JOKO WIDODO
Abstract: Style of Text The President of the Republic of Indonesia Joko Widodo. The
purpose of this study, is to describe the type of language style based on the structure of
sentences and the direct meaning of meaning by using the theory of Gorys Keraf language
style. This research uses a qualitative descriptive method. The data in this study are the text of
the speech of the President's Elected Joko Widodo victory. Data sources in this study, namely
the online news Tribunnews.com Sunday edition, July 14, 2019. The results of this study are:
(1) Joko Widodo is more likely to use the climax language style. Other findings of language
style, anticlimax, parallelism, antithesis, and repetition; (2) Joko Widodo also uses the style of
asindeton and polindeton. The language style that is found is hyperbolic.
Abstrak: Gaya Bahasa Teks Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Tujuan
penelitian ini, adalah untuk mendeskripsikan jenis gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat
dan langsung tidaknya makna dengan menggunakan teori gaya bahasa Gorys Keraf. Penelitan
ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data pada penelitian ini berupa teks pidato
pidato kemenangan Presiden Terpilih Joko Widodo. Sumber data pada penelitian ini, yakni
berita daring Tribunnews.com edisi Minggu, 14 Juli 2019. Hasil dari penelitian ini adalah: (1)
Joko Widodo lebih cenderung menggunakan gaya bahasa klimaks. Temuan gaya bahasa
lainnya, antiklimaks, paralelisme, antitesis, dan repetisi; (2) Joko Widodo juga menggunakan
gaya bahasa asindeton dan polindeton. Gaya bahasa yang sedikit ditemukan yakni hiperbol.
Bahasa merupakan suatu bentuk Bahasa ialah suatu hal yang esensial dalam
komunikasi ketika pikiran dan perasaan mengungkap suatu realitas antara teks yang
seseorang disimbolisasikan agar dapat ada dengan konteks komunikasi, baik secara
menyampaikan maksud kepada orang lain, langsung atau lisan dalam kegiatan pidato,
salah satu penggunaan bahasa adalah pidato. diskusi, maupun debat, dan komunikasi secara
Hal tersebut, mengunjukkan bahwa bahasa tertulis dalam bentuk hasil naskah dan teks
sebagai bentuk alat untuk menunjang pidato, baik resmi maupun tidak resmi (Faradi,
hubungan sosial yang memiliki fungsi emotif. 2015: 234).
68
Erlan Saputra, Muhammad Saleh dan Helena Emma Maria: Gaya Bahasa Teks… 69
Pemakaian bahasa dalam pidato sangat agar mampu meyakinkan pendengar dalam
berkaitan erat dengan gaya bahasa. Gaya menerima dan mematuhi pikiran, informasi,
bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah dan gagasan, atau pesan yang disampaikannya.
style. Kata style diturunkan dari kata latin Kemahiran berpidato merupakan suatu
stilus. Gaya bahasa merupakan bagian dari kebutuhan utama bagi tokoh-tokoh politisi atau
diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan pemimpin untuk menumbuhkan karier,
cocok atau tidaknya pemakaian kata, frasa, menarik empati, serta berdiplomatik. Para elit
atau klausa untuk menghadapi situasi tertentu. politisi sangat memanfaatkan kecakapan
Oleh karena itu, persoalan gaya bahasa berorator dengan tujuan memberikan efek atau
meliputi semua hierarki kebahasaan seperti kesan untuk mencapai kepentingan politik.
pilihan kata secara individual, frasa, klausa, Untuk itu, berhasil atau tidaknya seseorang
dan mencakup pula wacana secara keseluruhan dalam berpidato harus diimbangi dengan
(Keraf, 2009: 112). Dengan adanya gaya pengetahuan, perbendaharaan kata yang cukup,
bahasa yang memberikan kesan moral bagi serta benar-benar memahami konsep materinya
pembaca maupun pendengar dengan terkecuali lagi seorang pemimpin suatu negara.
memperhatikan wujud dari bahasa tersebut. Pada penelitian ini, pemilihan Presiden
Selain itu, dengan gaya bahasa yang Joko Widodo sebagai objek penelitian ini
dipergunakan oleh pengarang dalam karyanya, didasari oleh kesederhanaan berbahasa serta
maka dapat mengekspresikan pengalaman jarang menggunakan diksi yang sulit. Hal ini,
batin dan memproyeksikan kepribadiannya, berbeda dengan elit politik lainnya ketika
sehingga karya-karya yang dihasilkan memiki menyampaikan orasi yang kadang cukup sulit
ciri-ciri yang personal. dipahami. Presiden Joko Widodo dalam
Penggunaan gaya bahasa dalam pidato berpidato terkesan santai ketika
merupakan satu hal yang turut menentukan menyampaikan gagasannya yang seolah-olah
keberhasilan dari pidato. Pola gaya bahasa menjadikan pidato politiknya sebagai
yang tepat dan sesuai akan mampu menarik pembahasan ragam santai. Namun meski
perhatian dan memengaruhi pikiran pendengar. terkesan santai, ketegasan sangat terpancar dari
Keraf (2009: 113-115) menyatakan bahwa pola laku dan gerak ketika menjalankan suatu
gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga amanah sebagai Presiden yang punya andil
unsur yakni: kejujuran, sopan, santun, dan dalam mengolah pemerintahan. Pidato resmi
menarik. Peningkatan pola gaya bahasa akan yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo
turut memperkaya kosakata pemakaiannya biasanya menggunakan teks yang telah
(Tarigan, 2013: 5). Gaya bahasa yang disiapkan, sehingga merupakan momen yang
digunakan oleh pengarang atau pembicara tepat untuk menganalisis gaya bahasanya.
sebagai teknik dan alat untuk mencapai tujuan Berdasarkan hasil observasi awal,
dan juga sebagai perwujudan dari keterampilan peneliti menemukan pernyataan yang
berbahasa secara khusus (Ahmadi, 1990: 171). mengandung gaya bahasa dalam sebuah teks
Pidato adalah alat untuk pidato Kemenangan Joko Widodo sebagai
menyampaikan isi hati, perasaan, ide, program, Presiden terpilih pada tanggal 14 Juli 2019
dan pesan oleh seseorang kepada sejumlah yang diterbitkan oleh media daring
orang (Siregar, 2006: 87). Pidato merupakan Tribunnews.Com.: (1) Kita harus optimis
bentuk kegiatan berbahasa lisan di depan menatap masa depan! Kita harus percaya diri
umum atau berorasi untuk menyampaikan dan berani menghadapi tantangan kompetisi
pendapat, harapan, dan tujuan tertentu. Proses global. Kita harus yakin bahwa kita bisa
pidato dalam bahasa apapun pada awalnya menjadi salah satu negara terkuat di dunia”,
berupa naskah atau teks, kemudian dan (2) “Kita harus yakin bahwa kita bisa
disampaikan secara langsung oleh penutur menjadi salah satu negara terkuat di dunia”
kepada orang-orang di depan umum. Proses Pada kutipan pertama, jenis gaya bahasa yang
penyampaian tersebut, menggambarkan suatu digunakan adalah repetisi, karena
realita bahwa isi pidato yang disampaikan oleh menggunakan beberapa perulangan bunyi,
penutur harus di dukung dengan kemampuan suku kata, kata atau bagian kalimat yang
berbahasa. Dalam penyampaian pidato, dianggap penting untuk memberikan tekanan
dituntut untuk menggunakan bahasa yang baik dalam sebuah konteks yang sesuai. Adapun
70 Indonesia: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(2) Juni 2020
pada kutipan kedua, jenis gaya bahasa yang Widodo yang telah diterbitkan oleh media
digunakan adalah hiperbol yang mengandung daring.
suatu pernyataan yang berlebihan melalui kata
kunci “terkuat di dunia”. METODE
Penelitian tentang gaya bahasa juga
pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti Jenis penelitian yang digunakan adalah
sebelumnya. Pertama, penelitian oleh Arafat penelitian deskriptif kualitatif. Data yang
(2015) meneliti tentang “Analisis Gaya Bahasa digunakan berupa kata-kata tertulis atau lisan
Calon Presiden pada Acara Debat dalam dari orang-orang dan perilaku yang dapat
Pemilihan Umum 2014”. Hasil penelitiannya diamati (Moeleng, 2012: 4). Dalam hal ini,
menujukkan bahwa: (1) gaya bahasa retoris dideskripsikan gaya bahasa berdasarkan
terdapat beberapa jenis antara lain gaya bahasa struktur kalimat dan berdasarkan langsung
aliterasi, gaya bahasa asonansi, gaya bahasa tidaknya makna. Analisis data kualitatif
anastrof, gaya bahasa apostrof , gaya bahasa sebagaimana yang dipergunakan pada
asindenton, gaya bahasa polisindenton, gaya penelitian ini disusun dalam bentuk tabel. Hal
bahasa kiasmus, gaya bahasa elipsis, gaya ini bertujuan untuk mempermudah dalam
bahasa eufimisme, gaya bahasa litotes, histeron memverifikasi kesimpulan yang valid. Oleh
proteron, pleonasme dan tautologi, perifrasis, karena itu, penelitian membuat sajian dalam
prolepsis, erotesis atau pertanyaan retoris, bentuk simpulan yang valid sehingga mudah
koreksio atau epanortesis, hiperbol, dan dipahami.
paradox; dan (2) gaya bahasa kiasan juga Data dalam penelitian ini merupakan
terdapat beberapa macam jenis, antara lain: teks alamiah yaitu berupa teks yang memuat
gaya bahasa persamaan atau simile, gaya jenis gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat
bahasa metafora, gaya bahasa alegori parabel dan gaya bahasa berdasarkan langsung
dan fabel, gaya bahasa personifikasi, gaya tidaknya makna yang terdapat dalam pidato
bahasa alusi, gaya bahasa epitet, gaya bahasa Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
sinekdoke, gaya bahasa metonimia, gaya Teks pidato tersebut diambil Tribunnews.com.
bahasa antonomasia, gaya bahasa hipalase, Sedangkan, Sumber data dalam penelitian ini
gaya bahasa inuendo. yakni teks pidato Presiden Joko Widodo yang
Kedua, penelitian dari Rachamadani diakses dari media daring Tribunnews.com
(2017) yang meneliti tentang “Analisis edisi Minggu, 14 Juli 2019.
Penggunaan Gaya Bahasa pada Puisi Karya Pengumpulan data dilakukan dengan
Siswa SMA di Yogyakarta”. Hasil menjaring data dan informasi yang dibutuhkan.
penelitiannya menunjukkan bahwa gaya Digunakan beberapa teknik pengumpulan data
bahasa yang paling mendominasi adalah yang dilakukan dalam analisis teks pidato
personifikasi, erotesis, dan persamaan atau yakni, teknik dokumentasi, baca simak, dan
simile. pencatatan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pengecekan keabsahan data dilakukan
oleh Arafat (2015) dan Rachmadani (2017) melalui ketekunan dan perpanjangan
tampak memiliki perbedaan dengan penelitian pengamatan. Maksud dari perpanjangan
ini, yakni dari segi objek penelitian. Adapun pengamatan data dalam penelitian ini adalah
persamaan penelitian ini dengan kedua menyediakan waktu yang cukup sampai data
penelitian sebelumnya yaitu sama-sama yang ingin diperoleh mencapai titik jenuh.
mengidentifikasi tentang jenis gaya bahasa. Data yang mencapai titik kejenuhan ditetapkan
Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian sebagai data yang memiliki tingkat
tentang alih gaya bahasa pada naskah pidato kepercayaan (Sultan, 2010: 62).
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Instrumen yang digunakan dalam
Alasan peneliti mengkaji gaya bahasa adalah penelitian ini adalah pedoman analisis data.
untuk mengetahui jenis gaya bahasa Data yang sudah dikategorisasikan, akan
berdasarkan struktur kalimat dan jenis gaya dikelompokkan ke dalam tabel. Tabel berisi
bahasa langsung tidaknya makna yang nomor, data, dan jenis gaya bahasa
digunakan dalam naskah pidato presiden Joko (berdasarkan struktur kalimat dan langsung
tidaknya makna).
Erlan Saputra, Muhammad Saleh dan Helena Emma Maria: Gaya Bahasa Teks… 71
Data (2.2) “Indonesia yang mampu Data (2.5) adalah unsur gaya bahasa
menjaga dan mengamankan bangsa dan tautologi karena setiap kutipan yang terbentuk
negara dalam dunia yang semakin memiliki makna yang sepadan. Makna yang
kompetitif”. disampaikan adalah berusaha mencari solusi di
setiap permasalahan yang terjadi dengan
Data (2.17) menunjukkan gaya bahasa memberi sebuah inovasi. Agar gagasannya
polisindeton karena beberapa kata yang lebih kuat maka ditekankan sebuah kutipan
berurutan dihubungkan satu sama lain dengan yang bersinomin dengan tujuan menegaskan
kata sambung. Letak polisindeton tampak pada kalimat yang dibentuk.
kata “dan” serta kata “yang” diulang
sebanyak dua kali. Kata “dan” serta kata
PEMBAHASAN
“yang” adalah bentuk konjungsi kata
digunakan untuk menghubungkan gagasan Dalam penelitian ini, temuan jenis
selanjutnya pada pidato tersebut. gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat
dalam teks pidato Presiden Joko Widodo,
c. Hiperbol yakni: (1) klimaks, (2) antiklimaks, (3)
paralelisme, (4) antitesis, dan (5) repetisi. Gaya
Data (2.3) “Jangan ada yang alergi
bahasa klimaks sering muncul dalam pidato
terhadap investasi”.
tersebut dibanding dengan gaya bahasa
lainnya. Hal ini, Presiden Joko Widodo dalam
Data (2.3) merupakan bentuk gaya
menyampaikan pidato mengandung urutan-
bahasa hiperbol. Unsur yang menggunakan
uratan pikiran setiap kali semakin meningkat
gaya bahasa dalam kalimat tersebut yaitu
kepentingannya, tujuannya untuk menarik
“alergi” yang sifatnya melebih-lebihkan suatu
perhatian kepada pendengar atau pembaca.
Erlan Saputra, Muhammad Saleh dan Helena Emma Maria: Gaya Bahasa Teks… 73