Anda di halaman 1dari 24

Menciptakan suasana keluarga

yang Nyaman untuk tumbuh


Kembang Anak

Ida Nur Laila


Apa yang Menghalangimu?

Pada sebuah masa, hiduplah seorang raja yang kaya raya. Ia memiliki
anak perempuan satu-satunya. Karena hanya memiliki satu anak, ia
sangat mencintai dan memanjakannya. Apapun kesenangannya, selalu
dituruti.
Putri raja hidup serba berkecukupan. Makan dengan berbagai makanan
yang lezat. Tidur di ranjang yang mewah. Fasilitas hidup melimpah.
Sayang, sang Raja tidak cukup membekali anaknya dengan ilmu agama.
Suatu hari seorang ahli ibadah bermalam di rumah sang raja. Pada
malam hari sang ahli ibadah membaca Al-Quran dengan suara cukup
keras.
Ayat yang dibaca ahli ibadah adalah surat At-Tahrim,
‫ٰٓيَاُّيَه ا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُق ْٓو ا َاْنُف َس ُكْم َو َاْه ِلْي ُكْم َناًرا َّو ُق ْو ُدَها الَّناُس َو اْلِح َجاَرُة َع َلْي َه ا َم ٰۤلِٕى َكٌة‬
‫ِغ اَل ٌظ ِش َداٌد اَّل َيْع ُص ْو َن َهّٰللا َم ٓا َاَم َرُه ْم َو َيْف َع ُلْو َن َم ا ُيْؤ َم ُرْو َن‬
“Wahai orang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari
neraka, yang bahan bakarnya dari manusia dan batu.”
Apa yang Menghalangimu?

Putri raja mendengar bacaan itu dan merasa terganggu. Ia berkata kepada para
pembantu, ‘Hentikan dia.’ Tapi para pembantu tidak menghentikan sehingga ahli
ibadah terus mengulang-ulang bacaannya.
Putri raja menangis. Ia memasukkan tangan ke baju dan merobek bajunya
sendiri. Para pembantu melaporkan hal ini kepada Raja.
Sang Raja menemui putri seraya memeluk mesra. “Apa yang engkau alami malam
ini, anakku?” tanya Raja.
“Aku bertanya kepadamu, demi Allah wahai ayah. Apakah Allah memiliki neraka
yang bahan bakarnya manusia dan batu?” tanya putri.
“Ya, benar anakku,” jawab Raja.
“Wahai ayah, apa yang menghalangimu untuk memberitahu hal ini kepadaku?
Demi Allah, aku tidak akan menyentuh makanan lezat dan tidur di kasur empuk
sebelum aku mengetahui di mana tempatku kelak, di surga atau neraka?” ungkap
putri Raja.
Ibnul Jauzi, dalam kitab Shafwatu Ash-Shafwah
Baiti 1

2
Rumah spiritual

Rumah kasih sayang

jannati 3

4
Rumah belajar
Rumah berkarya

5 Rumah berlindung
Couple Relantionship Modal Kenyamanan

Studi yang dilakukan oleh John Defrain dan tim lebih


dari 30 tahun di lebih dari 40 negara tentang keluarga
yang kuat (stromg family), memberikan hasil yang
sangat konstruktif.
Studi Defrain memiliki cara pandang yang positif dan
optimis tentang kekuatan keluarga. Ini membantu kita
memahami elemen penting dalam membangun
ketahanan keluarga.
Menurut temuan Defrain, hubungan yang kuat antara
suami dan istri merupakan hal sentral di banyak
keluarga.
“Strong marriages are the center of many strong
families. The couple relationship is an important source
of strength in many families with children who are
doing well”, ungkap Defrain.
Generasi Kuat dari Keluarga Kuat

Defrain juga menemukan, keluarga yang kuat


cenderung menghasilkan generasi yang kuat.
“Strong families tend to produce great kids; and a
good place to look for great kids is in strong
families,” ungkapnya.
Tempat paling tepat untuk menemukan generasi
yang kuat adalah pada keluarga yang kuat.
Artinya, jika ingin memproduksi generasi yang
hebat untuk membangun bangsa dan negara,
kuncinya adalah pada penguatan keluarga.
Mustahil tercipta generasi yang kuat, apabila tidak
membangun kekuatan keluarga.
Memasuki Pintu Gerbang Pendidikan Anak

Defrain menemukan, “If you grew up in a strong family


as a child, it will probably be easier for you to create a
strong family of your own as an adult”.
Menurutnya, jika Anda besar di dalam keluarga yang
kuat, akan lebih mudah bagi Anda untuk membentuk
keluarga yang kuat di masa dewasa.
Anak yang tumbuh dalam keluarga yang kuat, akan lebih
mudah bagi mereka untuk membentuk keluarga yang
kuat pula kelak ketika mereka sudah hidup berumah
tangga.
Anak bisa banyak belajar tentang hidup berumah
tangga dari banyak referensi, namun sumber inspirasi
utama mereka untuk membangun keluarga adalah
kondisi keluarga orangtuanya.
Pengaruh Keluarga Terhadap Perkembangan Anak

Menurut Elizabeth Hurlock, pasangan harmonis adalah


suami istri yang mendapatkan kebahagiaan bersama dan
mampu menghasilkan keputusan yang diperoleh dari
peran-peran yang mereka laksanakan, mempunyai cinta
yang matang, dapat melakukan penyesuaian (adaptasi)
dengan baik, serta dapat menjalankan peran sebagai orang
tua.
Studi telah banyak mengungkapkan, keharmonisan
keluarga menjadi faktor penting untuk keberhasilan anak.
Hasil penelitian Eni Sulastri (2009) menunjukkan,
keharmonisan keluarga merupakan faktor penentu dalam
keberhasilan siswa dalam belajar. Ketika keluarga tidak
harmonis, membuat siswa mengalami kesulitan dan
hambatan dalam belajar.
Demikian pula dari sisi perilaku. Studi yang dilakukan oleh
Nurul Arfani (2016) menunjukkan, semakin harmonis
keluarga, semakin baik dan terjaga akhlak anak-anak. Ketika
keluarga tidak harmonis, akan memberikan pengaruh
terhadap sikap dan perilaku anak.
Pengaruh Ketidakharmonisan Keluarga

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh


ketidakharmonisan keluarga bagi
perkembangan anak, saya akan menyampaikan
hasil studi yang dilakukan oleh Pangestu Tri
Wulan Ndari dari Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
Ini salah satu potret yang perlu kita pahami,
bagaimana ketidakharmonisan keluarga
memberi pengaruh terhadap kejiwaan anak.
Pangestu melakukan riset terhadap tiga orang
subyek.
Pengaruh Ketidakharmonisan Keluarga

Subyek pertama adalah AP (perempuan, Islam, 14 tahun, kelas VII).


Keluarga AP mengalami perpisahan yang disebabkan oleh perselingkuhan,
dan perceraian yang disebabkan oleh masalah ekonomi.
Peristiwa perceraian dan perpisahan menyebabkan AP memiliki persepsi
yang buruk mengenai keluarga dan orang tua, serta merasakan trauma
akan pernikahan serta ketidaknyaman ketika di rumah. AP beberapa kali
terlibat konflik dengan ibu dan teman-temannya.
Perceraian menyebabkan AP sering merasa kecewa dan sedih, bahkan AP
sering menangis jika teringat dengan keluarganya. AP sering mengalami
kesulitan dalam belajar namun tidak ada teman yang bersedia membantu
AP.
Subyek AP memiliki hubungan yang kurang baik dengan ibunya karena
sering diperlakukan kasar. Di sekolah ada beberapa teman yang menjauhi
AP karena masalah keluarganya.
AP lebih memilih diam atau melakukan katarsis dengan menulis diary
untuk meluapkan perasaaanya. Sejauh ini belum ada tindakan dari orang
tua maupun guru BK dalam membantu subyek AP mengatasi masalahnya.
Pengaruh Ketidakharmonisan Keluarga

Subyek kedua adalah HR (perempuan, Islam, 13 tahun, kelas VII). Bentuk


broken home yang terjadi pada keluarga HR adalah kedua orang tua
meninggalkan rumah.
Ayah pergi ketika HR masih bayi sedangkan ibu pergi ketika HR kelas 3 SD
karena masalah perselingkuhan.
Peristiwa broken home menyebabkan HR memiliki persepsi yang buruk
mengenai keluarga dan orang tua, memiliki trauma akan perselingkuhan
dan ketidaknyaman ketika berada di rumah.
Kepergian ibu dari rumah menyebabkan HR sering merasa kecewa dan
sedih berlebihan bahkan sering menangis jika teringat ibunya. Hal
tersebut menyebabkan HR sering mengalami kesulitan berkonsentrasi
ketika belajar.
Coping yang dilakukan HR adalah melakukan katarsis dengan menulis
diary untuk meluapkan perasaannya. Sejauh ini belum ada tindakan
keluarga dalam membantu HR menyelesaikan masalahnya.
Di sekolah, guru BK telah memberikan beberapa konseling pribadi,
motivasi dan pencerahan serta melakukan home visit sebagai upaya
membantu HR mengatasi masalahnya.
Pengaruh Ketidakharmonisan Keluarga
Subyek ketiga adalah BT (laki-laki, Islam, 13 tahun, kelas VII). Bentuk broken
home yang terjadi pada keluarga BT adalah perpisahan yang disebabkan oleh
pertengkaran dan kesalahpahaman dalam keluarga.
Ketidakharmonisan keluarga menyebabkan subyek BT memiliki pandangan
yang buruk tentang keluarga dan orang tua dan ketidaknyaman ketika di
rumah.
Selama ini subyek BT bertindak sedikit kasar dan jarang nurut jika diperintah
ibunya namun BT tetap memperlakukan ayahnya dengan baik karena takut.
Perilaku kasar menyebabkan BT terlibat beberapa konflik dengan anggota
keluarganya seperti ibu, kakek, nenek maupun pakdhenya.
Kondisi keluarga yang tidak harmonis menyebabkan BT merasa sedih, kecewa,
marah dan malas belajar sehingga BT sering mengalami kesulitan belajar, dan
sering membolos sekolah.
BT lebih memilih diam dalam menghadapi masalahnya karena malu. Usaha yang
dilakukan ibu BT adalah dengan meminta bantuan guru BK untuk membantu
memberikan bimbingan dan pengarahan agar BT tidak mengulangi perilaku
bolosnya.
Sejauh ini guru BK telah memberikan beberapa kali konseling dan memberikan
motivasi serta pencerahan agar BT tidak mengulangi perilaku kasar maupun
bolosnya.
IDA NUR LAILA JULY 3, 2024

Menciptakan Suasana Keluarga yang

Nyaman
Untuk Tumbuh Kembang Anak
Kunci Membangun Keluarga Nyaman

Menguatkan Fondasi Keluarga


Membangun Karakter Suami Salih
Membangun Karakter Istri Salihah
Menyegarkan Pengenalan
Menjadi Sahabat Setia bagi Pasangan
1 - Menguatkan Fondasi Keluarga

Bagi insan beriman, fondasi pernikahan dan berumah


tangga adalah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah,
. { ‫َأَف َم ْن َأَّس َس ُبْن َي اَنُه َع ٰىَل َتْق َو ٰى ِم َن ِهَّللا َو ِرْض َو اٍن َخْي ٌر َأْم َم ْن‬
‫َّن‬ ‫َه‬ ‫ا‬‫َن‬ ‫ِفي‬ ‫ِه‬ ‫ا‬ ‫َه‬ ‫ْن‬ ‫ا‬ ‫َف‬ ‫َها‬ ‫ٍف‬ ‫ا‬ ‫َف‬ ‫َش‬ ‫َع‬ ‫ُه‬‫َن‬ ‫ا‬ ‫ْن‬ ‫َأ‬
‫ِر َج َم‬ ‫َر ِب‬ ‫ٍر‬ ‫ُجُر‬ ‫ٰىَل‬ ‫} َّس َس ُب َي‬

"Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunannya


di atas dasar takwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu
yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan
bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu
bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke
dalam neraka Jahannam" (QS. At-Taubah : 109)
‫َو َتَزَّو ُدوا َف ِإَّن َخْي َر الَّزاِد الَّت ْق َو ى‬
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah“
takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)
‫َو اَّتُق وا َهَّللاۖ َو ُيَع ِّلُم ُكُم ُهَّللا‬
Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu (QS. Al-
Baqarah : 282)
WONDERFUL FAMILY
INSTITUTE

AYAH KEPALA
Pilar Cinta SEKOLAH

Sinergi cinta ayah bunda, modal utama


membangun baiti jannati. IBU GURU
Cinta pada Allah. PENYAYANG
Cinta pada Rasulullah.
Cinta pada Sesama.
CInta pada alam semesta.
2 - Membangun Karakter Suami Salih
Nabi saw bersabda,
‫َخْي ُرُك ْم َخْي ُرُك ْم َأِلْه ِلِه َو َأَنا َخْي ُرُك ْم َأِلْه ِلي‬
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku
adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku” (HR
At-Tirmidzi no 3895 dan Ibnu Majah no 1977).
‫َأْك َم ُل اْلُم ْؤ ِم ِن ْي َن ِإْيَم اًنا َأْح َس ُنُه ْم ُخُلًق ا َو ِخ َي اُرُك ْم ِخ َي اُرُك ْم ِلِن َس اِئِه ْم ُخُلًق ا‬
“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin
adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan
sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-
istrinya” (HR At-Tirmidzi no 1162 dan Ibnu Majah no 1987).
Seorang lelaki datang menemui Hasan Al-Bashri, meminta
nasihat, “Anak perempuanku dipinang oleh beberapa orang lelaki,
dengan siapakah yang sebaiknya aku mengawinkannya?”
Al-Hasan menjawab: “Kawinkanlah dia dengan lelaki yang
bertakwa kepada Allah, sebab kalau ia mencintai isterinya ia pasti
menghormatinya, tetapi kalau tidak menyukainya ia pasti tidak
akan berlaku zalim terhadapnya.” (‘Uyunul Akhbar IX/17, Ibnu
Qutaibah).
3 - Membangun Karakter Istri Salihah

Dari Abu Hurairah Ra, dia berkata:


‫ِقيَل ِلَرُس وِل ِهَّللا َص ىَّل ُهَّللا َع َلْي ِه َوَس َّلَم َأُّي الِّنَس اِء َخْي ٌر َق اَل اَّلِتي َتُس ُّرُه ِإَذ ا‬
‫َنَظ َر َو ُتِط يُع ُه ِإَذ ا َأَم َر َو اَل ُتَخاِلُف ُه ِفي َنْف ِس َه ا َو َم اِلَه ا ِبَم ا َيْك َرُه‬
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah Saw, “Siapakah wanita
yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling
menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika
diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya
sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasa’i no. 3231 dan
Ahmad 2: 251).
Imam As-Sindi menjelaskan makna hadits di atas, yaitu wanita
yang berpenampilan menawan secara lahir dan berakhlak baik
secara batin.
‫ َف إَّنَم ا ُه َو َجَّنُت ِك َو َناُرِك‬، ‫ َف اْنُظ ِرْي أيَن َأْنِت ِم ْن ُه‬: ‫َق اَل‬
Rasulullah Saw bersabda, “Lihatlah di mana keberadaanmu
dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah
surga dan nerakamu” (HR. Ahmad, 4:341)
4 - Menyegarkan Pengenalan

Jangan sampai kehilangan pengenalan kepada pasangan.


Setiap waktu selalu ada yang baru pada diri anda dan
pasangan anda
Mendekatlah, jangan menjauh. Selalu menyempatkan
untuk mengobrol dan merajut kesejiwaan.
Setelah menikah, anda tidak bisa lagi menjadi diri sendiri.
Karena anda harus berusaha menjadi seseorang seperti
harapan pasangan.
Semua orang pasti memiliki harapan terhadap pasangan.
Apakah anda mengetahui harapan pasangan anda
terhadap diri anda?
Bisakah anda menyebutkan harapan pasangan anda
terhadap diri anda?
5 - Menjadi Sahabat Setia bagi Pasangan

Sahabat itu : curhat, ngobrol, asyik, kompak.


Sahabat itu seseorang yang kita rela
menceritakan semua masalah hanya kepadanya
Sahabat itu seseorang yang kita betah berlama-
lama mendengarkan cerita yang sama darinya
Sahabat itu seseorang yang kita betah
menghabiskan waktu dengannya
Sahabat adalah seseorang yang ADA ketika kita
memerlukannya
Sinergi Rumah, Sekolah, Masyarakat

Yang diperlukan adalah sikap saling peduli, saling sinergi,


saling menguatkan dari rumah, sekolah dan masyarakat.
Yang pertama dan paling utama adalah menjaga
keharmonisan keluarga, sebagai tempat tumbuh
kembang yang optimal bagi anak.
Berikutnya, sangat diperlukan dukungan positif dari
pihak sekolah –baik sistem, guru, teman-teman dan
lingkungan sekolah. Dukungan dari sekolah sangat
memberikan pengaruh kebaikan pada semua anak.
Terlebih ketika menemukan dukungan positif dari
masyarakat. Anak-anak akan terkondisikan dalam
kebaikan, jika rumah, sekolah dan lingkungan masyarakat
mampu bersinergi memberikan dukungan terbaik.
Karena pendidikan anak adalah tanggung jawab kita
semua sebagai warga masyarakat dan warga bangsa.
Bahan Bacaan
Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, Insan Kamil, 2015
Abi Muhammad at-Tihamy, 2009, Keluarga Sakinah, Terjemahan Qurratul Uyun, Al-Miftah Surabaya
Ahmad Nur Alim dkk, Pengaruh Keharmonisan Keluarga terhadap Sopan Santun Siswa, Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol
7, No 1, Th 2023, diakses dari https://jptam.org/
Ayah Edy, 2012, Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga! Tangga Pustaka, Jakarta
Cahyadi Takariawan, Wonderful Parent: Menjadi Orangtua Keren, Era Adicitra Intermedia, 2019
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta, Penerbit
Erlangga, 1980.
Eni Sulastri, 2009, Pengaruh Keharmonisan Keluarga terhadap Prestasi Belajar PKN pada Siswa, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Irman Syarif, Dampak Keharmonisan Keluarga dan Pola Asuh Orangtua terhadap Prestasi Belajar Siswa, Jurnal al-
Ma’arif Vol. 2 No. 1 Th. 2020, diakses dari https://www.researchgate.net/
John DeFrain & Silvia M. Asay, 2019, Focusing on the Strengths and Challenges of Families, International Course on
Advocacy Skills in Mental Health System Development from Research to Policy, Yogyakarta.
Maria Krysan, Kristin A. Moore, Nicholas Zill, 1990, Identifying Successful Families: An Overview of Constructs and
Selected Measures, U.S. Department of Health and Human Services, https://aspe.hhs.gov
Bahan Bacaan
Marriage and Family Encyclopedia, The Qualities Of Strong Families, https://family.jrank.org, diakses 26 Mei
2022.
Muhammad Aqsho, 2017, Keharmonisan Dalam Keluarga dan Pengaruhnya Terhadap Pengamalan Agama,
Fakultas Agama Islam Universitas Dharmawangsa Medan, Jurnal Almufida Vol. II No. 1 Januari – Juni 2017
Mukhlis Aziz, 2015, Perilaku Sosial anak Remaja Korban Broken Home dalam Berbagai Perspektif, Jurnal Al
Ijtimaiyyah Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Vol. 1 No. 1,
Januari - Juni 2015
NebGuide, 2008, Creating a Strong Family, Why Are Families is So Important?
https://extensionpublications.unl.edu
Nurul Arfani, 2016, Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja, Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Pangestu Tri Wulan Ndari, 2016, Dinamika Psikologis Siswa Korban Broken Home di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 5 Sleman, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
Rury Muslifar, Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Siswa, Procedings Jambore
Konseling 3, 2017, diakses dari https://www.gci.or.id/
Thank you!
Jazakumullahu khairan

Ig: @ida_1912

Grup FB Wonderful Parentig

Anda mungkin juga menyukai