Anda di halaman 1dari 7

GAYA BAHASA TEKS PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

JOKO WIDODO

Erlan Saputra, Muhammad Saleh dan Helena Emma Maria


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Makassar
Jalan Daeng Tata Raya, Makassar, Sulawesi Selatan
erlansaputra014@gmail.com

INDONESIA: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berada di bawah


lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
ISSN: 2722-2349 (cetak), ISSN: 2720-9377(daring)
https://ojs.unm.ac.id/indonesia

Abstract: Style of Text The President of the Republic of Indonesia Joko Widodo. The
purpose of this study, is to describe the type of language style based on the structure of
sentences and the direct meaning of meaning by using the theory of Gorys Keraf language
style. This research uses a qualitative descriptive method. The data in this study are the text of
the speech of the President's Elected Joko Widodo victory. Data sources in this study, namely
the online news Tribunnews.com Sunday edition, July 14, 2019. The results of this study are:
(1) Joko Widodo is more likely to use the climax language style. Other findings of language
style, anticlimax, parallelism, antithesis, and repetition; (2) Joko Widodo also uses the style of
asindeton and polindeton. The language style that is found is hyperbolic.

Keywords: language style, speech, Joko Widodo

Abstrak: Gaya Bahasa Teks Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Tujuan
penelitian ini, adalah untuk mendeskripsikan jenis gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat
dan langsung tidaknya makna dengan menggunakan teori gaya bahasa Gorys Keraf. Penelitan
ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data pada penelitian ini berupa teks pidato
pidato kemenangan Presiden Terpilih Joko Widodo. Sumber data pada penelitian ini, yakni
berita daring Tribunnews.com edisi Minggu, 14 Juli 2019. Hasil dari penelitian ini adalah: (1)
Joko Widodo lebih cenderung menggunakan gaya bahasa klimaks. Temuan gaya bahasa
lainnya, antiklimaks, paralelisme, antitesis, dan repetisi; (2) Joko Widodo juga menggunakan
gaya bahasa asindeton dan polindeton. Gaya bahasa yang sedikit ditemukan yakni hiperbol.

Kata kunci: gaya bahasa, pidato, Joko Widodo

Bahasa merupakan suatu bentuk Bahasa ialah suatu hal yang esensial dalam
komunikasi ketika pikiran dan perasaan mengungkap suatu realitas antara teks yang
seseorang disimbolisasikan agar dapat ada dengan konteks komunikasi, baik secara
menyampaikan maksud kepada orang lain, langsung atau lisan dalam kegiatan pidato,
salah satu penggunaan bahasa adalah pidato. diskusi, maupun debat, dan komunikasi secara
Hal tersebut, mengunjukkan bahwa bahasa tertulis dalam bentuk hasil naskah dan teks
sebagai bentuk alat untuk menunjang pidato, baik resmi maupun tidak resmi (Faradi,
hubungan sosial yang memiliki fungsi emotif. 2015: 234).

68
Erlan Saputra, Muhammad Saleh dan Helena Emma Maria: Gaya Bahasa Teks… 69

Pemakaian bahasa dalam pidato sangat agar mampu meyakinkan pendengar dalam
berkaitan erat dengan gaya bahasa. Gaya menerima dan mematuhi pikiran, informasi,
bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah dan gagasan, atau pesan yang disampaikannya.
style. Kata style diturunkan dari kata latin Kemahiran berpidato merupakan suatu
stilus. Gaya bahasa merupakan bagian dari kebutuhan utama bagi tokoh-tokoh politisi atau
diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan pemimpin untuk menumbuhkan karier,
cocok atau tidaknya pemakaian kata, frasa, menarik empati, serta berdiplomatik. Para elit
atau klausa untuk menghadapi situasi tertentu. politisi sangat memanfaatkan kecakapan
Oleh karena itu, persoalan gaya bahasa berorator dengan tujuan memberikan efek atau
meliputi semua hierarki kebahasaan seperti kesan untuk mencapai kepentingan politik.
pilihan kata secara individual, frasa, klausa, Untuk itu, berhasil atau tidaknya seseorang
dan mencakup pula wacana secara keseluruhan dalam berpidato harus diimbangi dengan
(Keraf, 2009: 112). Dengan adanya gaya pengetahuan, perbendaharaan kata yang cukup,
bahasa yang memberikan kesan moral bagi serta benar-benar memahami konsep materinya
pembaca maupun pendengar dengan terkecuali lagi seorang pemimpin suatu negara.
memperhatikan wujud dari bahasa tersebut. Pada penelitian ini, pemilihan Presiden
Selain itu, dengan gaya bahasa yang Joko Widodo sebagai objek penelitian ini
dipergunakan oleh pengarang dalam karyanya, didasari oleh kesederhanaan berbahasa serta
maka dapat mengekspresikan pengalaman jarang menggunakan diksi yang sulit. Hal ini,
batin dan memproyeksikan kepribadiannya, berbeda dengan elit politik lainnya ketika
sehingga karya-karya yang dihasilkan memiki menyampaikan orasi yang kadang cukup sulit
ciri-ciri yang personal. dipahami. Presiden Joko Widodo dalam
Penggunaan gaya bahasa dalam pidato berpidato terkesan santai ketika
merupakan satu hal yang turut menentukan menyampaikan gagasannya yang seolah-olah
keberhasilan dari pidato. Pola gaya bahasa menjadikan pidato politiknya sebagai
yang tepat dan sesuai akan mampu menarik pembahasan ragam santai. Namun meski
perhatian dan memengaruhi pikiran pendengar. terkesan santai, ketegasan sangat terpancar dari
Keraf (2009: 113-115) menyatakan bahwa pola laku dan gerak ketika menjalankan suatu
gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga amanah sebagai Presiden yang punya andil
unsur yakni: kejujuran, sopan, santun, dan dalam mengolah pemerintahan. Pidato resmi
menarik. Peningkatan pola gaya bahasa akan yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo
turut memperkaya kosakata pemakaiannya biasanya menggunakan teks yang telah
(Tarigan, 2013: 5). Gaya bahasa yang disiapkan, sehingga merupakan momen yang
digunakan oleh pengarang atau pembicara tepat untuk menganalisis gaya bahasanya.
sebagai teknik dan alat untuk mencapai tujuan Berdasarkan hasil observasi awal,
dan juga sebagai perwujudan dari keterampilan peneliti menemukan pernyataan yang
berbahasa secara khusus (Ahmadi, 1990: 171). mengandung gaya bahasa dalam sebuah teks
Pidato adalah alat untuk pidato Kemenangan Joko Widodo sebagai
menyampaikan isi hati, perasaan, ide, program, Presiden terpilih pada tanggal 14 Juli 2019
dan pesan oleh seseorang kepada sejumlah yang diterbitkan oleh media daring
orang (Siregar, 2006: 87). Pidato merupakan Tribunnews.Com.: (1) Kita harus optimis
bentuk kegiatan berbahasa lisan di depan menatap masa depan! Kita harus percaya diri
umum atau berorasi untuk menyampaikan dan berani menghadapi tantangan kompetisi
pendapat, harapan, dan tujuan tertentu. Proses global. Kita harus yakin bahwa kita bisa
pidato dalam bahasa apapun pada awalnya menjadi salah satu negara terkuat di dunia”,
berupa naskah atau teks, kemudian dan (2) “Kita harus yakin bahwa kita bisa
disampaikan secara langsung oleh penutur menjadi salah satu negara terkuat di dunia”
kepada orang-orang di depan umum. Proses Pada kutipan pertama, jenis gaya bahasa yang
penyampaian tersebut, menggambarkan suatu digunakan adalah repetisi, karena
realita bahwa isi pidato yang disampaikan oleh menggunakan beberapa perulangan bunyi,
penutur harus di dukung dengan kemampuan suku kata, kata atau bagian kalimat yang
berbahasa. Dalam penyampaian pidato, dianggap penting untuk memberikan tekanan
dituntut untuk menggunakan bahasa yang baik dalam sebuah konteks yang sesuai. Adapun
70 Indonesia: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(2) Juni 2020

pada kutipan kedua, jenis gaya bahasa yang Widodo yang telah diterbitkan oleh media
digunakan adalah hiperbol yang mengandung daring.
suatu pernyataan yang berlebihan melalui kata
kunci “terkuat di dunia”. METODE
Penelitian tentang gaya bahasa juga
pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti Jenis penelitian yang digunakan adalah
sebelumnya. Pertama, penelitian oleh Arafat penelitian deskriptif kualitatif. Data yang
(2015) meneliti tentang “Analisis Gaya Bahasa digunakan berupa kata-kata tertulis atau lisan
Calon Presiden pada Acara Debat dalam dari orang-orang dan perilaku yang dapat
Pemilihan Umum 2014”. Hasil penelitiannya diamati (Moeleng, 2012: 4). Dalam hal ini,
menujukkan bahwa: (1) gaya bahasa retoris dideskripsikan gaya bahasa berdasarkan
terdapat beberapa jenis antara lain gaya bahasa struktur kalimat dan berdasarkan langsung
aliterasi, gaya bahasa asonansi, gaya bahasa tidaknya makna. Analisis data kualitatif
anastrof, gaya bahasa apostrof , gaya bahasa sebagaimana yang dipergunakan pada
asindenton, gaya bahasa polisindenton, gaya penelitian ini disusun dalam bentuk tabel. Hal
bahasa kiasmus, gaya bahasa elipsis, gaya ini bertujuan untuk mempermudah dalam
bahasa eufimisme, gaya bahasa litotes, histeron memverifikasi kesimpulan yang valid. Oleh
proteron, pleonasme dan tautologi, perifrasis, karena itu, penelitian membuat sajian dalam
prolepsis, erotesis atau pertanyaan retoris, bentuk simpulan yang valid sehingga mudah
koreksio atau epanortesis, hiperbol, dan dipahami.
paradox; dan (2) gaya bahasa kiasan juga Data dalam penelitian ini merupakan
terdapat beberapa macam jenis, antara lain: teks alamiah yaitu berupa teks yang memuat
gaya bahasa persamaan atau simile, gaya jenis gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat
bahasa metafora, gaya bahasa alegori parabel dan gaya bahasa berdasarkan langsung
dan fabel, gaya bahasa personifikasi, gaya tidaknya makna yang terdapat dalam pidato
bahasa alusi, gaya bahasa epitet, gaya bahasa Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
sinekdoke, gaya bahasa metonimia, gaya Teks pidato tersebut diambil Tribunnews.com.
bahasa antonomasia, gaya bahasa hipalase, Sedangkan, Sumber data dalam penelitian ini
gaya bahasa inuendo. yakni teks pidato Presiden Joko Widodo yang
Kedua, penelitian dari Rachamadani diakses dari media daring Tribunnews.com
(2017) yang meneliti tentang “Analisis edisi Minggu, 14 Juli 2019.
Penggunaan Gaya Bahasa pada Puisi Karya Pengumpulan data dilakukan dengan
Siswa SMA di Yogyakarta”. Hasil menjaring data dan informasi yang dibutuhkan.
penelitiannya menunjukkan bahwa gaya Digunakan beberapa teknik pengumpulan data
bahasa yang paling mendominasi adalah yang dilakukan dalam analisis teks pidato
personifikasi, erotesis, dan persamaan atau yakni, teknik dokumentasi, baca simak, dan
simile. pencatatan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pengecekan keabsahan data dilakukan
oleh Arafat (2015) dan Rachmadani (2017) melalui ketekunan dan perpanjangan
tampak memiliki perbedaan dengan penelitian pengamatan. Maksud dari perpanjangan
ini, yakni dari segi objek penelitian. Adapun pengamatan data dalam penelitian ini adalah
persamaan penelitian ini dengan kedua menyediakan waktu yang cukup sampai data
penelitian sebelumnya yaitu sama-sama yang ingin diperoleh mencapai titik jenuh.
mengidentifikasi tentang jenis gaya bahasa. Data yang mencapai titik kejenuhan ditetapkan
Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian sebagai data yang memiliki tingkat
tentang alih gaya bahasa pada naskah pidato kepercayaan (Sultan, 2010: 62).
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Instrumen yang digunakan dalam
Alasan peneliti mengkaji gaya bahasa adalah penelitian ini adalah pedoman analisis data.
untuk mengetahui jenis gaya bahasa Data yang sudah dikategorisasikan, akan
berdasarkan struktur kalimat dan jenis gaya dikelompokkan ke dalam tabel. Tabel berisi
bahasa langsung tidaknya makna yang nomor, data, dan jenis gaya bahasa
digunakan dalam naskah pidato presiden Joko (berdasarkan struktur kalimat dan langsung
tidaknya makna).
Erlan Saputra, Muhammad Saleh dan Helena Emma Maria: Gaya Bahasa Teks… 71

Analisis data dalam penelitian Berdasarkan data (1.2) letak gaya


kualitatif dimulai dengan menyiapkan dan bahasa antiklimaks tampak pada gagasan-
mengorganisasikan data yaitu data teks untuk gagasan akhir sebagai bentuk penegasan
dianalisis. Adapun tahapan yang harus kepada pendengar/pembaca. Hal tersebut,
dilakukan dalam penelitian ini supaya berjalan merupakan suatu acuan yang gagasan-
lancar yakni, (1) Mempersiapkan data, pada gagasannya diurutkan dari yang terpenting
tahap ini, peneliti mempersiapkan data yang berturut-turut ke gagasan yang kurang penting
akan dianalisis yaitu dengan memahami teks sebagai bentuk dari antiklimaks sedangkan
pidato Presiden Joko Widodo dan teori yang gagasan awal sebagai bentuk klimaks.
berhubungan dengan gaya bahasa, dan (2)
Mengklasifikasikan data, pada bagian ini, c. Paralelisme
peneliti mengklasifikasikan ujaran-ujaran yang
terdapat dalam teks pidato tersebut ke dalam Data (1.3) “kita memiliki norma-norma
gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan agama, etika, tata krama, dan budaya
gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya yang luhur”.
makna. Langkah selanjutnya, peneliti
menyajikan data dengan pola deskripsi. Berdasarkan data (1.3) dapat
dikategorikan sebagai gaya bahasa paralelisme
HASIL karena frasa norma agama, etika, tata krama
dan budaya memiliki kesejajaran dalam
1. Jenis Gaya Bahasa Berdasarkan pemakaian dan menduduki fungsi gramatikal
Struktur Kalimat Teks Pidato Presiden yang sama.
Republik Indonesia Joko Widodo
d. Antitesis
a. Klimaks
Data. 1.4 “Bukan soal Barat atau Timur”.
Data (1.1) “Kita harus meninggalkan
cara-cara lama, pola-pola lama, baik Berdasarkan data (1.4) merupakan
dalam mengelola organisasi, baik dalam wujud dari sebuah gaya bahasa. Hal ini, kata
mengelola lembaga, maupun dalam “barat” dan “timur” adalah bentuk
mengelola pemerintahan”. perbandingan antara dua antonim yang
mengandung kata yang bertentangan. Kalimat
Berdasarkan data (1.1) pada teks tersebut, merupakan bentuk gaya bahasa
pidato Presiden Joko Widodo mengandung antitesis.
gaya bahasa klimaks. Terlihat pada kalimat
seperti “Kita harus meninggalkan cara-cara e. Repetisi
lama, pola-pola lama, baik dalam mengelola
organisasi, baik dalam mengelola lembaga, Data (1.5) “Kita harus menyadari, kita
maupun dalam mengelola pemerintahan”. Hal harus sadar semuanya bahwa sekarang
tersebut, mengandung urutan-urutan pikiran kita hidup dalam sebuah lingkungan
yang setiap kali semakin meningkat sebagai global yang sangat dinamis!”.
bentuk penegasan kepada seluruh elemen-
elemen lebih mencari hal-hal yang baru dalam Data (1.5) merupakan gaya bahasa
mengelola organisasi, lembaga, maupun repetisi, hal ini terdapat frasa “kita harus
pemerintahan. menyadari” diucapkan secara berurutan
sebagai bentuk penekanan pada sebuah pidato
b. Antiklimaks tersebut. Penggunaan bentuk pengulangan
frasa pada data di atas telah menunjukkan
Data (1.2) “Sangat penting bagi kita untuk adanya pemakaian gaya bahasa repetisi.
mereformasi birokrasi kita. Reformasi
struktural! Agar lembaga semakin
sederhana, semakin simpel, semakin
lincah!”.
72 Indonesia: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(2) Juni 2020

2. Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung dalam gagasannya. Kata “alergi” dalam


Tidaknya Makna Naskah Pidato gagasan tersebut menggambarkan investasi
Presiden Republik Indonesia Joko sebagai sesuatu yang sangat dihindari.
Widodo
d. Metafora
a. Asindeton
Data (2.4) “Ini merupakan umur emas
Data (2.1) “Oleh sebab itu, kita harus untuk mencetak manusia Indonesia unggul
mencari sebuah model baru, cara baru, ke depan. Itu harus dijaga betul. Jangan
nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari sampai ada stunting, kematian ibu, atau
setiap masalah dengan inovasi-inovasi”. kematian bayi meningkat. Tugas besar kita
di situ!”.
Data (2.1) adalah bentuk gaya bahasa
asindeton. Beberapa frasa seperti “model baru, Data (2.4) merupakan gaya bahasa
cara-cara baru, nilai-nilai baru” hanya metafora. Gaya bahasa metafora terlihat pada
dipisahkan dengan tanda baca koma tanpa “emas” yang mempunyai arti sebuah logam
adanya konjungsi kata. Adapun dari gagasan mulia berwarna kuning yang dapat ditempa
selanjutnya sebagai bentuk pelengkap dari dan dibentuk seperti cincin, kalung, dan
gagasan-gagasan sebelumnya. Data tersebut, sebagainya. Frasa “umur emas” yang
merupakan bentuk dari gaya bahasa repetisi membandingkan bagian dari umur manusia
karena terdapat pengulangan beberapa kata. selayaknya logam mulia.
Presiden Joko Widodo dalam pidatonya
mengajak jajaran pemerintah dan dukungan e. Tautologi
dari warga Indonesia agar mencari sebuah
inovasi-inovasi baru demi kemajuan bangsa Data (2.5) “Oleh sebab itu, kita harus
dan negara. mencari sebuah model baru, cara baru,
nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari
b. Polisindeton setiap masalah dengan inovasi-inovasi”.

Data (2.2) “Indonesia yang mampu Data (2.5) adalah unsur gaya bahasa
menjaga dan mengamankan bangsa dan tautologi karena setiap kutipan yang terbentuk
negara dalam dunia yang semakin memiliki makna yang sepadan. Makna yang
kompetitif”. disampaikan adalah berusaha mencari solusi di
setiap permasalahan yang terjadi dengan
Data (2.17) menunjukkan gaya bahasa memberi sebuah inovasi. Agar gagasannya
polisindeton karena beberapa kata yang lebih kuat maka ditekankan sebuah kutipan
berurutan dihubungkan satu sama lain dengan yang bersinomin dengan tujuan menegaskan
kata sambung. Letak polisindeton tampak pada kalimat yang dibentuk.
kata “dan” serta kata “yang” diulang
sebanyak dua kali. Kata “dan” serta kata
PEMBAHASAN
“yang” adalah bentuk konjungsi kata
digunakan untuk menghubungkan gagasan Dalam penelitian ini, temuan jenis
selanjutnya pada pidato tersebut. gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat
dalam teks pidato Presiden Joko Widodo,
c. Hiperbol yakni: (1) klimaks, (2) antiklimaks, (3)
paralelisme, (4) antitesis, dan (5) repetisi. Gaya
Data (2.3) “Jangan ada yang alergi
bahasa klimaks sering muncul dalam pidato
terhadap investasi”.
tersebut dibanding dengan gaya bahasa
lainnya. Hal ini, Presiden Joko Widodo dalam
Data (2.3) merupakan bentuk gaya
menyampaikan pidato mengandung urutan-
bahasa hiperbol. Unsur yang menggunakan
uratan pikiran setiap kali semakin meningkat
gaya bahasa dalam kalimat tersebut yaitu
kepentingannya, tujuannya untuk menarik
“alergi” yang sifatnya melebih-lebihkan suatu
perhatian kepada pendengar atau pembaca.
Erlan Saputra, Muhammad Saleh dan Helena Emma Maria: Gaya Bahasa Teks… 73

Klimaks merupakan gaya bahasa yang Presiden Republik Indonesia Joko


mengandung urutan-urutan pikiran, di mana Widodo dalam teks pidatonya menggunakan
setiap kali semakin meningkat dari gagasan- jenis gaya bahasa berdasarkan langsung
gagasan sebelumnya (Keraf, 2009: 124). tidaknya makna. Berdasarkan hasil analisis
Berikutnya, terdapat gaya bahasa yang diperoleh 5 jenis temuan gaya bahasa
berdasarkan langsung tidaknya makna dalam berdasarkan langsung tidaknya makna, yakni :
teks pidato Presiden Joko Widodo. Jenis gaya gaya bahasa asindeton, gaya bahasa
bahasa tersebut terbagi menjadi: (1) asindeton, polisindeton, gaya bahasa hiperbol, bahasa
(2) polisindeton (3) hiperbol, (4) metafora, dan metafora, dan gaya bahasa tautologi. Pada teks
(5) tautologi. Adapun jenis gaya bahasa yang pidato Presiden Joko Widodo lebih cenderung
sering muncul terdapat pada gaya bahasa menggunakan gaya bahasa asindeton dan
asindeton dan polisindeton. Hal ini, Presiden polisindeton. Presiden Joko Widodo dalam
Joko Widodo menggunakan sebuah gagasan konteks pidatonya memakai kata-kata atau
berupa acuan yang padat, bentuk pemisah antar bentuk kata yang padat dan dihubungkan
kata, frasa ataupun klausa dipisahkan dengan dengan gagasan-gagasan berikutnya sebagai
tanda koma, tujuannya untuk memberikan efek bentuk kiasan dan penegasan pada setiap kata,
kepada pendengar atau pembaca. Sejalan frasa, atau klausa yang menggunakan tanda
dengan Keraf (2009: 131) menjelaskan bentuk- koma sebagai pemisah dari gagasannya.
bentuk itu biasanya dipisahkan dengan tanda Selanjutnya, gaya bahasa polisindeton sering
baca koma. Sedangkan gaya bahasa berikutnya terdapat dalam konteks pidato Presiden Joko
yang sering muncul dalam teks pidato tersebut Widodo sebagai bentuk menghubungkan
adalah polisindeton. Presiden Joko Widodo kelompok kata, frasa, ataupun klausa dalam
menggunakan gaya bahasa polisindeton pidatonya.
sebagai upaya menghubungkan gagasan
pidatonya dengan beberapa kata, frasa, atau REFERENSI
klausa yang berurutan satu sama lain (Keraf,
2009: 131). Ahmadi, M. 1990. Dasar-dasar Komposisi
Bahasa Indonesia. Malang: Yayasan
SIMPULAN Asah Asih Asuh
Arafat, A. R. 2015. Analisis Gaya Bahasa
Presiden Joko Widodo menggunakan Calon Presiden pada Acara Debat
jenis gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dalam Pemilihan Umum 2014.
dalam pidatonya. Berdasarkan hasil analisis Malang: Universitas Muhammadiyah
yang diperoleh 5 jenis gaya bahasa Malang.
berdasarkan struktur kalimat yaitu: gaya Faradi, A. A. 2015. Kajian Modalitas
bahasa klimaks, gaya bahasa antiklimaks, gaya Linguistik Fungsional Sistemik pada
bahasa paralelilsme, gaya bahasa antitesis, dan Teks Debat Calon presiden-Calon
gaya bahasa repetisi. Presiden Joko Widodo wakil presiden pada Pilpres 2014 dan
lebih banyak menggunakan gaya bahasa Relevansinya dengan Pembelajaran
klimaks dan repetisi dalam teks pidatonya. Wacana di Sekolah. Retorika: Jurnal
Gaya bahasa klimaks digunakan sebagai upaya Ilmu Bahasa. 1(2):233-249.
menyampaikan janji program pemerintah Keraf, G. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa.
kedepannya, sehingga memberikan efek Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
kepada pendengar atau pembaca karena pada Moleong, L. J. 2012. Metodologi Penelitian
urutan-urutan pidato yang setiap kali semakin Kualitatif. Bandung: PT Remaja.
meningkat kepentingannya dari gagasan- Rosdakarya.
gagasan sebelumnya. Presiden Joko Widodo Rachamadani, F. D. 2017. Analisis
juga cenderung menggunakan gaya bahasa Penggunaan Gaya Bahasa pada Puisi
repetisi. Hal ini, digunakan untuk memberikan Karya Siswa SMA di Yogyakarta”.
penegasan pada hal yang disampaikan Yogyakarta: Universtas Negeri
sehingga memunculkan suatu ritme dari bentuk Yogyakarta.
pengulangan dari gagasan yang disampaikan.
74 Indonesia: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(2) Juni 2020

Siregar, E.M. 2006. Teknik Berpidato dan


Menguasai Massa. Jakarta: Yayasan
Mari Belajar.
Sultan. 2009. Bahasa Pencitraan dalam
Wacana Iklan Kampanye Calon
Anggota Legislatif 2009. Jurnal
Wacana Kritis. 14(2).
Tarigan, H. G. 2013. Pengajaran Gaya
Bahasa. Bandung: CV Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai