HEWAN (BI-2103)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah,
organ pembentuk darah, dan penyakitnya. Hematologi mempelajari darah
serta kadar komponen yang menyusunnya, seperti hemoglobin, sel darah
merah, gula darah, sel darah putih, pengukuran hematokrit, serta platelet
(Tortora, 2011). Parameter pengukuran hematologi umumnya terdiri dari
perhitungan sel darah merah, Mean Corpuscular Volume, Mean
Corpuscular Hemoglobin, Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration,
dan pengukuran sel darah putih (Greer et al, 1999).
Hematologi adalah salah satu ilmu yang dipelajari banyak ahli
kesehatan, seperti dokter, peneliti, dan lain-lain. Dikatakan demikian,
karena sangat penting
Faktanya, darah adalah salah satu bagian tubuh yang krusial karena darah
menunjang dan membantu kerja sistem organ lain sehingga sistem
sirkulasi adalah sistem yang mengatur segalanya, mulai dari pencernaan,
respirasi, otot, dan lain-lain (Cashen et al., 2010).
Pengukuran parameter hematologi memerlukan sampel darah dan
parameter perhitungan yang akurat yang berhubungan dengan cara
pengumpulan sampel. Perngukuran parameter hematologi mencakup
penghitungan jumlah sel darah merah, penghitungan jumlah sel darah
putih, pengukuran volume hematokrit, perhitungan gula darah, serta
pengukuran konsentrasi hemoglobin. Dari data-data yang ditemukan itulah
yang mengindikasikan kesehatan darah suatu spesies yang diambil sampel
darahnya (Hoffbrand dan Pettit, 1987).
Pengukuran parameter hematologi sangat dibutuhkan, terutama di
bidang kesehatan atau medis. Pengukuran parameter hematologi dilakukan
untuk membandingkan sampel darah yang didapat dengan parameter
normal dan dapat dijadikan rujukan/referensi. Dengan melakukan
1.2
Tujuan
1. Menentukan nilai parameter hematologi darah mencit
2. Menentukan lapisan-lapisan histologi penyusun pembuluh darah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
yang
didapat
mengindikasikan
dari
perhitungan
penyakit-penyakit
yang
hematokrit
terjadi
pada
dapat
suatu
sel
atau
mengalami
hyperglycemia
yang
2.2
Komponen
Eritrosit (106 sel/mm3)
Leukosit (103 sel/mm3)
Hematokrit (%)
Hemoglobin (g/dL)
3
MCV ( m )
Jumlah (Parameter)
6,5 10,1
12,1 15,9
32,8 48,0
10,1 16,1
42,3 55,9
MCH (pg)
MCHC (g/dL)
13,7 18,1
29,5 39,1
Komponen Darah
Darah adalah jaringan ikat yang terdiri dari sel yang diselubungi oleh
cairan ekstraselular. Darah berfungsi sebagai alat transportasi O2 dan CO2
dalam tubuh, transportasi zat-zat yang diperlukan tubuh, sebagai regulator
suhu, serta melindungi bagian sistem kardiovaskular (Tortora, 2011).
Komponen penyusun darah terdiri dari plasma darah, sel darah merah, sel
darah putih, dan platelet.
2.2.1 Plasma Darah
Plasma darah terdiri dari 91,5% air dan 8,5% larutan (7%
protein plasma, 1,5% larutan lain). Protein yang berada pada plasma
darah dapat ditemukan juga di bagian tubuh lainnya, tetapi yang
berada di darah disebut protein plasma. Protein plasma disintesis
oleh bagian yang disebut hepatosit. Hepatosit menyintesis protein
plasma, seperti albumin (54% protein plasma), globulin (38%
protein plasma), serta fibrinogen (7% protein plasma) (Tortora,
2011).
2.2.2 Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah, atau disebut juga eritrosit mengandung
protein pembawa oksigen yang disebut hemoglobin. Hemoglobin
berfungsi sebagai pengikat oksigen serta sebagai pigmen yang
memberi warna merah pada darah. Pria dewasa memiliki sekitar 5,4
juta sel darah merah per mikroliter darah, sementara wanita dewasa
memiliki sekitar 4,8 juta sel darah merah per mikroliter darah. Sel
darah merah memiliki diameter sebesar 7-8 m dan memiliki jumlah
yang sangat banyak didalam darah. Sel darah merah memiliki siklus
hidup sebanyak 120 hari (Tortora, 2011).
2.2.3 Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih, atau disebut leukosit memiliki nukleus dan
tidak memiliki hemoglobin. Leukosit berfungsi sebagai penghasil
antibodi yang akan melawan patogen. Leukosit dibedakan menjadi
granulosit
dan
agranulosit
berdasarkan
jumlah
kandungan
1) Granulosit
Granulosit
kaya
akan
granula
yang
dapat
membantu
Trombosit
Berbeda dari eritrosit dan leukosit, trombosit merupakan
Platelet
Platelet memiliki diameter sebesar 3m, berwarna ungu dan
2.3
ini
juga
dapat
menentukan
51
lokasi-lokasi
tempat
Hemophilia
Hemophilia adalah penyakit dimana darah sukar membeku
yang disebabkan oleh gangguan pada trombosit sehingga trombosit
sulit untuk melakukan blood clotting pada luka yang terbuka.
Penderita penyakit hemophilia pada umumnya sering mimisan,
terdapat darah pada urin. Penyakit hemophilia dapat diatasi dengan
transfusi plasma darah yang bagus atau dengan memakai drug
desmopressin (DDAVP) yang dapat meningkatkan pembekuan
darah (Tortora, 2011).
2.3.3
Sickle-Cell Disease
Sickle-Cell Disease adalah kelainan dimana sang penderita
memiliki sel darah merah yang mengandung Hb-S, sebuah
hemoglobin abnormal. Saat Hb-S melepaskan oksigen ke dalam
larutan interstitial, Hb-S akan membentuk sebuah sel darah yang
Leukimia
Leukimia adalah penyakit dimana sang penderita memiliki
jumlah leukosit atau sel darah putih yang berlebihan. Dapat terjadi
demikian karena sel darah putih yang membelah dan bertambah
banyak tanpa dapat dikontrol. Hasilnya sel darah merah yang
mengandung oksigen berkurang dan kerja platelet dalam blood
clotting menjadi abnormal. Selain itu, sel darah putih yang terlalu
banyak akan menyebar ke bagian tubuh yang lain dan
menyebabkan
penderita
merasakan gejala anemia seperti mudah lelah, tak tahan dingin, dan
kepucatan. Selain itu, berat badan menurun, badan menjadi panas,
pendarahan berlebihan dan keringat dingin juga diderita oleh sang
penderita (Tortora, 2011).
Leukimia dibagi
menjadi
empat
tipe
yaitu,
Acute
Diabetes
Diabetes adalah penyakit dimana hilangnya kemampuan tubuh
untuk merubah glukosa menjadi energi. Glukosa merupakan hasil
dari dicernanya karbohidrat dalam tubuh. Setelah glukosa
dihasilkan, glukosa di transfer kedalam darah dan didifusikan ke
dalam sel untuk dirubah menjadi energi. Agar difusi glukosa dapat
terjadi, diperlukan bantuan dari hormone insulin yang dihasilkan di
beta sel pada pancreas. Pada penderita diabetes, pembentukan
hormone insulin ini terganggu dan menyebabkan kurangnya
produksi insulin (DRWF, 2010).
Terdapat dua tipe diabetes, yaitu Tipe 1 dan Tipe 2. Diabetes
tipe 1 berpengaruh pada unsur gen, sehingga jika orangtua terkena
diabetes tipe 1, ada kemungkinan untuk keturunannya terkena
diabetes tipe 1. Pada tipe ini, produksi insulin cacat sehingga tidak
dapat
mendifusikan
glukosa
ke
sel
tubuh.
Kebanyakan
BAB III
METODOLOGI
3.1
Alat
Pipet khusus eritrosit
Pipet khusus leukosit
Object glass
Mikroskop
Glukostrip
Pipet khusus alat ukur Sahli
Hemocytometer
Sentrifuga
Tabung kapiler diameter 3 cm
3.2
Bahan
Darah Mencit
Larutan Hayem
Larutan KOH 20%
Larutan eosin
Larutan Turk
Vaseline
Alkohol
Akuades
Heparin
Malam
HCl
Preparat vena cava posterior,
aorta dorsalis, serta arteri
penyebar
Cara Kerja
Berikut ini adalah langkah-langkah kerja untuk setiap percobaan
yang dilakukan pada praktikum kali ini.
3.2.1
3.2.2
3.2.3
menjadi
3.2.4
kecepatan
10.000-15.000
rpm.
Volume
hematokrit
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
R =5
R total = 351
Pengenceran=
101-0,5
=20 1
0,5
4.1.2
351201
=3,53106 mm3
50,20,20,1
Pengenceran=
W =5
W total = 177
Pengenceran=
11 -1
=10
1
4.1.3
17710
= 4,425 mm 3
40,111
4.1.4
4.1.5
MCV =
Hematokrit
106
Jumlah eritrosit
L
( )
40
6
3,53
( 10L )
=11,53 m3
4.1.6
Hemoglobin
adalah
MCH ( pg ) =
4.1.7
( dLg ) 10
106
Jumlah eritrosit
L
( )
12,8 10
106
3,53
L
( )
=36,3 pg
4.1.8
Konsentrasi hemoglobin
MCHC
( dLg )=
MCHC
Hematokrit
( dLg ) 100
GambarLiteratur
Tunika interna
Tunika media
Perbesaran 100x
(Nadia, 2011)
Arteri
Penyebar
Lumen
Lepus sp.
- Perbesaran 100x
Tunika media
Tunika intima
Tunika adventitia
Tunika eksterna
Arteri
Penyebar
Tunika interna
Tunika media
Lume
n
Equus sp.
- Perbesaran 400x
Tunika eksterna
(Eroschenko, 2005)
Vena
Lepus
sp.
Tunika intima
Tunika media
Ukuran Sedang
- Perbesaran 100x
Membran
elastika
eksterna
Tunika adventitia
Lumen
Apusan
Mencit
Darah
(Mus
musculus)
- Monocyte
- Eritrosit
- Perbesaran 400x
(Febriyanti, 2008)
Eritrosit
Eritrosit
Platelets
Monosit
Monosit
(Eroschenko, 2005)
Leukos
it
Apusan
Darah
Mencit
(Mus
musculus)
- Leukosit
- Perbesaran 400x
Leukosit
Leukosit
Limfosit
Apusan
Darah
Mencit
(Mus
(Eroschenko, 2005)
musculus)
- Limfosit
- Perbesaran 400x
(Eroschenko, 2005)
BAB V
PEMBAHASAN
serabut elastin, lamella elastin, kolagen, dan lamina elastika eksterna. Lapisan
tunika intima yang merupakan lapisan terdalam pada pembuluh disusun oleh
endotelia, subendotelia, dan lamina elastika interna (Pistorio, 2007).
Perbedaan antar pembuluh berbeda dari tebal tipis dan ada atau tidaknya
lapisan. Dari hasil pengamatan, aorta berbentuk bulat dan masih memiliki semua
lapisan pada pembuluh darah dan tunika media sangat tebal. Berbeda dari aorta,
vena cava bernentuk tidak bulat (tidak teratur), memiliki tunika media yag tipis ,
tidak terdapat lamina elastika eksterna dan interna, dan terdapat banyak lamella
elastin. Arteri penyebar berbentuk bulat seperti aorta namun memiliki diameter
yang lebi kecil. Tunika adventitia yang dimiliki lebih tipis dari aorta. Hasil
pengamatan dengan literature dapat dikatakan sama (Nurcholis et al., 2013).
BAB VI
KESIMPULAN
36,3 pg , dan
(lapisan terluar) melekat bersama jaringan ikat, tunika media (lapisan tengah)
tersusun dari otot polos, serabut elastin, lamella elastin, kolagen, dan lamina
elastika eksterna dan tunika intima (lapisan terdalam) disusun oleh endotelia,
subendotelia, dan lamina elastika interna.
DAFTAR PUSTAKA
Bartholomew, Martini, Nath. 2012. Fundamentals of Anatomy and Physiology
9th. Pearson International: New York.
Campbell, Reece, Urry, Peterson, Wasserman, Minorsky, Jackson. 2008. Biology
Concept and Connection 7th. Pearson International: New York.
Cashen, Amanda F.,& Tine, Brian Van.2010. The Washington Manual of
Hematology & Oncology Subspecialty Consult 3rd edition.Lippincott
Williams & Wilkins.
DRWF. 2010. What is Diabetes?. Washington D.C.
Eroschenko, Victor P. 2005. Di Fiores Atlas of Histology with Functional
Correlations. 10th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Febriyanti, Dyah. Foto Preparat Blok BIODIAGNOSTIK: Kardiovaskular dan
Respirasi.
http://dyahchimu.wordpress.com/2008/05/13/foto-preparatblok-biodiagnostik-kardiovaskular-dan-respirasi/. Diakses pada 30
September 2014.
Gallik, Steve. 2011. Chapter 10. Histology of Blood Vessels.
http://stevegallik.org/sites/histologyolm.stevegallik.org/htmlpages/HOLM
_Chapter10_Page06.html. Diakses tanggal 29 September 2014.
Gibbons, Gary H. 2011. What is Hemolytic Anemia?. http://www.nhlbi.nih.
gov/health/health-topics/topics/ha/. Diakses tanggal 30 September 2014.
Greer, John P. 2009. Wintrobe's Clinical Hematology Vol.1 12th edition.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Heilmeyer, L., & Begemann, H. 2011. Atlas of Clinical Hematology 6 th edition.
Springer.
Hoffbrand, A. V. dan J. E. Pettit. 1987. Haematologi. ECG: Jakarta.
Keogh, James. 2009. Nursing Laboratory & Diagnostic Tests Demystified.
McGraw-Hill Professional.
Lang, Patricia L. 1993. Hematology Parameters for the Crl:CDBR Rat. Charles
River Laboratories Journal.
Nadia.
2011.
Elastic
Arteries.
Nadyamynewworld.blogspot.com/2011_04_01_archive.html. diakses pada
tanggal 30 September 2014.
Nurcholis, A., Aziz, M. dan Muftuch. 2013. Ekstrasi Fitur Roudness untuk
Menghitung Jumlah Eritrosit dalam Citra Sel Darah Ikan. Jurnal
EECIS 7(1).
Pistorio, Ashley L. 2007. Chapter Five: Cardiovascular System
http://www.medicalhistology.us/twiki/bin/view/Main/CardiovascularSyste
mAtlas05. Diakses tanggal 30 September 2014.
Scanlon, Valerie C., Tina S.2007. Essentials of Anatomy and Physiology 5 th.
Philadelphia:F.A. Davis Company.
Snyder, F., J. A. Hobson, D. F. Morrison, F. Goldfrank. 1964. Changes in
Respiration, Heart Rate, and Systolic Blood Pressure in Human Sleep.
Jurnal Aplikasi Fisiologi. Vol 19, hlm 417-422.
Thrall, M. A. 2004. Veterinary Hematology and Clinical Chemistry. Maryland:
Lippincott Williams and Wilkins.