Anda di halaman 1dari 6

Mikroba di alam secara umum berperanan sebagai produsen, konsumen, maupun redusen.

Jasad produsen menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan energi sinar
matahari. Mikroba yang berperanan sebagai produsen adalah algae dan bakteri fotosintetik.
Jasad konsumen menggunakan bahan organik yang dihasilkan oleh produsen. Contoh
mikroba konsumen adalah protozoa. Jasad redusen menguraikan bahan organik dan sisa-sisa
jasad hidup yang mati menjadi unsur-unsur kimia (mineralisasi bahan organik), sehingga di
alam terjadi siklus unsur-unsur kimia. Contoh mikroba redusen adalah bakteri dan jamur
(fungi) (Sumarsih, 2003).

Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari Nitrogen (N2) 23%,
Oksigen (O2) 21% dan gas lainnya 1%. Selain gas juga terdapat debu, kapang, bakteri,
khamir virus dan lain-lain. Walaupum udara bukan medium yang baik untuk mikroba tetapi
mikroba selalu terdapat di udara. Adanya mikroba disebabkan karena pengotoran udara oleh
manusia, hewan, zat-zat organik dan debu. Jenis-jenis mikroba yang terdapat di udara
terutama jenis Bacillus subtilis dapat membentuk spora yang tahan dalam keadaan kering
(Pelczar, 1988).

Jumlah mikroba yang terdapat di udara tergantung pada aktivitas lingkungan misalnya udara
di atas padang pasir atau gunung kering, dimana aktivitas kehidupan relatif sedikit maka
jumlah mikroba juga sedikit. Contoh lain udara di sekitar rumah, pemotongan hewan,
kandang hewan ternak, tempat pembuangan sampah maka jumlah mikroba relatif banyak
(Pelczar, 1988).

Banyak penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen yang ditularkan melalui udara,
misalnya bakteri penyebab tubercolosis (TBC) dan virus flu yang dapat ditularkan melalui
udara pernapasan. Beberapa cara yang digunkan untuk membersihkan udara yaitu (Volk dan
Wheeler, 1984) :

1. Menyiram tanah dengan air sehingga mengurangi debu yang berterbangan.

2. Menyemprot udara dengan desinfektan sehingga udara berkurang mikrobanya

3. Dengan radiasi sinar ultraviolet.


Udara tidak mempunyai flora alami, karena organisme tidak dapat hidup dan tumbuh
terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme yang
terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada partikel debu. Setiap
kegiatan manusia agaknya akan menimbulkan bakteri di udara. Jadi, walaupun udara tidak
mendukung kehidupan mikroorganisme, kehadirannya hampir selalu dapat ditunjukkan
dalam cuplikan udara (Volk dan Wheeler, 1984).

Mikroorganisme disemburkan ke udara dari saluran pernapasan sehingga organisme-


organisme tersebut mendapat perhatian utama sebagai jasad penyebab penyakit melalui
udara. Beberapa diantara infeksi bakteri biasa yang disebarkan oleh udara adalah infeksi
streptococus tonsil dan tenggorokan, difteria, batuk rejam dan meningitis epidermik.
Tuberculosis mempunyai arti penting dari segi transpor udara, karena mikroorganisme dapat
hidup lama di luar tubuh. Organisme initahan terhadap kekeringan dan mungkin tetap
bertahan berbulan-bulan dalam ludah kering dan pertikel debu (Volk dan Wheeler, 1984).

Flora mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu medium
tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan partikulat, debu, dan
tetesan cairan yang kesemuanya ini mungkin dimuati mikroba. Jumlah dan tipe
mikroorganisme yang mencemari udara ditentukan oleh sumber pencemaran di dalam
lingkungan, misalnya dari saluran pernapasan manusia disemprotkan melalui batuk dan
bersin, dan partikel-partikel debu dari permukaan bumi diedarkan oleh aliran udara (Pelczar,
2006).

Mikroorganisme asal udara dapat terbawa partikel debu, dalam tetes-tetes cairan berukuran
besar dan tersuspensikan hanya sebentar, dan dalam inti tetesan yang terbentuk bila titik-titik
cairan berukuran kecil menguap. Organisme yang memasuki udara dapat terangkut sejauh
beberapa meter atau beberapa kilometer. Sebagian segera mati dalam beberapa detik,
sedangkan yang lain dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau
lebih lama lagi. Nasib akhir mikroorganisme asal udara diatur oleh seperangkat rumit
keadaan di sekelilingnya, termasuk keadaan atmosfer, kelembapan, cahaya matahari dan
suhu, ukuran partikel yang membawa mikroorganisme, ciri-ciri mikroorganismenya, terutama
kerentanannya terhadap keadaan fisik di atmosfer (Pelczar, 2006).

Keselamatan tiap-tiap makhluk hidup sangat tergantung pada keadaan di sekitarnya, terutama
mikroorganisme. Mikroorganisme tidak dapat menguasai faktor-faktor luar sepenuhnya,
sehingga hidupnya sama sekali tergantung kepada keadaan sekelilingnya (Dwidjoseputro,
1987).

Faktor-faktor yang menguasai kehidupan bakteri antara lain sebagai berikut :

þ Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan mikroba. Beberapa mikroba
dapat tumbuh pada kisaran suhu yang luas. Berkait dengan pertumbuhan dikenal suhu
minimum, maksimum, dan optimum. Suhu minimum adalah suhu yang paling rendah dimana
kegiatan masih berlangsung. Suhu optimum adalah suhu yang paling baik untuk kehidupan
jasad. Sedangkan suhu maksimum adalah suhu tertinggi yang masih dapat menumbuhkan
mikroba tetapi pada tingkat kegiatan fisiologi yang paling rendah (Hidayat, 2006).

þ Bahan Bentuk Gas

Jenis dan konsentrasi gas dalam lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan


mikroorganisme, selain dari jenis-jenis gas yang telah dibicarakan pada bab terlebih dahulu,
seperti oksigen dan karbondioksida yang sangat penting untuk kehidupan bakteri. Nitrogen
dan amonia adalah esensial untuk siklus nitrogen, dan H2S mengambil peranan utama dalam
siklus sulfur. Tetapi selain gas yang diperlukan untuk pertumbuhan, ada pula gas-gas toksik
yang digunakan sebagai bahan untuk mematikan mikroba, seperti formalin dan etilenoksida
yang sering dipakai untuk bahan disinfeksi (Irianto, 2006).

þ Tekanan Osmosis

Terjadinya plasmolisis dan plasmoptisis disebabkan karena sel berada dalam lingkungan
dengan tekanan osmosis lebih tinggi atau lebih rendah dari isi sel. Karena itu, untuk
mempertahankan kehidupan sel harus diciptakan tekanan osmosis yang seimbang antara
lingkungan dan isi sel (Irianto, 2006).

þ Kelembaban dan Pengeringan


Tiap jenis mikroba mempunyai kelembaban optimum tertentu. Pada umumnya khamir dan
bakteri membutuhkan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan jamur. Tidak semua air
dalam medium dapat digunakan mikroba. Air yang dapat digunakan disebut air bebas.
Banyak mikroba yang tahan hidup dalam keadaan kering untuk waktu yang lama. Misalnya
mikroba yang membentuk spora, spora, dan bentuk-bentuk kista. Pada proses pengeringan air
akan menguap sehingga kegiatan metabolisme terhenti (Hidayat, 2006).

Analisis

Pada praktikum ini hasil percobaan menunjukan bahwa ruang Laboratorium KHP dan dapur
terkontaminasi mikroorganisme jenis bakteri dan kapang atau khamir. Tumbuhnya bakteri
pada NA dan kapang pada PDA menunjukkan bahwa medium agar (NA dan PDA)
terkontaminasi dengan udara sekitarnya. Dan ini membuktikan bahwa mikroorganisme ada
yang hidup di udara. Hal ini berarti bahwa udara di dalam ruangan dapat merupakan sumber
kontaminasi mikroba yang dalam hasil percobaan ditunjukan bahwa pertumbuhanya dari
setiap cawan sangatlah bervariatif. Pengujian menggunakan media NA steril dan PDA steril.
NA (Nutrient Agar) merupakan media pertumbuhan mikroorganisme jenis bakteri. Koloni
yang tumbuh pada media ini adalah bakteri karena NA terbuat dari protein yang merupakan
makan bagi bakteri. Sedangkan PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media tumbuhnya
kapang atau khamir.

Pengujian mikroorganisme dalam udara dilakukan di ruangan yang telah ditentukan. Tempat
yang dipilih untuk menguji sanitasi udara tersebut antara lain laboratorium pendidikan,
koridor lantai 2, tangga, perpustakaan, dan yang terakhir adalah laboratorium uji. Pengujian
dilakukan dengan cara meletakkan media agar NA dan PDA yang telah membeku dalam
cawan petri pada tempat-tempat yang telah disebutkan sebelumnya. Cawan petri tersebut
diletakkan dalam keadaan terbuka selama 30 menit, tujuannya adalah agar mikroorganisme di
udara dapat menempel dan menjadikan media agar tersebut menjadi tempat tumbuhnya,
sehingga jumlah mikroorganisme baik bakteri, kapang, dan khamir dapat diketahui.
Selanjutnya dilakukan inkubasi untuk menumbuhkan mikroorganisme sesuai dengan kondisi
yang cocok, yaitu pada suhu 30oC .

Khamir atau kapang sangat suka pati atau gula sebagai nutrisinya itulah sebabnya PDA
terbuat dari karbohidrat kentang. Ini menjukkan dalam ruangan pengolahan dapat
terkontaminasi oleh mikroogranisme kontaminan yang tidak diinginkan.embuatan media agar
NA dan PDA harus benar- benar steril agar tidak ada mikroba lain yang terisolasi dan hanya
mikroba kontaminan yang akan tumbuh di dalamnya. Sebelum dilakukaan kontak dengan
udara ruang pengolahan, media harus diinkubasi. Proses ini dilakukan di incubator pada suhu
30°C tujuannnya untuk menumbuhkan miselia setelah eksplan atau spora ditanam di dalam
media NA dan PDA.Secara alami udara tidak mengandung mikroorganisme secara alami ,
tetapi kontaminasi dari lingkungan sekitarnya mengakibatkan udara mengandung berbagai

Densitas mikroorganisme udara menyatakan jumlah mikroba yang jatuh pada permukaan
agar per cm2 selama satu jam. Satuan densitas dinyatakan dalam g/cm2.Perhitungan densitas
sangat dipengaruhi oleh luas cawan dan lamanya kontak cawan dengan udara tempat uji
dilakukan. Luas cawan petri yang berbentuk lingkaran dapat dihitung dengan mengukur
diameter tiap cawan yang digunakan.Mikroorganisme misalnya dari debu, air, proses aerasi,
dari penderita saluran infeksi dan lain - lain. Mikroorganisme yang terdapat diudara biasanya
melekat pada bahan padat mikro misalnya debu atau terdapat didalam droplet / tetesan air.
Jika didalam suatu ruangan banyak terdapat debu dan cair, maka mikroba yang ditemukan
didalamnya juga bermacam - macam .

Jumlah kontaminan dalam ruang pengolahan dipengaruhi oleh sanitasi ruangan. Jika
ruang pengolahan tidak saniter maka kontaminan dalam udara sangat banyak dan akan
berpengaruh besar terhadap pengolahan pangan terutama pengolahan secara fermentasi.
Ruang pengolahan yang baik adalah yang jumlah kontaminannya sedikit sehingga tidak
mempengaruhi pada proses pengolahan.

Tingkat pencemaran udara di dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti laju ventilasi, padat orang dan sifat serta saraf kegiatan orang-orang yang menempati
ruangan tersebut. Mikroorganisme terhembuskan dalam bentuk percikan dari hidung dan
mulut selama bersin, batuk dan bahkan bercakap-cakap titik-titik air terhembuskan dari
saluran pernapasan mempunyai ukuran yang beragam dari mikrometer sampai milimeter.
Titik-titik air yang ukurannya jatuh dalam kisaran mikrometer yang rendah akan tinggal
dalam udara sampai beberapa lama, tetapi yang berukuran besar segera jatuh ke lantai atau
permukaan benda lain. Debu dari permukaan ini sebentar-sebentar akan berada dalam udara
selama berlangsungnya kegiatan dalam ruangan tersebut (Pelczar, 1994).

Terdapat berbagai prediksi jenis mikroorganisme yang memungkinkan menyebar diudara dan
dapat mengkontaminasi bahan pangan, dari mulai yang bersifat pendegradasi hingga patogen.
Bakteri yang memungkinkan menjadi agen kontaminan antara lain Pseudomonas,
Xanthomonas, Gluconobacter, Halobacterium, Halococcus, Alcaligenes, Acetobacter, dan
Brucella. Kapang yang kemungkinan menjadi kontaminan adalah jenis Aspergillus Sp.

Beberapa cara yang digunakan untuk membersihkan udara yaitu:

Menyiram tanah dengan air sehingga mengurangi debu yang berterbangan.

Menyemprot udara dengan desinfektan sehingga udara berkurang mikrobanya

Dengan menggunakan radiasi sinar ultraviolet.

Saat menyimpan cawan petri dalam kulkas, cawan harus diletakkan terbalik. Hal ini
mencegah pengembunan pada tutup yang mungkin akan jatuh ke bawah dan mengganggu
pertumbuhan permukaannya.

https://id.wikihow.com/Menumbuhkan-Bakteri-Dalam-Cawan-Petri

Pada pemindahan bakteri dicawan petri setelah agar baru, maka cawan petri tersebut harus
dibalik, hal ini berfungsi untuk menghindari adanya tetesan air yang mungkin melekat pada
dinding tutup cawan petri (Lay,1994).

Anda mungkin juga menyukai