling dengan Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Buruh Angkut di Pasar Giwangan Yogyakarta | 66

Anda mungkin juga menyukai