MAKALAH YENNI PUSPITASARI
MAKALAH YENNI PUSPITASARI
DISUSUN OLEH:
“ YENI PUSPITASARI”
“856812623”
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT BENGKULU
2023/2024
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kurikulum merupakan elemen vital dalam sistem pendidikan yang menentukan arah,
tujuan, dan proses pembelajaran. Seiring perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat
yang dinamis, kurikulum perlu disesuaikan agar tetap relevan dan berkontribusi dalam
mempersiapkan generasi penerus bangsa. Salah satu upaya pemerintah dalam menjawab
tantangan tersebut adalah dengan menerapkan Kurikulum Merdeka (KM) yang
dicanangkan pada tahun 2020. Kurikulum Merdeka (KM) merupakan kebijakan baru
dalam sistem pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk memberikan fleksibilitas dan
kebebasan bagi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Konsep ini didasarkan
pada pemikiran bahwa setiap siswa memiliki minat, bakat, dan gaya belajar yang unik,
sehingga diperlukan pendekatan yang lebih terpusat pada siswa (student-centered)
(Kemendikbud, 2020).
Dengan latar belakang tersebut, makalah ini akan menganalisis secara kritis konsep
dasar Kurikulum Merdeka (KM) dengan merujuk pada sumber-sumber terkini dan
relevan. Analisis ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif
tentang kurikulum baru ini, serta menjadi bahan pertimbangan bagi para pemangku
kepentingan dalam mengambil langkah-langkah penyempurnaan dan perbaikan ke
depannya. Selain itu, Kurikulum Merdeka juga menekankan pada pentingnya
mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam pembelajaran. Dengan
demikian, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan akademik, tetapi juga memiliki
pemahaman dan apresiasi yang mendalam terhadap kekayaan budaya Indonesia (Suyitno,
2020). Hal ini diharapkan dapat memperkuat identitas dan karakter bangsa di tengah arus
globalisasi.
Selain itu, keterlibatan aktif orangtua dan masyarakat juga memegang peranan
penting dalam mendukung keberhasilan Kurikulum Merdeka. Kerjasama yang erat antara
sekolah, orangtua, dan masyarakat dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
dan mengoptimalkan potensi siswa (Hendriana & Jacobus, 2021). Dengan demikian,
implementasi kurikulum ini bukan hanya tanggung jawab sekolah semata, melainkan
menjadi upaya bersama seluruh pemangku kepentingan. Dalam upaya mewujudkan
tujuan Kurikulum Merdeka, pemerintah juga perlu memperhatikan aspek ketersediaan
dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. Fasilitas pembelajaran yang memadai,
seperti ruang kelas yang nyaman, laboratorium yang lengkap, serta akses internet dan
teknologi yang memadai, sangat diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar
yang efektif (Sudiardja & Surachman, 2022).
2. Rumusan masalah
a. Apa konsep dasar dan prinsip-prinsip utama yang mendasari Kurikulum Merdeka
(KM)?
b. Bagaimana perbandingan antara Kurikulum Merdeka dengan kurikulum
sebelumnya dalam hal pendekatan, struktur, dan proses pembelajaran?
c. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari implementasi Kurikulum Merdeka jika
ditinjau dari berbagai aspek, seperti akademik, sosial, budaya, dan teknologi?
3. Tujuan penulisan
a. Menganalisis dan memahami konsep dasar serta prinsip-prinsip utama yang
mendasari Kurikulum Merdeka (KM).
b. Mengkaji dan membandingkan Kurikulum Merdeka dengan kurikulum
sebelumnya dalam hal pendekatan, struktur, dan proses pembelajaran.
c. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari implementasi Kurikulum
Merdeka ditinjau dari berbagai aspek, seperti akademik, sosial, budaya, dan
teknologi.
4. Manfaat penulisan
- Manfaat Teoritis:
1. Memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya
dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
2. Memperkaya wawasan dan pemahaman tentang konsep dasar Kurikulum Merdeka
sebagai kurikulum terbaru di Indonesia.
3. Menjadi bahan referensi dan acuan untuk penelitian lebih lanjut terkait
implementasi Kurikulum Merdeka.
- Manfaat Praktis:
1. Bagi Pemerintah/Pembuat Kebijakan:
4. Bagi Siswa:
Dari segi struktur, Kurikulum Merdeka tidak lagi membagi mata pelajaran secara
terpisah, melainkan menggunakan pendekatan interdisipliner dan tematik. Muatan pembelajaran
juga lebih ditekankan pada capaian pembelajaran (learning outcomes) daripada materi yang
harus diselesaikan. Selain itu, Kurikulum Merdeka mengutamakan penilaian autentik dan
portofolio siswa dibandingkan dengan penilaian terstandar seperti dalam K13.
Implementasi Kurikulum Merdeka memiliki kelebihan dan kekurangan jika ditinjau dari
berbagai aspek:
Aspek Akademik: Kelebihan: Pembelajaran lebih bermakna dan kontekstual, serta
mengembangkan minat dan bakat siswa secara optimal. Kekurangan: Potensi kesenjangan
kualitas pendidikan akibat kurangnya standarisasi, serta tantangan dalam menjaga keselarasan
pendidikan secara nasional.
Aspek Sosial: Kelebihan: Meningkatkan keterampilan sosial dan kolaborasi siswa melalui
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kekurangan: Membutuhkan keterlibatan dan dukungan
yang kuat dari orangtua dan masyarakat.
Aspek Budaya: Kelebihan: Mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam
pembelajaran, sehingga memperkuat identitas dan karakter bangsa. Kekurangan: Tantangan
dalam mengakomodasi keragaman budaya lokal di seluruh Indonesia.
Aspek Teknologi: Kelebihan: Meningkatkan literasi digital siswa dan guru melalui penerapan
blended learning dan pemanfaatan teknologi digital. Kekurangan: Membutuhkan infrastruktur
teknologi yang memadai, serta kesiapan guru dan siswa dalam memanfaatkan teknologi secara
efektif.
Analisis kelebihan dan kekurangan tersebut dapat menjadi masukan bagi perbaikan dan
optimalisasi implementasi Kurikulum Merdeka di masa mendatang.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan:
- Kurikulum Merdeka (KM) merupakan kurikulum baru yang diperkenalkan oleh
pemerintah Indonesia dengan tujuan memberikan fleksibilitas dan kebebasan bagi guru
serta siswa dalam proses pembelajaran. Konsep dasar KM berpijak pada prinsip
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) dan kontekstual, serta
mengintegrasikan teknologi digital.
- Dibandingkan dengan Kurikulum 2013 (K13), Kurikulum Merdeka memiliki
pendekatan, struktur, dan proses pembelajaran yang lebih fleksibel dan tidak terpaku
pada mata pelajaran terpisah. Kurikulum Merdeka juga mengutamakan penilaian
autentik dan portofolio siswa.
- Implementasi Kurikulum Merdeka memiliki kelebihan seperti pembelajaran yang
lebih bermakna, mengembangkan minat dan bakat siswa, meningkatkan keterampilan
sosial, serta memperkuat identitas dan karakter bangsa melalui integrasi budaya lokal.
Namun, terdapat pula tantangan seperti potensi kesenjangan kualitas pendidikan,
kebutuhan keterlibatan orangtua dan masyarakat, serta kesiapan sumber daya manusia
dan infrastruktur.
- Keberhasilan Kurikulum Merdeka sangat bergantung pada peningkatan kompetensi
dan profesionalisme guru, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, dukungan
regulasi dan kebijakan pemerintah, serta kerjasama yang erat antara sekolah, orangtua,
dan masyarakat.
2. Saran:
- Pemerintah perlu menyusun regulasi dan kebijakan yang jelas serta
memberikan pedoman dan standar minimal dalam implementasi Kurikulum
Merdeka untuk menjamin keselarasan dan kualitas pendidikan secara nasional.
- Pelatihan dan pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan harus
menjadi prioritas utama agar guru memiliki kompetensi yang memadai dalam
menerapkan pendekatan pembelajaran baru sesuai dengan Kurikulum Merdeka.
- Penyediaan infrastruktur seperti ruang kelas yang nyaman, laboratorium yang
lengkap, serta akses internet dan teknologi yang memadai perlu dilakukan
secara merata di seluruh wilayah Indonesia.
- Pelibatan aktif orangtua dan masyarakat dalam mendukung implementasi
Kurikulum Merdeka harus terus digalakkan melalui sosialisasi, edukasi, dan
kemitraan yang erat dengan sekolah.
- Monitoring dan evaluasi secara berkala perlu dilakukan untuk mengidentifikasi
kendala dan tantangan yang muncul dalam implementasi Kurikulum Merdeka,
serta merumuskan solusi dan perbaikan yang diperlukan.
- Penelitian dan kajian lanjutan terkait Kurikulum Merdeka perlu terus
dilakukan, baik dari perspektif akademis maupun praktis, untuk
mengoptimalkan manfaat dan dampak positif dari kurikulum baru ini.
Kesimpulan dan saran di atas diharapkan dapat memberikan gambaran umum dan
rekomendasi yang konstruktif untuk pengembangan dan perbaikan Kurikulum Merdeka di masa
mendatang.
Daftar Pustaka
Hendriana, E. C., & Jacobus, A. (2021). Peran Orangtua dan Masyarakat dalam Mendukung
Ningsih, S., & Nurjanah. (2021). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar pada Masa Pandemi
Sudiardja, I. N., & Surachman, A. (2022). Analisis Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam
Suparno, P. (2021). Desentralisasi Kurikulum dalam Kurikulum Merdeka Belajar: Peluang dan
Suartama, I. K., Setyosari, P., Sulthoni, & Praherdhiono, H. (2020). Blended Learning pada
Pendidikan Dasar dan Menengah di Masa Pandemi: Dampak, Kendala, dan Solusi. Jurnal
Supriyanto, A., Hartini, S., & Syamsudin, S. (2020). Kesiapan Guru dalam
Suryanto, S., Sugihartati, R., & Wulandari, F. (2022). Problematika Implementasi Kurikulum
Merdeka Belajar pada Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(1), 147-154.
Hanafy, M. S. (2019). Pembelajaran Bermakna Menurut Teori David Ausubel. Jurnal Pendidikan
Kuncahyono, A. & Adryan, B. (2022). Literasi Digital dalam Kurikulum Merdeka Belajar. Jurnal
Mungmachon, R. (2020). Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal: Studi Kasus di Indonesia. Jurnal
Suyitno, I. (2020). Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Kurikulum Merdeka Belajar.