Internalisasi Sportivitas Pada Pendidikan Jasmani
Internalisasi Sportivitas Pada Pendidikan Jasmani
SPORTIVITAS
PADA PENDIDIKAN
JASMANI
Diterbitkan Oleh:
ISBN:
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindah sebagian atau
seluruh isi buku dalam betuk apapun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk fotokopi,
merekam, atau dengan teknik perekaman lainya, tanpa izin tertulis dari penerbit. Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2000 tentang Hak Cipta, Bab XII Ketentuan Pidana, Pasal 72, Ayat (1),(2), dan (6)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Dia
memberikan rahmat dan karuniaNya kepada hamba-
hambaNya yang mau berusaha dan meminta pertolongan
kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada hamba pilihan-Nya yang selalu berupaya mengajak
umat manusia agar menjadi orang yang bertakwa kepada
Allah swt.
Persoalan yang paling menonjol dewasa ini adalah
penerapan fair play atau sportivitas sebagai nilai inti
dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga, tantangan
ini muncul dalam aneka perilaku atlit, pelatih bahkan
dikalangan insan perss, yang lebih menonjol adalah upaya
memperoleh kemenangan yang bukan mengandalkan
keunggulan tehnik dan taktik, justeru yang diperagakan
adalah gejala kekerasan dalam olahraga dan kecenderungan
untuk memaksakan kehendak.
Kiranya tidak berlebihan bila kita mengatakan, sudah
mulai terjadi dan berkembang gejala demoralisasi dan
degradasi karakter dalam olahraga. Disamping peningkatan
kekerasan, seperti sering diperagakan oleh penonton,
unsur ketidak jujuran juga kian mencuat kepermukaan.
Ketidaksungguhan dalam permaninan seperti disebut
dalam istilah “main sabun”, merupakan pertanda dari
ketidakjujuran untuk memperlakukan olahraga.
Bab 1 PENGANTAR........................................................ 1
3. Peralatan digunakan
dalam berbagai situasi 3. Peralatan yang
yang berbeda digunakan kurang
efesien
1. Sikap.
Secara historis, istilah sikap (attitude) digunakan
pertama kali oleh Herbert Spencer pada tahun (1862) dalam
Muhtar (2010:125) yang diartikan sebagai “status mental
individu” Lange (1888) dalam Azwar (2003) mendefinisikan
bahwa “sikap dalam eksperimen mengenai respon untuk
menggambarkan kesiapan subjek dalam menghadapi
stimulus yang datang tiba-tiba”. Kesiapan yang terdapat
dalam diri individu untuk memberikan respons disebut
aufgabe atau tusk attitude. Selanjutnya Thurhstone (1928)
dalam Azwar (2003) menjelaskan:
B. Tujuan Pendidikan
Berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang :
1.Beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa √
2.Berakhlak mulia √
3. Sehat √ √
4. Berilmu √
5. Cakap √
6. Kreatif √ √
7. Mandiri √ √
8. Warga negara yang demokratis √ √
dan bertanggungjawab
(Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas)
1. Pengertian Nilai
Pendidikan nilai telah menjadi bagian integral
proses pendidikan, sejak diakuinya proses pendidikan
informal menjadi bagian sistem sosial kita. Oleh karena itu
Tingkat
NO Wujudnya Tujuan/Fungsi Posisi
Kepentingan
1 Potensi Menyempurnakan Dalam diri Sangat
manusia penting
5. Sumber Nilai
Menurut Djahiri (1966:21) pada dasarnya dunia ini
adalah wadah nilai. Karenanya, tidak ada seorangpun
yang hidup di dunia ini value freer bebas nilai. Jika ada
yang menyatakan bahwa saat ini banyak orang yang
“tidak memiliki rasa malu dan tidak cinta tanah air”, maka
pernyataan tersebut bukan berarti bahwa kini banyak orang
yang hidup tanpa nilai. Sebab pada hakikatnya semua
manusia memiliki rasa malu dan cinta tanah air dalam
dirinya, hanya saja mungkin untuk saat ini atau pada situasi
dan kondisi tertentu rasa malu dan cinta tanah air tersebut
sedang menurun kualitasnya.
Secara umum, nilai-nilai yang dianut dan dijadikan
seseorang sebagai rujukan dalam menentukan standar,
prinsip atau harga tentang suatu sumber pada : (1) etika,
(2) estetika (3) logika, (4) agama, (5) hukum, dan (6) budaya
(Djahiri, 1996:23). Dalam arti literal, etika (Yunani: ethos)
bermakna kebiasaan atau cara hidup. Namun dalam arti
terminologi, etika selalu dimaknai sebagai penyelidikan
tentang perbuatan manusia yang berhubungan dengan baik
dan benar. Konsep baik dan benar inilah yang merupakan
ukuran suatu perbuatan itu etik atau sebaliknya.
Menurut Titus et. al (1984) dalam Al Rasyidin (2005: 36)
baik (good) menunjuk pada sesuatu yang memiliki kualitas
Kualitas pesan
INFORMASI Penyempaian pesan
Alat bantu
Keyakinan sebelumnya
BELIEF Kondisi penerima
Tradisi/Agama
Valensi
ATTITUDE Kepentingan
Kecenderungan
Nilai Pancasila
Value /Universal
CHARACTER Nurture
dan Nature
KEPRIBADIAN Bangsa
PERILAKU Personaliti
(Hakam, 2010:73)
Gambar. 7.1. Proses Informasi menjadi Perilaku
A
abstrak 56, 75, 91, 104, 109, 111, 116, 134, 186
action 8, 110, 149, 158, 186
afektif 12, 13, 17, 23, 25, 33, 48, 106, 116, 117, 119, 143, 151, 152, 186
agon 52, 186
ajeg 189
aksiologi 8, 186
aktif 2, 4, 23, 24, 47, 48, 62, 65, 68, 69, 70, 71, 72, 87, 95, 141, 146, 175, 186
aktivitas 3, 4, 5, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 31, 32,
33, 34, 35, 38, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 61, 62, 63, 64, 69, 70, 71, 72,
84, 95, 102, 129, 149, 170, 172, 177, 186
aktualisasi 16, 19, 45, 186
alternative 167, 186, 188
analitik 91, 161, 186
apresiasi 34, 133, 186
aquatic 13, 40, 186
atlit iii, 9, 74, 77, 186
atmosfir 37, 38, 186
B
berjenjang 1, 186
body 30, 153, 186
bugar 71, 72, 186
C
citra 6, ,182, 186
civitas 88, 186
components 8, 148, 1876
control 61, 62, 76, 186
D
diagnosis 87, 186
didaktik 4, 186
dimensi iv, 6, 9, 97, 141, 186
disiplin viii, 12, 26, 41, 47, 61, 63, 64, 65, 92, 94, 105, 108, 141, 148, 150, 169,
170, 173, 174, 175, 177, 186
domain 25, 186
E
efektif 5, 12, 24, 27, 46, 54, 95, 170, 172, 173, 174, 177, 187
efisien 5, 24, 28, 46, 148, 187
ego 162, 187
eksistensi 45, 105, 126, 127, 187
eksplotasi 6, 187
elektronik 2, 139, 187
elit 6, 187
emosional 3, 4, 5, 15, 19, 20, 22, 23, 27, 32, 41, 47, 61, 116, 117, 139, 148, 163,
175, 187
empirics 91, 187
era 72, 187
estetika 32, 92, 107, 115, 117, 120, 123, 124, 131, 132, 133, 142, 187
etnis 26, 187
evaluasi 71, 74, 87, 187, 187
event 66, 69, 187
F
fair play iii, 9, 51, 69, 73, 74, 75, 76, 77, 80, 81, 169, 187
fasilitator 6, 187
favorit 85, 187
feedback 67, 187
feeling 8, 149, 153, 187
fenomina 6, 8, 50, 95, 150, 187
festival 66, 187
filosofi 24, 46, 187
fisik 4, 5, 13, 15, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 32, 39, 40, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 50,
51, 53, 56, 62, 69, 70, 71, 72, 75, 78, 87, 91, 96, 103, 131, 187
Fitness vi, 69, 183, 187
focus 23, 24, 72, 134, 171, 174, 187
formal iv, 1, 2, 10, 37, 54, 66, 86, 88, 138, 139, 141, 150, 151, 157, 187
formasi 91, 187
fundemental 33, 39, 83, 92, 187
fungsional 17, 187
G
game 51, 187
gaya 4, 6, 36, 60, 69, 70, 71, 72, 187
generasi 69, 70, 71, 72, 96, 119, 150, 187
globalosasi 72, 187
I
identitas 57, 83, 84, 114, 115, 134, 188
illix 51, 52, 188
image 30, 188
imajinatif 36, 188
implementasi 87, 188
individu 2, 15, 18, 21, 28, 32, 34, 36, 41, 60, 67, 70, 71, 73, 74, 82, 90, 96, 115,
117, 118, 119, 120, 122, 123, 137, 138, 143, 146, 147, 148, 151, 164, 167,
188
individual 36, 38, 93, 138, 167, 172, 188
informasi 26, 72, 139, 143, 144, 188
intelektual 4, 5, 19, 20, 22, 33, 35, 56, 114, 115, 116, 117, 133, 148, 159, 188
intensif 4, 150, 151, 188
interaksi 5, 56, 135, 140, 151, 157, 188
internalisasi 4, 26, 101, 137, 138, 140, 141, 161, 162, 163, 166, 188
interpretasi 5, 21, 27, 33, 71, 188
J
jasmani iii, iv, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 31, 32, 33, 34, 35, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 60, 61, 63, 64,
65, 66, 68, 69, 70, 71, 72, 112, 128, 154, 169, 188
justifikasi 130, 188
K
karakter iii, iv, 2, 3, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 26, 32, 124, 140, 145, 146, 147, 148, 149,
150, 151, 152, 153, 154, 183, 188
karakteristik 12, 45, 49, 64, 65, 66, 72, 157, 158, 188
kardiovaskuler 28, 188
kejujuran 3, 7, 8, 25, 47, 51, 55, 77, 88, 102, 108, 188
klasifikasi 21, 91, 152, 188
knowing 8, 149, 188
kognitif 8, 12, 13, 17, 22, 23, 25, 27, 30, 48, 63, 101, 102, 103, 116, 117, 119,
151, 152, 158, 164, 188
kompetensi 66, 188
kompetisi iv, 9, 43, 52, 65, 66, 67, 68, 188
L
lateral 22, 30, 189
level 60, 61, 62, 66, 93, 166, 167, 189
logis 37, 104, 148, 164, 176, 189
lokomotor 28, 29, 189
loyal iv, 9, 74, 189
M
manipulatif 29, 33, 189
marginal 90, 189
massa 2, 90, 139, 189
mental 4, 5, 15, 20, 21, 22, 27, 39, 41, 42, 49, 50, 73, 80, 140, 176, 187, 188, 189
merangsang 4, 49, 102, 164, 189
meteriil 75, 189
metode 36, 60, 101, 118, 119, 158, 189
metodik 4, 189
metodologi 60, 189
mimikri 51, 189
minat 57, 90, 112, 166, 189
model 19, 36, 59, 60, 61, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 85, 119, 161, 162,
O
objek 28, 30, 74, 80, 109, 114, 115, 117, 118, 126, 127, 133, 135, 142, 143, 190
optimal 17, 76, 96, 100, 149, 157, 190
orientasi 12, 60, 84, 99, 100, 187, 190
otonomi 164, 165, 190
P
partisipasi 8, 24, 47, 67, 77, 190
pembekalan 4, 190
pembiasan 4, 190
perceptual, 27, 92, 190
performance 21, 190
persepsi iv, 10, 34, 56, 92, 120, 121, 190
personal 21, 60, 64, 92, 105, 106, 107, 109, 130, 138, 139, 142, 143, 1890
perss iii, 9, 81, 190
pertumbuhan 4, 5, 13, 16, 18, 19, 22, 23, 41, 42, 45, 49, 116, 164, 190
play iii, 9, 42, 50, 51, 64, 69, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 169, 176, 186,
190
pola 4, 26, 49, 57, 103, 119, 138, 159, 164, 166, 190
primer 126, 127, 128, 190
produk 64, 134, 156, 190
produktif 2, 143, 148, 190
R
ranah 3, 23, 33, 143, 191
rangka 1, 5, 18, 50, 67, 69, 71, 85, 87, 91, 93, 97, 101, 153, 191
rasional 104, 119, 143, 148, 152, 165, 175, 191
redaksi 15, 27, 191
refleksi 45, 63, 139, 191
rekor 6, 191
relegius 90, 191
relevansi 64, 68, 72, 191
responsif 159, 162, 163, 191
ritmik 13, 40, 91, 191
rohani 15, 16, 17, 19, 112, 129, 191
S
schooling 5, 191
senam 13, 40, 171, 191
seutuhnya 5, 18, 20, 39, 69, 191
simbolik 60, 93, 191
sistematis 4, 18, 20, 83, 153, 154, 191
spesifiknya 131, 191
spirit 86, 87, 191
spiritual 2, 19, 20, 22, 47, 133, 191
sport 42, 65, 66, 67, 68, 191
stabilitas 3, 186, 191
stakeholders 85, 191
strategi 4, 31, 60, 63, 67, 170, 171, 172, 173, 191
strategis 5, 40, 83, 191
struktur 63, 86, 87, 191
studi v, 130, 161, 181 191
supremasi 191
T
taktik iii, 9, 50, 191
V
value 105, 106, 107, 109, 110, 111, 115, 132, 138, 192
variasi 54, 70, 71, 92, 118, 119, 192
verifikasi 91, 192
visual 30, 92, 123, 133, 192
vocational 89, 192
W
wahana 1, 5, 98, 192
watak 1, 6, 18, 77, 97, 99, 101, 145, 147, 192