Anda di halaman 1dari 6

SMA NEGERI 6 CIREBON

Drama Rengasadengklok
TUGAS SEJARAH

2014

JALAN WAHIDIN SUDIROHUSODO NO.79

Drama Rengasadengklok
Anggota kelompok : 1. Intan Machiya 2. Nita Yulia Pratiwi 3. Siti Rahma Husnul Khotimah 4. Sri Utary 5. Wulandari Anugrah Wahyuni

2014

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang telah menyerah tanpa syarat pada sekutu. Meskipun tentara jepang merahasiakannya, kalangan pemuda yang ada Indonesia mengetahui berita tersebut pada tanggal 15 Agustus 1945 melalui radio BBC (British broadcasting corporation) London. Syahrir: Teman, saya mendengar kabar baik! (menghampiri teman seperjuangannya) Darws: Berita apa itu bung? (dengan wajah penasaran) Syahrir: (berteriak) Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu. Wikana: (tidak percaya) Apa benar? Jangan-jangan hanya tipuan saja. Syahrir: Tidak, ini benar. Saya mendengarnya dari siaran BBC London. Kunto: Kalau begitu, Bung Syahrir harus segera menemui Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyampaikan berita itu. Sutan Syahrir selaku wakil golongan muda pergi menemui Soekarno untuk menyampaikan berita tersebut. Syahrir: (ketok pintu) Selamat pagi, Bung Karno dan Bung Hatta. Saya ingin membicarakan sesuatu. Soekarno: Membicarakan apa? Keliahatannya penting sekali. Syahrir: Begini, saya telah mendengar berita kekalahan Jepang. Ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia, kami menginginkan kemerdekaan secepatnya sebelum sekutu datang. Hatta: Tidak mungkin, kami yang ketua dan wakil PPKI saja tidak mendengar berita apapun. Kalian jangan merekayasa cerita deh ! Syahrir: Tapi ini benar bung. Saya mendengarnya dari siaran radio BBC London dan saya yakin PPKI hanyalah tipu muslihat Jepang. Hatta: Sekali tidak ya tidak. Kemerdekaan harus memenuhi aturan Jepang dan tidak boleh menyimpang. Dan lagi Jepang sudah menjanjikan kemerdekaan pada tanggal 24 Agustus 1945. Syahrir: Tapi apakah benar Jepang akan menepatinya? Soekarno: Kami akan tetap menunggu janji Jepang. Kalian itu harus mematuhi para tetua ! Sutan Syahrir pun gagal meyakinkan kedua tokoh tersebut. Ia bergegas menemui kawankawannya dari golongan muda dan segera mengadakan rapat yang dipimpin oleh Chairul Saleh di gedung Lembaga Bakteriologi Jl.Pegangsaan timur No 13. Chairul Saleh: Kawan-kawan, Sutan Syahrir telah gagal meyakinkan Soekarno dan Hatta untuk cepat memproklamasikan kemerdekaan. Lalu, apa rencana kita selanjutnya? Kunto: Lebih baik kita meyakinkan mereka lagi saja bahwa proklamasi harus dilakukan pada tanggal 16 Agustus sebelum sekutu datang ke Indonesia. Namun, dengan beberapa orang saja agar kedua orang tersebut dapat dibujuk. Wikana: Saya setuju dengan pendapat anda. Proklamasi adalah hak dan persoalan rakyat. Tidak boleh tergantung dari orang lain. Saya dan Darwis akan pergi menemui mereka. Darwis: Bagaimana dengan pengawalan tentara Peta? Mungkin akan lebih aman. Bisa tidak Bung Singgih? Singgih: Baiklah saya bisa.

Drama Rengasadengklok
Pada pukul 22.30 Singgih.

2014
merekaa pergi menemui Soekarno-Hatta dengan pengawalan Shodanco

Darwis: Apakah anda sudah memutuskan sesuatu bung? Soekarno: Kami tetap pada keputusan kami sebelumnya. Dan jika berita itu benar pun, proklamasi harus tetap dipersiapkan dengan matang. Kita hrus teroganisir dalam memerdekakan bangsa ini. Wikana: Tapi bung. Kita harus bergerak cepat. Sekutu sebentar lagi dating dan kita tidak punya waktu lagi. Kekosongan kekuasaan kali ini harus dimanfaatkan. Ini kesempatan emas bung ! Singgih: Benar itu bung. Kesempatan tidak datang dua kali. Jangan-jangan Jepang tidak akan memenuhi janjinya untuk memerdekakan kita. Hatta: Kami tetap teguh pada pendirian kami sebelumnya. Rencana kedua kembali gagal. Darwis, Wikana, dan Singgih kembali menemui golongan muda. Mereka mengadakan rapat kembali di Jalan Cikini no. 71. Kunto : Duuh ! susah banget sih mengatur golongan tua. (muka bete) Singgih: Iya, saya punya ide. Bagaimana jika kita mengasingkan bung Karno dan bung Hatta saja. Kunto: Tapi ke mana? Singgih: Hmmm,,, Rengasdengklok! Itu tempat yang cocok. Di sana sangat tenang dan mereka tidak akan terpengaruh oleh orang lain. Malam harinya, Darwis dan Wikana segera menjemput Soekarno dan Hatta. Darwis: Bung . . . Bung . . .( sambil menepak bahunya, kemudian Bung Karno pun bangun dari tidunya ). Bung Karno: Ada masalah apa kalian datang menemuiku malam-malam? Kalian ini selalu saja datang tiba-tiba. Wikana: Maaf, kami mengganggu malam-malam tapi, ini sangat penting anda harus ikut kami sekarang. Bung Karno: Kemana? Darwis: Jangan banyk bertanya ikut saja dengan kami sekarang. Di Rengasdengklok, para pemuda terus menekan Soekarno dan Moh. Hatta. Namun, mereka masih kukuh dengan pendirian mereka. Singgih: Bung, tunggu apa lagi? Inilah waktu yang tepat untuk meproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Hatta: Maaf, kami tidak bisa! Sementara itu, Joesoef Kunto dikirim ke Jakarta menemui Chairul Saleh untuk menjelaskan hasil pembicaraan dengan Soekarno dan Hatta. Kunto: Bung, Soekarno dan Hatta masih tidak mau memproklamasikan secepatnya. Mereka tidak percaya kalau jepang telah menyerah kepada sekutu. Chairul Saleh: Hmm, mungkin dengan beberapa bukti, mereka bisa percaya dan mau memerdekakan Indonesia. Secara bersamaan Ahmad Soebardjo mendengar kabar mengenai kekalahan Jepang. Ahmad Soebardjo langsung menemui dengan Laksamana Maeda untuk memastikan kebenaran kabar tersebut. Soebardjo: Laksamana, ada yang ingin saya tanyakan.

Drama Rengasadengklok

2014

Maeda: Ada apa? Soebardjo: Apa benar Jepang telah meneyrah pada sekutu? Maeda: Berita itu memang benar. Mereka menyerah setelah sekutu menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki. Sementara di Jakarta, berita hilangnya Soekarno dan Hatta membuta kepanikan di kalangan pemimpin. Ahmad Soebardjo baru mengetahui berita ini pada pukul 8 pagi. Setelah mendengar pernyataan dari Laksamana Maeda, ia langsung pergi ke kantornya di Jl. Prapatan gambir No. 59 dan terkejut ketika melihat Wikana ada di sana. Soebardjo: Wikana, apa anda tahu keberadaan Soekarno dan Moh. Hatta? Wikana: Saya tidak tahu (sambil melanjutkan kembali pekerjaannnya) Kemudian datang Joesoef Kunto. Wikana: Bagaimana keputusan Bung Karno dan Bung Hatta? Kunto: Masih tidak percaya dengan berita kekalahan Jepang. Tiba-tiba Ahmad Soebardjo menemui kedua pemuda tersebut. Soebardjo: Kalian harus percaya pada saya. Katakanlah di mana mereka. Saya akan menjamin keselamatan mereka di Jakarta dan kemerdekaan untuk kalian di esok hari. Saya juga punya bukti kekalahan Jepang. Bawa Soekarno-Hatta ke Jakarta. Kunto: Tidak, kami tidak mau rencana yang kami susun gagal. Soebardjo: Coba kalian pikir, Soekarno dan Hatta tidak mau memerdekakan bangsa kita karena tidak percaya tentang berita kekalahan Jepang, sedangkan saya sudah punya bukti yang jelas tentang berita itu. Jadi, saya mohon percaya pada saya. Wikana: Apakah anda akan bersumpah utnuk itu? Soebardjo: Ya, saya bersumpah! Wikana: Baiklah, di Rengasdengklok. Ahamd Soebardjo berhasil membujuk golongan muda agar menunjukkan tempat persembunyian Soekarno dan Moh. Hatta. Ketiga orang ini pergi ke Rengasdengklok untuk menemui Soekarno-Hatta dan golongan muda yang ada di sana. Soebardjo: Ayo bung, kita harus memerdekakan Indonesia secepatnya. Setidaknya tanggal 17 Agustus proklamasi sudah dilakukan. Hatta: Bagaimana kami bisa yakin? Apakah anda punya bukti yang cukup kuat? Soebardjo: Ya! Laksamana Maeda menceritakannya pada saya dan saya yakin benar dia tidak bohong. Soekarno: Baiklah, kumpulkan semua anggota PPKI di Hotel Des Indes! Lalu Soebardjo menghubungi semua anggota PPKI dan menuju hotel namun sayangnya tidak ada tempat rapat yang kosong. Akhirnya pembuatan naskah proklamasi dialihkan ke rumah Laksamana Maeda di Nassau Boulevard, Jl. Miyokodori. Soekarno: Permisi tuan selamat malam. Maeda: Apa ada masalah serius?

Drama Rengasadengklok

2014

Hatta: Maaf mengganggu waktu istirahat tuan. Kami bermaksud menanyakan kekalahan Jepang terhadap sekutu. Maeda: Memang benar berita itu. Tapi kami masih merahasiakannya agar tidak timbul kekacauan. Lagipula, kami masih bertanggung jawab terhadap Indonesia. Soekarno: Masalahnya para pemuda terus mendesak agar kami memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya. Maeda: Wah, itu gagasan bagus! Hatta: Jadi, anda menyetujuinya? Maeda: (tersenyum) Tentu saja! Soebardjo: Kami boleh meminjam rumah anda? Maeda: Boleh, untuk apa? Hatta: Kami ingin mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Maeda: Tidak masalah. Lalu apa yang akan kita siapkan? Soekarno: Naskah proklamasi! Sejarah besar bangsa Indonesia akan dimulai dari sini! Mereka semua masuk ke dalam rumah Laksamana Maeda untuk merumuskan naskah proklamsi. Hadir di situ, tokoh-tokoh PPKI dan sejumlah pemuda. Naskah ditulis oleh Soekarno dibantu oleh Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo. Soebardjo: Sebaiknya paragraf pertama naskah proklamasi diambil dari rumusan BPUPKI yang berbunyi Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia Hatta: Saya ingin mengusulkan untuk bait kedua yaitu Hal-2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l, diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempoh yang sesingkatsesingkatnja. Soekarno: Baiklah, lalu siapa yang akan menandatangani naskah ini? Bagaimana jika semua orang yang hadir ikut menandatangani naskah proklamasi? Hatta: Ya, itu akan menyerupai Declaration of Independence Amerika. Chairul Saleh: Saya tidak setuju, jika semua orang ikut menandatanagni, berarti orang-orang Jepang akan menandatangani juga. Ini akan menyulitkan kita melawan sekutu. Sukarni: Sebaiknya, Bung Karno dan Bung Hatta saja yang menandatangani teks proklamasi atas nama bangsa Indonesia. Darwis: Selain itu, kata tempoh juga harus diubah menjadi tempo, sedangkan kalimat wakilwakil bangsa Indonesia diganti dengan Atas nama bangsa Indonesia. Kunto: Ya, Rumusan Djakarta 17-8-05 diubah menjadi Djakarta hari 17 boelan 8 tahoen 05. Soekarno: Baiklah, jadi siapa yang akan mengetik naskah proklamasi? Melik: Saya Bung! (menggebu-gebu) Pada tanggal 17 Agustus 1945 Ir Soekarno menyampaikan pidatonya sebelmu memproklamirkan kemerdekaaan Indonesia. Soekarno: Saudara-saudara sekalian, saya telah meminta saudara-saudara hadir, disini untuk

menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita.Bahkan telah beratus-ratus tahun.Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju kea rah cita-cita.Juga di zaman jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak ada henti-hentinya. Di dalam zaman jepang ini, tampaknya kita menyadarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakikatnya kita tetap menyusun tenaga kita sendiri, tetapi kita percaya pada kekuatan

Drama Rengasadengklok

2014

senidiri.Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangannya sendirikan dapat berdiri dengan kuatnya, maka kami tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-muka rakyat Indonesia.Permusyawaratan itu telah seia sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang waktunya untuk menyatakan kemeerdekaan kita. Saudara-saudara ! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekat itu.Dengarkanlah proklamasi kami. PROKLAMASI Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta hari 17 bulan 08 tahun 05 Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno Hatta

Demikianlah saudara-saudara !kita sekarang telah merdeka ! tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita. Mulai saat ini kita menyusun Negara kita.Negara merdeka, Negara Republik Indonesia merdeka.Kekal, dan abadi. Insa Allah, tuhan memberkati kemerdekaan kita ini. Setelah teks proklamasi selesai proklamasi selesai di bacakan kemudian di kibarkan bendera sang saka merah putih oleh Suhud dan di Bantu oleh Shodanco latief Hendraningrat. Ketika bendera merah putih di kibarkan, secara spontan para hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman.

Anda mungkin juga menyukai