Plant Survey Pabrik Kerupuk
Plant Survey Pabrik Kerupuk
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Dapat diketahui dan dipahaminya kinerja program K3 serta bahaya potensial
di Pabrik Kerupuk Ikan Gina Gani.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Teridentifikasi bahaya potensial fisik dan risiko kecelakaan terutama
kesehatan tulang belakang kerja di Pabrik Kerupuk Ikan Gina Gani.
2. Diketahui upaya pelaksanaan program K3 di Pabrik Kerupuk Ikan Gina Gani.
3. Diketahuinya masalah dalam pelaksanaan program K3 di Pabrik Kerupuk Ikan
Gina Gani.
4. Diketahui usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pabrik dalam mengatasi
masalah berkaitan dengan risiko kecelakaan kerja yang ditemukan.
5. Tersusunnya saran untuk Pabrik Kerupuk Ikan Gina Gani sebagai upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit akibat kerja khususnya dalam bidang
fisik.
1.4 Manfaat
1.4.1
1.4.2
1.4.3
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1
Anatomi
Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis besar terbagi
atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus intervertebralis
(sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamnetum longitudinale anterior dan
posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis
vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot
penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebra antara satu
dan lain dihubungkan dengan sendi.
Diskus intervertebralis baik anulus fibrosus maupun nukleus pulposusnya adalah
bangunan yang tidak peka nyeri,dan yang merupakan bagian peka nyeri adalah:
daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan reflek otototot sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring.
2.1 Lower Back Pain (Nyeri Punggung Bawah)
2.1.1 Definisi
Nyeri punggung bawah adalah nyeri pada daerah punggung bawah yang berkaitan
dengan masalah vertebra lumbar, diskus intervertebralis, ligamentum di antara
tulang belakang dengan diskus, medula spinalis, dan saraf otot punggung bawah,
organ internal pada pelvis dan abdomen atau kulit yang menutupi area lumbar
Sedangkan menurut Kravitz (2009) nyeri punggung bawah mengacu pada nyeri di
daerah lumbosakral tulang belakang meliputi jarak dari vertebra lumbar pertama
ke tulang vertebra sacral pertama. Ini adalah area tulang belakang dimana bentuk
kurva lordotic. Yang paling sering menyebabkan nyeri pinggang adalah di segmen
lumbal 4 dan 5.
2.1.2
Prevalensi
Low Back Pain (LBP) atau sering akrab dipanggil nyeri punggung bawah
ini merupakan masalah klinik yang sering terjadi pada sebagian mayoritas di
masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dan cukup mengganggu.
Nyeri punggung bawah merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama.
Insiden LBP di Amerika Serikat adalah sekitar 5%
orang dewasa. Kurang lebihnya 60%-80% individu setidaknya pernah
mengalami nyeri punggung dalam hidupnya.4 Nyeri punggung bawah pada
hakekatnya merupakan keluhan atau gejala dan bukan merupakan penyakit
spesifik. Penyebab nyeri punggung bawah antara lain kelainan muskuloskeletal,
sistem saraf, vaskuler, viceral, dan psikogenik.
Low Back Pain merupakan salah satu keluhan yang dirasakan oleh sebagian
besar pekerja, biasanya mulai dirasakan pada usia 25 tahun, dan meningkat pada
usia 50 tahun. Kebanyakan penyebab nyeri punggung ialah terkait pekerjaan dan
injury. Biasanya nyeri punggung baru dirasakan pertama kali ketika seseorang
mengangkat beban berat, bergerak tiba-tiba, duduk lama, ataupun terkena trauma
dan kecelakaan. Nyeri punggung yang terjadi segera setelah melakukan aktivitas
atau terjadinya benturan mekanis, dikategorikan sebagai nyeri punggung akut.
Nyeri punggung akut kebanyakan disebabkan oleh trauma tiba-tiba yang terjadi
pada otot, ligamentum, tulang, dan saraf di tulang spina (punggung).
Pekerjaan merupakan salah satu faktor resiko yang dapat mempengaruhi
terjadinya LBP, terutama pada daerah diskus intervertebralis. LBP rentan pada
Lumbal 4 - Lumbal 5 dan Lumbal 5 - Sakral 1. Bekerja dengan posisi duduk
dalam waktu yang lama dan sering mengangkat banyak beban berat terlalu lama
dapat meningkatkan resiko keluhan LBP
2.1.3
Patogenesis
Ada beberapa mekanisme yang telah diajukan mengenai proses perkembangan
nyeri punggung dan kelumpuhan yang bisa digunakan untuk menentukan apakah
proses patologis yang terlihat pada gambaran radiologis berhubungan dengan
gejala yang dialami pasien. Nyeri pada bagian manapun memerlukan perlepasan
dari agen-agen inflamasi yang menstimulasi reseptor nyeri dan menyebabkan
sensasi nyeri pada jaringan, tulang belakang merupakan struktur yang unik karena
memiliki banyak jaringan di sekitarnya yang dapat memicu nyeri. Inflamasi pada
sendi tulang belakang, intervertebral diskus, ligamen dan otot, meninges dan akar
saraf dapat menyebabkan nyeri pada punggung bawah. Jaringan-jaringan ini
memberikan respon terhadap nyeri dengan melepaskan beberapa agen kimia
seperti
bradikinin,
prostalglandin
dan
leukotrin.
Agen-agen
kimia
ini
2.1.5
Diagnosis
Ketika rasa sakit yang parah dan tidak hilang dalam waktu 6 sampai 12
minggu, diagnosis tambahan menjadi lebih penting untuk menentukan perawatan
lebih lanjut. Alat diagnostik mencakup:
tulang
dan
tulang
sumsum tulang belakang dan akar saraf. Suntikan pewarna kontras menerangi
2.1.6
Penatalaksanaan
Jika penyebab spesifik terjadinya nyeri punggung bawah dapat diketahui,maka
perlu diatasi penyebab tersebut.Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk
penyebab nyeri muskuloskeletal.Tetapi terdapat beberapa tindakan yang dapat
membantu,biasanya tindakan ini juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri
akibat
penekanan
tulang
belakang
tindakan
ini
meliputi:
perbaiki
obat
golongan
Opioid.
Pemakaian
relaksan
otot
seperti
Prognosis
Prognosis LBP baik pada tipe mekanik. Setelah 1 bulan pengobatan, 35%
pasien dilaporkan membaik, dan 85% pasien membaik setelah 3 bulan. Dilaporkan
tingkat kekumatan LBP mencapai 62% pada tahun pertama. Setelah 2 tahun, 80%
pasien setidaknya mengalami satu kali kekumatan.
2.1.8
Pencegahan
Cara yang paling efektif untuk mencegah nyeri punggung bawah adalah
dengan olahraga secara teratur.Latihan aerobik dan olahraga untuk meregangkan
dan mengencangkan otot sangat membantu. Aerobik, berenang, dan berjalan,
memperbaiki kebugaran tubuh secara menyeluruh dan juga memperkuat otot otot.
Latihan tertentu dapat meregangkan dan memperkuat otot-otot perut, bokong, dan
punggung sehingga dapat menstabilkan tulang punggung. Pada beberapa
orang,latihan peregangan dapat menambah nyeri punggung,untuk itu latihan perlu
dilakukan secara hatihati. Secara umum,olahraga dan kegiatan yang menimbulkan
atau menambah nyeri harus dikurangi dan kalau biosa dihentikan
BAB III
HASIL DAN DISKUSI
11
Pabrik Kerupuk Gina Gani adalah pabrik kerupuk yang didirikan oleh Bapak Ismail
dan keluarga sejak tahun 1997 yang terletak di Kota Bengkulu, tepatnya di Jl. Merawan
14 Sawah Lebar. Dahulu pabrik ini terletak di Jl. Sepakat kemudian pada tahun 2008,
pabrik ini pindah ke tempatnya saat ini.
Pabrik Kerupuk Gina-Gani merupakan industri rumah tangga yang bertempat di
rumah pribadi keluarga bapak Ismail. Adapun kerupuk yang diproduksi di pabrik ini ada 2
jenis, yaitu kerupuk kemplang dan kerupuk jalin yang berbahan dasar sama. Fasilitas
yang terdapat di pabrik ini sangat sederhana antara lain dapur, toilet, dan tempat
menjemur kerupuk.
1.2 Struktur dan Organisasi
Bendahara
Ny. ISMAIL
Unit Pencari
Bahan Baku
Unit Pencetak
Kerupuk
Unit Packing
12
Distributor
1.3.1
Melindungi telinga para pekerja secara langsung dengan memakai ear muff
(tutup telinga), ear plugs (sumbat telinga), dan helm pelindung kepala.
1.3.2
14
sekali. Selain bahaya X-ray yang ditakutkan oleh para pekerja bagian AVSEC,
secara tidak langsung cara para pekerja duduk saat bekerja juga mempengaruhi
kesehatan bekerja dikarenakan selama mengamati monitor pekerja selalu duduk
didepan monitor.
1.4 ResikoKecelakaandanAlat Pelindung Diri
1.4.1 AMC
Penggunaan APD (alat pelindung diri)
Dari hasil survey pada semua pegawai bagian AMC didapatkan bahwa
para pegawai telah mengetahui secara pasti fungsi dan cara penggunaan alat
pelindung diri (APD). Alat pelindung diri yg digunakan pada bagian AMC
adalah helmet, ear muff, ear plug, shoes safety, rompi berwarna, kacamata, dan
papan berwarna(khusus untk bagian marshalling) yg telah disediakan oleh
bandara, dan apabila pegawai tidak menggunakan APD tersebut maka ada
sanksi teguran dari pihak bandara. Alat pelindung diri yg digunakan oleh para
pegawai melindungi para pegawai bagian AMC mengalami resiko kecelakaan,
para pegawai sampai saat ini belum ada yg mengalami kecelakaan saat
bekerja.
Namun, perlu diadakan follow-up berkala seperti seminar, penyuluhan,
atau pelatihan mengenai alat pelindung diri. Sesudahnya, perlu dilakukan
pengawasan terhadap seluruh pekerja.Bila pekerja masih lalai juga, dapat
diterapkan system reward and punishment.Reward dapat berupa gelar
karyawan teladan sedangkan bila lalai menggunakan APD dikenakan sanksi.
Sanksi dapat berupa teguran sampai pengurangan gaji. Bahkan dapat dikenai
sanksi pembatalan klaim tanggungan kesehatan bila terjadi penyakit akibat
kerja
1.4.2
bayi
1
4
2
3
3
6
3
9
31
penumpang
Ibu hamil
7
19
10
14
22
22
16
23
133
lansia
14
7
8
12
1
3
1
4
50
16
Adapunfasilitas
yang
dimilikididalamtempatkerjaberupatoilet,kantin,
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
18
4.1 Kesimpulan
1. Control engineering
Bising dengan intensitas lebih dari 85 dB dalam waktu tertentu dapat mengakibatkan
ketulian. Oleh karena itu, bising pada pekerja bandara harus diusahakan lebih rendah
dari 85db. Hal ini diusahakan dengan cara meredam sumber bunyi dengan selalu
memakai alat pelindung diri lengkap.
2. Kontrol administrasi
Dalam upaya pencegahan dilakukan dgn menghindarkan pekerja dari tempat
kerja/lingkungan bising dengan melakukan rotasi atau pembatasan jam kerja.
4.2 Saran
1. Pengadaan pembaharuan alat pelindung diri secara rutin untuk meningkatkan
keselamatan para pekerja
2. Pengadaan tenaga kesehatan di poli bandara untuk mengoptimalkan pelayanan
kesehataan dilingkungan bandara.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Standar keselamatan kerja di Indonesia paling buruk di kawasan Asia Tenggara.
(online 1 juli 2004) [Diunduh tanggal 27September 2014]. Tersedia di: www.kompas.com
2. Anonim. Tingkat kecelakaan kerja di Indonesia. (online 24 Januari 2003) [Diunduh
tanggal 27September 2014]. Tersedia di: http://www.kaltimprov.go.id
19
PM.Noise-induced
hearing
loss.http://www.findarticles.com/
cf_0/m3225/9_61/62829109/print.jhtml
9. Heggins
II
,J.
The
effects
of
industrial
noise
on
hearing.
http://hubel.
sfasu.edu/courseinfo/SL98/hearing.html
10. Mahdi, Sedjawidada R. Prosedur penetuan persentase ketulian akibat bising industri.
Disampaikan pada PIT Perhati, Bukit Tinggi, 28-30 Oktober,1993.
11. Oetomo A, Suyitno S. Studi kasus gangguan pendengaran akibat bising di beberapa
pabrik di kota Semarang. Disampaikan pada PIT Perhati, Bukit Tinggi, 28-30
Oktober,1993.
12. Moore GF, Ogren FP, Yonkers AJ. Anatomy and embryology of the ear. Dalam : Lee KJ,
Ed. Textbook of otolaryngology and head and neck surgery. New York : Elsevier Science
Publishing,1989.h.10-20.
13. Adenan A. Kumpulan kuliah telinga. Bagian THT FK USU/RS Dr.Pirngadi. Medan.
14. Wright A. Anatomy and ultrastructure of the human ear. Dalam : Gleeson M, Ed. Scott
Browns Basic sciences. 6th Ed. Great Britain : Butterworth- Heinemann, 1997.h.1/1/2849.
15. Liston SL, Duvall AJ. Embriologi, anatomi dan fisiologi telinga. Dalam : Adams GL,
Boies LR, Higler PH, Ed. Buku ajar penyakit THT. Edisi ke-6. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1997.h.27-38.
16. Hadjar E. Gangguan keseimbangan dan kelumpuhan nervus fasial.Dalam : Soepardi EA,
Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu penyakit THT. Edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FK UI,
1990. h. 75-7.
20
17. Oedono RMT. Penatalaksanaan penyakit akibat lingkungan kerja dibidang THT.
Disampaikan pada PIT Perhati, Batu-Malang, 27-29 Oktober, 1996.
18. Brookhouser
PE,
Worthington
DW, Kelly
WJ.
Noise-induced
hearing
loss.
http://www.uchsc.edu/sm/pmb/envh/noise.html
19. Melnick W. Industrial hearing conservation. Dalam : Katz J, Ed. Handbook of clinical
audiology. 4th ed. Baltimore : Williams & Wilkins, 1994.h.534-51.
20. Nasution AK. Pengaruh kebisingan pada pendengaran pandai besi. Skripsi. Bagian THT
FK USU.1991.
21. Harnita N. Pengaruh suara bising pada pendengaran karyawan pabrik gula Sei Semayang
di kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Bagian THT FK USU. 1995.
22. Dobie RA. Noise induced hearing loss. Dalam : Bailey BJ, Ed. Head and neck surgeryotolaryngology. Vol.2. Philadelphia : JB Lippincott Company, 1993.h.1782-91.
23. Alberti PW. Noise and the ear. Dalam : Stephens D, Ed. Scott- Browns Adult audiology.
6th ed. Great Britain : Butterworth-Heinemann, 1997.h. 2/11/1-34.
21