Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TERNAK
“Darah”

OLEH :
NAMA : ADHIYAKSA ILYAS A.
NIM : D1A023040
KELOMPOK : 1D
ASISTEN : AURA WATI P.T.

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN REPRODUKSI TERNAK TERAPAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2024
I . HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Menghitung Sel Darah Merah {SDM) Dan Sel Darah Putih
1.2 1.1.1 Hasil
No. Gambar Keterangan

1.  Sel Darah Merah (SDM) berada


di kotak tengah
-Metode : L- Rule
-Jumlah : 24
 Sel Darah Putih (SDP) berada di
kotak dri tiap sudut
-Metode : L- Rule
-Jumlah : 43
1) Kotak 1 = 10
2) Kotak 2 = 9
3) Kotak 3 = 12
4) Kotak 4 = 12

Perhitungan:

1) Sel darah merah (eritrosit)


• = 24 x 0,5 x 101 x 200
• = 242.400

2) Sel darah putih (leukosit)


• = 43 x 0,5 x 11 x 20
• = 4.730

1.1.2 Pembahasan
Darah adalah cairan tubuh yang sangat vital bagi kehidupan manusia, yang
bersikulasi dalam jantung dan pembuluh darah. Darah membawa oksigen dan nutrisi bagi
seluruh sel dalam tubuh serta mengangkut produk-produk hasil metabolisme sel. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Firani (2018) yang menyatakan bahwa darah
mengandung sel-sel darah serta cairan yang disebut plasma darah yang berisi berbagai zat nutrisi
maupun substansi lainnya. Darah berada di dalam suatu pembuluh darah arteri atau vena,
dan merupakan sebagian dari sistem organ tubuh manusia yang berperan penting bagi
keberlangsungan hidup manusia. Volume darah total dalam tubuh manusia dewasa adalah
berkisar 3,6 liter bagi wanita dan 4,5 liter bagi pria.
Darah tersusun oleh plasma darah (medium sel-sel darah) dan sel darah (eritrosit,
leukosit, dan trombosit). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Irawati (2015), yang
menyatakan bahwasannya darah merupakan cairan yang terdiri dari plasma darah (cairan
bening) dan sel darah (yang terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit). Adanya sel-sel
darah menyebabkan adanya pergeseran intern diantara lapisan yang berdampingan
sehingga menyebabkan adanya sifat kekentalan dari darah. Kekentalan darah
berpengaruh pada tingkat kualitas darah, semakin kental darah kualitasnya semakin
buruk karena darah akan sulit mengalir dan dapat menyebabkan penyumbatan aliran
darah, yang dapat menyebabkan kematian.
Sel darah merah (eritrosit) merupakan salah satu bagian utama dari darah. Dalam
setiap 1 mm³ Darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar 99% dari darah, oleh
karena itu setiap sediaan darah yang paling mendominasi adalah sel-sel tersebut. Dalam
keadaan normal, eritrosit manusia berbentuk bikonkaf dengan diameter sekitar 7-8
mikrometer, tebal ± 2.6 mikrometer dan tebal tengah ± 0.8 mikrometer dan tanpa
memiliki inti. Bentuk sel darah merah bulat pipih dengan bagian tengah yang cekung.
Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuh kandungannya
tersusun dari air yakni sekitar 60% dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara
keseluruhan kandungan eritrosit merupakan substansi koloidal yang homogen, sehingga
sel ini bersifat elastis dan lunak. Warna merah yang dimiliki sel darah merah berasal dari
hemoglobin. Setiap sel darah merah terkandung sekitar 200 juta molekul hemoglobin.
Hemoglobin (Hb) merupakan senyawa protein yang mengandung unsur besi (Fe). Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Ikawati (2018), yang menyatakan bahwa eritrosit atau
sel darah merah adalah sel darah yang berwarna merah, berbentuk cekung (bikonkap).
Warna pada darah disebabkan oleh warna eritrosit, eritrosit membawa 280 molekul
hemoglobin dan dari setiap hemoglobin membawa 4 molekul oksigen.
Sel darah putih adalah jenis sel darah yang dibuat di sumsum tulang dan
ditemukan di darah dan jaringan getah bening. Sel darah putih memiliki fungsi penting
untuk sistem kekebalan tubuh, karena sel darah putih merupakan pertahanan utama
tubuh terhadap infeksi dan penyakit. Jumlah sel darah putih pada tubuh dapat berubah
mengikuti ritme harian hal ini tersebut sesuai dengan pernyataan Wonohadidjojo, (2021).
Konsentrasi leukosit dalam darah umumnya mengikuti ritme harian, pada pagi hari
jumlah leukosit menjadi lebih rendah, sedangkan pada sore hari jumlahnya akan
meningkat. Sel darah putih dapat dikategorikan menjadi dua jenis, ditentukan oleh
penampilan sitoplasma, yaitu jenis pertama adalah Granulosi yang diantaranya ada
Basophil, Eosinophil, dan Neutrophil dan kelompok kedua, yang disebut Agranulosit, yang
diantaranya adalah Lymphocytedan Monocyte.
Praktikum kali ini membahas mengenai perhitungan sel darah merah dan sel
darah putih. Sel darah merah atau eritrosit adalah esensial pada manusia yang pada
keadaan normal berbentuk cekung, tidak berinti dan berfungsi sebagai pembawa oksigen.
Hal tersebut sesuai dengan Aliviameita dan Salamoon (2021) bahwa eritrosit berfungsi
dalam mengantarkan oksigen dan zat makanan yang diperlukan tubuh serta
menyingkirkan CO2 beserta hasil buangan lainnya.

1.3 Pengukuran Kadar Hemoglobin Darah


1.3.1 Hasil
No Gambar Keterangan

1.

Probandus: Azizah Rizky,


(Perempuan 19
Tahun Hb : 12)

1.2.2 Pembahasan
Hemoglobin merupakan protein kompleks tersusun dari protein atau globin dan
senyawa bukan protein atau heme. Heme mengandung zat besi atau asam amino yang
menyebabkan darah menjadi warna merah. Hal tersebut sesuai dengan Handayani (2018)
bahwa molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu
molekul organik dengan satu atom besi. Hemoglobin memiliki warna kuning-kekuningan
dan kadar di dalam eritrosit 1/3 bagian.
Hasil yang diperoleh dari praktikum kadar hemoglobin dari praktikum kadar
hemoglobin darah diperoleh data dengan probandus wanita memiliki kadar hemoglobin
12 gr/ dL. Nilai batas normal kadar Hb untuk bayi 10-11 g/dL, balita 9-15 g/dL, bumil 10-
15 g/dL, wanita dewasa 12-16 g/dL, dan pada pria dewasa 13,5-18 g/dL. Hal tersebut
sesuai dengan Kosasi (2014) bahwa kadar hemoglobin normal dalam darah pada wanita
dewasa adalah 12 – 16 gram/dL, karena itu probandus memiliki kadar hemoglobin normal
dan masih dalam range yang standar.
Fungsi hemoglobin untuk mengatur pertukaran O2 dengan CO2 dalam jaringan
tubuh, mengambil O2 di paru-paru dibawa ke seluruh tubuh dan dipakai untuk bahan
bakar, membawa O2 dari seluruh jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru
untuk dibuang. Hal tersebut sesuai dengan Mantika (2014) bahwa hemoglobin (Hb)
adalah rangkaian protein yang terdapat didalam sel darah merah, yang berperan penting
di dalam kebugaran jasmani, karena hemoglobin merupakan protein yang mengandung
zat besi dan melaksanakan fungsi pengangkutan oksigen dari paru-paru ke seluruh
jaringan tubuh. Hemoglobin (Hb) mengandung besi yang diperlukan untuk bergabung
dengan oksigen dan beredar ke seluruh tubuh, maka kekurangan oksigen seperti nafas
akan menjadi pendek.
Kadar hemoglobin yang kurang dari 10 disebabkan oleh beberapa penyakit seperti
anemia dan leukimia. Seseorang yang kadar Hbnya lebih dari 8 akan terindikasi suatu
gangguan seperti dehidrasi dan diare. Kadar Hb yang kurang dari 5 akan berbahaya bagi
kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan Astututik (2019) yang menyatakan bahwa ibu
hamil potensial terjadi anemia. Hal tersebut disebabkan secara fisiologis dalam masa
kehamilan terjadi proses pengenceran darah (hemodilusi/hipervolemia) guna memenuhi
kebutuhan ibu dan janin. Terjadi peningkatan plasma darah (40-45%) yang tidak
sebanding dengan peningkatan sel darah merah (20-30%). Hal tersebut mengakibatkan
penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) dari 15 g/dL menjadi 12,5 g/dL, dan pada 6%
perempuan bisa mencapai di bawah 11 g/dL. Suatu keadaan dimana kadar Hb kuranng
dari 11 g/dL disebut dengan anemia.
Kadar hemoglobin dalam darah harus berada dalam kisaran normal agar berfungsi
dengan baik. Seorang dikatakan kekurangan hemoglobin bila kadar hemoglobinnya lebih
rendah dari batas normal. Cara untuk menaikkan Hb yaitu dengan mengonsumsi vit B12,
asam folat, sayur, kacang-kacangan, daging, susu dan lain-lain yang mengandung zat besi
yang dapat membantu metabolisme dalam meningkatkan Hb. Hal tersebut sesuai dengan
Utama et al., (2014) bahwa pada penelitian di Bangladesh, diketahui bahwa suplementasi
zat besi dan asam folat dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada wanita pekerja.

1.3 Pengukuran waktu Pendarahan Dan Penjendalan darah


1.3.1 Hasil

No Gambar Keterangan

Probandus: Lathifah salma (Perempuan,


1. 19 Tahun Kadar Hb: 12).

1.3.2 Pembahasan
Penjendalan adalah darah yang keluar sampai dengan terbentuknya benang fibril,
sedangkan pendarahan adalah keluar nya darah dari sebagai interval waktu keluarnya
darah yang luka sampai darah berhenti mengalir keluar dari pembuluh darah. Waktu
pendaran yang normal kisaran 15-20 detik. Hal tersebut sesuai Sidrotullah (2021) bahwa
pendarahan yang normal yaitu antara 15- 20 detik, sedangkan waktu pembekuan darah
normal adalah 2-6 menit. Waktu yang didibutuhkan darah untuk menjandal pada
probandus adalah 3 menit 46 detik, waktu tersebut merupakan waktu normal dan masih
termasuk dalam range standar pembekuan darah.
Pembekuan darah merupakan mekanisme alami tubuh untuk menghentikan
pendarahan saat terjadi luka atau biasa disebut juga koagulasi darah. Faktor yang
diperlukan dalam penggumpalan darah adalah koagulasi, trombosit dan fibrin untuk
membentuk pembekuan darah. Hal tersebut sesuai dengan Evelyn (1989) bahwa faktor
yang diperlukan dalam penggumpalan darah adalah garam kalsium sel yang luka yang
membebaskan trompokinase, trombin dari protombin dan fibrin yang terbentuk dari
fibrinogen.
Mekanisme pembekuan darah yaitu setelah trombosit akan mengeluarkan
tromboplastin, bersama dengan ion Ca tromboplastin mengaktifkan protrombin menjadi
trombin. Enzim trombokinase yang berfungsi untuk menghentikan pendarahan apabila
terjadi luka. Hal tersebut sesuai dengan Al Fitrah (2019) bahwa trombokinase berfungsi
untuk mengubah protombin dalam plasma darah menjadi trombin dengan bantuan ion
Ca²+ dan vitamin K. Trombin akan mengubah fibrinogen dalam plasma menjadi benang-
benang fibrin, yaitu benang-benang halus dapat menghentikan pendarahan dan menutup
luka.
Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh besarnya luka, adanya penyakit, dan
asupan nutrient. Hal tersebut sesuai dengan Caraka (2017) bahwa penyembuhan luka
dapat dipengaruhi oleh umur, nutrisi, pemakaian obat-obatan, kondisi metabolik,
koagulasi, kebersihan diri, imunologi, daerah terjadinya luka, ketegangan tepi luka dan
faktor gangguan imun yang merupakan dampak terjadinya infeksi. Proses penjendalan
darah bertujuan untuk mengatasi kerusakan vascular sehingga tidak terjadi pendarahan
berlebihan, tetapi proses penjendalan darah harus harus dilokasirkan pada daerah
terjadinya luka, tidak boleh sampai menyebar ke tempat lain karena akan membahayakan
peredaran darah.
Heme mengandung zat besi atau asam amino yang menyebabkan darah menjadi
warna merah. Hal tersebut sesuai Adriana (2019) bahwa warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung
besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Keberadaan darah sangat penting, oleh karenanya harus terdapat mekanisme yang dapat
memperkecil kehilangan darah apabila terjadi kerusakan pembuluh darah.

1.4 Pengukuran Tekanan Darah

1.4.1 Hasil

No Gambar Keterangan
Probandus : Putri Suryani (Perempuan
19 tahun kadar Hb: 12).
1.

Probandus: Muhammad hanif (Laki-laki


2. 19 tahun kadar Hb: 12).

1.4.2 Pembahasan

Tekanan darah menunjukkan seberapa kuat jantung memompa darah ke seluruh


tubuh. Hal tersebut sesuai dengan Dinata (2015) bahwa tekanan darah adalah gaya
(dorongan) darah ke arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh.
Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik,
sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung
beristirahat.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah tensimeter atau
biasanya disebut sphygmonanometer. Hal tersebut sesuai Fadilah (2020) bahwa
sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar,
kantong karet yang terbungkus kain dan pembaca tekanan, yang bisa berupa jarum mirip
jarum stopwatch atau air raksa. Pengukuran kanan darah sangat mudah dilakukan dengan
cara palpasi yaitu pada arteri radialis letakkan jari kedua, tiga dan empat sehingga dapat
terasa ada denyutan.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti
120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat
denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan
saat jantung berisirahat di antara pemompan, dan disebut tekanan diastole. Hal tersebut
sesuai dengan Ibrahim (2021) bahwa tekanan darah normal menuasia dewasa dengan
kondisi tubuh sehat memiliki tekanan darah sekitar 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg.
Tekanan darah terdiri dari 2 yaitu tekanan sistol atau tekanan maksimal dan
tekanan distol atau tekanan relax. Hal tersebut sesuai dengan Penggalih (2015) bahwa
tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam
pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia. Tekanan darah
terdiri atas 2 bagian tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan darah sistolik
didefinisikan adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup sedangkan tekanan
darah diastolik didefinisikan tekanan darah pada waktu jantung mengendor kembali.
Faktor yang mempengaruhi tekanan darah, antara lain: kekuatan memompa
jantung, aktivitas fisik, jenis kelamin,umur dan stress fisik dan psikis. Hal tersebut sesuai
dengan Kawahyu et al., (2015) bahwa tekanan darah akan cenderung tinggi bersama
dengan peningkatan usia umumnya sistolik akan meningkat sejalan dengan peningkatan
usia, sedangkan diastolik akan meningkat sampai usia 55 tahun untuk kemudian menurun
lagi. Semakin tua umur seseorang tekanan sistolik nya semakin tinggi biasanya
dihubungkan dengan timbulnya arteriosclerosis.
II. PENUTUP

2.1 Kesimpulan
1. Darah terdiri dari plasma dan sel darah.
2. Fungsi hemoglobin untuk mengatur pertukaran O2 dengan CO2 dalam jaringan
tubuh, mengambil O2 di paru-paru dibawa ke seluruh tubuh dan dipakai untuk
bahan bakar, membawa O2 dari seluruh jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme
ke paru-paru untuk dibuang.
3. Penjendalan adalah darah yang keluar sampai dengan terbentuknya benang fibril.

2.2 Saran
1. Untuk keseluruhan sudah baik, semangat untuk para asisten.
2. Lebih jelas lagi dalam penyampaiaan materi
Daftar Pustaka

Al Fitrah, H. 2019. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Jumlah Trombosit Menggunakan


Antikoagulan Edta Dan Antikoagulan Ekstrak Batang Mangrove (Aegiceras
corniculatum) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).

Ardina, R. dan Y. Putri. 2019. Pengaruh variasi waktu inkubasi terhadap kadar hemoglobin
menggunakan metode sahli. Borneo Journal Of Medical Laboratory Technology.
2(1):87-91.

Astutik, R. Y. dan D. Ertiana. 2018. Anemia dalam kehamilan. Pustaka Abadi: Jember

Caraka, B., Sumbodo, B. A. A., & Candradewi, I. 2017. Klasifikasi Sel Darah Putih
Menggunakan Metode Support Vector Machine (SVM) Berbasis Pengolahan Citra
Digital. IJEIS (Indonesian J. Electron. Instrum. Syst. 7(1) : 25-36.

Dinata, W. W. 2015. Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Melalui Sistem Yoga. Jurnal
Olahraga Prestasi 11(2):77-90.

Evelyn, P. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta

Fadlilah, S., N. H. Rahil, dan F. Lanni. 2020. Analisis faktor yang mempengaruhi tekanan
darah dan saturasi oksigen perifer (SPO2). Jurnal Kesehatan Kusuma Husada.

Firani, N.K. 2018. Mengenali Sel-Sel Darah dan Kelainan Darah. Malang: Tim UB Press.

Handayani, S. 2021. Anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Penerbit Media Sains
Indonesia:

Ibrahim, I. 2021. Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah pada Manula Di
Panti Jompo Annisa Ummul Khairat Kota Batam Tahun 2019. Zona Kedokteran:
Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Batam. 10(1) : 64-73.

Ikawati, K. 2018. Pengaruh Buah Bit (Beta Vulgaris) Terhadap Indek Eritrosit Pada Remaja
Putri Dengan Anemia. Journal of Nursing and Public Health. 6(2):60-66.

Irawati, W., dan Mulyanti, M. 2015. Kompres air hangat pada daerah aksila dan dahi
terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien demam di pku muhammadiyah
kutoarjo. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia. 3(1):10-14.

Kawahyu, Y. A., Bintoro, W., & Indriyati, I. 2015. Hubungan Kecemasan dengan Tekanan
Darah pada Pasien Pre Operasi Ca Mammae (Doctoral dissertation, Universitas
Sahid Surakarta).
Kosasi, L., F. Oenzil, A. Yanis. 2014. Hubungan Aktivitas Fisik terhadap Kadar Hemoglobin
pada Mahasiswa Anggota UKM Pandekar Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan
Andalas. 3(2):178-180.

Mantika, A. I., & Mulyati, T. 2014. Hubungan asupan energi, protein, zat besi dan aktivitas
fisik dengan kadar hemoglobin tenaga kerja wanita di pabrik pengolahan rambut
PT. Won Jin Indonesia. Journal of Nutrition College. 3(4) : 848-854.

Penggalih,M. H. S. T., M.Hardiyanti, F. I. Sani. 2015. Perbedaan Perubahan Tekanan Darah


dan Denyut Jantung pada Berbagai Intensitas Latiham Atlet Balap Sepeda. Jurnal
Keolahragaan.

Salamoon, D.K. 2021. Anime Sebagai Media Edukasi Digital Mengenai Fungsi Sel Darah
Merah. MUDRA Jurnal Seni Budaya. 36(2):201.

Sidrotullah, M. 2021. Efek Waktu Henti Pendarahan (Bleeding Time) Daun Bandotan
(Ageratum conyzoides L.) pada Mencit (Mus musculus). Journal Syifa Sciences and
Clinical Research. 3(1):38-41.

Utama, N., P.R. Ayu, R.D. Puspitasari, R. Graharti. 2014. Indeks Trombosit pada Penderita
Preeklampsia di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. JK Unila. 2(2):102.

Wonohadidjojo, D.M. 2021. Perbandingan Convolutional Neural Network pada Transfer


Learning Method untuk Mengklasifikasikan Sel Darah Putih. Ultimatics: Jurnal
Teknik Informatika. 13(1):51.

Anda mungkin juga menyukai