Anda di halaman 1dari 8

II.

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Darah

2.1.1 Menghitung Sel Darah Merah (SDM) dan Sel Darah Putih (SDP)

2.1.1.1 Hasil

Gambar Penghitungan

Diketahui: Leukosit = 0,5

Larutan Turk = 11 ml

Faktor perkalian = 20

Sel darah putih = 42

Rumus : Jumlah leukosit × leukosit × larutan turk ×


faktor perkalian

= 42 × 0.5 × 11 × 20

= 4620 (jumlah sel darah putih)

Diketahui: Eritrosit = 0,5

Larutan Hayem = 101 ml

Faktor perkalian = 200

Sel darah merah = 24

Rumus : Jumlah eritrosit × eritrosit × larutan hayem


× faktor perkalian

= 24 × 0,5 × 101 × 200

= 242400 (jumlah sel darah merah)


2.1.1.2 Pembahasan

Berdasarkan praktikum, darah terdiri dari plasma darah dan sel darah. Plasma darah
adalah cairan berwarna kuning yang berfungsi sebagai medium sel darah. Plasma darah
membantu sel daraah untuk berpindah tempat melewati pembuluh darah. Sel darah
tersusun dari beberapa komponen penyusun, yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan
trombosit. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kahfi et al. (2022) bahwa darah
memiliki tiga macam sel penyusun yaitu sel eritrosit, sel leukosit, dan sel trombosit yaitu
sebesar 45% bagian selular yang biasa disebut dengan korpuskuli, pada dasarnya keping
darah bukan termasuk sel melainkan suatu keping-keping dari bagian sitoplasma sel
megakariosit.
Darah merupakan cairan tubuh yang berfungsi untuk mengangkut bahan maupun
hasil dari metabolisme sel. Selain mengangkut bahan dan hasil metabolisme tubuh, darah
juga berfungsi sebagai alat transportasi bahan lain seperti enzim. Darah memiliki peran
yang vital dalam sistem sirkulasi di dalam tubuh. Sel darah terdiri dari sel darah merah
yang berfungsi untuk mengangkut bahan dan hasil metabolisme, sel darah putih sebagai
sistem imun, dan trombosit berperan dalam pembekuan darah jika terjadi luka. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Firani (2018) bahwa darah membawa oksigen dan
nutrisi bagi seluruh sel dalam tubuh serta mengangkut produk-produk hasil metabolisme
sel.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa jumlah sel darah merah dalam percobaan
berjumlah 111.100 sel . Penghitungan sel darah merah dilakukan dengan melarutkan
cairan darah dengan larutan hayem supaya hanya eritrosit yang terlihat. Larutan hayem
berfungsi sebagai pengencer sel darah merah atau eritrosit. Tujuan dari pengenceran sel
darah merah oleh larutan hayem adalah untuk mempermudah perhitungan dan
pengamatan. Hal Tersebut sesuai dengan pernyataan Aldi et al. (2013) bahwa dalam pipet
eritrosit dilakukan pengenceran dengan larutan Hayem 200 kali bertujuan untuk
memudahkan dalam penghitungan dan juga hayem ini dapat melisiskan trombosit dan
leukosit sehingga yang terlihat dibawah mikroskop hanya eritrosit.
Berdasarkan hasil praktikum, didapat hasil bahwa jumlah sel darah putih dalam
percobaan berjumlah 3.410 sel . Hasil atau jumlah sel darah putih tersebut didapatkan
berkat cairan darah yang dicampur dengan larutan turk, sehingga sel darah putih bisa
diamati. Hal tersebut sesuai dengan paparan Nurani et al. (2017) bahwa pemeriksaan
sampel darah untuk mengetahui total leukosit dilakukan dengan menggunakan
pengenceran larutan Turk dan untuk pemeriksaan differensial leukosit menggunakan zat
pewarna Giemsa. Kadar sel darah putih di dalam tubuh bisa jadi berbeda sesuai dengan
kondisi atau keadaan tertentu. Manusia dewasa cenderung memiliki kekebalan tubuh
yang lebih baik daripada anak-anak, dikarenakan jumlah sel leukosit pada manusia
dewasa lebih banyak.
Jumlah sel darah merah dan sel darah putih pada manusia dan hewan memiliki
jumlah tertentu. Jumlah atau kadar sel darah merah maupun sel darah putih dapat
berubah disebabkan kondisi tertentu. Jumlah atau kadar sel darah dipengarungi oleh
beberapa faktor seperti yang kebanyakan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar seperti
polusi, hal tersebut sejalan dengan pendapat Ardillah (2016) bahwa dampak timbal (Pb)
yang ada pada asap kendaraan bermotor merusak berbagai organ tubuh manusia,
terutama sistem saraf, sistem pembentukan darah, ginjal, sistem jantung, dan
sistem reproduksi, timbal juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan anemia.
Jumlah sel darah di dalam tubuh juga dipengaruhi oleh kondisi tubuh, ketika seseorang
mengalami pendarahan, maka jumlah trombosit dan eritrosit akan menurun drastis, dan
jika seseorang mengalami infeksi, maka jumlah sel leukosit akan menurun.

2.1.2 Pengukuran Kadar Darah Hemoglobin (Hb) Darah

2.1.2.1 Hasil

Nama Alat Gambar Keterangan


Hemometer Kadar Hb yang diketahui 2.5

2.1.2.2 Pembahasan

Hemoglobin merupakan bagian dari darah yang merupakan suatu protein


kompleks yang tersusun dari protein (globin) dan senyawa bukan protein (heme).
Hemoglobin mengandung zat besi yang menyebabkan darah memiliki warna merah.
Fungsi dari hemoglobin adalah untuk mengatur pertukaran oksigen di dalam tubuh.
Fungsi hemoglobin berkaitan erat dengan pertukaran oksigen baik di paru-paru maupun
di seluruh bagian tubuh. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dekayana (2019) bahwa
warna merah pada darah disebebkan karena adanya hemoglobin, protein pernapasan
(respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Berdasarkan praktikum, jumlah atau kadar hemoglobin di dalam tubuh
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin
antara lain penyakit, kekurangan asupan, jenis kelamin, umur, lingkungan, demografi, dan
gaya hidup. Faktor yang paling besar mempengaruhi jumlah atau kadar hemoblogin
dalam tubuh adalah asupan nutrisi dan lingkungan. Gaya hidup merokok dalam praktikum
disebutkan dapat menurunkan kadar hemoglobin, hal tersebut bertentangan dengan
pendapat Ameli et al. (2016) bahwa tidak terdapat hubungan antara derajat merokok
dengan kadar hemoglobin. Hal tersebut menjadi bukti bahwa merokok kurang kuat
menjadi bukti penyebab menurunnya kadar hemoglobin.
Prinsip dari praktikum tersebut adalah mengukur kadar hemoglobin pada darah
secara kolorimetri. Metode kolorimetri dilakukan dengan perbandingan warna dilakukan
antara standar dan sampel uji, baik secara visual atau dengan metode kolorimetri. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Fitri (2023) bahwa metode yang digunakan untuk
mengukur kadar hemoglobin adalah dengan kolorimetri. Hemolisis yaitu pecahnya sel
darah merah dan keluarnya hemoglobin ke plasma. Hemolisis dapat terjadi secara in vitro
dan in vivo. Sampel yang hemolisis dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium
yang dapat menyebabkan kesalahan diagnosis.

2.1.3 Pengukuran Waktu Penjendalan Darah

2.1.3.1 Hasil

No. Proses Gambar Waktu Probandus

1. Pendarahan 48 detik Rafi Yusuf

2. Penjendalan 332 Detik Surya Desta

2.1.3.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum, darah yang keluar dari tubuh akan menjendal atau
membeku. Waktu yang dibutuhkan darah untuk menjendal berbeda-beda karena
dipengaruhi beberapa faktor seperti jenis kelamin, kesehatan, genetik, dan lain-lain.
Faktor tersebut bisa mempengaruhi jumlah trombosit dalam darah, semakin banyak
jumlah trombosit, maka penjendalan darah semakin cepat. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Enrica et al. (2014) bahwa salah satu faktor yang berperan di sistem
pembekuan darah adalah trombosit. Trombosit berperan dalam penyumbatan luka
pendarahan dengan membentuk benag-benang fibril.
Berdasarkan praktikum, pendarahan berlangsung selama 1 menit lebih 9 detik
sebelum darah berhenti mengalir. Alat yang digunakan dalam praktikum pendarahan
salah satunya adalah jarum franckle. Jarum franckle digunakan untuk membuat luka pada
jari sehingga darah bisa keluar. Pendarahan merupakan waktu dari darah keluar atau
memancar sampai berhenti. Pendarahan bisa terhenti ketika terjadi pembekuan darah
pada area luka yang dilakukan oleh trombosit, hal tersebut sesuai dengan pendapat
Kusuma et al. (2014) bahwa pada saat terjadi luka pada permukaan tubuh, komponen
darah, yaitu trombosit akan segera berkumpul mengerumuni bagian yang terluka dan
akan menggumpal sehingga dapat menyumbat dan menutupi luka.
Menurut hasil praktikum, darah memerlukan waktu 6 menit 14 detik untuk
mencapai kondisi penjendalan. Penjendalan merupakan waktu mulai darah keluar sampai
terbentuk benang-benang fibril. Benang-benang fibril tersebut merupakan hasil dari
pengkatalisan trombosit, sehingga peran trombosit sangat penting dalam penyumbatan
luka, hal tersebut sesuai dengan pendapat Oktavia et al. (2017) bahwa fungsi trombosit
sangat penting dalam pembentukan sumbatan mekanik selama proses hemostatis.
emostasis adalah istilah gabungan untuk segala prosedur yang dilakukan oleh tubuh
untuk melindungi diri dari proses pendarahan. Hemostasis juga dapat diartikan sebagai
mekanisme alami dari tubuh untuk menghentikan kehilangan darah yang berlebihan.

2.1.4 Pengukuran Tekanan Darah

2.1.4.1 Hasil

No. Sistole Diastol Gambar


e
1 118 79

2.1.4.2 Pembahasan

Berdasarkan praktikum, tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke


dindng arteri saat darah di pompa dari jantung ke seluruh tubuh. Alat yang digunakan
untuk mengukur tekanan darah adalah tensimeter atau sphygmomanometer. Tekanan
darah normal pada manusia adalah 120/80 dengan 120 merupakan tekanan darah sistol,
dan 80 merupakan tekanan darah diastol. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hardianti
et al. (2018) bahwa tekanan darah yang normal berkisar antara 120-140 untuk tekanan
sistol dan 80-90 untuk tekanan diastol.
Berdasarkan praktikum, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan
darah pada tubuh. Perubahan tekanan darah dapat disebabkan oleh pengaruh seperti
posisi badan, aktivitas tubuh, waktu pengukuran, usia, emosi, dan beberapa hal lain. Hal
tersebut kurang sesuai dengan pendapat Fitriani (2017) bahwa terdapat hubungan pada
riwayat penyakit keluarga dengan tekanan darah memiliki hubungan bermakna (p= 0.006)
dan indeks massa tubuh dengan tekanan darah memililki hubungan bermakna (p=0.039).
Sedangkan tidak terdapat hubungan yang bermakna pada usia, tingkat pendidikan, stress
kerja, aktivitas fisik, konsumsi kafein, konsumsi obat-obatan, dan kebiasaan merokok
dengan naik turunnya tekanan darah.
Prinsip kerja dari pengukuran tekanan darah adalah menekan bagian proximal
arteria brachialis dengan tekanan yang diketahui sehingga aliran darah bagian distal tidak
menimbulkan tekanan. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah
tensimeter (sphygmomanometer). Sedangkan tekanan darah dapat didengar dengan
menggunakan stetoscope sehinga bisa diketahui kuat lemahnya tekanan darah. Hal
tersebut sesuai dengan paparan Dirta (2013) bahwa Tensimeter adalah alat kesehatan
yang digunakan untuk mengukur tekanan darah dan saat ini dikembangkan untuk
keperluan dunia medis. Menjaga kesehatan tekanan darah bisa dimulai dengan
penarapan pola hidup sehat dan menghindari stres.

Anda mungkin juga menyukai