DISUSUN OLEH :
1. Ahmad Haziq Ainnurrohman (02)
SMPN 01 MARGOYOSO
TAHUN AJARAN 2023/2024
KABUPATEN PATI
Peristiwa Rengasdengklok
ADEGAN 1
Ketika Syahrir bingung memikirkan bagaimana cara memerdekakan Indonesia, tiba-tiba.
(Suara radio mengumumkan jepang menyerah ).
Syahrir : ( KAGET ) , “Apakah berita yang barusan ku dengar, itu benar ?”
Menyerah kepada sekutu. Aku harus cepat-cepat memberitahu kepada Soekarno dan Hatta.”
Sekitar pukul 14.00 sore, tanggal 14 agustus 1945 Syahrir sudah menunggu dirumah Hatta. 1
jam kemudian Hatta pun tiba di rumahnya.
Bung Hatta : “Syahrir ada apa ?”
Syahrir : “Ada yang ingin ku sampaikan, ini sangat penting.”
Bung Hatta : “Oh, . . . silahkan duduk, ada masalah ap ?”
Syahrir : “Saya mendengar berita bahwa jepang telah menyerah kepada sekutu.
Bagaimana kemerdekan Indonesia secepatnya di laksanakan. Tapi, kemerdekaan Indonesia
jangan lagi melalui PPKI seperti yang di rencanakan oleh jepang, supaya kemerdekaan kita
tidak di cap sebagai buatan jepang.”
Bung Hatta : “Apa benar itu Syahrir ?” Ia, kita harus memanfaatkan kesempatan ini. Tapi,
siapa yang akan memproklamasikannya ?”
Syahrir : “Saya fakir Bung Karno yang pantas melakukan itu.”
Bung Hatta : “Tapi, apakah Bung Karno menyetujuinya ?” Karena secara pribadi beliau
adalah ketua PPKI.
Syahrir : “Kalau begitu, sekarang kita harus menemui beliau.”
Bung Hatta : “Ya baiklah.”
ADEGAN 2
Syahrir : “Bung, jepang sudah menyerah pada sekutu. Ini kesempatan kita untuk
merdeka.”
Bung Karno : “Apa benar semua itu ?”
Syahrir : “Benar Bung, saya sendiri yang mendengarnya di radio.”
Bung Karno : “Kita jangan dulu percaya dengan berita itu, kita harus benar-benar
memastikan tentang berita itu, jangan sampai kita gegabah dalam mengambil keputusan.”
Syahrir : “Tapi, saya pastikan bahwa berita itu benar, Bung !”
Bung Karno : “Saya tentu senang jika berita itu benar adanya.”
Bung Hatta : “Benar apa yang di katakana Bung Karno, kita tetap harus waspada karena,
ini menyangkut masa depan rakyat.”
Bung Karno : “Itulah yang aku fikirkan, kita harus benar-benar memikirkan semua ini,
sebelum kita mengambil keputusan.”
Syahrir : “Baiklah. . .mungkin Bung Karno lebih tau apa yang terbaik untuk masa
depan rakyat.”
Ke esokan harinya tanggal 15 agustus 2 orang pemuda lainnya, Subadio Sastrosatomo dan
Subiyanto kembali mendatangi Bung Hatta.
Akhirnya setelah perdebatan yang cukup panjang Subadio dan Subiyanto pun meninggalkan
Bung Karno dan Bung Hatta dengan rasa kesal. Bung Karno dan Bung Hatta tetap pada
pendiriannya.
ADEGAN 3
Setelah 2x perwakilan pemuda mendatangi ke Bung Hatta dan Bung Karno untuk mendesak
agar segera memerdekakan Indonesia Bung Hatta dan Bung Karno tetap menolaknya,
Akhirnya barisan para pemuda mengadakan rapat di ruang Bacteriologisch Laboratorium,
Jl.Pegangsaan timur No:13. yang di ketuai oleh Khairul Saleh pertemuan itu menghasilkan
Amerika Serikat memproklamasikan kemerdekaan oleh bangsa Indonesia sendiri mengajak
Soekarno-Hatta berunding untuk memproklamasikan . . . .( di buku paket )
Akhirnya, perwakilan pemuda Darwis Kana mendatangi Bung Hatta dan Bung Karno, setiba
di rumah Bung Karno.
Wikana dan Darwis pun pergi meninggalkan Bung Hatta dan Bung Karno. Mereka langsung
pergi ke Chikini untuk merapatkannya kembali dalam membahas tindakan-tindakan yang akan
di buat sehbungan dengan penolakan Soekarno-Hatta. Pertemuan ini masih di pimpin oleh
Chairul Saleh. Hasil pertemuan yang di adakan hampir tengah malam itu ialah bahwa
bagaimanapun juga kemerdekaan harus di umumkan dan itu harus di laksanakan oleh Bangsa
Indonesia sendiri, tidak seperti di rencanakan oleh Jepang. Orang yang tepat untuk melakukan
tugas itu tidak lain adalah Sukarno-Hatta. Karena mereka menolak pemuda sepeti yng di
usahaka Wikana dan Darwis, para pemuda memutuskan untuk membawa Sukarno-Hatta ke
luar kota.
ADEGAN 4
Darwis : “Bung . . . Bung . . .( sambil menepak bahunya, kemudian Bung Karno pun
bangun dari tidunya )”.
Bung Karno : “Ada masalah apa kalian datang menemuiku malam-malam”.
Wikana : “Maaf, kami mengganggu malam-malam tapi, ini sangat penting anda harus
ikut kami sekarang”.
Bung Karno : “Kemana?”
Darwis : “Jangan banyk bertanya ikut saja dengan kami sekarang”.
Kemudian Bung Karno dan keluarganya pun pergi bersama dengan Wikana dan Darwis
ketempat yang telah mereka rencanakan.
ADEGAN 5
Sesampai di tempat tujuan Bung Karno kaget ternyata disana sudah banyak orang, dan Bung
Hatta pun sudah berada di tempat. Kemudian, pemuda di Jakarta pada tanggal 16 agustus
mengadakan rapat kembali di lapangan bola kebun binatang yang di pimpin oleh Khairul Saleh.
Chairul : “Kita sudah 3x membujuk Bung Karno dan Bung Hatta. Tapi, beliau tetap
pada pendiriannya dengan alas an masih tidak meyakini itu kekalahan Jepang”.
Subiyanto : “Jadi, kita harus bagaimana?”
Chairul : “Bagaimana kalau kita mengadakan perlawanan terhadap tentara Jepang?”
Subiyanto : “Ya, kita harus secepatnya memerdekakan bangsa kita, dan membebaskan
bangsa kita dari penjajah”.
Chairul : “Baiklah . . . kita adakan gerakan memukul terhadap pasukan Jepang di
Jakarta”.
ADEGAN 6
Jusup Kunto di kirim ke Jakarta untuk melaporkan pertemuannya dengan Bung Karno dan
Bung Hatta.
Jusuf : “Bung Karno dan Bung Hatta tetap tidak mau merdekakan bangsa kita
secepatnya. Beliau masih tidak meyakini berita kekalahan Jepang”.
Chairul : “Hmm. . . mungkin apabila kita mempunyai bukti tentang kebenaran itu
Bung Karno dan Bung Hatta akan percaya dan mau memerdekakan Indonesia”.
Jusuf : “Kalau begitu aku menugaskanmu Ahmad Soebardjo untuk mencari
informasi itu”.
Ahmad : “Baik, saya laksanakan”.
Pagi hari tanggal 16-08 Ahmad di sibukkan mencari informasi kepastian tentang menyerahnya
Jepang kepada sekutu. Tiba-tiba dia kaget akan hilangnya Soekarno dan Hatta.
Kemudian dia pergi ke rumh laksamana Maeda untuk menanyakan informasi tentang
kekalahan Jepang setibanya di rumah laksamana Maeda.
Langsung melanjutkan pekerjannya, kemudian Wikana bertemu Jusuf Kunto dan Pandu
Kartawiraguna.
Subardjo : “Kalian harus yakin pada saya, kemerdekaan Indonesia akan segera
terlaksana saya sudah punya bukti tentang kekalahan Jepang. Bawa Soekarno-Hatta ke
Jakarta”.
Wikana : “Tidak, kami tidak mau rencana yang sudah di rencanakan gagal”.
Subardjo : “Kalian coba pikir, Soekarno-Hatta tidak mau memerdekakan bangsa kita
karena tidak percaya tentang berita kekalahan Jepang. Saya sudah punya bukti yang jelas,
tentang berita itu. Jadi, saya mohon kalian percayakan pada saya”.
Wikana : “Baiklah, Soekarno dan Hatta kami sembunyikan di rengasdengklok”.
Bung Hatta : “Subardjo cepat kamu kumpulkan semua para anggota PPKI yang ada di
Jakarta”.
Subardjo : “Akan di kumpulkan dimana mereka semua Bung ?”
Bung Hatta : “Kumpulkan saja di Hotel Des Indes !”
Subardjo : “Baiklah !”
Setelah Subardjo menghubungi para anggota PPKI dia langsung pergi menuju hotel. Namun,
karena Hotel Des Indes tidak bersedia menyediakan tempat berapat malam itu. Atas usaha
Subardjo pertemuan itu di pindahkan ke rumah kediaman Maeda di Nassau Boulevard.
Ir.Soekarno : “Baiklah. . . setelah kita sepakati bersama-sama saya meminta Sayuti Melik
untuk mengetiknya”.
Sayuti Melik : “Baik, saya akan mengetiknya”. ( Sambil mengambil teks proklamasi
tersebut ).”
Setelah tesk proklamasi selesai di ketik Ir.Soekarno mengusulkan agar teks proklamasi tersebut
di tandatangani oleh semua tokoh yang hadir. Usul tersebut juga mendapat dukungan dari
Hatta.
Ir.Soekaro : “Sebaiknya, teks proklamasi ini ditandatangani oleh semua yang hadir
disini.” ( Sambil memegang teks proklamasi )
Bung Hatta : “Iya, saya setuju.”
Sukarni : “Tidak saya tidak setuju, saya memberi usul, sebaiknya teks proklamasi
yang telah di ketik ini ditandatangani oleh Soekarno hatta atas nama bangsa Indonesia karena
Soekarno dan hatta di kenal sebagai pemimpin bangsa dan sangat di segani oleh rakyat. Setuju
?”
Semua yang hadir : “Setuju, merdeka indonesiaku.”
Ternyata, semua yang hadir setuju. Teks yang telah di ketik dan ditandatangani oleh Soekarno
dan Hatta itulah yang disebut Naskah proklamasi yang autentik dan resmi. Pembacaan teks
proklamasi kemerdekaan Indonesia semula direncakan akan di laksanakan dilapangan IKADA
tetapi di alihkan ke tempat kediaman Ir.Soekarno di jalan pegangsaan timur no:56 jakarta. Hal
ini di karena di lapangan IKADA sudah berkumpul pasukan jepang bersenjata lengkap
sehinnga di khawatirkan akan terjadi bentrokan mulai di lakukan wali kota Jakarta Suwiryo
memerintahkan Wilopo untuk mempersiapkan mikropon dan pengeras suara.
Sedangkan S. Suhud menyiapkan tiang bendera yang berbuat dari bambu dan yang diberi tali.
Bendera merah putih di jahit tangan oleh fatmawati telah di persiapkan. Menjelang pukul 10.00
WIB para tokoh pergerakan nasional mulai berdatangan ke kediaman Ir.Soekarno tersebut
mereka antara lain Buntaran Martoat Mojo, Mr. AA. Maramis, Mr. Latuharhary, Abiskuno
Tjokrosuyuse, AnwarTjokroaminoto, Harsono Tjokroaminoto, Otto Iskandar Dinata, Ki Hajar
Dewantara, Samratulangi, KH.Mas Mansur, Mr.Sarto, Syuti Melik, Pandu Kartawiraguna,
M.tabrani, serta A.G pring kodigdo. Lima menit sebelum pembacaan teks proklamasi
dilaksanakan. Bung Karno datang langsung menuju kamar Bung Karno.
Bung Hatta : “Pak, semuannya telah siap mari kita segera membacakan tesk proklamasi
!”
Ir.Soekarno : “Baiklah, Bismilahirohmanirrohim.”
pada hari jum’at tanggal 17 agustus 1945 pukul 10.00 WIB kedua pemimpin tersebut kemudian
menuju tempat yang telah di sediakan. Upacara berlangsung tanpa protocol, para pemuda yang
telah menunggu sejak pagi telah berdiri tegak, demikian pula para hadirin, suasana sangat
hening dan khidmat Ir.Soekarno mendekati mikrofon dan dengan suara yang mantap
mengucapkan pidato pendahuluan sebagai berikut.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain di selenggarakan dengan cara
seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Soekarno Hatta
Demikianlah saudara-saudara ! kita sekarang telah merdeka ! tidak ada satu ikatan lagi yang
mengikat tanah air kita dan bangsa kita. Mulai saat ini kita menyusun Negara kita. Negara
merdeka, Negara Republik Indonesia merdeka. Kekal, dan abadi. Insa Allah, tuhan memberkati
kemerdekaan kita ini.
Setelah teks proklamasi selesai proklamasi selesai di bacakan kemudian di kibarkan bendera
sang saka merah putih oleh Suhud dan di Bantu oleh Shodanco latief Hendraningrat. Ketika
bendera merah putih di kibarkan, secara spontan para hadirin menyanyikan lagu Indonesia
Raya ciptaan W.R. Supratman.