Anda di halaman 1dari 32

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PUSAT PEMETAAN BATAS WILAYAH


BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

SATUAN KERJA SEKRETARIAT UTAMA


PPK DEPUTI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DASAR II

PEMETAAN KORIDOR BATAS DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN UAV

TAHUN ANGGARAN 2015


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEMETAAN KORIDOR BATAS DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN UAV

1. LATAR BELAKANG Penegasan batas daerah menjadi penting karena


dapat memberikan kepastian hukum terhadap
posisi garis batas sehingga dapat memberikan
kepastian terhadap batas kewenangan
pemerintah daerah, mendukung tertib
administrasi pemerintahan, mendukung proses
perhitungan fiskal daerah, mendukung
penyusunan dan penerapan rencana tata ruang,
memberi keyakinan (nilai tambah) kepada
investor, serta mendukung implementasi good &
clean governance. Namun demikian, sampai
akhir bulan September tahun 2014 jumlah
segmen batas daerah di Indonesia yang sudah
ditegaskan dengan Permendagri baru 263
segmen dari total sekitar 966 segmen batas
daerah.
Pemerintah pusat sudah mencoba
mempercepat penegasan batas daerah dengan
memperbaiki prosedur yaitu dengan merevisi
Permendagri No.1 tahun 2006 menjadi
Permendagri No.76 tahun 2012, dimana di
dalamnya memperbolehkan pelacakan batas
dilakukan dengan metode kartometrik. Saat ini
UU No.32 tahun 2004 sudah direvisi menjadi UU
No.23 tahun 2014, namun secara teknis belum
ada revisi Permendagri penegasan batas yang
baru. Sehingga secara teknis proses penegasan
batas masih mengikuti Permendagri No.76 tahun
2012.
Setelah upaya percepatan penegasan batas
yang dilakukan, masih ada kendala dalam
penegasan beberapa segmen batas daerah yang
disebabkan adanya sengketa antar daerah yang
berbatasan. Penyebab sengketa tersebut
bermacam - macam, mulai dari masalah
pengelolaan sumber daya alam, politik, perijinan,
dan sebagainya.
Dalam Permendagri No.76 tahun 2012 sudah
diatur prosedur penyelesaian sengketa batas,
dimana dalam prosedur itu data - data spasial
memiliki peranan penting dalam rangka
melakukan analisa dan pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, dalam beberapa kasus sengketa
batas yang pada area sengketa tersebut tidak
tersedia data spasial yang cukup memadahi
menjadi sulit diselesaikan bahkan cenderung
tidak dapat disusun alternatif solusi penarikan
garis batas.
Pada umumnya area sengketa batas tidak
terjadi pada sepanjang segmen batas, melainkan
hanya pada bagian - bagian tertentu saja yang
panjangnya hanya beberapa kilometer.
BIG sebagai lembaga teknis yang menjadi
anggota Tim Penegasan Batas Daerah di Pusat
menyusun terobosan baru untuk menyiapkan
data geospasial skala besar yang memadahi
guna mempercepat penyelesaian batas daerah.
Data geospasial skala besar yang dimaksud
harus dapat menggambarkan bentuk 3 dimensi
dan menampilkan objek - objek permukaan bumi
. Dikarenakan lokasi yang harus dilengkapi data
geospasialnya tidak begitu luas maka alternatif
yang diambil adalah dengan membuat peta
koridor batas daerah dengan foto udara small
format menggunakan wahana UAV.

2. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan


pemetaan batas daerah yang bermasalah pada
area tertentu secara fotogrametri metode small
format menggunakan wahana tanpa awak.
b. Tujuan hasil kegiatan adalah untuk menyediakan
data geospasial wilayah yang dimaksud dengan
skala cetak 1:3.500 guna keperluan penarikan
garis batas daerah, sebagai data pendukung
bagi pihak - pihak yang akan menyelesaiakan
batas.

3. TARGET/ SASARAN Target/ sasaran yang ingin dicapai dari pengadaan


ini yaitu untuk memperoleh data geospasial wilayah
sebagian segmen batas antara Provinsi Kalimantan
Tengah dengan Kalimantan Timur yang disajikan
dalam bentuk peta foto dan peta garis tematik skala
1 : 3.500.

4. NAMA ORGANISASI Badan Informasi Geospasial


PENGADAAN Satuan Kerja Sekretariat Utama
BARANG/JASA PPK Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar II

5. SUMBER DANA DAN a. Sumber dana yang diperlukan untuk


PERKIRAAN BIAYA pelaksanaan pekerjaan ini dari DIPA Badan
Informasi Geospasial Tahun Anggara 2015
(083.01.017216.02.05.01.3543.017.004.536111)
b. Total perkiraan biaya yang diperlukan sejumlah
Rp. 559.970.000,00 (lima ratus lima puluh
sembilan juta sembilan ratus tujuh puluh ribu
rupiah)

6. RUANG LINGKUP a. Ruang lingkup pekerjaan ini sebagaimana


PENGADAAN/ LOKASI lampiran 1.
DAN FASILITAS b. Lokasi pekerjaan adalah pada sebagian segmen
PENUNJANG batas antara Provinsi Kalimantan Timur dengan
Provinsi Kalimantan Tengah yaitu pada sub-
segmen Kabupaten Kutai Barat dengan
Kabupaten Barito Utara dari pilar TB-I-A sampai
pilar TB.X (indeks lokasi pekerjaan pada
lampiran 2).
c. Fasilitas yang disediakan oleh BIG (lampiran 3)

7. PRODUK YANG Hasil/ produk yang dihasilkan dari pelaksanaan


DIHASILKAN pekerjaan ini antara lain: (lampiran 4)

8. WAKTU PELAKSANAAN Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan


YANG DIPERLUKAN pekerjaan ini adalah 103 hari kalender (lampiran 5)

9. TENAGA TERAMPIL Tenaga terampil yang dibutuhkan untuk


YANG DIBUTUHKAN melaksanakan pekerjaan ini meliputi: (lampiran 6)

10. METODE KERJA Metode kerja yang harus dilaksanakan oleh


penyedia barang dan jasa dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditetapkan sebagaimana lampiran 7.

11. SPESIFIKASI TEKNIS Spesifikasi teknis peralatan yang diperlukan untuk


pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari: (lampiran 8)

Output yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan


ini harus memenuhi spesifikasi teknis sebagaimana
tercantum dalam lampiran 9.

12. LAPORAN KEMAJUAN Laporan yang harus dibuat oleh penyedia jasa
PEKERJAAN lainnya meliputi:
- Laporan pendahuluan
- Laporan akhir

Cibinong , Maret 2015


PPK Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar II

Batoro Wisnu
NIP. 19770207 200604 1 002
Lampiran 1. Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang Lingkup yang akan dilakukan dalam melaksanakan kegiatan Pemetaan Koridor Batas
Daerah Dengan Menggunakan UAV adalah sebagai berikut:

No. Tahapan Bobot Keterangan Hasil


 Buku laporan
pendahuluan (1 copy
Penyiapan data,
file digital dan 2
3.99% peralatan, personil,
1 Persiapan eksemplar cetak asli)
rencana kerja dan
 Rencana jalur
koordinasi.
terbang (1 copy file
digital)
Proses pemasangan  Foto hasil exposure
Pemotretan Udara
39.60% premark dan akuisisi (1 copy file)
2 Menggunakan
Wahan UAV
data foto udara  Jalur Terbang (1 set
menggunakan WUNA file)
 Formulir toponimi
dan deskripsi
Pengukuran GPS premark yang sudah
Survei Kelengkapan 42.23% untuk Premark, terisi (1 bendel)
3
Lapangan Pengambilan data  RAW data
toponimi pengukuran GPS
geodetik (1
dokumen)
 DTM (1 set file
digital: 20 NLP atau
160 km2)
Terdiri dari proses
 Ortofoto DTM (1 set
triangulasi udara
file digital: 20 NLP
secara otomatis,
Pembuatan Peta 7.99% atau 160 km2)
4 interpretasi, digitasi,
Foto dan Peta Garis  Metadata (1 set file
pengelolaan basisdata,
digital)
pembuatan metadata
dan kartografi.  Peta foto (1 set file
digital: 20 NLP)
 Peta garis (1 set file
digital: 20 NLP)
 Buku laporan akhir
(1 copy file digital
dan 5 eksemplar
cetak asli)
6.18% Pencetakan peta dan  Album peta foto (1
5 Pelaporan
Pembuatan laporan copy file digital dan 1
eksemplar cetak asli)
 Album peta garis (1
copy file digital dan 1
eksemplar cetak asli)
Lampiran 2. Indeks Lokasi Pekerjaan

Gambar 1. Indeks Lokasi Pekerjaan

Adapun daftar kecamatan yang berbatasan sebagai berikut:

Kabupaten Barito Utara Kabupaten Kutai Barat


Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Kalimantan Timur
Kecamatan Teweh Timur Kecamatan Damai
Kecamatan Lahei
Lampiran 3. Data yang disediakan

Dalam rangka untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan Pemetaan Koridor Batas


Daerah Dengan UAV, Pemberi Pekerjaan memberikan data berupa:
a) Peta RBI Skala 1:50.000 format digital
b) Deskripsi Pilar JKHN
c) Format Formulir survei kelengkapan lapangan
Data yang disediakan oleh Pemberi Pekerjaan hanya dapat digunakan untuk kegiatan ini,
Pihak Pelaksana tidak dapat menyebarluaskan data geospasial dasar yang diberikan oleh
pihak Pemberi Pekerjaan kepada pihak lain.
Lampiran 4. Hasil yang diserahkan

Hasil kegiatan yang diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan berupa softcopy dan
hardcopy dengan rincian sebagai berikut:
a. Data digital
1. Peta jalur terbang untuk setiap daerah pemotretan
2. Foto udara
3. Ortofoto
4. Data survei kelengkapan lapangan
 Raw data pengukuran GPS Geodetik dalam format rinex
 Data marking GPS navigasi
 Formulir data kelengkapan lapangan yang sudah diisi
5. Peta garis dan peta foto skala 1:3.500 format *.mpk
6. Peta garis dan peta foto skala 1:3.500 format *.pdf
7. Basis data peta garis format *.shp dan *.gdb
8. Data DTM format BIL & DEM (softcopy)
9. Laporan pendahuluan dan laporan akhir pekerjaan

b. Data cetak
1. Album Peta Garis ukuran A3 (dicetak bukan pada skala sebenarnya), asli
sebanyak satu eksemplar
2. Album Peta Foto ukuran A3 (dicetak bukan pada skala sebenarnya), asli
sebanyak satu eksemplar
3. Laporan akhir pekerjaan asli sebanyak lima eksemplar
Lampiran 5. Jadwal pelaksanaan

Bulan ke

No. Jenis Pekerjaan Waktu Bobot I II III IV

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Tahap persiapan 7 3.99% 7

2 Pemotretan udara 32 39.60% 7 7 7 7 4

3 Survei kelangkapan lapangan 36 42.23% 3 7 7 7 7 5

4 Pembuatan peta foto dan peta garis 17 7.99% 2 7 7 1

5 Pelaporan 10 6.18% 6 4
Lampiran 6. Persyaratan personil

Bidang Pengalaman Jumlah


No Jabatan Pendidikan Tugas
Keahlian Minimum orang

 Bertanggung jawab
dalam melakukan
koordinasi terhadap tim
Ketua Tim
S1 kerja dan hasil
Pelaksana / Survei dan
1 (geodesi/ge 5 thn 1 pekerjaan.
Manajer Pemetaan
ografi)  Menyiapkan rencana
Proyek detil persiapan kegiatan,
integrasi hasil pekerjaan
dan penyusunan
laporan.
 Bertanggung jawab
dalam melakukan
koordinasi terhadap tim
Koordinator kerja dan hasil
pekerjaan pemotretan
Pemotretan S1 udara dan proses
2 Udara dan Pemetaan 3 thn 1
(geodesi) fotogrametri.
Proses
Fotogrametri  Bertanggung jawab
dalam melakukan
kontrol kualitas data
hasilpemotretan udara
dan proses fotogrametri.
 Bertanggung jawab
dalam perencanaan dan
mobilisasi survei
kelengkapan lapangan.
Koordinator
Survei  Bertanggung jawab
Pengukur
dalam melakukan
Kelengkapan S1 an GPS koordinasi terhadap
3 3 thn 1
Lapangan (geodesi) dan kegiatan survei
dan Ground Toponimi kelengkapan lapangan.
Control  Bertanggung jawab
dalam melakukan
kontrol kualitas terhadap
hasil survei kelengkapan
lapangan.
 Bertanggung jawab
dalam melakukan
Koordinator S1 koordinasi terhadap
(geodesi/ pembentukan basis data
Pembentukan Pemetaan
4 geografi/ Digital dan 3 thn 1 dan kartografi.
Basis Data
dan Database  Bertanggung jawab
ilmu dalam melakukan
Kartografi komputer) kontrol kualitas terhadap
hasil pembentukan basis
data dan kartografi.
Tenaga operator yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan ini harus memenuhi
kualifikasi minimum sebagai berikut:
Pengalaman Jumlah
No Jabatan Pendidikan Tugas
Minimum orang

Pilot
SLTA atau  Melaksanakan tugas
1 (pengendali) 1 thn 1 dalam pengoperasian
sederajat
UAV WUNA.

Navigator  Melaksanakan tugas


SLTA atau dalam mengontrol posisi
2 (pengarah) 1 thn 1
sederajat WUNA agar sesuai jalur
UAV
terbang.
 Melaksanakan tugas
Teknisi SLTA atau dalam penyiapan
3 1 thn 1 peralatan fotogrammetri
Fotogrametri sederajat
dan positioning pada
WUNA.
Operator SLTA atau  Melaksanakan tugas
4 3 thn 1 dalam pemrosesan
Fotogrametri sederajat
fotogrametri.
Surveyor
SLTA atau  Melaksanakan tugas
5 GPS dan 3 thn 6 dalam survei kelengkapan
sederajat
Toponimi lapangan.
 Melaksanakan tugas
Operator SLTA atau dalam proses kartografi
6 3 thn 1
Kartografi sederajat dalam pembuatan peta
foto dan peta garis.
SLTA atau  Melaksanakan tugas
7 Operator GIS 3 thn 1 dalam penyusunan basis
sederajat
data.
Staf SLTA atau  Melaksanakan tugas
8 1 thn 1
Administrasi sederajat dalam administrasi.
 Membantu dalam
pelaksanaan kegiatan
Tenaga bantu lapangan:
9 - - 5 Pengoperasian WUNA,
Operasional
pemasangan premark, dan
survei kelengkapan
lapangan
Lampiran 7. Metodologi

Langkah pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:

PERSIAPAN
PERSIAPAN ADMINISTRASI
KALIBRASI ALAT
PERIJINAN PENGAMANAN
(Koordinasi dari (Koordinasi dari PETA KERJA
PERSIAPAN TEKNIS
PPBW) PPBW) (PETA JALUR TERBANG)
PENENTUAN LOKASI
PREMARK

LAPANGAN
SURVEI KELENGKAPAN
PEMOTRETAN UDARA
LAPANGAN

LABORATORIUM
TRIANGULASI UDARA

ORTOFOTO DAN DTM

INTERPRETASI DAN
DIJITASI

EDITING

KARTOGRAFI
SUPERVISI

HASIL

MOZAIK
PETA FOTO DAN DOKUMEN SURVEI
ORTOFOTO (Per DTM BASIS DATA
PETA GARIS KELENGKAPAN LAPANGAN
Area Pemotretan)

Gambar 2. Skema metode pekerjaan

1.1. Persiapan
Sebagai langkah awal dalam melakukan kegiatan Pemetaan Koridor Batas Daerah
Dengan UAV ini adalah sebagai berikut:

a. Kompilasi Peta Dasar yang sesuai dengan lokasi kegiatan


b. Pembuatan jalur terbang
c. Distribusi premark
Jumlah premark setiap luasan 9 km2 minimal 4 titik, dimana pada kondisi topografi
yang lebih terjal jumlah premark ditambah sesuai dengan kondisi lapangan.
d. Penyiapan dan pengecekan peralatan
Penyiapan dan pengecekan peralatan yang akan digunakan selama kegiatan
termasuk kalibrasi kamera. Pelaksana pekerjaan menyerahkan hasil kalibrasi
kamera kepada Pemberi Kerja saat presentasi awal.
e. Penyiapan nama - nama personil pelaksana pekerjaan.

Seluruh hasil persiapan disampaikan dalam laporan pendahuluan dan dipaparkan


pada presentasi awal.

1.2. Perijinan
Kegiatan perijinan dengan pemerintah daerah setempat dan koordinasi dengan Tim
Penegasan Batas Daerah di Pusat (Tim PBD Pusat) akan dilaksanakan oleh Pusat
Pemetaan Batas Wilayah.

1.3. Pemotretan Udara


Proses pemotretan dilakukan secara berurutan sesuai dengan jalur terbang yang
telah direncanakan. Apabila terjadi perubahan jalur terbang karena suatu kendala harus
diberikan catatan dan dilaporkan kepada Pemberi Pekerjaan.
Foto udara harus memenuhi spesifikasi teknis, sebagai berikut:
1. Nilai GSD (Ground sampling Distance) < 25cm
2. Tingkat Overlap ≥70% dan Sidelap ≥20%

Gambar 3. Ilustrasi jalur terbang dengan sidelap dan overlap.

Proses pemotretan dilaksanakan setelah dilakukan pemasangan Premark.


Premark dibuat oleh pelaksana dengan ketentuan sebagai berikut:

- Warna mencolok dan mudah dibedakan dengan obyek di sekitarnya


- Ukuran minimal 50 x 50 cm
- Bahan tahan air
- Bentuk premark tidak ditentukan
Gambar 4. Contoh premark berbentuk (+)

Gambar 5. Contoh premark berbentuk persegi


1.4. Survei Kelengkapan Lapangan
Kegiatan survei kelengkapan lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data titik
control guna pemrosesan lebih lanjut data foto serta untuk mendapatkan data toponimi.
Berikut penjelasan masing – masing sub-kegiatan survey kelengkapan lapangan tersebut:

a. Pengukuran Posisi Premark:


Pada setiap lokasi pemotretan dilakukan pengukuran posisi premark menggunakan
GPS geodetik sebagai acuan/pengontrol posisi dalam proses Triangulasi Udara.
Pengukuran premark menggunakan metode differential static dan harus terikat ke
titik ikat Jaring Kontrol Horizontal Nasional (JKHN). Pada pengukuran posisi premark,
ketelitian yang disyaratkan ≤10cm untuk horizontal dan ≤ 50 cm untuk vertikal .

Jika diperlukan dapat dibuat titik bantu di sekitar lokasi pemotretan.

Setiap premark dibuat deskripsi sesuai format formulir sebagai berikut:

FORMULIR DESKRIPSI PREMARK:

NAMA LOKASI

NO. titik .......................... KOORDINAT

DESA .......................... GEOGRAFI UTM

KECAMATAN .......................... Lintang ............................. Utara ....................................

KABUPATEN .......................... Bujur ............................. Timur ....................................

PROVINSI .......................... Tinggi ............................. Zone ....................................

FOTO

UTARA SELATAN

TIMUR BARAT
SKETSA

DESKRIPSI LOKASI :

b. Survei Toponimi
Pada setiap lokasi pemotretan dilakukan marking menggunakan GPS navigasi dan
pendataan unsur-unsur, terutama pada:

 Unsur nama-nama geografi (kampung, desa/kelurahan, kecamatan,


kabupaten/kota, dan provinsi).
 Unsur nama obyek-obyek penting dan fasilitas umum.
 Unsur nama perairan (samudera, laut, selat, teluk, sungai, danau, rawa).
 Unsur relief (gunung, bukit).

FORMULIR TOPONIMI

Data Wilayah:
Provinsi .............................................................................................
Kabupaten/Kota .............................................................................................
Kecamatan .............................................................................................
Desa/Kelurahan .............................................................................................
Data Unsur:
Bangunan .............................................................................................
Kampung .............................................................................................
Bukit/Gunung .............................................................................................
Sungai .............................................................................................
Danau/Rawa .............................................................................................
Laut/Samudera/Selat .............................................................................................
Sumber Data: (1)
Laitude (2) Longitude(2)

Foto

1) Diisi sumber perolehan data toponimi


2) Diambil dengan menggunakan GPS Handheld

c. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto kegiatan survei (foto dengan atribut posisi/geotagging)
1.5. Pembuatan Peta Foto dan Peta Garis
a. Triangulasi Udara Secara Otomatis
Triangulasi udara di dalam fotogrametri adalah metode dalam menentukan dan
menghitung koordinat 3-dimensi setiap obyek dan orientasi luar kamera udara saat
pemotretan dengan cara fotogrametri,dengan menggunakan setiap foto dari posisi
yang berbeda yang meliputi obyek yang sama.
Dengan triangulasi udara, foto udara dimungkinkan dapat menghitung koordinat 3-
dimensi untuk elemen setiap obyek. Dalam proses diperlukan beberapa titik dengan
posisi diketahui yang tampak pada beberapa foto.Titik-titik ini merupakan titik kontrol
yang menjadi bagian penting dalam proses triangulasi udara.
Gambar 6. Proses triangulasi udara secara otomatis.

Proses pelaksanaan triangulasi udara dilakukan secara otomatis melalui program


aplikasi dengan tahapan dan ilustrasi sebagai berikut:
 Identifikasi titik tie point dan titik control tanah secara otomatis berbasis image
matching
 Melakukan hitungan perataan Bundle yang dilengkapi dengan hitungan selft-
calibration untuk mendapatkan nilai kalibrasi kamera yang optimal
 Melihat nilai rms yang menunjukkan presisi hasil hitungan dan tidak boleh lebih
dari 2 piksel

b. Pembentukan Digital Terrain Model (DTM)

(Digital Terrain Model/DTM) merupakan data 3-dimensi yang merepresentasikan


keadaan permukaan obyek yang diliput. (Digital Terrain Model/DTM) merupakan
data raster dengan ukuran cell 1 mm pada skala peta, yang diperolah secara
otomatis dengan teknik stereo matching dan dilanjutkan dengan editing data semi
otomatis. Kegiatan editing data hasil stereo matching dilakukan untuk membuang
data yang tidak mewakili terain tanah. Kegiatan editing dimaksudkan untuk
mengubah hasil proses stereo matching yang masih berupa data model permukaan
dijital (Digital Surface Model/DSM) menjadi data model tanah dijital (Digital Terrain
Model/DTM).

c. Ortofoto

Proses koreksi ortofoto adalah menjadikan foto/mosaik dalam proyeksi ortogonal dan
hanya mempunyai satu skala. Ortofoto pada permukaan tanah yang tidak rata
dilakukan dengan asumsi ∆ h pada setiap titik pengamatan > 0.5 % x tinggi terbang
terhadap tinggi rata-rata pada foto yang bersangkutan. Proses ini melibatkan data
DEM hasil dari proses stereo matching atau sumber data lainnya yang resolusi
spasial data DEM lebih kecil dari 3 x GSD foto udara.

d. Interpretasi dan Digitasi Tematik

Interpretasi dan digitasi tematik adalah proses pembentukan gambar setiap unsur
dari obyek yang tercakup. Interpretasi dan digitasi dilakukan pada skala 1:1.000.
Unsur-unsur yang dilakukan digitasi adalah sebagai berikut:
1) Perairan:
 Sungai, anak sungai, kanal irigasi ditampilkan dengan garis tunggal atau
garis ganda (bila lebarnya melebihi 0.5 mm pada skala).
 Danau, kolam, laguna, tambak, rawa.
 Sumur, mata air, air terjun, dam, hanya berguna sebagai petunjuk.
 Garis pantai mewakili garis kontur nol.
 Unsur-unsur penting seperti lumpur, pasir, karang.
 Dermaga, pelabuhan, suar.
2) Transportasi:
 Jaringan jalan.
 Jaringan rel kereta api.
3) Bangunan terpencar dan pemukiman:
 Bangunan tunggal baik sendiri maupun terpencar.
 Pemukiman adalah suatu kawasan kumpulan bangunan.
 Bangunan penting seperti kantor pemerintah, tempat ibadah, jembatan,
terowongan, menara, sumur migas, bandara.
4) Penutup lahan:
 Hutan.
 Rawa.
 Perkebunan.
 Semak belukar.
 Tegalan.
 Sawah.
 Padang rumput.
 Lahan Pertambangan.
e. Penyusunan Basis Data

Basis data merupakan kumpulan data yang terorganisasi untuk melayani berbagai
aplikasi pada saat bersamaan dengan melakukan penyimpanan dan pengelolaan
data. Gambar 6 menunjukkan proses penyusunan basis data.

Gambar 7. Diagram alir penyusunan basis data

Dengan demikian data geospasial yang telah dihasilkan dalam proses plotting
disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam penggunaannya, dengan
ketentuan sebagai berikut:
Tabel 8. Pengelompokan kode unsur

Tipe Geometri
No. Tema unsur Rupabumi
S Point Line Area Text
i 1. Bangunan √ √ √
s 2. Transportasi √ √
t 3. Hipsografi √ √
4. Batas Administrasi √ √
e
5. Penutup Lahan √
m
6. Perairan √ √
7. Toponim √
P
enamaan file dalam format data Shape file (SHP) dan Geodatabase (GDB) dengan
rincian sebagai berikut:
 NLP_1PT ( untuk Bangunan : Point )
 NLP_1LN ( untuk Bangunan : Line )
 NLP_1AR ( untuk Bangunan Area )
 NLP_2LN ( untuk Transportasi : Line )
 NLP_2AR ( untuk Transportasi : Area )
 NLP_3PT ( untuk Hipsografi : Point )
 NLP_3LN ( untuk Hipsografi : Line )
 NLP_4LN ( untuk Batas Administrasi : Line )
 NLP_4AR ( untuk Batas Administrasi : Area )
 NLP_5LN ( untuk Penutup Lahan dan Fungsi : Line )
 NLP_5AR ( untuk Penutup Lahan dan Fungsi : Area )
 NLP_5TX ( untuk Penutup Lahan dan Fungsi : Text )
 NLP_6PT ( untuk Perairan : Point )
 NLP_6LN ( untuk Perairan : Line )
 NLP_6TX ( untuk Toponim : Text )
Unsur batas, mengacu pada standar yang diberikan oleh Pemberi Kerja.

Unsur selain batas, mengacu pada Katalog Unsur Geografi (KUG).

Dalam pengelolaan basis data, harus dilakukan pula pembuatan metadata.


Pembuatan metadata disertakan pada data digital peta foto dan peta garis segmen
batas Provinsi Kalimantan Tengah - Kalimantan Timur. Pelaksana Pekerjaan
membuat metadata dengan melakukan pengisian pada format yang telah
disediakan oleh Pemberi Kerja.

f. Kartografi

Penyajian data dalam bentuk peta pada dasarnya dilakukan dengan mengikuti
kaidah-kaidah kartografis. Penyajian data tersebut menekankan pada kejelasan
informasi tanpa mengabaikan unsur estetika dari peta sebagai sebuah karya seni.
Kaidah-kaidah kartografis yang diperlukan dalam pembuatan suatu peta
diaplikasikan dalam proses visualisasi data spasial dan penyusunan tata letak
(layout) suatu peta. Berikut di bawah ini beberapa kaidah dalam penyajian unsur:

1) Relief.

Nilai (angka) kontur diletakkan pada garis kontur, diletakkan mengarah ke atas
yang lebih tinggi sehingga terbaca ketika mencari slope.

2) Nama

Nama-nama dan teks dibuat pada ukuran dan model yang sesuai dengan unsur
yang menonjol dan penting. Nama-nama harus dapat memastikan identifikasi
yang tepat. Nama-nama tersebut diletakkan sedemikian rupa sehingga selalu
dapat terbaca dan tidak menghalangi simbol peta lainnya.

3) Simbol

Pusat dan orientasi simbol pada umumnya harus sesuai dengan posisi pusat
unsur dan orientasinya di atas permukaan tanah. Simbol garis unsur tunggal atau
ganda (jalan, sungai) ditampilkan pada jarak-jarak yang teratur. Hal ini untuk
menghindari simbol-simbol yang akan mengganggu garis unsur.

4) Informasi Tepi

Memuat judul peta, skala, diagram lokasi, edisi, pembuat, legenda, dan
keterangan. Informasi tepi tersebut diletakkan di sisi kanan dan/atau di bawah
muka peta.

Gambar 8. Layout peta dengan informasi tepi di sisi kanan muka peta
Gambar 9. Layout peta dengan informasi tepi di sisi bawah muka peta.

1.6. Pelaporan
Pembuatan laporan hasil kegiatan Pemetaan Koridor Batas Daerah Dengan UAV
dibagi atas 2 (dua) laporan yang meliputi :

a. Laporan awal kegiatan yang berisi tentang rencana kerja dibuat 2 rangkap hardcopy
dengan outline sebagai berikut:
OUTLINE LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Lokasi dan Volume Pekerjaan
1.5. Waktu Pelaksanaan
1.6. Data

BAB II. METODOLOGI


2.1. Persiapan
2.1.1. Kompilasi Data Dasar
2.1.2. Pembuatan Jalur Terbang
2.1.3. Distribusi Premark
2.1.4. Penyiapan dan Pengecekan Peralatan, serta Kalibrasi Kamera
2.1.5. Pembagian Tugas Personil Pelaksanaan Pekerjaan
2.2. Pemotretan Udara
2.2.1. Pemasangan Premark
2.2.2. Pemotretan Udara
2.3. Survei Kelengkapan Lapangan
2.3.1. Pengukuran Premark
2.3.2. Survei Toponimi
2.3.3. Dokumentasi
2.3. Pembuatan Peta Foto dan Peta Garis
2.3.1. Triangulasi Udara
2.3.2. Pembentukan Digital Terrain Model (DTM)
2.3.3. Ortofoto
2.3.4. Interpretasi dan Digitasi Tematik
2.3.5. Penyusunan Basis Data
2.3.6. Kartografi

BAB III. PELAKSANAAN


3.1. Persiapan
3.1.1. Kompilasi Data Dasar
3.1.2. Pembuatan Jalur Terbang
3.1.3. Distribusi Premark
3.1.4. Penyiapan dan Pengecekan Peralatan, serta Kalibrasi Kamera
3.1.6. Daftar Nama beserta Tugas Personil Pelaksana Pekerjaan

BAB IV. PENUTUP

b. Laporan akhir kegiatan yang berisi laporan seluruh kegiatan dibuat dalam 5 (lima)
rangkap hardcopy (asli) dengan outline sebagai berikut:
OUTLINE LAPORAN AKHIR

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Lokasi dan Volume Pekerjaan
1.5. Waktu Pelaksanaan
1.6. Data

BAB II. METODOLOGI


2.1. Persiapan
2.1.1. Kompilasi Data Dasar
2.1.2. Pembuatan Jalur Terbang
2.1.3. Distribusi Premark
2.1.4. Penyiapan dan Pengecekan Peralatan, serta Kalibrasi Kamera
2.1.5. Pembagian Tugas Personil Pelaksanaan Pekerjaan
2.2. Pemotretan Udara
2.2.1. Pemasangan Premark
2.2.2. Pemotretan Udara
2.3. Survei Kelengkapan Lapangan
2.3.1. Pengukuran Premark
2.3.2. Survei Toponimi
2.3.3. Dokumentasi
2.4. Pembuatan Peta Foto dan Peta Garis
2.4.1. Triangulasi Udara
2.4.2. Pembentukan Digital Terrain Model (DTM)
2.4.3. Ortofoto
2.4.4. Interpretasi dan Digitasi Tematik
2.4.5. Penyusunan Basis Data
2.4.6. Kartografi

BAB III. PELAKSANAAN


3.1. Persiapan
3.1.1. Kompilasi Data Dasar
3.1.2. Pembuatan Jalur Terbang
3.1.3. Distribusi Premark
3.1.4. Penyiapan dan Pengecekan Peralatan, serta Kalibrasi Kamera
3.1.6. Daftar Nama beserta Tugas Personil Pelaksana Pekerjaan
3.2. Pemotretan Udara
3.2.1. Pemasangan Premark
3.2.2. Pemotretan Udara
3.3. Survei Kelengkapan Lapangan
3.3.1. Pengukuran Premark
3.3.2. Survei Toponimi
3.3.3. Dokumentasi
3.4. Pembuatan Peta Foto dan Peta Garis
3.4.1. Triangulasi Udara
3.4.2. Pembentukan Digital Terrain Model (DTM)
3.4.3. Ortofoto
3.4.4. Interpretasi dan Digitasi Tematik
3.4.5. Penyusunan Basis Data
3.4.6. Kartografi

BAB IV. PENUTUP


Lampiran 8. Persyaratan peralatan

Peralatan yang digunakan untuk Pemetaan Koridor Batas Daerah Dengan UAV berupa
perangkat keras dan lunak sebagai berikut:

Tabel5. Daftar Peralatan yang dibutuhkan


No Peralatan Jumlah
Wahana Udara Nir Awak (termasuk Kamera non-metrik
1 digital Geotagging dan dengan lensa fixed focus 1
dengan disertai laporan terkalibrasi ≥14 megapiksel)
2 Kamera Digital Geotaging 4
3 GPS Receiver tipe Geodetic 4
4 GPS Receiver tipe Navigasi 6
5 Notebook 4
6 PC Dekstop 3
7 Perangkat Lunak Fotogrametri 1
8 Perangkat Lunak GIS 2
9 Perangkat Lunak Pengolah Data GPS 1
10 Printer A4 1
11 Printer A3 1

Tabel5. Kebutuhan Peralatan Setiap Tahapan Kegiatan


No. Jenis Perangkat Jumlah Minimal
A Persiapan
Laptop untuk Ketua Tim Pelaksana 1 unit
Laptop untuk 3 orang koordinator 3 unit
PC Desktop untuk Staf Administrasi 1 unit
Fotogrametri Software untuk Koordinator Pemotretan 1 set
Udara dan Fotogrametri
GIS Software untuk Koordinator Pembentukan Basis data 1 set
dan Kartografi
Printer A4 1 unit
B Pemotretan Udara
Laptop untuk Ketua Tim Pelaksana 1 unit
Laptop untuk Koordinator Pemotretan Udara dan Proses 1 unit
Kartografi
Wahana Udara Nir Awak (termasuk Kamera non-metrik 1 unit
digital Geotagging dan dengan lensa fixed focus dengan
disertai laporan terkalibrasi ≥14 megapiksel)
Kamera Digital geotaging 1 unit
GPS Navigasi 2 unit
GIS Software 1 set
Fotogrametri Software 1 set
C Survei Kelengkapan Lapangan
Laptop untuk Ketua Tim Pelaksana 1 unit
Laptop untuk Koordinator Pemotretan Udara dan Proses 1 unit
Kartografi
Laptop untuk 4 surveyor GPS dan Toponimi 4 unit
Kamera Digital geotaging 4 unit
GPS Geodetik Dual Frequensi 4 unit
GPS Navigasi 4 unit
Software Pengolah Data GPS 1 set
D Pembuatan Peta Foto dan Peta Garis
Laptop untuk Ketua Tim Pelaksana 1 unit
Laptop untuk Koordinator Pembentukan Basis data dan 1 unit
Kartografi
PC Dekstop untuk Operator Fotogrametri 1 unit
No. Jenis Perangkat Jumlah Minimal

PC Dekstop untuk Operator GIS 1 unit


PC Dekstop untuk Operator Kartografi 1 unit
GIS Software 2 set
Fotogrametri Software 1 set
Pinter A4 1 unit
Printer A3 1 unit
E Pelaporan
Laptop untuk Ketua Tim Pelaksana 1 unit
Laptop untuk 3 orang Koordinator 3 unit
PC Dekstop untuk Staf Administrasi 1 unit
GIS Software 1 set
Pinter A4 1 unit
Printer A3 1 unit

Lampiran 9. Spesifikasi teknis output

1. PETA FOTO

Peta Foto dilayout pada kertas A0 dengan skala 1:3500. Isi yang harus ditampilkan
pada Peta Foto adalah :
a. Foto hasil mozaik
b. Posisi pilar batas
Sedangkan keterangan tepi berisi :
a. Judul
b. Skala numerik dan skala garis
c. Nomor lembar
d. Diagram lokasi
e. Keterangan system koordiant dan system datum
f. Riwayat peta
g. Legenda
h. Instansi pembuat

Contoh layout untuk Peta Foto adalah sebagai berikut:

Gambar 8. Contoh Layout Peta Foto

Legenda peta selain data batas dibuat dengan mengambil contoh tampilan pada foto
sebagai berikut:
Titik Ikat JKHN

Titik Ikat Premark

Gambar 9. Contoh Layout Peta Foto

2. PETA GARIS
Peta Garis dibuat dengan skala 1:3500 pada kertas A0. Berikut contoh layout peta
garis.

Gambar 10. Contoh Layout Peta Garis

Keterangan gambar:
1) Elemen muka peta, yang berisikan unsur–unsur disebut layer data (obyek spasial
dan anotasi/teks), dan grid/gratikul. Untuk unsur anotasi/teks disimpan sebagai
feature independen dalam geodatabase.
2) Elemen Nama, Judul, dan Edisi Peta
3) Elemen Diagram Lokasi
4) Elemen Komponen sistem proyeksi, Skala dan Utara peta
5) Elemen Logo dan alamat instansi Penerbit (BIG), serta Logo dan alamat pihak
Pelaksana.
6) Elemen Keterangan/Legenda Peta
7) Elemen Keterangan Riwayat/Sumber data yang digunakan
8) Elemen Pembagian Daerah Administratif
9) Elemen Keterangan Pemeriksaan dan Pengesahan Peta kerja
Berikut contoh simbolisasi yang digunakan dalam layout Peta Garis:
Gambar 11. Contoh Layout Peta Garis

Anda mungkin juga menyukai