Integration of Independent Learning and Physics Innovation in STEAMbased Renewable Energy Education To Im
Integration of Independent Learning and Physics Innovation in STEAMbased Renewable Energy Education To Im
Sri Dwi Indahwati1* , Fida Rachmadiarti1 , Eko Hariyono1 , Binar Kurnia Prahani1 , Firmanul
Catur Wibowo2 , Muhammad Abd Hadi Bunyamin3 , dan Muhammad Satriawan1
1
Universitas Negeri Surabaya, Program Pascasarjana Pendidikan Sains, Jl. Sel Ketintang. No. Kel, Ketintang,
Kec. Gayungan, Surabaya, Jawa Timur 60231, Indonesia
2
Universitas Negeri Jakarta, Program Pendidikan Fisika, Rawamangun, Kota Jakarta Timur, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 13220, Indonesia
3 Universiti Teknologi Malaysia, Sekolah Pendidikan, 81310 UTM Skudai, Johor, Malaysia
1. Perkenalan
Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan konsep “Merdeka Belajar” dan inovasi fisika [1-5]
dalam pendidikan energi terbarukan berbasis STEAM [6] untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa guna mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG)
2030 di Era Masyarakat 5.0 [7, 8]. Tantangan utamanya adalah menggabungkan fleksibilitas
“Kemerdekaan Belajar” dengan fisika inovatif sehingga siswa tidak hanya memahami fisika di
balik energi terbarukan tetapi juga dapat menerapkan pemikiran kritis pada energi terbarukan.
© Para Penulis, diterbitkan oleh EDP Sciences. Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan berdasarkan ketentuan Creative
Commons Attribution License 4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/).
Machine Translated by Google
memecahkan masalah energi global [9-12]. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para
pendidik dan pemangku kepentingan dalam mengatasi tantangan pendidikan di era yang selalu berubah ini.
Beberapa penelitian terkait pengintegrasian konsep “Merdeka Belajar” dan inovasi fisika dalam
pendidikan energi terbarukan berbasis STEAM serta dampaknya terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa serta pencapaian SDG 2030 di Era Society 5.0 telah dilakukan [13- 16]. Febriansari [17] telah
mengembangkan kerangka kerja yang menggabungkan model pembelajaran STEAM dan design
thought yang dapat diterapkan pada pembelajaran materi energi terbarukan. Sementara itu, Sulisworo
(2014) mengkaji pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan berbasis STEM
sebagai alternatif penyesuaian kompetensi siswa dengan dunia kerja dan masyarakat, dengan
menekankan pentingnya kemampuan berpikir kritis. Arifuddin [18] telah mengintegrasikan STEM dalam
pembelajaran untuk mendorong siswa berpikir kritis, komprehensif, dan inovatif dalam mencari solusi
permasalahan, dengan menggunakan Robot Pendidikan sebagai alat pembelajaran yang efektif. Selain
itu, Rahayu [16] mengembangkan LKS E-Student yang terintegrasi dengan STEAM pada materi asam
basa dalam bentuk flip digital, yang dapat meningkatkan interaktivitas dalam pembelajaran. Kajian-
kajian tersebut memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana integrasi konsep
“Merdeka Belajar” dan inovasi fisika dapat diterapkan dalam konteks pendidikan energi terbarukan
berbasis STEAM dan dampaknya terhadap kemampuan berpikir kritis siswa serta pencapaian SDG
2030 pada tahun 2030. Era Masyarakat 5.0 [19]. Penelitian ini fokus pada pengintegrasian Pembelajaran
Mandiri dan Inovasi Fisika pada Pendidikan Energi Terbarukan berbasis STEAM untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis di Era Society 5.0 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2030.
Untuk mengembangkan pendekatan inovatif dalam mengintegrasikan STEAM dalam pembelajaran
energi terbarukan, siswa dapat bekerja dalam tim untuk merancang, mengembangkan dan menerapkan
solusi energi terbarukan.
Peneliti menganggap Project-Based Learning (PjBL) dengan desain pembelajaran yang fokus pada
proyek nyata yang relevan dengan energi terbarukan [20-24].
Hal ini akan mendorong keterlibatan aktif, eksplorasi mandiri, dan pemecahan masalah terkait
pengembangan konsep atau teori baru yang belum ada sebelumnya. Misalnya, jika penelitian Anda
tentang energi terbarukan menghasilkan konsep atau teori baru yang belum pernah dibahas, maka hal
tersebut bisa dianggap baru dalam penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan
atau studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku, jurnal atau karya ilmiah yang
berkaitan dengan objek penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang, menerapkan, dan mengevaluasi model pendidikan inovatif
yang membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dalam menghadapi tantangan
energi terbarukan di era Society 5.0 dan berkontribusi terhadap pencapaian SDG 2030. Artikel ini
menyoroti pentingnya mengintegrasikan pembelajaran mandiri, inovasi fisika, dan pendekatan STEAM
terhadap pendidikan energi terbarukan. Melalui pendekatan ini, mahasiswa dapat lebih memahami
tantangan dan peluang energi terbarukan serta mampu menciptakan solusi kreatif untuk masa depan
yang berkelanjutan [25, 26]. Dengan demikian, artikel ini memberikan wawasan bagaimana
pengintegrasian ketiga elemen tersebut dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
memahami dan mengatasi permasalahan energi terbarukan serta berkontribusi dalam mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan di era Society 5.0, khususnya terkait energi terbarukan dan SDG 2030.
2 Metode
2
Machine Translated by Google
Penelitian ini mengkaji tentang integrasi pembelajaran mandiri dan inovasi fisika dalam pendidikan energi
terbarukan menggunakan pendekatan STEAM untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis di era Society
5.0 untuk Sustainable Development Goals (SDG) 2030 [27]. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif
dengan menggunakan metode studi kepustakaan dengan pendekatan konsep pendidikan seni. Dalam penelitian
kualitatif fokus utamanya adalah pada pemahaman mendalam terhadap fenomena atau topik yang diteliti
melalui interpretasi data dan makna yang terkandung di dalamnya [28-30]. Pendekatan konsep pada pendidikan
seni menambah dimensi kreativitas dan penerapan pendekatan seni dalam belajar mengajar. Sumber data
dalam penelitian ini meliputi berbagai jurnal, artikel, buku, dan referensi lain yang relevan dengan topik
penelitian, khususnya terkait pendidikan energi terbarukan, pembelajaran mandiri, inovasi fisika, dan pendekatan
STEAM.
Tinjauan literatur ini bertujuan untuk menyajikan ringkasan komprehensif dari penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan topik tertentu [31, 32]. Tujuannya adalah untuk menginformasikan apa yang telah diketahui
mengenai topik tersebut dan mengidentifikasi pengetahuan apa yang masih kurang. Tinjauan pustaka juga
dapat memberikan landasan rasional terhadap penelitian yang telah dilakukan dan menginspirasi ide penelitian
selanjutnya (33). Dalam penelitian ini, kami akan menggunakan tinjauan pustaka sebagai pendekatan utama
untuk memahami topik ini lebih dalam.
Studi literatur melibatkan pengumpulan data dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, dokumen, internet,
dan perpustakaan. Metode tersebut meliputi pengumpulan bahan pustaka, membaca, mencatat informasi yang
relevan, dan mengelola bahan tersebut untuk tujuan penulisan [34]. Metode ini memungkinkan peneliti
mengakses berbagai sumber untuk mendukung pemahaman dan analisis topik penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yang memungkinkan peneliti
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena yang ada secara detail. Data diperoleh dari berbagai sumber
untuk menjamin keragaman dan keakuratan informasi yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah studi literatur atau studi kepustakaan, dengan Google Scholar sebagai platform pencarian
utama untuk menemukan sumber ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk memahami integrasi Pembelajaran
Mandiri dan Inovasi Fisika dalam Pendidikan Energi Terbarukan berbasis STEAM dan meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dalam menghadapi tantangan energi terbarukan di era Society 5.0 guna
mencapai SDG 2030.
3. Hasil
Berdasarkan hasil pencarian awal di Google Scholar dengan kata kunci yaitu “Integrasi, Pembelajaran Mandiri,
Inovasi Fisika, Pendidikan Energi Terbarukan, STEAM, Keterampilan Berpikir Kritis, Era Society 5.0, SDG
2030,” peneliti menemukan 784 judul artikel yang relevan. Namun, tidak semua artikel tersebut memiliki tema
yang sesuai dengan tujuan penelitian, dan beberapa artikel terdapat duplikat. Kemudian peneliti melakukan
pencarian lanjutan pada Google Scholar dengan membatasi pencarian hanya pada judul (in title) dengan
menggunakan kata kunci yang sama. Hasilnya, ditemukan 563 artikel yang memenuhi tujuan penelitian.
Sedangkan 221 artikel yang tidak sesuai tujuan penelitian dan duplikat dikeluarkan dari penelitian.
Dari 563 artikel yang ditemukan, peneliti menyaringnya untuk memastikan apakah artikel tersebut memiliki
naskah yang lengkap. 530 artikel dikecualikan karena tidak tersedia dalam teks lengkap atau versi berbayar.
Terakhir, 33 artikel sisanya tersedia dalam teks lengkap
3
Machine Translated by Google
versi. Selanjutnya dari 33 artikel dilakukan screening kembali berdasarkan kriteria penelitian, dan
26 artikel dikeluarkan karena tidak memenuhi kriteria.
Akhirnya peneliti menemukan tujuh jurnal dengan tema/isi penelitian yang serupa.
Artikel penelitian yang paling sesuai dengan tujuan penelitian dipilih dari tujuh jurnal berdasarkan kriteria yang
paling sesuai. Hal ini terlihat pada flowchart penelitian pada Gambar 1.
Hasil penelitian ini akan memberikan wawasan berharga mengenai manfaat dan potensi
mengintegrasikan pembelajaran mandiri, inovasi fisika, dan pendekatan STEAM dalam pendidikan
energi terbarukan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan rekomendasi
praktis untuk pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran yang lebih efektif dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di era Society 5.0 guna mencapai Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDG) tahun 2030 terkait menuju energi terbarukan. Dengan
pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana mengintegrasikan pendekatan-pendekatan
ini dapat mendukung pembangunan berkelanjutan, para pendidik dan pengambil kebijakan dapat
berperan aktif dalam menciptakan generasi berdaya saing tinggi dan inovatif dalam menghadapi
tantangan energi terbarukan di masa depan [35]. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan
kontribusi terhadap pemahaman global mengenai pentingnya pendidikan energi terbarukan dalam
mencapai SDG 2030 dan menciptakan dunia berkelanjutan untuk generasi mendatang.
4
Machine Translated by Google
3 Yose Indarta, Era society 5.0 menuntut masyarakat untuk mampu menyelesaikan
Nizwardi Jalinus, berbagai permasalahan atau dinamika sosial dengan memanfaatkan
Waskito, dkk., teknologi seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI),
(2022) robot teknologi, bahkan big data.
[38]
4 Andrea Lesková, Penting untuk membimbing anak sejak usia dini untuk
Zuzana Uliÿná, membangun nilai, berpikir kritis, tetapi juga memiliki harga diri
Hedviga Tkáÿová, dan empati. Karena fondasi pendidikan anak terletak pada
Klodiana Leka, keluarga, maka pendidikan keluargalah yang mampu (tidak)
Daniel Alvarez mempersiapkan anak memasuki dunia media digital dan
Mateo (2023) berfungsi secara optimal di dalamnya.
[39]
5 Agus Sugiarto, Peran guru dalam penerapan pembelajaran STEM sangatlah
Rahmat Mulyono penting. Guru yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman
(2022) optimal dalam mempersiapkan pembelajaran STEM akan
memberikan pengalaman belajar yang optimal bagi siswa.
[40]
Namun, banyak guru menghadapi tantangan dalam menerapkan
pembelajaran STEM. Oleh karena itu, dukungan pemangku
kepentingan pendidikan sangat diperlukan untuk mengembangkan
pembelajaran STEM dan mempersiapkan generasi muda
menghadapi tantangan di era Society 5.0.
6 Lia Amelia Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menciptakan
Megawati, Budi generasi muda sebagai Agent of Change dan Agent of Producers
Arief (2021) yang mampu menciptakan perubahan nyata. Pendidikan yang
berkualitas diperlukan untuk mendukung masyarakat Indonesia
[41]
yang produktif, berdaya saing, dan mampu bersaing di tingkat
internasional pada abad ke-21. Generasi muda sebagai agen
inovasi harus mampu memberikan kontribusi penting dalam
penerapan konsep pembangunan berkelanjutan atau SDGs.
5
Machine Translated by Google
4. Diskusi
Penelitian ini menyoroti potensi penting dari mengintegrasikan pembelajaran mandiri, Inovasi
Fisika, dan Pendekatan STEAM dalam pendidikan energi terbarukan. Implikasi penelitian ini dapat
dijadikan landasan untuk mengembangkan kurikulum dan metode pembelajaran yang lebih efektif
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di era Society 5.0 guna mencapai Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDG) tahun 2030 terkait energi terbarukan [ 36, 38, 41]. Selain itu,
penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman global akan pentingnya
pendidikan energi terbarukan dalam mencapai SDG 2030 dan menciptakan dunia berkelanjutan
untuk generasi mendatang. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi
para pendidik dan praktisi pendidikan dalam merancang strategi pengajaran yang lebih inovatif
dan relevan dengan tantangan energi terbarukan di masa depan. Dengan memahami pentingnya
mengintegrasikan pembelajaran mandiri, Inovasi Fisika, dan Pendekatan STEAM, pendidik dapat
mengadopsi metode pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan untuk mendorong
keterlibatan aktif siswa [35, 37]. Hasil penelitian ini juga dapat berdampak pada pengembangan
sumber daya manusia yang lebih kompeten dan kompetitif di bidang energi terbarukan. Siswa
yang terlibat dalam pembelajaran berbasis integrasi pembelajaran mandiri, Inovasi Fisika, dan
Pendekatan STEAM akan memiliki kemampuan berpikir kritis yang kuat, kemampuan berinovasi,
dan pemahaman yang mendalam tentang energi terbarukan. Hal ini akan mempersiapkan mereka
untuk berkontribusi dalam memajukan teknologi energi terbarukan, menghadapi perubahan iklim,
dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan SDG 2030 [41]. Namun penelitian ini juga
memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan utamanya adalah menggunakan metode studi
literatur sebagai satu-satunya sumber data. Meskipun studi literatur memberikan wawasan
berharga mengenai integrasi Pembelajaran Merdeka, Inovasi Fisika, dan Pendekatan STEAM
dalam pendidikan energi terbarukan, data yang diperoleh dari literatur mungkin terbatas dan tidak
mencakup pengalaman dan pandangan dari lapangan.
[42]. Oleh karena itu, untuk menghasilkan temuan yang lebih komprehensif dan representatif,
penelitian selanjutnya dapat melibatkan metode penelitian lain, seperti penelitian lapangan atau
wawancara dengan pakar dan praktisi pendidikan energi terbarukan.
6
Machine Translated by Google
5. Kesimpulan
Referensi
7
Machine Translated by Google
8
Machine Translated by Google