ACARA I
ERITROSIT I DAN ERITROSIT II
OLEH:
NAMA : Audrey Tabitha Gracia
NIM. : 18/423969/KH/09594
KELOMPOK : 2
ASISTEN : Astrid Mazaya Santtini, S.K.H
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui prinsip dan cara penghitungan eritrosit.
2. Mengetahui prinsip penetapan kadar hemoglobin dan faktor-faktor yang
memengaruhinya.
3. Mengetahui prinsip penetapan kadar Packed Cell Volume (PCV) dan faktor-
faktor yang memengaruhinya.
4. Mengetahui prinsip penetapan nilai TPP dan fibrinogen, faktor-faktor yang
memengaruhinya, menentukan nilai MCV, MCH, MCHC, serta makna
klinisnya.
5. Mengetahui prinsip penghitungan retikulosit beserta faktor dan maknanya
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Darah
1) Gambar eritrosit
2) Pengertian darah
Darah merupakan jaringan ikat khusus yang beredar di seluruh tubuh,
berperan dalam pengangkutan gas-gas pernafasan, hasil pencernaan,
komponen-komponen fungsional seperti enzim, hormon, dan berbagai
molekul lainnya, serta pembuangan limbah metabolisme. Darah tersusun
dari komponen sel dan cairan yang disebut plasma.
(Fitria, dkk., 2016)
3) Fungsi darah
Fungsi darah secara umum berkaitan dengan transportasi komponen di
dalam tubuh seperti nutrisi, oksigen, karbondioksida, metabolisme, hormon
dan kelenjar endokrin, panas, dan imun tubuh
(Adam, dkk., 2015)
4) Macam-macam Antikoagulan
Antikoagulan adalah zat untuk mencegah koagulasi darah. Jenis
antikoagulan yang sering digunakan adalah:
1. Eethylene diamine tetra acetic acid (EDTA): bekerja dengan cara mengikat
kalsium yang dibutuhkan untuk proses koagulasi
2. Heparin: bekerja dengan cara mengikat antitrombin dan menghambat
aktivasi thrombin
(Fitria, dkk., 2016)
5) Perhitungan Eritrosit (+gambar hemocytometer)
Darah
dihisap
menggunakan
pipet pengencer
sampai batas 0,5
lalu ujung pipet
Gambar 4. Hemositometer ( Larkcom & Adds, 1999) dibersihkan dari
noda-noda darah yang menempel dengan menggunakan tisu. Kemudian
dihisapkan larutan pengencer yaitu larutan Hayem sampai batas tera 101. Pipet
diangkat, ujung pipet ditutup dengan jempol dan pangkalnya ditutup dengan jari
tengah. Pipet diposisikan mendatar dan dihomogenkan dengan menggunakan
mesin getar atau mesin homogenisasi selama
satu menit.
Setelah homogen cairan dibuang kira-kira
3-5 tetes, kemudian dituangkan ke dalam
kamar hitung dengan cara menyentuhkan ujung
pipet secara hati-hati pada tepi kaca penutup,
sehingga permukaan kamar hitung terisi
merata. Kamar hitung yang telah terisi
didiamkan selama beberapa menit agar eritrosit
Gambar 5. Hemositometer
mengendap sempurna.
(Larkcom & Adds, 1999)
Penghitungan jumlah eritrosit dilakukan menggunakan dengan
menggunakan mikroskop pembesaran 10 x 40. Sel-sel dalam lima kotak yang
terletak di daerah tengah dihitung
Hasil akhir dikalikan didapat menggunakan rumus:
Jumlah eritrosit (106 /mm3) = (E1, E2, E3, E4, E5) x 5 x 200 x 10/mm3
E1 - E2 = Jumlah eritrosit pada tiap tiap kamar yang dihitung
Faktor 5 = Bidang yang dihitung
Faktor 200 = Pengenceran 200 x
Faktor 10 = Dalamnya kamar hitung
(Adam, dkk., 2015)
6) Eritrophoiesis (+gambar)
3) PCV/ hematokrit
Penentuan nilai hematokrit dilakukan dengan metode mikro hematokrit.
Darah dihisap menggunakan tabung kapiler mikrohematokrit dengan cara
menyentuhkan ujung tabung pada sampel darah sampai ¾ tabung. Ujung
tabung ini kemudian disumbat dengan cristoseal, lalu disentrifugasi selama
3 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Hasil dibaca menggunakan alat mikro
haematokrit reader, dan dinyatakan dalam persen (%)
(Adam, dkk., 2015)
4) MCV, MCH, dan MCHC
Mean Corpuscular Volume (MCV)
Adalah volume rata-rata eritrosit pada
sampel darah. Satuannya femtoliters
(fL). Kenaikan nilai MCV
mengindikasi makrositik, penurunan
nilai MCV mengindikasi mikrositik
Gambar 7. Rumus dan contoh menghitung
MCV (Estridge, dkk., 2000) (Estridge, dkk., 2000)
Gambar 10. Hematologi normal anjing Gambar 11. Hematologi normal kuda
(Weiss & Wardrop, 2010) (Weiss & Wardrop, 2010)
Microcapillary
reader Tabung
Spektrofotometer
ependorf
B. Metode
1. Penghitungan eritrosit (Hemositometer)
Darah diambil dengan Reangen dihisap Darah dan reagen dihomogenkan
pipet eritrosit sampai dengan pipet yang sama dengan diputar horizontal
angka 0.5 sampai angka 101 membentuk angka 8
3 tetes pertama dibuang Larutan sisanya Kamar hitung diperiksa dan di hitung
supaya yang diambil diteteskan ke dibawah mikroskop dengan teknik triple
campuran yang rata kamar hitung ruling atau double ruling, lalu dimasukkan
rumus mencari jumlah eritrosit
2. Penetapan Total Protein Plasma (TPP) dan fibrinogen
Larutan Drabkin’s diambil dengan Darah diambil 0.2 ml dengan pipet Tabung berisi darah dan
pipet lalu dipindahkan ke 2 tabung hemoglobin lalu dimasukkan ke larutan Drabkin’s (B)
hemoglobin masing-masing 5 ml salah satu tabung berisi larutan dihomogenkan dengan
Drabkin’s (B) vortex
5. Penghitungan retikulosit
1 tetes campuran
Reagen New Methylene Blue dan Campuran kemudian diambil untuk
darah diambil dengan diinkubasi selama 5- diteteskan ke object
perbandingan 1:1 lalu 10 menit glass
dipindahkan ke tabung ependorf
Hasil
Seekor kucing bernama Poki mengalami gejala lemas dan kurang nafsu
makan. Setelah dibawa ke dokter hewan terdekat dan dilakukan pemeriksaan
darah, didapatkan beberapa informasi berikut:
1) Pada chamber counting hemocitometer jumlah eritrosit yang terlihat pada R1:
120 sel, R2 : 80 sel, R3 : 40 sel, R4 : 67 sel, dan R5 : 103 sel.
2) Jumlah retikulosit pada R1 : 25 sel, R2 : 12 sel, R3 : 17 sel, R4 : 38 sel dan R5
: 8 sel.
3) Nilai Hb diketahui 12 g/100 ml.
4) Nilai hematocrit sebesar 36%.
5) Nilai TPP dan fibrinogen awal yang diukur dengan TS meter sebesar 7,4
gr/100 ml. setelah dipanaskan dalam waterbath diketahui nilainya berubah
menjadi 7,1 gr/100 ml.
Perhitungan
Jumlah eritrosit total = (E1, E2, E3, E4, E5) x 5 x 200 x 10/mm3
= (120+ 80+ 40+ 67+ 103) x 10000/mm3
= 4.1 x 106/ mm3
𝑃𝐶𝑉 (%)×10
Nilai MCV = 6
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑟𝑖𝑡𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡 ( 10 3)
𝑚𝑚
36 ×10
= = 87. 80 𝑓𝑙
4.1
𝐻𝑏 (𝑔/100𝑚𝑙)×10
Nilai MCH = 106
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑟𝑖𝑡𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡 ( )
𝑚𝑚3
12 ×10
= = 29.27 𝑝𝑔
4.1
𝐻𝑏 (𝑔/100𝑚𝑙)×10
Nilai MCHC =
𝑃𝐶𝑉 (%)
12 ×100
= = 33.3%
36
Jumlah Retikulosit
∑ 𝑟𝑒𝑡𝑖𝑘𝑢𝑙𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑖
% retikulosit (relative) = × 100%
∑ total sel yang dihitung
25+12+17+38+8
= × 100% = 10%
1000
Nilai retikulosit (absolut) = % retikulosit x RBC total
V. KESIMPULAN
Adam, M., Lubis, T. M., Abdyad, B., Asmilia, N., Muttaqien, Fakhrurrazi. 2015. Jumlah
Eritrosit dan Nilai Hematokrit Sapi Aceh dan Sapi Bali di Kecamatan Leumbah
Seulawah, Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Medika Veterinaria Vol. 9 No. 2
Adds, J., Larkcom, E. 1999. Tools, Techniques and Assessment in Biology: A Course Guide
for Students and Teachers. London: Nelson Thornes.
Astridge, B. H., Reynolds, A. P., Walters, N. J. 2000. Basic Medical Laboratory Techniques
4th edition. USA: Delmar Thomson Learning.
Fitria, L., Illiy, L.L., Dewi, R. 2016. Pengaruh Antikoagulan dan Waktu Penyimpanan
terhadap Profil Hematologis Tikus (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) Galur
Wistar. Biosfera Vol 33, No: 22-30
Harvey, J. W. 2001. Atlas of Veterinary Hematology. Philadelphia: WB Saunders
Salisia, S. I. O., dan Hariono, B. 2010. Patologi Klinik Veteriner. Yogyakarta: Penerbit
Samudra Biru.
Theml, H., Diem, H., Haferlach, T. 2004. Color Atlas of The Hematology. Stuttgart: Thieme
Tjahjati, I., Asmara, W., Hariono, B.2005.Gambaran Darah Kucing yang Diinfeksi
Mycobacterium tuberculosis. Jurnal Sain Veteriner vol. 1: 24-34
Weiss, D.J., dan Wardrop, K.J. 2010. Schalm’s Veterinary Hematology. USA: Blackwell
Yusniati. 2019. Pengaruh Variasi Waktu Inkubasi terhadap Kadar Hemoglobin Metode
Drabkin’s dengan Mikro Lab 300. Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan
Laboratorium (Temapela) Volume.2 No.2: 86-89
ERITROSIT II
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui prinsip penentuan laju endap darah dan faktor-faktor yang
memengaruhinya.
2. Mengetahui cara penentuan waktu koagulasi, faktor-faktor yang
memengaruhinya, mekanisme, beserta maknanya.
3. Mengetahui prinsip pemeriksaan glukosa darah.
4. Mengetahui prinsip penghitungan trombosit, fungsi, dan faktor-faktor
yang memengaruhinya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian LED, Waktu Koagulasi dan Bleeding Time
Laju endap darah (LED) adalah kecepatan pengendapan sel-sel
eritrosit di dalam tabung berisi darah yang telah diberi
antikoagulan dalam waktu satu jam
(Rachmawati, dkk., 2016)
Fibrin adalah produk akhir koagulasi yang dapat dilihat dan merupakan
suatu protein gelatinose. Pengamatan parameter waktu koagulasi dilihat dari
terbentuknya benang fibrin.
(Nofianti, dkk., 2016)
Bleeding time atau waktu pendarahan kulit adalah waktu yang
dibutuhkan kulit berdarah untuk berhenti setelah penusukan kulit.
Penghitungannya dengan cara darah dihapus setiap 30 detik atau luka
direndam dalam larutan fisiologis
(Sonjaya, Hery, 2013)
Anjing 186-545
Kucing 195-624
Kuda 94-246
Sapi 252-724
Domba 245-975
Kambing 250-750
Babi 520±195
Mencit 1163±382
B. Metode
1. Laju Endap Darah (LED)
a. Dengan kapiler
3. Pemeriksaan Glukosa
4. Penghitungan Trombosit
Hasil
1. Laju Endap Darah Dalam waktu 24 jam, diperoleh tinggi plasma darah
sapi yang terbentuk adalah 7 cm, dengan tinggi tabung wintrobe adalah 10
cm. Sedangkan nilai normal LED darah sapi adalah 2,25 – 4 mm dalam
waktu 24 jam
2. Waktu Koagulasi Pada percobaan waktu koagulasi darah manusia
diperoleh waktu koagulasi adalah 6 menit 30 detik, sedangkan nilai normal
waktu koagulasi manusia adalah 5-7 menit
3. Pemeriksaan glukosa darah Pada percobaan pemeriksaan gula darah
menggunakan alat accu check diperoleh hasil untuk probandus wanita dan
sudah makan adalah 170 mg/dL sedangkan nilai normal dari gula darah
manusia adalah 120-153 mg/dL
4. Perhitungan trombosit Pada percobaan perhitungan trombosit darah
diperoleh sel terhitung sebanyak 240 sel, maka jumlah trombosit darah
domba adalah? Sedangkan nilai normal dari jumlah trombosit domba
adalah 250.000-750.000 sel/mm²
Perhitungan
1. Laju Endap Darah
2. Penghitungan trombosit
Jumlah trombosit = Sel terhitung x 1000
= 240 sel x 1000
= 240000 sel/mm3
Pembahasan
Laju Endap Darah sapi tidak normal karena hasil perhitungan
menunjukkan angka 70 mm, angka ini jauh lebih tinggi dari LED normal pada
sapi yaitu 2,25 – 4 mm. Menurut Salisia dan Harjono (2010) abnormalitas nilai
LED bisa disebabkan kadar fibrinogen tidak normal (dalam kasus ini terlalu
rendah), atau perubahan sifat fisiko-kimiawi dari permukaan sel eritrosit. Selain
itu, bisa juga terdapat faktor kesalahan eksternal yang memperngaruhi LED
misalnya; Konsentrasi antikoagulan tidak tepat, tabung tidak bersih, tabung tidak
berdiri vertical, ada gelembung udara dalam tabung, darah mengalami hemolisis,
koleksi sampel darah terlalu lama/ kadaluarsa, darah yang telah dimasukkan ke
dalam pendingin seharusnya disesuaikan dulu dengan temperature kamar
Untuk pengukuran waktu koagulasi, diperoleh hasil 6 menit 30 detik.
Angka yang diperoleh masih masuk kedalam range waktu koagulasi normal pada
manusia yaitu 5-7 menit. Artinya probandus memiliki waktu koagulasi yang
normal, dan tidak ada kelainan pada faktor koagulasi.
Dari pemeriksaan accu check, diperoleh hasil gula darah probandus 170
mg/dL sedangkan nilai normal dari gula darah manusia adalah 120-153 mg/dL.
Artinya, kadar glukosa darah probandus diatas normal (hiperglikemia). Menurut
Kendran, dkk. (2013) faktor yang mempengaruhi kadar glukosa dalaam darah
antaralain adalah kadar hormone dalam tubuh terutama insulin dan glucagon,
kondisi fisiologis hewan, aktivitas, dan asupan makanan Interpretasi
hiperglikemia bisa disebabkan salah satunya oleh penurunan toleransi terhadap
glukosa akibat berkurangnya sekresi insulin. Hal ini terjadinya penyakit diabetes
melitus tipe I. (Kendran, dkk., 2013)
Menurut perhitungan trombosit, diperoleh jumlah trombosit sampel darah
domba sebesar 2400000 sel/mm3. Nilai normal dari jumlah trombosit domba
adalah 250.000-750.000 sel/mm². Artinya, jumlah trombosit pada domba yang
diperiksa lebih rendah dari normal. Menurut Lestari (2019) hasil pemeriksaan
hitung trombosit dipengaruhi oleh suhu dan waktu sejak pengumpulan specimen.
Spesimen darah yang disimpan baik pada suhu kamar (18-24°C) atau suhu lemari
es (4-8°C) hingga 24 jam dapat memiliki hasil yang dapat dipercaya untuk
pemeriksaan darah lengkap. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
perubahan jumlah trombosit dalam penyimpanan adalah antikoagulan. Jika
volume terlalu sedikit dapat menyebabkan trombosit membesar dan mengalami
disintegrasi, dapat diartikan jumlah trombosit akan menurun. Jika volume terlalu
banyak dapat menyebabkan terbentuknya jendalan yang berakibat menurunnya
jumlah trombosit (Lestari, A. I., 2019). Selain faktor eksternal, bisa juga
rendahnya kadar trombosit ini dipengaruhi oleh gangguan dalam
pembentukannya di sumsum tulang (Sonjaya, Hery, 2010) sehingga bisa dikaitkan
dengan adanya penyakit.
V. KESIMPULAN
Kendran, S., Sudisma, I. G. N., Sulabda, I. N., Gorda, I., W., Anggreni, L. D. 2013. Kadar
Glukosa Darah Anjing Kintamani. Loekali Buletin Veteriner Udayana Vol. 5 No. 2
ISSN : 2085-2495
Lestari, Indah A. 2019. Perbedaan Jumlah Trombosit pada Sampel Darah Suhu Ruang dan
Kulkas selama 24 Jam. Journal of Vocational Health Studies 03): 59–62
Nofianti, T., Constantia, Nuraini, D., Gugy, D., Yudha, K., Suseno, A. 2016. Aktivitas
Hemostatik Ekstrak Etanol Daun Andong (Cordyline fruticosa [L.] A.Cheval)
Terhadap mencit jantan galur Swiss-Webster. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1
Pal, G.K., dan Pal, P. 2009. Textboox of Practical Physiology. New Delhi: New Age
International
Rachmawati, R. L., Setiani, O., Yusniar. 2016. Perbedaan Laju Endap Darah Sebelum dan
Sesudah Pemberian Air Kelapa Hijau (Cocos nucifera L) pada Pekerja Bagian
Pengecatan Industri Karoseri Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Volume 4, Nomor 3: 897-904
Salisia, S. I. O., dan Hariono, B. 2010. Patologi Klinik Veteriner. Yogyakarta: Penerbit
Samudra Biru.
Sonjaya, Hery. 2013. Dasar Fisiologi Ternak. Bogor: IPB Press.
Weiss, D.J., dan Wardrop, K.J. 2010. Schalm’s Veterinary Hematology. USA: Blackwell
LAMPIRAN ERITROSIT 1
LAMPIRAN ERITROSIT 2