Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“BAHAYA KIMIA DI TEMPAT KERJA”


MATA KULIAH KESELAMATAN PASIEN DAN
KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DALAM KEPERAWATAN

Dosen Pengajar: Ferry Ronaldo, S.Kep, Ners, MPH


Disusun Oleh:
Kelompok 2
Tingkat 1D
Audy Slyvani (2022-01-14201-149)
Clara Tirta (2022-01-14201-151)
Dea Santalika (2022-01-14201-153)
Dinda Elysa Rahmawati (2022-01-14201-156)
Dwi Widia Anggriani (2022-01-14201-158)
Ninindra Falensia (2022-01-14201-173)
Supriadie (2022-01-14201-184)
Sutri Aulia Yuni (2022-01-14201-185)
Upik (2022-01-14201-187)
Yuda Pratama (2022-01-14201-192)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Keselamatan Pasien Dan Keselamatan
Kesehatan Kerja Dalam Keperawatan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Keselamatan
Pasien Dan Keselamatan Kesehatan Kerja Dalam Keperawan di STIKES Eka Harap
Palangka Raya. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang “Bahaya kimia Didalam Tempat Kerja”.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ferry Ronaldo,
S.Kep, Ners, MPH selaku dosen mata kuliah ini. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, 24 Maret 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Pengertian Bahaya Kimia Di Tempat Kerja......................................................
2.2 Faktor Terjadi Bahaya Kimia Di Tempat Kerja................................................
2.3 Contoh Bahaya Dan Kecelakaan Di Tempat Kerja...........................................
2.4 Pencegahan Bahaya Dan Kecelakaan Di Tempat Kerja....................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk
jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut
mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih
sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami
ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal
kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu
disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan
atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat
manusiawi atau bermartabat.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak
lama. Faktor eselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas
keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika
kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari
beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai
faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko
kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam
penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan
kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan disekitamya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam
bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting
untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam
bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen
yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga
kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban Dalam kecelakaan kerja dan
dapat memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk menyadari pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian bahaya kimia di tempat kerja?
2. Bagaimana penyebab terjadinya bahaya kimia di tempat kerja?
3. Apa saja contoh bahaya kimia di tempat kerja?
4. Bagaimana pencegahan bahaya kimia ditempat kerja?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini untuk mengetahui pengertian, penyebab, contoh, pencegahan
bahaya kimia ditempat kerja.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahaya Kimia Ditempat Kerja


Pengertian bahaya adalah situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan
cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK). Secara umum terdapat 5
faktor bahaya K3 di antara lain : faktor bahaya biologi, faktor bahaya kimia, faktor
bahaya fisik/mekanik, faktor bahaya biomekanik serta faktor bahaya sosial-psikologis.
Bahaya kimia di tempat kerja merujuk pada segala jenis zat kimia yang dapat
menimbulkan ancaman terhadap kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja di
lingkungan kerja. Bahaya ini dapat meliputi efek akut dan kronis pada tubuh manusia,
seperti iritasi kulit, kerusakan organ, kanker, dan bahkan kematian.
Zat kimia di tempat kerja dapat berasal dari bahan-bahan yang digunakan dalam
produksi, seperti bahan kimia, pelarut, dan bahan tambahan lainnya, atau dari hasil
sampingan proses produksi yang dapat mencemari udara dan lingkungan sekitarnya.
Bahaya kimia dapat terjadi pada berbagai jenis pekerjaan, seperti industri kimia,
konstruksi, pertanian, perawatan kesehatan, dan banyak lagi.
Penting untuk memahami bahaya kimia di tempat kerja dan mengambil langkah-
langkah pencegahan yang tepat, seperti mengenali zat kimia yang digunakan,
mengevaluasi risiko, dan menggunakan perlindungan diri yang sesuai, untuk memastikan
bahwa pekerja dapat bekerja dengan aman dan sehat.

2.2 Penyebab Bahaya Kimia Ditempat Kerja


Penyebab terjadinya bahaya kimia ditempat kerja, yaitu :
1. Penggunaan zat kimia berbahaya: Bahan kimia berbahaya, seperti bahan korosif, racun,
bahan radioaktif, dan bahan beracun lainnya, digunakan dalam banyak industri dan
dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan dan keselamatan pekerja.
2. Paparan terhadap debu, asap, dan gas: Pekerja di berbagai industri, seperti
pertambangan, konstruksi, dan manufaktur, dapat terpapar debu, asap, dan gas beracun
yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan bahkan kanker.
3. Kebocoran bahan kimia: Kebocoran bahan kimia dapat terjadi dalam berbagai situasi,
seperti kecelakaan saat pengiriman, penyimpanan yang tidak aman, atau kegagalan
peralatan. Hal ini dapat menimbulkan bahaya serius bagi pekerja di sekitarnya.
4. Pekerjaan di ruang terbatas: Beberapa pekerjaan, seperti pengelasan dan pembersihan
tangki penyimpanan, dilakukan di ruang terbatas yang dapat mengakibatkan paparan
yang tinggi terhadap zat kimia berbahaya.
5. Ketidaktahuan atau kurangnya pelatihan: Banyak pekerja tidak mengetahui atau tidak
dilatih untuk mengenali bahaya kimia dan cara-cara untuk menghindari paparan.
Kurangnya pelatihan dan kesadaran tentang bahaya kimia dapat meningkatkan risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
6. Tidak adanya pengendalian lingkungan kerja yang memadai: Lingkungan kerja yang
kurang terkontrol, seperti kelembapan yang tinggi atau ventilasi yang buruk, dapat
meningkatkan paparan zat kimia berbahaya dan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan
pekerja.

2.3 Contoh Bahaya Kimia Ditempat Kerja


1. Asap dan gas beracun: Asap dan gas beracun dapat terjadi pada pekerjaan yang
melibatkan pengelasan, peleburan logam, penggunaan solven, dan industri kimia.
Paparan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan organ dan bahkan kanker.
2. Paparan merkuri: Merkuri digunakan dalam banyak industri, seperti industri elektronik
dan pembuatan lampu. Paparan merkuri dapat menyebabkan kerusakan otak, saraf, dan
ginjal.
3. Bahan korosif: Bahan korosif, seperti asam dan basa kuat, dapat mengakibatkan luka
bakar pada kulit dan mata.
4. Bahan radioaktif: Pekerja yang terpapar bahan radioaktif dapat meningkatkan risiko
terkena kanker dan penyakit lainnya.
5. Bahan beracun: Bahan kimia beracun, seperti pestisida, herbisida, dan insektisida, dapat
menyebabkan gangguan pernapasan, kerusakan saraf, dan kanker.
6. Paparan debu: Pekerja di industri pertambangan dan konstruksi dapat terpapar debu
mineral yang dapat menyebabkan pneumokoniosis (penyakit paru-paru akibat debu
mineral) dan kanker paru-paru.
7. Bahan kimia yang mudah terbakar dan meledak: Bahan kimia yang mudah terbakar dan
meledak, seperti bahan bakar, gas alam, dan bahan peledak, dapat menyebabkan
kebakaran, ledakan, dan cedera serius pada pekerja.
2.4 Pencegahan Bahaya Kimia Ditempat Kerja
Upaya pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi potensi
risiko yang ada. Metode ini terdiri dari serangkaian implementasi K3 dimulai yang dimulai
dari perencanaan meliputi identifikasi bahaya, memperkirakan risiko, dan menentukan
langkah-langkah pengendalian berdasarkan data yang dikumpulkan. Pencegahan
terjadinya kecelakaan kerja.
1. Menyediakan alat-alat pelindung diri bagi pekerja
2. Memberikan penerangan kepada pekerja mengenai
a. bahaya yang mungkin terjadi karena pemaparan.
b. cara-cara kerja yang aman,
c. pemakaian alat pelindung diri yang benar.
3. Memberitahukan secara tertulis kepada Menteri dan menjelaskan proses produksi, jenis
asbes yang dipakai atau ditambang, barang jadi dan lokasi kegiatan selambat-lambatnya
dalam waktu 14 hari sebelum proses dimulai.
4. Memasang tanda atau rambu-rambu di tempat-tempat tertentu di lingkungan kerja
sedemikian rupa sehingga mudah dilihat atau dibaca, bahwa setiap orang yang berada
dilokasi tersebut harus menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan tanda atau
rambu-rambu yang ada.
5. Melakukan pengendalian terhadap debu asbes yang terkandung diudara lingkungan
kerja
dengan mengambil sampel pada beberapa tempat yang diperkirakan konsentrasi debu
asbesnya tinggi dalam setiap 3 bulan atau frekwensi tertentu.
6. Memberikan kepada pekerja yang bekerja dalam tambang atau setiap proses yang
memakai asbes sebuah buku petunjuk yang secara terperinci menjelaskan mengenai
bahaya-bahaya yang berhubungan dengan asbes dan cara pencegahannya.
7. Memberikan penerangan atau informasi yang diperlukan oleh pegawai pengawas
ketenagakerjaan yang mengadakan inspeksi di tempat kerja.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bahaya kimia di tempat kerja adalah ancaman serius bagi kesehatan, keselamatan, dan
kesejahteraan pekerja. Zat kimia di tempat kerja dapat menimbulkan efek akut dan kronis
pada tubuh manusia, seperti iritasi kulit, kerusakan organ, kanker, dan bahkan kematian.
Pekerjaan di berbagai sektor dapat terpapar bahaya kimia, sehingga penting untuk
memahami risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Ini meliputi
mengenali zat kimia yang digunakan, mengevaluasi risiko, dan menggunakan
perlindungan diri yang sesuai. Dengan melakukan langkah-langkah ini, dapat
memastikan bahwa pekerja dapat bekerja dengan aman dan sehat.

3.2 Saran
1. Pelajari dan kenali bahaya kimia: Perusahaan harus memberikan pelatihan dan
pendidikan tentang bahaya kimia dan cara mencegahnya kepada seluruh karyawan.
Setiap karyawan harus mengetahui zat kimia yang digunakan di tempat kerja, sifat-
sifatnya, dan potensi bahayanya.
2. Evaluasi risiko: Perusahaan harus mengevaluasi risiko yang terkait dengan penggunaan
zat kimia dan mengembangkan prosedur keselamatan yang sesuai untuk mengurangi
risiko tersebut.
3. Perlindungan diri: Setiap karyawan yang terpapar zat kimia harus dilengkapi dengan
perlindungan diri yang sesuai, seperti pakaian pelindung, masker, dan sarung tangan.
Perlindungan diri ini harus disediakan secara gratis dan dijaga dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Putra, D. P. (2017). Penerapan Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sebagai


Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja. HIGEIA (Journal of Public Health
Research and Development), 1(3), 73-83.
M. Tejamaya. (2018). “BAHAYA KIMIA DI TEMPAT KERJA,” IIHA Newsletter
Abu Bakar Che Man, David T. Gold. (2005). Keselamatn Dan Kesehatan Dalam
Penggunaan Bahan Kimia Di Tempat Kerja.
Susihono, Wahyu; Rini, Feni Akbar. (2013). Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dan Identifikasi Potensi Bahaya Kerja (Studi Kasus
di PT. LTX Kota Cilegon-Banten). Spetrume Industri, 11(2):117-242.

Anda mungkin juga menyukai