Anda di halaman 1dari 15

PEMETAAN BIDANG

TANAH TERINTEGRASI
DIREKTUR JENDERAL SURVEI DAN PEMETAAN PERTANAHAN DAN RUANG

Kamis, 19 Oktober 2023


Paradigma Administrasi Pertanahan
Modern
Paradigma Administrasi
Pertanahan (Land Management
Paradigm/LMP)

Sebagai Arah kebijakan Kementerian Agraria


dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
pada Tahun 2020-2024

APA YANG
DIBUTUHKAN?

Kepastian Informasi
Terkait Bidang Tanah
Orientasi
Pengukuran Pemetaan
Hasil

Metode Sporadik Sistematik

UNLEARN - Bidang
RELEARN Data
Tanah
TitikBatas

Kualitas Ketelitian Akurasi


ORIENTASI HASIL

Pengukuran Pemetaan

SINGLE SOURCE OF TRUTH


PETA PENDAFTARAN (GEOKKP)
Orientasi Orientasi
Pengukuran Lama : Pemetaan
Mengukur dengan “Cepat,
Meteran, TS atau Sederhana &
RTK Mudah”

Evidence Penunjukan
Batas

BHUMI sebagai SINGLE SOURCE OF TRUTH


DATA
Bidang Tanah Titik Batas

Diukur : Titik 1
Persetujuan Batas : 00001, 00002

Diukur : Titik 2
5 4 Persetujuan Batas : 00001, 00003
3
Diukur : Titik 3
1 Persetujuan Batas : 00001, 00003,
2 00004

Diukur Titik 4
Diukur : 00001 Persetujuan Batas : 00001, 00004,
Persetujuan Batas : 00005
00002, 00003, 00004, 00005
dst
KUALITAS KETELITIAN AKURASI

KONSEP

Pengukuran yg
selama ini “Merdeka Akurasi”
dilakukan

Orientasi
Pemetaan Pemetaan titik-titik batas
Kedepan bidang tanah wajib
menyertakan akurasi
ketelitian
Kebijakan DITJEN SPPR Dalam Percepatan Pemetaan Bidang Tanah

Pengumuman PBT Klarifikasi

00043 00046 00047 00048 00049 00050

00044

00045 00051 00052 00053 00054 00055

Simbologi :
1. Hijau : Bidang Tanah Belum Bersertipikat, sudah
ada persetujuan batas
2. Putih : Bidang Tanah Berlum Bersertipikat, belum
ada persetujuan batas
3. Merah : Bidang Tanah yang tidak disepakati
batasnya oleh yang berkepentingan
4. Ungu : Bidang Tanah sudah bersertipikat
DEFINIS PENUNJUK BATAS
Dasar :
1. JUKNIS PTSL Nomor 3/Juknis-HK.02/III/2023 ARAHAN :
2. SE NOMOR 8/SE-HP.02/VII/2023 TENTANG 1. Kontrak pembuatan peta foto dapat
PERCEPATAN PELAKSANAAN PEMETAAN PTSL dilakukan per termin berdasarkan
TERINTEGRASI 2023 desa/kelurahan/blok.
2. Penunjuk Batas tidak harus dari
Pemilik Langsung
3. Tidak perlu mengumpulkan fotocopi
pemilik langsung untuk upload di
aplikasi KKP, boleh menggunakan KTP
Masdasik
4. Unggah data blok bidang tanah pada
aplikasi KKP, pengumuman PBT
Klarifikasi bisa diutamakan pada blok
dengan realisasi SHAT terbanyak
Pemetaan Bidang Tanah Seluruhnya

1 2

Adanya Gap dan Overlap

Belum penataan & perbaikan Belum penataan & perbaikan

1. Peningkatan Kualitas
Data dengan Block
Adjustment untuk
layanan Sporadik
2. PTSL Terintegrasi untuk
pemetaan Sistematik
Setelah Dilakukan Block Ajustment Sudah penataan & perbaikan
untuk peningkatan kualitas data
Pemetaan Bidang Tanah

Contoh Hasil Perbaikan Block Adjustment

Gap di Peta Pendaftaran, sedangkan kondisi di Lapangan Tidak Ada Hasil Block Adjustment menghilangkan bagian yang Gap
Gap
Pemetaan Bidang Tanah

Contoh Perbaikan KW 123

Belum penataan & perbaikan Sudah penataan & perbaikan


Pemetaan Bidang Tanah
Contoh Hasil Pengukuran PBT Terintegrasi Desa : Gedang-Gedang
Kab : Sumenep
Jumlah Bidang : 4406

: 4312 bidang → 100 % dari Komponen Pengukuran


: 36 bidang → 100 % dari Komponen Pengukuran

: 50 bidang → 25 % dari Komponen Pengukuran


: 8 bidang → 100 % dari Komponen Pengukuran

CATATAN :
1. Seluruh bidang tanah terpetakan diberikan NIB

2. Perbaikan bidang tanah terdiri dari KW 123, K.3, NIB

tanpa kluster dan ex-PTPR

3. Unsur Geografis (Sungai, jalan, waduk, dll) tetap

diberikan NIB

4. PBT jalan dipecah-pecah sesuai nama jalan


Pemetaan Bidang Tanah

Hal-Hal Yang Perlu Menjadi Pembelajaran

1. Proses Ortomosaik kurang sempurna, bisa dibantu dengan proses Dense Cloud atau Smooth Mash
Pemetaan Bidang Tanah Tingkat Lanjut

PEMETAAN KEDEPAN :
1. Pengukuran Bidang Tanah harus Sistematik / Minimal Per-Blok;
2. Pengukuran Satu Bidang Wajib membetulkan bidang-bidang sebelahnya / Per-Blok;
3. Pemetaan bidang tanah tidak boleh ada Gaps dan nantinya semua harus diberi NIB;
4. Setiap bidang harus memiliki akurasi ketelitian;
5. Survei diutamakan menggunakan metode fotogrametris;
6. Batas bidang tanah yang tidak bisa diidentifikasi melalui metode fotogrametris, dilakukan
pengukuran suplesi;
7. Hasil ukuran lama yang tidak memiliki ketelitian, mengikuti hasil ukuran baru yang memiliki
ketelitian;
8. Penggunaan Blok Adjustment dalam rangka peningkatan kualitas data;
9. Pengukuran ulang harus memiliki akurasi ketelitian lebih baik dari pengukuran sebelumnya;
10.Bhumi.atrbpn.go.id sebagai “Single Source of Truth”.
Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang

Anda mungkin juga menyukai