Hersyafniputri Ok
Hersyafniputri Ok
SKRIPSI
Oleh :
HERSYAFNI PUTRI
NIM/NIRM. 2017.153.848/13003.1317.23352
ُ ۞ َٰٓيَأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ُكونُواْ قَ َّو ِمينَ بِٱ ۡل ِق ۡس ِط
ش َهدَآَٰ َء ِ َّلِلِ َولَ ۡو َعلَ َٰٓى أَنفُ ِس ُك ۡم أ َ ِو
ى َٰٓ ٱ ۡل َو ِلدَ ۡي ِن َوٱ ۡۡل َ ۡق َربِينَ ِإن يَ ُك ۡن َغنِيًّا أ َ ۡو فَ ِقي ٗرا فَٱ َّلِلُ أ َ ۡولَى ِب ِه َم ۖا فَ ََل ت َت َّ ِبعُواْ ٱ ۡل َه َو
١٣٥ ضواْ فَإ ِ َّن ٱ َّلِلَ َكانَ ِب َما ت َعۡ َملُونَ َخ ِب ٗيرا ُ أَن ت َعۡ ِدلُواْ َو ِإن ت َ ۡل َٰٓ ُوۥاْ أ َ ۡو تُعۡ ِر
]١٣٥,[سورة النساء
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang
benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah
biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang
kamu kerjakan [An Nisa"135]1
1Anonim, Al Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Kementerian Agama, 2017), hal. 129
KATA PENGANTAR
Halaman Judul.............................................................................................. i
Nota Dinas.................................................................................................... ii
Pernyataan Orisinalitas Skripsi..................................................................... iii
Pengesahan.................................................................................................. iv
Motto.............................................................................................................. v
Abstrak.......................................................................................................... vi
Persembahan................................................................................................ vii
Kata Pengantar..............................................................................................viii
Daftar Isi........................................................................................................ x
Daftar Tabel................................................................................................... xii
Daftar Gambar............................................................................................... xiii
Daftar Lampiran............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 6
C. Fokus Penelitian................................................................................. 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian....................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori.................................................................................. 8
B. Penelitian yang Relevan....................................................................22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian........................................................................ 25
B. Situasi dan Subjek Penelitian............................................................. 25
C. Jenis dan Sumber Data...................................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 27
E. Teknik Analisis Data.......................................................................... 28
F. Trianggulasi Data............................................................................... 29
G. Rencana dan Waktu Penelitian.......................................................... 30
BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi................................................................................. 32
B. Temuan Penelitian............................................................................. 42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 65
B. Implikasi............................................................................................ 65
C. Saran.................................................................................................. 66
D. Penutup.............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman.
Gambar Halaman.
ٱ ۡق َر ۡأ َو َرب َُّك ٱ ۡۡل َ ۡك َر ُم٢ ق َ َخلَقَ ٱ ۡ ِۡلن١ َٱ ۡق َر ۡأ ِبٱ ۡس ِم َر ِب َك ٱلَّذِي َخلَق
ٍ َسنَ ِم ۡن َعل
]٥-١, [سورة الـعلق٥ سنَ َما لَ ۡم َيعۡ لَ ۡم َ َعلَّ َم ٱ ۡ ِۡلن٤ ٱلَّذِي َعلَّ َم ِبٱ ۡلقَلَ ِم٣
Artinya : 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.2
Dari dalil di atas dapat diketahui bahwa Nabi Muhammad menerima
wahyu pertama yang didalamnya terdapat kalimat bacalah. Tentu saja erat
kaitannya dengan unsur pendidikan. Begitu pentingnya peran pendidikan
dalam kehidupan manusia maka Allah memerintahkan kepada Malaikat
2Anonim, Al Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), hal. 276
Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kepada Nabi Muhammad
SAW dengan surat Al Alaq ayat 1-5 di Gua Hira.
Peran perilaku suatu oganisasi berpengaruh terhadap kinerja dari
suatu unit kerja, hal ini disebabkan faktor kemampuan atau kecakapan
tergantung dari bagaimana perilaku organisasi. Adanya sumber daya
manusia karena adanya perilaku organisasi yang didalamnya mencakup
manusia sebagai penggerak kegiatan organisasi. Perilaku manusia
merupakan suatu fungsi dari interaksi individu dengan lingkungannya.
Perilaku organisasi merupakan telaah dan penerapan pengetahuan
mengenai bagaimana orang-orang bertindak dalam organisasi. Pada
hakikatnya yang mendasar dari perilaku organisasi itu terletak pada ilmu
perilaku itu sendiri yang dikembangkan pada pusat perhatian pada tingkah
laku manusia dalam organisasi. Dalam hal ini pimpinan mewakili sistem
administrasi atau sistem manajemen dan peranan mereka adalah
pendayagunaan perilaku organisasi dalam proses pencapaian tujuan
organisasi.
Sebuah organisasi atau instansi tentu memerlukan manajemen.
Manajemen merupakan suatu seni yang menyelesaikan sesuatu melalui
sekelompok orang. Hal tersebut membuat seseorang untuk berfikir kreatif.
Ilmuwan berpendapat mengenai manajemen. Menurut Gibson, Donelly &
Ivancevich dalam Ratminto manajemen merupakan suatu proses yang
dilakukan oleh satu atau lebih individu. Ia mengkoordinasikan berbagai
aktivitas untuk mencapai hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu
bertindak sendiri.3
Kepemimpinan merupakan suatu kegiatan dalam membimbing
suatu kelompok sedemikian rupa, sehingga tercapai tujuan dari kelompok
itu yaitu tujuan bersama. Oleh karena itu kepemipinan merupakan usaha
untuk dapat menberikan arah dan tata cara dalam bentuk kegiatan.
Hendaknya orang yang menjalakan peran pemipin jangan sekali kali
3Ratminto & Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015), hal. 2
mencari keharuman nama sendiri, degan memakai bawahannya sebagai
yang menjalankan rencananya, melaikan harus menperhatikan semangat
berkorban dan ketekunan serta gontong royong guna mencapai kemajuan
pendidikan dalam rombongan kerjanya dan harus pula memutuskan
perhatiannya pada hasil usaha-usaha rekan-rekanya menuju tertapanya
tujuan bersama pada organisasi dan menjalakan rencana pendidikan di
Madrasah.
Perilaku merupakan sebuah aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh
sumber daya manusia. Perilaku merupakan cara bertindak. Ia menunjukan
tingkah laku seseorang dalam melaksanakan kegiatanya. Seorang
individu tentu memiliki perilaku. Perilaku ini muncul dengan adanya
stimulus dari orang sekitarnya. Perilaku muncul sebagai respon terhadap
lingkungan sekitar. Dalam sebuah organisasi atau instansi tentu banyak
individu berinteaksi dengan sesama. Organisasi merupakan sebuah unit
sosial yang secara sadar dikoordinasikan mereka. Mereka terdiri dari dua
atau lebih yang berfungsi secara relatif berkelanjutan untuk mencapai
tujuan bersama atau serangkaian tujuan. Sebuah organisasi atau instansi
terdapat aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh dua atau lebih manusia
yang memiliki tujuan sama. Aktivitas tersebut menghasilkan perilaku di
dalam organisasi. Perilaku organisasi merupakan sebuah peranan penting
dalam kesuksesan organisasi.
Lembaga pendidikan yang memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas membutuhkan pembagian kerja yang proporsional dan
penempatan para pekerja menurut kompetensinya masing-masing.
Dengan demikian, setiap pelaku pendidikan memikul tanggung jawab
penuh sesuai dengan kecakapannya dan mengikuti sistem kerja yang
profesional untuk tujuan pendidikan.
Pemimpin yang ingin mencapai kemajuan dalam progam
pendidikan Madrasah harus menyadari, bahwa hubungan kerjasama
antara manusia yang baik merupakan landasan penting dalam
kepemipinan. Kesiapan mental yang terwujud dalam bentuk kemapuan
seseorang untuk memberikan bimbingan,mengarahkan dan mengatur
serta menguasai orang lain agar mereka berbuat sesuatu, kesiapan dan
kemapuan kepada pemipin tersebut untuk memaikan peran sebagai juru
tafsir atau penbagi penjelasan tentang kepentingan minat, kemauan cita-
cita atau tujuan yang diinginkan untuk mencapai tujuan oleh sekelompok
individual. Kepemipinan pendidikan juga merupakaan suatu kesiapan,
kemampuan yang dimiliki seseorang dalam proses mempengaruhi,
mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan orang lain
yang ada hubunganya dengan pelaksanaan dan pengembangan
pendidikan dan pengajaran yang pada gilirannya dapat mencapai tujuan
pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan. Hai ini juga berperan
dalam rangka mencerdaskan kehidupan, karena dibidang pendidikan
merupakan salah satu priolitas utama dalam pembangunan.
Organisasi dapat dikatakan efisiensi, ketika pimpinan
memperlakukan pegawai sesuai dengan kodratnya sebagai manusia. Hal
ini dimaksudkan agar manajemen memiliki kerjasama tim yang solid.
Pegawai juga memiliki tanggung jawab serta displin dalam bekerja.
Seorang pegawai juga ingin memiliki kenyaman dalam bekerja sebagai
perwujudan dirinya. Hal ini dapat menciptakan antusiasme sebagai hasil
dari prestasi. Peningkatan kinerja pegawai dilakukan untuk
memaksimalkan produktivitas kerja. Cara tersebut digunakan untuk
memperlakukan pegawai sesuai kodratnya sebagai manusia.
Menurut Undang-Undang SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 Bab II
Pasal 3 yaitu: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi perserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, keratif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokrasi serta bertanggung jawab”.4
Maka dari itulah pentingnya pendidikan dalam membentuk generasi
penerus bangsa yang handal terampil disertai dengan rasa keimanan dan
ketakwaan yang tinggi dengan dibekali akhlak terpuji dari lembaga
pendidikan (Madrasah). Baik buruk suatu lembaga pendidikan sangat
ditentukan oleh para pemipinnya dalam melaksanakan peran sebagai
pemipin dan tenaga pendidik untuk menerapkan ilmunya. Peranan
kepemipinan Kepala Madrasah, diantaranya berusaha mengadakan
kerjasama dengan majelis guru, yaitu kerja sama dalam merancanakan
pekerjaan-pekerjaan, membagi tanggung jawab dalam berbagai aspek
pekerjaan, pelaksana tugas-tugas penting bagi tujuan-tujuan, menilai
pelaksanaan prosedur serta penilaian terhadap hasil-hasil pekerjaan
dalam suatu organisasi.
Adanya kerjasama tersebut, tidak lepas dari peranan kepala
Madrasah di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari yang memberi
ruang untuk melakukan kerjasama dalam penyelesaian persoalan.
Megingat tugas Kepala Madrasah banyak dan berat, seperti menyusun
program, menyusun organisasi Madrasah, bertidak sebagai kordinasi dan
pengarahan, melaksanakan pengelolaan kepegawaian.
Grand tour awal penulis di lapangan terlihat bahwa Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang didalamnya terdapat struktur organisasi, dimana masing-
masing personil memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap organisasi.
Namun demikian, masih terlihat organisasi tidak berjalan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya. Hal ini terlihat dari kesibukan kepala
Madrasah selaku pimpinan organisasi yang tidak hanya mengelola
administrasi Madrasah akan tetapi juga melaporkan dan mempertanggung
jawabkan kepemimpinan pada pihak terkait yaitu Kementerian Agama
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang permasalahan tersebut maka timbulah
beberapa sub rumusan masalah antara lain;
1. Bagaimana Karakteristik Organisasi dalam meningkatkan Perilaku
Organisasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari?
2. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam meningkatkan Perilaku
Organisasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan mengatasi kendala dalam
meningkatkan Perilaku Organisasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1
Batang Hari?
C. Fokus Penelitian
Untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini maka penulis
hanya mengambil cakupan Karakteristik Organisasi dalam meningkatkan
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Karakteristik Organisasi
Arti karakteristik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu.6 Sedangkan
menurut wictionary karakteristik adalah Sifat-sifat yang membedakan
seseorang atau sesuatu dari yang lain.7 Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat diketahui karakteristik merupakan suatu ciri atau kekhassan dari
yang lain. Pengertian organisasi dapat diartikan sebagai dua atau lebih
orang yang berada di dalam satu wadah yang sama dan memiliki satu
tujuan. Tujuan tersebut nantinya akan dicapai bersama dengan anggota
dari organisasi tersebut melalui kerjasama dari pihak yang bersangkutan.
Perlu pula diketahui bahwa di dalam organisasi dapat ditemukan berbagai
ilmu.8 Selanjutnya Organisasi (bahasa Yunani: ὄργανον, organon - alat)
merupakan wadah atau tempat berkumpulnya orang dengan 3 sistematis,
terpimpin, terkendali, terencana, rasional dalam memanfaatkan segala
sumber daya baik dengan metode, material, lingkungan dan uang serta
sarana dan prasarana, dan lain sebagainya dengan efisien dan efektif
untuk bisa mencapai tujuan organisasi.9
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikathui karakteristik
organisasi merupakan suatu sifat khas yang membedakan seseorang
untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu dapat dikatakan, organisasi
adalah wadah (wahana) kegiatan orang-orang yang bekerjasama dalam
usahanya untuk mencapai tujuan. Dalam wadah kegiatan itu setiap orang
harus jelas tugas, wewenang dan tanggungjawabnya, hubungan dan tata
kerjanya. Pengertian yang demikian disebut organisasi yang bersifat
“statis”, karena skedar melihat kepada strukturnya. Di samping itu terdapat
pengertian organisasi yang bersifat “dinamis”, yaitu aktivitas / tindakan
Agustus 2021
9https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi diakses Tanggal 28 Agustus 2021
daripada tata hubungan yang terjadi dalam organisasi itu, baik yang
bersifat formal maupun yang bersifat informal. Berhasil atau tidaknya
tujuan yang akan dicapai dalam organisasi, tergantung sepenuhnya
kepada faktor manusianya.
Nilai-nilai dan keyakinan dasar para pendiri organisasi sangat
memberi pengaruh terhadap kebijakan dan praktik manajemen
organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan, termasuk di dalamnya
pemberian reward dan insentif. Matesson dan Ivancevic sebagaimana
dikutip Syafaruddin mengemukakan, “Dalam manajemen ilmiah
sangat ditekankan kegunaan potensial dari pembayaran sebagai
pendorong dalam banyak rata-rata, bonus, pembagian keuntungan,
rencana pembayaran insentif lainnya”.10
Organisasi adalah keseluruhan perpaduan unsur manusia dan
non manusia yang masing-masing memiliki fungsi dan berinteraksi
dalam mencapai tujuan. Secara sederhana dijelaskan oleh Bayle, et al
bahwa :”organization is a collection of people working together in a
division of labour to achieve a common purpose”. Maka dalam definisi ini
ada keluasan ragam bentuk perkumpulan orang, di antaranya kelompok
persaudaraan, klub olah raga, organisasi sukarela, organisasi agama,
seperti halnya juga bisnis, sekolah, lembaga pemerintah, rumah sakit,
serta lembaga lain yang eksis di masyarakat.11
Definisi organisasi menurut Mc. Farland dalam Handayaningrat
sebagai berikut, “Organisasi adalah suatu kelompok manusia yang dapat
dikenal yang menyumbangkan usahanya terhadap tercapainya suatu
tujuan”. Definisi organisasi menurut Dimock dalam Handayaningrat
sebagai berikut : “Organisasi adalah perpaduan secara sistematis
daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan / berkaitan untuk
membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi,
dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.”
2011), hal. 5
14Syafaruddin, Loc.Cit
15Soewarno Handayaningrat, Op.Cit., hal. 43
Bentuk-bentuk organisasi menurut Soewarno Handayaningrat
terdiri atas :
a. Organisasi Garis (Line Organization)
Organisasi ini mempunyai bentuk sederhana. Dalam organisasi
garis ini hanya dikenal adanya unsur pimpinan dan unsur pelaksana.
b. Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)
Organisasi garis dan staf adalah organisasi yang pada umumnya
dipergunakan pada organisasi yang besar seperti organisasi pemerintah.
Organisasi ini terdiri atas unit-unit garis dan unit-unit staf.
c. Organisasi Fungsi (Functional Organization)
Organisasi fungsi ini pada umumnya terdapat pada organisasi
niaga. Dalam organisasi fungsi ini disusun atas dasar kegiatan dari tiap-
tiap fungsi sesuai dengan kepentingan perusahaan, dimana tiap-tiap
fungsi/ kegiatan seolah-olah terpisah berdasarkan bidang keahliannya,
namun tidak dapat dapat berdiri sendiri.
d. Organisasi Panitia (Committee Organization)
Panitia adalah sekelompok orang-orang yang ditunjuk untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak dapat diselesaikan
sendiri oleh seseorang atau oleh sebuah Dewan (banyak orang).16
Pengertian tipe (type) adalah untuk membedakan dari pengertian
bentuk (form). Pada prinsipnya tipe organisasi itu adalah Piramid. Menurut
Soewarno Handayaningrat tipe piramid ini dapat dibedakan atas :
a. Tipe piramid yang mendatar (Flat)
Pada umumnya organisasi dengan tipe piramid mendatar ini
terdapat pada organisasi niaga. Dalam organisasi dengan tipe ini tingkat-
tingkat hirarkhi kewenangan sedikit. Hal ini dimaksudkan agar mengurangi
jarak hubungan antara pimpinan atas dan tingkat pimpinan bawah.
Dengan demikian maka komunikasi antara mereka akan menjadi lancar,
dan akan mempererat hubungan ribadi diantara mereka.
b. Tipe piramid yang kerucut (Tall)
16Ibid., hal. 49
Organisasi dengan tipe piramid kerucut ini biasanya terdapat pada
organisasi Pemerintah. Dalam organisasi dengan tipe ini tingkat-tingkat
hirarkhi/kewenangan banyak.
c. Tipe piramid terbalik
Disamping adanya organisasi dengan tipe mendatar (flat) dan
kerucut (tall) dimungkinkan adanya organisasi dengan tipe piramid
terbalik. Hal ini terdapat pada suatu organisasi yang pengangkatan
pegawainya sebagian besar berdasarkan atas jabatan fungsional. Jadi
bukan jabatan struktural seperti pada organisasi dengan tipe mendatar
(flat) dan kerucut (tall). Organisasi dengan tipe piramid terbalik ini mungkin
terdapat pada organisasi penelitian, di mana pengangkatan/kenaikan
pangkatnya sebagai peneliti tidak didasarkan atas formasi jabatan
struktural, tetapi atas dasar hasil karyanya sebagai peneliti. Berdasarkan
atas pertimbangan tersebut, maka jumlah peneliti yang menduduki
pangkat/jabatan yang tinggi akan lebih besar daripada pegawai yang
lain.17
Kepala sekolah sebagai manajer puncak dari organisasi sekolah
tentunya memegang peranan penting dalam memberikan pengaruh bagi
terkonstruknya suatu kultur organisasi, setidaknya dengan memberikan
teladan kepada seluruh sistem yang ada di dalam organisasi terkhusus
kepada aspek sumber daya manusia yang merupakan daya penggerak
mutlak dalam dinamika organisasi sekolah, harusnya ditampakkan suatu
kapabilitas layaknya seorang kepala sekolah yang ideal misalnya
keteladanan yang meliputi kedisiplinan, pengembangan ilmu, peningkatan
kreativitas, inovasi, produktivitas, moralita, dan stabilitas emosi, hubungan
baik dengan siswa, sesama guru, komite sekolah, masyarakat, dan
semua pihak, kerja sama dengan pihak luar demi kemajuan sekolah, dan
lain-lain.18
Organisasi merupakan perpaduan kerjasama sumberdaya fisik dan
17Ibid.,
hal. 54
18Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Yogyakarta: Diva
Press, 2012), hal. 230
manusia. Selain itu di dalamnya juga ada tujuan, pembagian kerja, dan
hirarki kewenangan. Unsur-unsur organisasi tersebut diuraikan
sebagai berikut:
a. Tujuan
Tujuan suatu organisasi adalah untuk menghasilkan barang dan
pelayanan. Organisasi non profit, sebagai contoh: menghasilkan
pelayanan dengan keuntungan masyarakat, seperti pemeliharaan
kesehatan, pendidikan, proses keadilan, dan pemeliharaan jalan.
Bisnis menghasilkan barang konsumsi dan pelayanan seperti mobil,
perumahan, peluang rekreasi, perhotelan, lembaga keuangan dan
restoran.
b. Pembagian Kerja
Esensi suatu organisasi adalah usaha manusia, proses
melaksanakan pekerjaan ke dalam suatu komponen kecil yang
melayani tujuan organisasi dan untuk melakukan oleh individu atau
kelompok disebut pembagian kerja. Pembagian kerja ini berlangsung
untuk memobilisasi organisasi dalam pekerjaan banyak orang untuk
mencapai tujuan umum organisasi dan tujuan individu-individu.
c. Hierarki Kewenangan
Kewenangan adalah hak untuk bertindak dan memerintah
pribadi orang lain. Para manajer memiliki kewenangan terhadap
bawahannya. Bila organisasi membagi pekerjaan ke dalam bagian
kecil, beberapa hal harus dikerjakan untuk mengkoordinasikan
usaha menjamin bahwa hasil pekerjaan mencapai tujuan organisasi.
Hirarki kewenangan adalah bila posisi kerja ditata agar pembagian
kewenangan meningkat, memudahkan koordinasi. Seorang yang
memiliki kewenangan tinggi dapat membuat keputusan yang berhasil
dalam koordinasi lebih baik dan mengarahkan aktivitas kerja pada
level rendah.19
20
Ismail Nawawi, Perilaku Organisasi (Jakarta: Dwi Putra Pustaka Jaya, 2010), hal. 2
21MiftahThoha, Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya (Jakarta: Rajawali
Pers, 2014), hal. 5
pelajaran. Keberadaan hubungan kerjasama dalam sekolah dapat
dibedakan dengan hubungan kekuasaan dengan hubungan yang
bersifat koordinasi. Hubungan kekuasaan terjadi antara kepala
sekolah sebagai orang yang bertanggung jawab untuk memimpin
dengan kelompok-kelompok guru, tenaga administrasi, orang tua siswa
dan para siswa serta kelompok yang dipimpin. Dengan begitu,
hubungan kekuasaan pada intinya menunjukkan hubungan kerjasama
antara yang dipimpin dengan yang memimpin, sedangkan hubungan
koordinasi adalah hubungan antara sesama guru, sesama staf,
sesama siswa, dan sesama orang tua siswa.
b. Sekolah sebagai tempat bergabung atau kumpulan orang-orang
sebagai sumberdaya manusia dalam satuan kerja masing-masing
mempunyai hubungan atau terikat dalam kerjasama untuk mencapai
tujuan. Tujuan dalam arti nilai-nilai kultural dan berbagai harapan dari
keberadaan suatu sekolah yang secara terus menerus menjadi subjek
perdebatan para pakar dalam menentukan harapan-harapan terhadap
sekolah. Paling tidak secara umum, dimensi harapan yang diakomodir
dalam tujuan pendidikan, mencakup: dimensi intelektual, dimensi
sosial, dimensi kepribadian dan dimensi produktif.22
Dari hubungan kerjasama di antara mereka dapat
dikelompokkan ke dalam berbagai kategori, yaitu: (a) seorang atau
mereka yang bertanggung jawab atau diberi tugas untuk memimpin
dalam hal ini adalah kepala sekolah, (b) sekelopmpok orang yang
berkepentingan untuk mengajar atau memberikan pelajaran, atau
tugas-tugas pendidikan yang lain dalam hal ini mereka adalah para
guru atau tenaga fungsional yang lain, (c) sekelompok orang tua siswa
yang bertanggung jawab dalam suatu organisasi di sekolah yang
diharapkan membantu kepala sekolah dalam mendukung tercapainya
proses belajar mengajar, (d) sekelompok siswa atau peserta
24Ibid.,
hal. 36
25Iwan Satibi, Manajemen Publik dalam Perspektif Teoritik dan Empirik (Bandung: Unpas
Press, 2012), hal. 103
26Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja (Bandung: Mandar Maju,
2011), hal. 50
Definisi kinerja menurut Sedarmayanti sebagai berikut: “Kinerja
individu adalah bagaimana seorang pegawai melaksanakan pekerjaannya
atau untuk kerjanya. Kinerja pegawai yang meningkat akan turut
mempengaruhi / meningkatkan prestasi organisasi tempat pegawai yang
bersangkutan bekerja, sehingga tujuan organisasi yang telah ditentukan
dapat dicapai.”27
Pendapat di atas menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang akan dicapai oleh seorang
pegawai sesuai dengan pekerjaan atau beban kerja yang diberikan
kepadanya.
Dari beberapa definisi diatas menunjukkan bahwa kinerja
merupakan suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang pegawai
diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kinerja dapat dinilai dari
apa yang dilakukan oleh seorang pegawai dalam kerjanya. Dengan
penilaian kinerja ini, akan diketahui seberapa jauh kemampuan pegawai
dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja organisasi sangat dipengaruhi
oleh kinerja pegawai, oleh sebab itu apabila kinerja organisasi ingin
diperbaiki tentunya kinerja pegawai perlu diperhatikan.
Untuk dapat mengevaluasi kinerja pegawai secara obyektif dan
akurat, maka perlu ada tolok ukur tingkat kinerja. Pengukuran tersebut
berarti memberi kesempatan bagi para pegawai untuk mengetahui tingkat
kinerja mereka. Oleh karena itu, indikator kinerja harus merupakan
sesuatu yang dapat dihitung atau diukur untuk digunakan sebagai dasar
untuk menilai atau melihat tingkat kinerja.
Menurut Mitchel dalam Sedarmayanti kinerja meliputi beberapa
aspek sebagai berikut :
27Ibid., hal. 53
peningkatan mutu hasil kerja sesuai dengan yang diharapkan. Kualitas
kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan
kesiapannya yang tinggi pada gilirannya akan melahirkan penghargaan
dan kemajuan serta perkembangan organisasi melalui peningkatan
pengetahuan dan keterampilan secara sistematis sesuai tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat.
b. Promptness (Ketepatan Waktu)
Berkaitan dengan sesuai atau tidaknya waktu penyelesaian
pekerjaan dengan target waktu yang direncanakan sebelumnya dan juga
berkaitan dengan disiplin kerja atau kehadiran yang tepat waktu. Setiap
pekerjaan diusahakan untuk selesai sesuai dengan rencana agar tidak
mengganggu pada pekerjaan yang lain.
c. Initiative (Inisiatif)
Mempunyai kesadaran diri untuk melakukan sesuatu dalam
melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab. Bawahan atau pegawai
dapat melaksanakan tugas tanpa harus bergantung terus menerus
kepada atasan.
d. Capability (Kemampuan)
Setiap pegawai harus benar-benar mengetahui pekerjaan yang
ditekuninya serta mengetahui arah yang diambil organisasi sehingga jika
telah menjadi keputusan, mereka tidak ragu-ragu lagi untuk
melaksanakannya sesuai dengan rencana dalam mencapai tujuan.
e. Communication (Komunikasi)
Interaksi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan untuk
mengemukakan saran dan pendapatnya dalam memecahkan masalah
yang dihadapi. Komunikasi akan menimbulkan kerjasama yang lebih baik
dan akan terjadi hubungan-hubungan yang semakin harmonis diantara
para pegawai dan para atasan, yang juga dapat menimbulkan perasaan
senasib sepenanggungan.28
28Ibid., hal. 51
Kelima aspek tersebut dapat dijadikan ukuran dalam mengadakan
pengkajian tingkat kinerja seseorang. Pengukuran kinerja digunakan untuk
menilai atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan atau
kebijakan yang dilaksanakan oleh seseorang, kelompok atau organisasi
sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi organisasi tersebut. Secara garis besarnya
bahwa kinerja pegawai dapat diukur dengan cara melihat sejauhmana
pegawai dapat melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
Terlihat dari faktor-faktor penentu kinerja yang terdiri atas faktor
internal pegawai dan faktor lingkungan organisasi, maka dapat dikatakan
bahwa konsentrasi yang baik merupakan modal utama individu manusia
untuk mampu mengelola potensi dirinya sendiri secara optimal dalam
melaksanakan kegiatan atau aktivitas sehari-hari, serta meskipun faktor
lingkungan organisasi kurang menunjang namun pegawai tetap dapat
berprestasi dalam bekerja apabila pegawai tersebut memiliki kecerdasan
yang memadai. Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja
seseorang, ternyata yang dapat diintervensi atau diterapi melalui
pendidikan dan pelatihan adalah kemampuan yang dapat dikembangkan.
Teori administrasi yang merupakan suatu teori yang mendasar
pada perilaku kerjasama manusia didalam kelompok-kelompok kerja,
pada akhirnya ada dalam lingkungan organisasi yang disebut perilaku
organisasi. Tercapai atau tidaknya tujuan organisasi akan ditentukan oleh
sejauhmana pemahaman dan penerimaan pegawai tentang tujuan
organisasi.
Topik tentang perilaku organisasi akhir-akhir ini menghangat
karena munculnya kesadaran bahwa hubungan individu dan tempat kerja
akan sangat mempengaruhi kinerja organisasi atau bahkan menimbulkan
konflik yang merugikan keseluruhan organisasi. Perilaku organisasi
merupakan pembelajaran tentang suatu sifat atau karakteristik individu
yang tercipta di lingkungan suatu organisasi. Karena manusia berbeda-
beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna untuk mengetahui
sifat-sifat individu dalam berkinerja di suatu organisasi. Pembelajaran
perilaku organisasi akan mengetahui tentang cara-cara mengatasi
masalah yang ada di lingkungan organisasi.
Didalam organisasi yang efektif, seorang pemimpin mempunyai
kewajiban untuk dapat memahami setiap perilaku pegawai, karena hasil
dari setiap perilaku organisasi yang diharapkan adalah hasil kerja yang
efektif artinya setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan standar waktu
yang ditentukan. Pimpinan dituntut untuk memberikan kepercayaan yang
lebih besar pada kecakapan dan pengetahuan pegawai, dan meniadakan
rintangan-rintangan yang dikiranya adalah terbangunnya suatu tim kerja
dimana pegawai menjadi sumber daya manusia yang dimanfaatkan
secara penuh.
B. Penelitian yang relevan
Penelitian yang berkaitan dengan Karakteristik Organisasi dalam
meningkatkan Perilaku Organisasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1
Batang Hari dimungkinkan untuk mengetahui hasil dari penelitian yang
telah diungkap dan sisi lain yang belum terungkap, diperlukan suatu kajian
terlebih dahulu. Maka selanjutnya, akan mudah menentukan fokus yang
akan dikaji yang belum disentuh oleh para peneliti terdahulu. Adapun
beberapa hasil studi penelitian, karya ilmiah, skripsi dan tesis yang
memiliki relevansi dengan penelitian ini antara lain :
1. Penelitian oleh Indah Syari Dewi pada tahun 2015 dengan judul
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan Perilaku
Organisasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Jambi. Dalam
penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa kepemimpinan Kepala
Sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Jambi telah dijalankan
dengan prosedur dan mekanisme yang baik, dimana kepemimpinan
Kepala Sekolah diterapkan dengan demokratis yang menyebabkan
prilaku organisasi berjalan dengan efektif.29 Persamaan dengan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat melalui
sudut pandang pendidikan dengan mengkaji tentang Karakteristik
Organisasi dalam meningkatkan Perilaku Organisasi di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari yang dilakukan pada tahun 2020/2021.
Penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik observasi, wawancara
dan dokumentasi yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif.
33Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah (Jambi: Sultan Thaha Pers, 2011),
hal. 117
34Ibid., hal. 91.
35Amirul Hadi dan Haryono, Op.Cit, hal. 122.
e. Arsip.
f. Peristiwa/Kejadian.
36Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hal. 234
37Ibid., hal. 149
38Ibid., hal. 231
a. Historis dan geografis.
b. Struktur organisasi.
c. Keadaan sarana dan prasarana.
d. Keadaan guru dan siswa.
F. Triangulasi Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.42 Jadi dalam
hal ini mengecek sumber data yang diperoleh di lapangan berkenaan
dengan penelitian ini. Penelitian ini penulis menggunakan triangulasi
dengan sumber yakni membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan. Triangulasi dengan metode menurut Moleong adalah: Pertama,
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa
teknik pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaan
beberapa sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi dengan
penyidik memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan
41Ibid,
hal. 359-360
42Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), hal. 330
pengecekan kembali derajat kepercayaan data atau dengan cara
membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya.
Sedangkan, trianggulasi dengan teori dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara induktif dan secara logika.43
Berdasarkan teknik triangulasi tersebut di atas, maka dimaksud
untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di
lapangan tentang Karakteristik Organisasi dalam meningkatkan Perilaku
Organisasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari . dari sumber
hasil observasi, wawancara maupun melalui dokumentasi, sehingga dapat
dipertanggung jawab keseluruhan data yang diperoleh di lapangan dalam
penelitian tersebut.
Tahun 2020/2021
N
Kegiatan September Desember Januari Februari Maret April
o
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Studi √ √
1 pendahuluan
(grand tour)
Pengajuan √ √
judul
2
Proposal
Skripsi
Pembuatan √ √
Draf
3
Proposal
Skripsi
4
Konsultasi √ √
Pembimbing
Seminar √
5 Proposal
Skripsi
Revisi Draf √ √
Proposal
6
setelah
Seminar
Pengesahan √
7 Riset
Penelitian
Penelitian √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Lapangan/pe
8
ngumpulan
data
9
Penulisan √ √ √ √ √ √ √
draf skripsi
Konsultasi √ √ √ √ √ √ √
Pembimbing/
10
perbaikan
draf skripsi
Pendaftaran √
11 ujian
munaqosyah
12
Ujian √
munaqoysah
Perbaikan √ √ √
13 skripsi
setelah ujian
14 Penggandaan √
15
Penyerahan √
skripsi
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI DAN HASIL PENELITIAN
2. Struktur Organisasi
Layaknya lembaga-lembaga pendidikan lainnya baik itu negeri
maupun swasta, kelancaran organisasinya tentu mempunyai struktur
organisasi yang sudah baku, dengan adanya organisasi maka dalam
kegiatan suatu madrasah dapat dibentuk, sehingga setiap personil dapat
memangku jabatan pada setiap program kegiatan penyelenggaraan di
madrasah dengan lancar dan akan terbentuk tatanan kerja yang baik
menurut tugasnya masing-masing serta penempatannya dan pengaturan
orang-orang dalam kelompok dengan tetap.
Susunan struktur organisasi pada suatu madrasah berarti
merupakan suatu kegiatan atau ikatan yang mempertemukan antara
program kegiatan dalam madrasah, disamping itu juga mempermudah
pencapaian tujuan pendidikan yang ditetapkan. Struktur organisasi
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari adalah sebagai berikut:
BAGAN 1
STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1
BATANG HARI TAHUN 2020/202145
b. Keadaan Siswa
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari, telah berdiri cukup
lama di Kabupaten Batang Hari tentunya telah memiliki pengalaman dan
kemampuan dalam memberikan bekal pendidikan kepada siswa. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 3
Keadaan Siswa MTs Negeri 1 Batang Hari tahun 2020/202147
Jumlah siswa Jumlah
No Kelas Jumlah
L P Rombel
1 VII 78 94 172 5
2 VIII 88 61 169 5
3 IX 84 111 195 5
Jumlah 250 286 536 15
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Organisasi dalam meningkatkan Perilaku Organisasi
di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari
Lembaga pendidikan merupakan salah satu sarana dalam
penciptaan Sumber Daya Manusia yang handal dan berkualitas serta
mampu bersaing dalam menghadapi perubahan zaman. Lembaga
pendidikan yang berkualitas tentunya membutuhkan sumber daya
manusia yang handal sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan bergantung pada pemimpin di
lembaga pendidikan itu sendiri, mampukah pemimpin mengorganisir dan
memanajemen Sumber Daya Manusia melalui kerjasama yang baik
sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di lembaga pendidikan
tersebut dalam suatu organisasi. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara selama melaksanakan penelitian, menemukan bahwa
50Kepala Madrasah, Erman, S.Pd.I., M.Pd, Wawancara, 02 Februari 2021, Batang Hari,
Karakteristik Organisasi
Pernyataan di atas dibenarkan oleh salah satu guru dan Wakil
Kepala Madrasah bidang kurikulum, bapak Juhri yaitu sebagai berikut:
“Persiapan mewujudkan organisasi unggulan tentunya harus betul-betul
direncanakan dengan matang, salah satunya dengan melibatkan pendidik
dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tertib administrasi, karena
baik buruknya nilai organisasi tergantung pada persiapan dan administrasi
yang ditunjukkan sesuai dengan tujuan madrasah dalam bentuk visi misi
pendidikan. Saya selalu melakukan koordinasi dengan Kepala Madrasah
dalam menentukan kurikulum pembelajaran, Kepala Madrasah juga sering
memberikan bimbingan persiapan guru dalam pembelajaran sebagai bukti
fisik dari salah satu standar yang ditetapkan oleh organisasi.”51
Kemudian Kepala Madrasah yang bernama Bapak Erman
menegaskan: “Dalam mewujudkan Karakteristik organisasi yang baik,
yang terpenting yaitu saling memahami dan saling mengerti antara semua
komponen. Karena guru merupakan sosok yang dijadikan contoh dan
panutan. Dalam merumuskan visi, misi dan tujuan Madrasah sebagai
suatu kesatuan organisasi saya selalu mengajak guru bersama-sama
dalam menyusun dan menetapkan sehingga guru tidak ada yang merasa
keberatan dalam menjalankannya. Berbagai musyawarah persiapan
mewujudkan tujuan organisasi juga sering dilakukan dan membagi
kelompok kerja persiapan bukti fisik atau dokumen pendukung dalam
satuan kerja organisasi. Disini saya bagikan tugas berdasarkan
pengalaman dan latar belakang keilmuan.”52
Pernyataan Kepala Madrasah ini dibernarkan oleh salah satu guru
Ibu Yusmayati yang mengatakan bahwa: “Persiapan mewujudkan
Karakteristik organisasi yang baik telah dilakukan pada saat pergantian
kepemimpinan organisasi. Bukti fisik tersebut diantaranya program
pembelajaran serta penilaian dalam kegiatan pendukung organisasi
Karakteristik Organisasi
seperti akreditasi. Saya sendiri sangat mendukung kebijakan Kepala
Madrasah tersebut dan berusaha dalam mengikuti berbagai kebijakan
yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan dalam organisasi ini.
Masing-masing pendidik dan tenaga kependidikan diberikan tugas dan
tanggung jawab menyusun dan menyiapkan dokumen pendukung serta
bukti fisik terkait tanggung jawab standar yang dikelola. Seperti saya
bertanggung jawab terhadap standar isi, saya sebagai ketua kelompok
memberikan tugas pada rekan lain untuk menyiapkan perangkat
pendukung, sehingga pada saat penilaian akan lebih mudah ditunjukkan
pada asessor (tim penilai) pada saat adanya penilaian organisasi.
Karakteristik organisasi yang baik mewujudkan Madrasah unggulan yang
dijadikan rujukan oleh Madrasah lain, baik dari segi perangkat mengajar
maupun dari pelaksanaan pembelajaran.”53
Pengamatan penulis di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Batang
Hari menemukan bahwa, Kepala Madrasah sebagai pemimpin organisasi
telah berusaha dalam mewujudkan Karakteristik organisasi yang baik.
Setiap pendidik dan tenaga kependidikan telah diberikan tugas sesuai
dengan bidang keilmuan, pengalaman tugas yang sepakati dalam
musyawarah. Namun demikian penulis melihat, kerjasama seluruh
pendidik tidak hanya terbatas pada tanggung jawab pembelajaran
melainkan mewujudkan organisasi yang baik dengan kerjasama
keseluruhan dalam aksi nyata menyiapkan berbagai sarana prasarana
pendukung persiapan demi mencapai karakteristik organisasi yang baik.54
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas dapat
diketahui bahwa kepemimpinan Kepala Madrasah dalam mewujudkan
karakteristik organisasi yang baik di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1
Batang Hari diantaranya melalui persiapan pencapaian tujuan organisasi.
Dimana terlihat Kepala Madrasah selalu mengadakan musyawarah
sebelum memutuskan segala sesuatu di Madrasah terkait dalam
56Kepala Madrasah, Erman, S.Pd.I., M.Pd, Wawancara, 10 Februari 2021, Batang Hari,
Karakteristik Organisasi
Dan saya juga sering berkomunikasi pada Kepala Madrasah terkait
pelaksanaan dan penerapan pelaksanan tugas yang saya jalani.”57
Lebih lanjut penulis melakukan wawancara dengan salah satu
tenaga kependidikan yang bernama Bapak Hanafi mengatakan: “Biasanya
dalam awal tahun ajaran ada pembagian tugas dalam struktur organisasi,
tugas pokok dan tugas tambahan dalam mendukung jalannya organisasi.
Kepala Madrasah juga pernah memberikan kepercayaan sesuai dengan
bidang keilmuan, keahlian dan pengalaman yang didapat pendidik dan
tenaga kependidikan. Saya sendiri merupakan tenaga kependidikan atau
Kepala Tata Usaha di madrasah ini dan diberikan tugas menyusun
administrasi dalam mendukung pendidikan madrasah, seperti menyiapkan
administrasi laporan bulanan, membantu pelaporan pada Kementerian
Agama Kabupaten Batang Hari, menyiapkan photocopy, menyiapkan
absensi dan lain sebagainya dengan dibantu rekan tenaga kependidikan
lainnya.”58
Berdasarkan observasi dan wawancara dapat diketahui Kepala
Madrasah sebagai pemimpin organisasi memberikan tugas dalam suatu
pekerjaan menyesuaikan dengan latar belakang keilmuan, keahlian dan
pengalaman. Ini dilakukan oleh Kepala Madrasah sebagai salah satu
upaya dalam mewujudkan karakteristik organisasi dalam meningkatkan
perilaku organisasi yang baik.
c. Mendelegasikan Hierarki Kewenangan
Peran perilaku suatu oganisasi berpengaruh terhadap kinerja dari
suatu unit kerja, hal ini disebabkan faktor kemampuan atau kecakapan
tergantung dari bagaimana perilaku organisasi. Adanya sumber daya
manusia karena adanya perilaku organisasi yang didalamnya mencakup
manusia sebagai penggerak kegiatan organisasi. Perilaku manusia
merupakan suatu fungsi dari interaksi individu dengan lingkungannya.
57Guru, Rina Kaswanti, S.Pd, Wawancara, 10 Februari 2021, Batang Hari, Karakteristik
Organisasi
58Tenaga Kependidikan, Hanafi, Wawancara, 10 Februari 2021, Batang Hari,
Karakteristik Organisasi
Perilaku organisasi merupakan telaah dan penerapan pengetahuan
mengenai bagaimana orang-orang bertindak dalam organisasi. Pada
hakikatnya yang mendasar dari perilaku organisasi itu terletak pada ilmu
perilaku itu sendiri yang dikembangkan pada pusat perhatian pada tingkah
laku manusia dalam organisasi. Dalam hal ini pimpinan mewakili sistem
administrasi atau sistem manajemen dan peranan mereka adalah
pendayagunaan perilaku organisasi dalam proses pencapaian tujuan
organisasi.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, bahwa Kepala Madrasah
sebagai pemimpin organisasi madrasah selalu mengadakan evaluasi
terkait dalam pelaksanaan tugas dalam struktur organisasi, ini dilakukan
untuk mewujudkan karakteristik organisasi yang baik. Kemudian jika
terdapat kejanggalan maka Kepala Madrasah akan memberikan teguran,
arahan dan nasehat yang baik yang merupakan bagian pembinaan.
Sebagai seorang pemimpin organisasi, tentunya Kepala Madrasah harus
mampu memberikan semangat dan moral yang tinggi kepada pendidikn
dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik
dan menyiapkan perangkat pendukung kegiatan pendidikan madrasah.
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Kepala Madrasah,
Bapak Erman yang mengatakan: “Dalam kewenangan, tentunya saya
sebagai pemimpin organisasi tidak bisa bekerja sendiri. Itu gunanya
struktur organisasi yang sudah ditertapkan bersama. Mewujudkan
karakteristik organisasi yang baik adalah mendelegasikan kewenangan
dalam pelaksanaan tugas. Seperti dalam menyiapkan administrasi
pelaporan saya delegasikan pada tenaga kependidikan Tata Usaha,
selanjutnya dalam menentukan kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran
saya delegasikan pada wakil kepala bidang kurikulum, selanjutnya jika
ada permasalahan menyangkut kesiswaan maka saya mendelegasikan
kewenangan pada wakil kepala bidang kesiswaan. Hierarki kewenangan
ini penting kiranya karena pemimpin tidak bisa bekerja sendiri, melainkan
dalam suatu organisasi harus kerja tim. Pendelegasian bukan berarti
pemimpin lepas tanggung jawab, melainkan memberikan kepercayaan
pada anggota organisasi untuk mengkaji, mengevaluasi sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.”59
Kemudian penulis mewawancarai pada salah satu guru yang diberi
tugas tambahan sebagai wakil kepala bidang sarana prasarana bernama
Bapak Harjono yang mengatakan: “Kepala Madrasah sebagai pemimpin
organisasi memberikan kepercayaan pada saya dalam segi sarana
prasarana pendukung pendidikan. Dan Kepala Madrasah selalu
memberikan arahan dan enak untuk diajak bertukar pikiran terkait dalam
sarana prasarana yang dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan
pembelajaran yang baik. Saya sendiri pernah diberikan kewenangan
dalam menyiapkan dan menyusun sarana prasarana pendukung proses
pendidikan madrasah.”60
Lebih lanjut penulis mewawancarai salah satu guru Ibu Rati Artarini,
sebagai wakil kepala bidang kesiswaan yang mengatakan: “Kepala
Madrasah mendelegasikan kepercayaan pada saya terhadap
pembelajaran yang dilakukan semasa pandemi, dan memberikan arahan
untuk kerjasama dengan wakil kepala bidang kurikulum terkait proses
pembelajaran pada masa pandemi. Saya sendiri sebagai wakil kepala
madrasah dipercaya untuk membantu kepala madrasah dalam
menjelaskan pada orang tua terkait pelaksanaan pembelajaran pada
masa pandemi, ini tentu saja merupakan bagian dalam mendukung
indikator karakteristik organisasi yang baik.”61
Lebih lanjutnya lagi Bapak Erman, selaku Kepala Madrasah
mengatakan: “Setiap guru tentunya mempunyai beraneka ragam watak
dan karakter. Tugas saya selaku pemimpin di Madrasah ini, berupaya
dalam memanajerial seluruh tenaga di Madrasah ini sesuai dengan bidang
59Kepala Madrasah, Erman, S.Pd.I., M.Pd, Wawancara, 10 Februari 2021, Batang Hari,
Karakteristik Organisasi
60Wakil Kepala Sarana Prasarana, Harjono, S.Pd., M.Pd, Wawancara, 10 Februari 2021,
62Kepala Madrasah, Erman, S.Pd.I., M.Pd, Wawancara, 16 Februari 2021, Batang Hari,
Karakteristik Organisasi
pembinaan kelembagaan, kurikulum, ketenagaan, sarana dan prasarana
serta perubahan sistem lainnya. Kenyataan menunjukan bahwa tingkat
kemajuan kepemimpinan kepala Madrasah dapat dilihat melalui
pelaksanaan pembelajaran dan penegakan tata tertib atau kedisiplinan
oleh seluruh komponen Madrasah dalam menjalankan organisasi.
Keberhasilan Madrasah ditunjukan dengan kinerja kepala Madrasah. Oleh
sebab itu, kepala Madrasah sebagai pemimpin organisasi harus
memahami dan mengembangkan keterampilan dalam melaksanakan
perubahan, apabila kepala Madrasah ingin Madrasah yang dipimpinnya
menjadi lebih efektif.
Kepala Madrasah sebagai pemimpin di Madrasah tentu akan
menghadapi berbagai macam persoalan yang akan terjadi, hal ini tidak
bisa dihindari lagi setiap usaha yang dijalani tentu akan mengahadapi
hambatan-hambatan tertentu. Adapun Kendala yang dihadapi dalam
meningkatkan Perilaku Organisasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1
Batang Hari dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Perbedaan tugas dan tanggung jawab
Pengamatan penulis di Madrasah menemukan bahwa salah satu
kendala Kepala Madrasah dalam mewujudkan Karakteristik organisasi
yang baik adalah perbedaan tugas dan tanggung jawab yang didapat,
khususnya guru sertifikasi dan non sertifikasi. Penulis melihat sebagian
besar guru sudah sertifikasi namun masih ada yang belum mendapat
sertifikasi pendidik, sedangkan itu merupakan poin penambah penilaian
dalam mewujudkan Karakteristik organisasi yang baik. Seperti dalam
pelaksanaan tugas pada suatu organisasi.63
Sebagaimana yang dikatakan oleh Kepala Madrasah, Bapak Erman
yang mengatakan: “Perbedaan tugas dan tanggung jawab dalam
organisasi menjadi halangan dalam mencapai tujuan organisasi. Seperti
pada pendidik dan tenaga kependidikan. Ada perbedaan tugas, sehingga
menuntut untuk saling mengerti satu sama lain. Guru yang ada di
64Kepala Madrasah, Erman, S.Pd.I., M.Pd, Wawancara, 23 Februari 2021, Batang Hari,
Kendala yang dihadapi
65Guru, Hafid, S.Pd.I, Wawancara, 23 Februari 2021, Batang Hari, Kendala yang
dihadapi
memiliki Kepala Madrasah yang mempunyai rasa kebijaksanaan yang
tinggi. Karena kalau boleh kita akui, tugas dan tanggung jawab honor
tidaklah seimbang dengan apa yang telah diberikan pada siswa yaitu ilmu
pengetahuan. Mudah-mudahan pemerintah lebih dapat memperhatikan
kesejahteraan guru honorer. Karena penghasilan yang didapat tidaklah
cukup dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saya sendiri belum
mendapat sertifikasi guru. Saya dengar ada program pemerintah untuk
guru yaitu Pegawai Pemerintah dalam Perjanjian Kerja yang gajinya
disetarakan dengan Pegawai Negeri Sipil. Mudah-mudahan nantinya lebih
dapat memperhatikan kesejahteraan guru, sehingga pendidik dan tenaga
kependidikan dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.” 66
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dapat diketahui
bahwa salah satu Kendala yang dihadapi Kepala Madrasah dalam
mewujudkan Karakteristik organisasi yang baik di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 1 Batang Hari salah satunya yaitu perbedaan tugas dan tanggung
jawab yang mempengaruhi penghasilan pendidik dan tenaga
kependidikan.
b. Sarana prasarana pendukung
Kepemimpinan merupakan suatu kegiatan dalam membimbing
suatu kelompok sedemikian rupa, sehingga tercapai tujuan dari kelompok
itu yaitu tujuan bersama. Oleh karena itu kepemipinan merupakan usaha
untuk dapat menberikan arah dan tata cara dalam bentuk kegiatan.
Hendaknya orang yang menjalakan peran pemipin jangan sekali kali
mencari keharuman nama sendiri, degan memakai bawahannya sebagai
yang menjalankan rencananya, melaikan harus menperhatikan semangat
berkorban dan ketekunan serta gontong royong guna mencapai kemajuan
pendidikan dalam rombongan kerjanya dan harus pula memutuskan
perhatiannya pada hasil usaha-usaha rekan-rekanya menuju tertapanya
tujuan bersama pada organisasi dan menjalakan rencana pendidikan di
66Guru, Patimah, S.Pd.I, Wawancara, 23 Februari 2021, Batang Hari, Kendala yang
dihadapi
Madrasah. Sarana dan prasarana sangat menentukan dan sangat
berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan, proses pembelajaran
tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana yang
mendukung..
Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Erman selaku Kepala
Madrasah sebagai berikut: “Salah satu kendala yang saya hadapi dalam
mewujudkan karakteristik organisasi yang baik berdasarkan evaluasi diri
Madrasah, khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran adalah masih
kurangnya sarana dan parasarana yang mendukung dalam menunjang
proses pembelajaran seperti halnya mushola yang belum bisa
menampung keseluruhan siswa untuk melaksanakan shalat berjamaah,
laboratorium bahasa dan komputer yang masih kurang. Belum lagi media
audio visual (proyektor) yang masih kurang jika hendak dipakai oleh guru,
sehingga media tersebut dipakai secara bergiliran. Padahal
sesungguhnya sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor
pendukung penilaian mewujudkan karakteristik organisasi yang baik.
Selanjutnya menghadapi masa pandemi COVID-19 juga membutuhkan
kelayakan sarana prasarana, seperti tempat mencuci tangan, kemudian
persiapan pembatasan sosial anak yang didukung sumber daya
madrasah. Selanjutnya juga sarana prasarana pendukung lainnya yang
meliputi fasilitas internet dan sebagainya.”67
Pernyataan Kepala Madrasah sangat sesuai dengan yang penulis
temui ketika melakukan penelitian di lapangan. Kendala lain yang dihadapi
Kepala Madrasah dalam mewujudkan Karakteristik organisasi yang baik
adalah dikarenakan kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang ada
masih kurang mendukung, seperti kurangnya fasilitas pendukung
pembelajaran, ditambah lagi dengan media ataupun buku yang masih
bersifat kurang di perpustakaan dalam menunjang pengetahuan
keagamaan siswa yang merupakan wujud dari orginasasi keislaman. Ini
67Kepala Madrasah, Erman, S.Pd.I., M.Pd, Wawancara, 23 Februari 2021, Batang Hari,
Kendala yang dihadapi
merupakan salah satu kendala bagi Kepala Madrasah dalam mewujudkan
Karakteristik organisasi yang baik.68
Pernyataan ini dibenarkan oleh salah seorang guru Ibu Heni Haryati
yang mengatakan: “Saya melihat banyak sekali hal yang dihadapi Kepala
Madrasah sebagai pemimpin organisasi, yang pertama yaitu kami selalu
kekurangan fasilitas pendukung pembelajaran seperti sarana laboratorium
yang kurang, yang kedua kurangnya sarana pendukung dalam
pembelajaran seperti media pembelajaran. Saya sendiri terkadang
merasa kesulitan dalam mengajar, terlebih pada saat pelajaran yang
harus ditagih dengan unjuk kerja (praktek) karena masih kurangnya
sarana dan prasarana pendukung pembelajaran di Madrasah. Ini
merupakan kendala dalam penerapan pembelajaran keagamaan yang
menuntut untuk praktek langsung. Menghadapi masa pandemi saat ini
juga membutuhkan sarana prasarana pendukung seperti alat kebersihan
cuci tangan dan sebagainya.”69
Lebih lanjut salah seorang guru yang bernama Bapak Abd. Mukti
mengatakan: “Selama ini kami sedikit terganggu dalam menyampaikan
pelajaran karena masih kurangnya sarana dan prasarana pendukung
pembelajaran, terutama dalam kegiatan praktek. Dan masih banyak lagi
perlengkapan pembelajaran yang masih kurang. Memang sarana dan
prasarana pembelajaran Madrasah ini cukup banyak, akan tetapi dalam
pembelajaran semasa pandemi COVID-19 harus menyesuaikan dengan
protokol kesehatan.”70
Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian di atas dapat
dipahami bahwa, yang menjadi kendala Kepala Madrasah sebagai
pemimpin organisasi dalam mewujudkan karakteristik organisasi yang
baik berdasarkan evaluasi diri Madrasah adalah kurangnya sarana dan
dihadapi
prasarana yang mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran yang
meliputi sarana prasarana fisik maupun non fisik terutama dalam
menghadapi pandemi COVID-19.
3. Upaya yang dilakukan mengatasi kendala dalam meningkatkan
Perilaku Organisasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari
Manajemen pelaksanaan supervisi memiliki tujuan perilaku
organisasi yang maksimal sehingga dapat mencapai mutu pendidikan
yang baik. Perilaku merupakan sebuah aktivitas-aktivitas yang dilakukan
oleh sumber daya manusia. Perilaku merupakan cara bertindak. Ia
menunjukan tingkah laku seseorang dalam melaksanakan kegiatanya.
Seorang individu tentu memiliki perilaku. Perilaku ini muncul dengan
adanya stimulus dari orang sekitarnya. Perilaku muncul sebagai respon
terhadap lingkungan sekitar. Dalam sebuah organisasi atau instansi tentu
banyak individu berinteaksi dengan sesama. Organisasi merupakan
sebuah unit sosial yang secara sadar dikoordinasikan mereka. Mereka
terdiri dari dua atau lebih yang berfungsi secara relatif berkelanjutan untuk
mencapai tujuan bersama atau serangkaian tujuan. Sebuah organisasi
atau instansi terdapat aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh dua atau lebih
manusia yang memiliki tujuan sama. Aktivitas tersebut menghasilkan
perilaku di dalam organisasi. Perilaku organisasi merupakan sebuah
peranan penting dalam kesuksesan organisasi.
Dari hasil observasi dan wawancara penulis menemukan bahwa
diantara Upaya yang dilakukan mengatasi kendala dalam meningkatkan
Perilaku Organisasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan motivasi organisasi
Pemimpin yang ingin mencapai kemajuan dalam progam pendidikan
Madrasah harus menyadari, bahwa hubungan kerjasama antara manusia
yang baik merupakan landasan penting dalam kepemipinan. Kesiapan
mental yang terwujud dalam bentuk kemampuan seseorang untuk
memberikan bimbingan,mengarahkan dan mengatur serta menguasai
orang lain agar mereka berbuat sesuatu, kesiapan dan kemampuan
kepada pemimpin tersebut untuk memaikan peran sebagai juru tafsir atau
penbagi penjelasan tentang kepentingan minat, kemauan cita-cita atau
tujuan yang diinginkan untuk mencapai tujuan oleh sekelompok individual.
Sesuai wawancara dengan Bapak Erman selaku kepala madrasah
mengatakan: “Adapun upaya yang saya lakukan dalam mengatasi
kendala pada perilaku organisasi diantaranya adalah memberikan
motivasi organisasi pada pendidik dan tenaga kependidikan, seperti dalam
memberikan perhatian terhadap hasil kerja para pendidik dan tenaga
kependidikan yang dilakukan dengan memberikan pernyataan/pujian di
depan rekan-rekan kerja, pemberian kepercayaan berupa tugas tambahan
selain tugas pokoknta, kemudian adanya pembagian tugas yang merata
antara guru dan kepala madrasah dan bersama-sama dalam peningkatan
mutu pendidikan di madrasah ini. Dan memberikan berbagai tugas
tambahan pada pendidik dan tenaga kependidikan Non PNS sehingga
dengan demikian dapat kiranya mencukupi sebagian kebutuhan Non PNS.
Terlebih lagi bulan masa pandemi COVID-19 saat ini, tentu saja banyak
kebutuhan yang harus disesuaikan dengan protokol kesehatan.”71
Kemudian hasil wawancara penulis dengan Bapak Alpian yang
mengatakan bahwa: “Kepala Madrasah selaku pemimpin organisasi
pendidikan telah berupaya secara maksimal meningkatkan perilaku
organisasi ke arah yang lebih baik, salah satunya dengan memberikan
solusi terkait kendala yang dihadapi. Setiap minggu Kepala Madrasah
selalu bertanya mengenai hasil kerja pendidik dan tenaga kependidikan.
Dan Kepala Madrasah selalu memberikan motivasi pada seluruh struktur
organisasi madrasah untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Dan
berupaya memberikan yang terbaik untuk organisasi sebagai amal
kebaikan dunia dan akhirat.”72
71Kepala Madrasah, Erman, S.Pd.I., M.Pd, Wawancara, 03 Maret 2021, Batang Hari,
Upaya yang dilakukan
72Guru, Alpian, S.Ag Wawancara, 03 Maret 2021, Batang Hari, Upaya yang dilakukan
Pengamatan penulis di lokasi penelitian menemukan bahwa Kepala
Madrasah selalu berupaya dalam memberikan motivasi yang baik. Seperti
Kepala Madrasah menyebutkan pada guru bahwa menjadi guru
merupakan panggilan jiwa yang tidak semua orang mampu. Menjadi guru
juga merupakan amanat yang harus dijalankan dengan sungguh-sungguh.
Para guru di madrasah penulis lihat memiliki hubungan kekeluargaan
yang baik dalam interaksi sehari-hari. Ini penulis lihat dari waktu istirahat
yang diisi dengan kegiatan bercerita mengenai pelaksanaan
pembelajaran, Kepala Madrasah terkadang memberikan masukan pada
guru dalam pembelajaran. Selanjutnya juga pada tenaga kependidikan
terjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dalam menyelesaikan tugas
organisasi.73
Sebagaimana wawancara penulis dengan Bapak M. Chusaini yang
mengatakan: “Dalam pelaksanaan tugas organisasi, Kepala Madrasah
sebagai pemimpin organisasi selalu memberikan masukan yang bersifat
positif melalui pemberian motivasi. Saya sangat senang ditugaskan di
madrasah ini. Sangat terasa sekali kekompakan pendidik, tenaga
kependidikan dan Kepala Madrasah, saling mengisi kekurangan satu
sama lain.”74
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis di atas dapat
diketahui salah satu upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala pada
perilaku organisasi yaitu memberikan motivasi pada guru, dan
memberikan motivasi pada perilaku organisasi untuk menuju ke arah yang
lebih baik. Dengan adanya pemberian perhatian, motivasi dan apresiasi
dari kepala madrasah tentunya dapat meningkatkan perilaku organisasi.
b. Selalu berusaha meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan
Lembaga pendidikan yang memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas membutuhkan pembagian kerja yang proporsional dan
75Kepala Madrasah, Erman, S.Pd.I., M.Pd Wawancara, 09 Maret 2021, Batang Hari,
Upaya yang dilakukan
76Tenaga Kependidikan, Ika Fitrianti Wawancara, 09 Maret 2021, Batang Hari, Upaya
yang dilakukan
Pengamatan penulis di lokasi penelitian menemukan bahwa hampir
keseluruhan guru telah berkualifikasi akademik sarjana Strata Satu dan
seluruh guru mengikuti kegiatan MGMP yang diadakan di Kabupaten
Batang Hari. Pendidik dan Tenaga Kependiikan juga terkadang mengikuti
seminar, pelatihan dan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan
kompetensi yang dimilikinya sehingga membawa manfaat dalam kegiatan
tugas organisasi.77
Lebih lanjut dikatakan oleh Bapak Erman, Kepala Madrasah yang
mengatakan bahwa: “Setiap pendidik dan tenaga kependiikan di
madrasah ini pada dasarnya telah sesuai dengan konsentrasi
akademiknya dan telah memenuhi standar pendidikan, agar pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi pendidik dan tenaga kependidikan dapat
dijalankan secara profesional maka penting meningkatkan kompetensinya.
Seiring perubahan waktu, maka masing-masing pendidik dan tenaga
kependidikan perlu menambah pengetahuan dan pengalamannya. Seperti
pendidik, untuk meningkatkan keprofesionalan guru, sebaiknya setiap
guru berusaha untuk membaca buku-buku penunjang berkaitan dengan
bidang studi ataupun tugas yang diajarkan dan mengikuti seminar-seminar
yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama, perguruan tinggi terkait
dan sebagainya yang nantinya dapat meningkatkan kompetensi yang
dimiliki oleh guru. Sedangkan tenaga kependidikan juga mengikuti
pelatihan peningkatan kompetensi melalui webinar atau mengikuti seminar
dan sebagainya.”78
Hal serupa juga dikemukakan oleh Ibu Asminar, salah satu guru
sebagai berikut : “Guru haruslah dapat mengembangkan kemampuan dan
ilmu pengetahuan yang dimilikinya melalui pengembangan diri sendiri dan
keprofesionalan yang dimilikinya, seperti banyak membaca buku,
mengikuti Pendidikan dan Latihan (DIKLAT), workhsop, melanjutkan studi
kejenjang yang lebih tinggi dan lain sebagainya. Saya selalu berupaya
77Observasi,
Tanggal 09 Maret 2021
78KepalaMadrasah, Erman, S.Pd.I., M.Pd Wawancara, 09 Maret 2021, Batang Hari,
Upaya yang dilakukan
dalam mengembangkan kompetensi yang saya miliki, walaupun sudah
sertifikasi. Pengayaan melalui kegiatan MGMP, membaca buku, mengikuti
seminar dan DIKLAT juga dapat memperkaya pengalaman.79
Berdasarkan hasil pengamatan penulis yang ditemui di lapangan,
adapun menemukan bahwa solusi yang dijalani Kepala Madrasah terkait
kendala yang dihadapi dalam perilaku organisasi yaitu selalu memberikan
motivasi yang baik dengan pendidik dan tenaga kependidkan dalam
menambah pengetahuan serta kompetensi yang dimilikinya melalui
berbagai kegiatan.80
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis di atas dapat
diketahui bahwa Kepala Madrasah telah menjalankan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin organisasi di lembaga pendidikan
(madrasah) melalui pemberian motivasi pada pendidik dan tenaga
kependidikan untuk dapat meningkatkan kompetensi yang dimilikinya dan
memberikan arahan, bimbingan, pengawasan serta apresiasi pada setiap
pendidik dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan kualitas kerja
organisasi di madrasah.
c. Melengkapi standar sarana prasarana
Organisasi dapat dikatakan efisiensi, ketika pimpinan
memperlakukan pegawai sesuai dengan kodratnya sebagai manusia. Hal
ini dimaksudkan agar manajemen memiliki kerjasama tim yang solid.
Pegawai juga memiliki tanggung jawab serta displin dalam bekerja.
Seorang pegawai juga ingin memiliki kenyaman dalam bekerja sebagai
perwujudan dirinya. Hal ini dapat menciptakan antusiasme sebagai hasil
dari prestasi. Peningkatan kinerja pegawai dilakukan untuk
memaksimalkan produktivitas kerja. Cara tersebut digunakan untuk
memperlakukan pegawai sesuai kodratnya sebagai manusia.
Hasil pengamatan penulis melalui kegiatan rutinitas pendidik dan
tenaga kependidikan menemukan bahwa Kepala Madrasah telah
79Guru, Asminar, S.Pd Wawancara, 09 Maret 2021, Batang Hari, Upaya yang dilakukan
80Observasi, Tanggal 09 Maret 2021
menganggarkan alokasi kebutuhan dana dari Bantuan Operasional
Sekolah/Madrasah dalam mencukupi kebutuhan terkait sarana prasarana
pendidikan madrasah kecuali sarana fisik madrasah. Seperti
perlengkapan peralatan ibadah, peralatan protokol kesehatan dan lainnya
bertahap sudah dianggarkan yang disesuaikan dengan alokasi kebutuhan
dan prinsip penggunaan. Terlebih lagi saat ini pandemi COVID-19 yang
sangat membutuhkan sarana prasarana pendidikan dalam memenuhi
protokol kesehatan.81
Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Harjono sekaligus wakil kepala
bidang sarana prasarana mengatakan: “Dalam Perilaku organisasi,
Kepala Madrasah telah berupaya dalam mencari solusi terkait kendala
yang dihadapi. Salah satunya dengan mengalokasikan dana Bantuan
Operasional Madrasah untuk pembelian perlengkapan sarana prasarana
pendukung pendidikan. Itu merupakan salah satu bentuk dorongan
perilaku organisasi untuk mencapai tujuan. Sebagai wakil kepala
madrasah bidang sarana prasarana, seluruh kekurangan sudah saya
inventarisir dan saya laporkan pada pemimpin organisasi, dan dalam
waktu dekat akan dicukupi sesuai dengan rasio kebutuhan.82
Lebih lanjut dikatakan oleh Bapak Erman, Kepala Madrasah yang
mengatakan: “Dalam mengatasi kendala, saya telah mengalokasikan
dana Bantuan Operasional Madrasah yang relevan dengan kebutuhan
pendidik dan tenaga kependidikan dalam organisasi, sehingga tidak
dijumpai lagi masalah sarana prasarana yang kurang lengkap. Namun
demikian tentu saja mengikuti azas ketepatan dan transparansi dengan
mempertimbangkan kebutuhan yang betul-betul mendesak. Sehingga
menimbulkan keadilan pada organisasi.83
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diuraikan pada bagian ini berdasarkan
pembahasan pada bagian sebelumnya adalah:
1. Karakteristik Organisasi dalam meningkatkan Perilaku Organisasi di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari telah dijalankan sesuai
dengan mekanisme dan prosedur yang baik, dimana Kepala Madrasah
memberikan merumuskan tujuan organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi, menerapkan pembagian kerja sesuai dengan tugas pokok,
fungsi pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan latar belakang
pendidikan serta mendelegasikan hierarki kewenangan kepada wakil
kepala madrasah.
2. Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan Perilaku Organisasi di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari yaitu perbedaan tugas
dan tanggung jawab pendidik tenaga kependidikan dan sarana
prasarana pendukung dalam meningkatkan perilaku organisasi.
3. Upaya yang dilakukan mengatasi kendala dalam meningkatkan
Perilaku Organisasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari
yaitu meningkatkan motivasi organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan, selalu berusaha meningkatkan
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan
mengikutsertakan pendidik tenaga kependidkan dalam mengikuti
kegiatan peningkatan kompetensi dan melengkapi standar sarana
prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan madrasah.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian, adapun
implikasi yang dimaksud sebagai berikut:
1. Karakteristik Organisasi dalam meningkatkan Perilaku Organisasi di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Batang Hari dapat meningkatkan
kualitas pendidikan dan menunjukkan identitas madrasah sebagai
lembaga pendidikan Islam.
2. Kerjasama yang baik antara kepala madrasah dan guru dalam proses
pembelajaran akan membawa dampak terhadap mutu pendidikan dan
organisasi.
3. Perilaku organisasi yang profesional dengan mengedepankan strategi
yang baik dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di
madrasah terutama dalam meningkatkan karakteristik organisasi dan
perilaku organisasi.
C. Rekomendasi
1. Kepala Madrasah, guru dan orang tua dalam upaya peningkatan
kualitas pendidikan melalui perhatian terhadap karakteristik organisasi
dan perilaku organisasi.
2. Kepala Madrasah, pendidik dan tenaga kependidikan dalam struktur
organisasi dapat bekerjasama dalam pelaksanaan dan peningkatan
kualitas pendidikan.
3. Siswa diharapkan lebih aktif dalam pelaksanaan pembelajaran
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar yang baik selama masa
pandemi COVID-19.
4. Orang tua untuk lebih memperhatikan pendidikan anak dan
bekerjasama dengan pihak madrasah terutama dalam memberikan
bimbingan secara daring.
D. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis akan memberikan
saran-saran di antaranya :
1. Kepada Kepala Madrasah untuk selalu berusaha dalam meningkatkan
standar sarana dan prasarana khususnya dalam mendukung jalannya
organisasi, dengan adanya sarana prasarana pendidikan yang baik
tentunya motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan sehingga
pemahaman materi dapat mudah dimengerti oleh siswa dan hasil
belajar siswa dapat lebih ditingkatkan dan juga imbasnya tentu saja
pada peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di madrasah dalam
menyambut new normal.
2. Kepada pendidik dan tenaga kependidikan untuk selalu berusaha
mencari solusi alternatif dalam menjalani roda organisasi terutama
mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, sehingga
motivasi belajar siswa lebih dapat ditingkatkan dengan berbagai cara
seperti meningkatkan kembali kerjasama dengan orang tua dan
sebagainya.
3. Kepada siswa untuk selalu giat dalam belajar dan berusaha
meningkatkan hasil belajar, sehingga dapat menjadi anak yang
berguna bagi nusa, bangsa dan agama serta bahagia di dunia dan
akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Mukhtar. Bimbingan Skripsi. Tesis dan Artikel Ilmiah. Jambi: Sultan Thaha
Pers. 2011.
A. Pedoman Observasi
1. Mengamati Sistem Organisasi.
2. Mengamati Karakteristik Organisasi dalam meningkatkan Perilaku
Organisasi.
3. Mengamati pembagian tugas dalam organisasi.
4. Mengamati kerjasama organisasi.
5. Mengamati kepemimpinan dalam organisasi.
6. Mengamati perilaku organisasi.
7. Mengamati Kendala yang dihadapi dalam karakteristik organisasi.
8. Mengamati sarana prasarana pendukung organisasi.
9. Mengamati pelaksanaan pemberian tugas yang diberikan dalam
suatu organisasi.
10. Mengamati motivasi organisasi.
11. Mengamati upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala.
B. Pedoman Wawancara
1. Kepala Madrasah
a. Bagaimana Karakteristik organisasi madrasah?
b. Bagaimana sistem pembagian tugas dalam organisasi?
c. Bagaimana perilaku organisasi?
d. Bagaimana peran pemimpin dalam organisasi?
e. Apa saja langkah dalam karakteristik organisasi?
f. Adakah kerjasama dalam organisasi?
g. Apa kendala yang dihadapi?
h. Bagaimana upaya dalam mengatasi kendala?
2. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Bagaimana Karakteristik organisasi madrasah?
b. Bagaimana sistem pembagian tugas dalam organisasi?
c. Apakah ada kepercayaan seperti pendelegasian wewenang
dalam organisasi?
d. Bagaimana pelaksanaan tugas organisasi?
e. Pernahkah terjalin kerjasama dalam perilaku organisasi?
f. Bagaimana perilaku organisasi?
g. Bagaimana peran pemimpin dalam organisasi?
h. Apa saja langkah dalam karakteristik organisasi?
i. Adakah kerjasama dalam organisasi?
j. Apa kendala yang dihadapi?
k. Bagaimana sarana prasarana pendukung organisasi?
l. Bagaimana kerjasama orang tua dalam mendukung
organisasi?
m. Bagaimana upaya dalam mengatasi kendala?
C. Pedoman Dokumentasi
1. Sejarah/Historis berdirinya Desa
2. Gambaran letak geografis Desa
3. Struktur Organisasi Desa
4. Keadaan Penduduk Desa
5. Keadaan Sarana dan Prasarana Desa
DAFTAR INFORMAN DAN RESPONDEN
No Nama Keterangan
1 Erman, S.Pd.I., M.Pd Kepala Madrasah
2 Juhri, S.Pd.I Wakil Kurikulum
3 Yusmayati, S.Ag Pendidik
4 Rina Kaswanti, S.Pd Pendidik
5 Hanafi Tenaga Kependidikan
6 Harjono, S.Pd, M.Pd Wakil Sarana Prasarana
7 Rati Artarini.MZ,SE, M.Ak Wakil Kesiswaan
8 Hafid, S.Pd.I Pendidik
9 Patimah, S.Pd.I Pendidik
10 Heni Haryati, ST, MM Pendidik
11 Abd. Mukti, S.Pd.I Pendidik
12 Alpian, S.Ag Pendidik
13 Masyitoh, SE Pendidik
14 Ika Fitrianti Tenaga Kependidikan
15 Asminar, S.Pd Pendidik
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Hersyafni Putri
NIM/NIRM : 2017.153.848 / 13003-1317-23352
Tempat/Tanggal Lahir : Muara Bulian / 11 Juni 1999
Jurusan/Prodi : Manajemen Pendidikan Islam
Alamat : RT. 16 RW. 04 Hutan Lindung Kelurahan
Rengas Condong Kecamatan Muara
Bulian Kabupaten Batang Hari
B. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Tempat Tahun Tamat
1. SDN 182/I Hutan Lindung Batang Hari 2012
2. MTs N Muara Bulian Batang Hari 2014
3. SMA N 6 Batang Hari Batang Hari 2017
4. IAI Nusantara Muara Bulian Batang Hari -
C. Pengalaman Kerja/Organisasi/Latihan/Seminar
No Jenis Kegiatan Tempat Tahun
1. Pramuka Batang Hari 2018 –
sekarang
2. PMII Batang Hari 2018 –
sekarang