Anda di halaman 1dari 2

Keren!

Dari Jualan Cilok, Pria Ini Bisa Punya Avanza hingga Motor Ninja

Foto: Akfa Nasrulhak

Rasa haru dan bangga terpancar dari wajah Wanto Priyatno (31) saat menceritakan awal mula
berjuang mencari nafkah hingga kondisi ekonomi saat ini yang berubah drastis. Tak disangka, dari
berjualan cilok di Desa Wisata Lembah Asri Serang (D'Las), Kecamatan Karangreja, Kabupaten
Purbalingga, hidupnya kini serba berkecukupan bahkan mampu membeli mobil Toyota Avanza
hingga motor sport Kawasaki Ninja.

"Iya. Itu mutlak dari jualan. Jadi, memang sebelum saya jualan, nggak punya apa-apa, Dulu punya
motor, ya memang punya motor, cuma motor, lah Ibaratnya boro-boro pantes buat jalan-jalan. Tapi,
begitu berjualan di D'Las, alhamdulillah. Motornya ada. Ya (bisa beli) mobil walaupun jelek-jelek
gitu," ungkap Wanto kepada detikcom belum lama ini.

Pada mulanya, Wanto sempat merantau untuk mencari peruntungan di Bangka Belitung. Berjalan
selama 3 tahun, ia memutuskan untuk pulang kampung ke desanya dan belajar bertani mengikuti
jejak orang tuanya. Namun, mungkin karena bertani bukan bidang keahliannya, ia gagal dan
kehabisan modal.

"Jadi awal-awal dulu ikut proyek di Bangka Belitung selama kurang lebih tiga tahun. Terus pulang,
menikah, habis nikah, latihan bertani. Tapi malah modalnya habis, nggak dapat apa-apa," ujar
Wanto.

Wanto pun mencoba peruntungan lain dengan berjualan cilok. Dengan modal terbatas, ia
memanfaat potongan-potongan kayu bekas event Festival Gunung Slamet tahun 2016 silam untuk
dijadikan gerobak dagangan.

"Memang waktu itu saya belum punya modal buat bikin gerobak, pas di sini ada acara, selesai acara
Festival Gunung Slamet, saya dapat potongan-potongan kayu itu dibikin gerobak buat jualan, kurang
lebih tahun 2016," ucap ayah 2 orang anak tersebut.
Bermodal gerobak tersebut, Wanto pun sempat berjualan keliling menjajakan dagangan ciloknya.
Rata-rata pendapatan kotor yang dihasilkan dari jualan keliling sebesar Rp 250-Rp 300 ribu, namun
sempat tidak dapat penglaris sama sekali.

Wanto pun kemudian mulai masuk menjajakan dagangannya di Desa Wisata Serang. Ia hanya
dikenakan biaya Rp 150 ribu untuk 1 stand, yang ia sebut bukan biaya sewa karena terbilang sangat
murah.

Begitu ia berjualan di Desa Wisata Serang, perekonomiannya pun perlahan mulai terangkat. Dalam
sehari, pendapatan kotornya bisa mencapai Rp 600 ribu pernah hingga Rp 2 juta saat musim
Lebaran.

"Ya kalau hari-hari biasa, saya malah dapat sampai Rp 500 ribu, Rp 600 ribu. Iya, itu belum dipotong
modal apa dan sebagainya," ujar Wanto.

"Kalau Lebaran, kalau H+1 sampai H+7 ya di angka Rp 2 jutaan sehari, itu dulu waktu dulu kan hanya
(jualan) cilok aja kan, belum banyak kayak sekarang ada pentol kuah, terus ada kentang goreng, dulu
kan belum ada," tambahnya.

Sejak berjualan di D'Las, Wanto juga mengembangkan aneka jajanan lain selain cilok. Menu jualan
yang ia tambah adalah kentang goreng, terus jamur krispi hingga pentol kuah. Dalam
mengembangkan usaha tersebut, Wanto juga memanfaat pinjaman modal dari BRI. Pinjaman
tersebut ia gunakan untuk membeli perlengkapan hingga membuka cabang di tempat lain.

"Nah itu awal mula ngambil di BRI itu memang buat usaha. Buat beli perlengkapan sama bangun
stand lagi tapi di luar, bukan di sini. Jadi ada satu stand lagi di Serayu. Awal mula kredit Rp 15 juta,
KUR. Terakhir (pinjam) Rp 50 juta," jelasnya.

Dengan mata yang berkaca-kaca, Wanto pun menyampaikan banyak terima kasih kepada Kepala
Desa Serang, Sugito yang merupakan tokoh perintis Desa Wisata Serang. Desa Wisata tersebut
membuat Wanto dan warga sekitar bisa meningkatkan perekonomian dengan menjadi salah satu
pelaku UMKM yang menjajakan jajanan bagi para wisatawan.

"Dengan adanya D'Las, yang pasti, kalau saya pribadi, ya, saya ucapkan terima kasih banyak buat
adanya D'Las. Intinya, dengan adanya D'Las kita perekonomiannya juga jadi terangkat. Terus juga
kepada Pak Sugito, juga kita banyak-banyak terima kasih, karena berkat beliau, kita bisa jualan di
situ, jadi perekonomian kita juga terangkat, seperti itu. Jadi mudah-mudahan D'Las tetap maju, dan
lebih rame lagi ke depan," pungkasnya.

Anda mungkin juga menyukai