Anda di halaman 1dari 2

https://www.nusantaranews.net/search?

q=PENSIUNAN+BEBANI+APBN
%3F+BAGAIMANA+CARA+ISLAM+PERLAKUKAN+PENSIUNAN

Pensiunan Bebani Apbn? Bagaimana Cara Islam Perlakukan Pensiunan


(Riza Maries Rachmawati, S.Pd)
Praktisi Pendidikan

Para pensiunan maupun calon pensiunan merasa resah pasalnya Menteri keuangan Sri Mulyani
mengatakan beban negara dalam membayar dana pensiunan PNS sangat besar, yakni mencapai Rp.
2.929 triliun. Skema pensiunan dari “pay as you go” akan dirombak menjadi “fully funded”.

Anggapan pemerintah yang menyebut dana pensiunan PNS membebani negara terasa sangat janggal dan
terkesan tidak menghargai pengabdian PNS untuk negara. Pensiunan PNS sudah sepantasnya
mendapatkan apresiasi dari pemerintah karena saat mereka menjalankan tugasnya menjadi PNS mereka
merupakan unsur penyelenggara negara yang memastikan pelayanan publik berjalan dengan baik. Hal
yang teramat wajar jika setelah pensiun PNS mendapatkan uang pensiun karena PNS adalah bagian
penting dan strategis dalam penyelenggaraan negara.

Jika merujuk pada ketentan Pasal 6 ayat (1) PP 25/1981 sebagaimana telah diubah dengan PP 20/2013
tentang Asuransi Sosial PNS, PNS diwajibkan membayar iuran sebesar 8 persen dari penghasilan per
buan selama menjadi PNS. Dana pensiun dan jaminan hari tua setelah PNS pensiun diperoleh dari iuaran
tersebut. Sehingga, sebagian dari dana pensiun PNS adalah potong penghasilan setiap bulan yang
memang merupakan hak pensiunan. Jika pemerintah menganggap dana pensiun membebani APBN, lalu
mengapa PNS dikenakan potonga penghasilan setiap bulannya.

Dana pensiunan adalah hak konstitusional yang dijamin oleh UUD 1945. Mengelola negara bukan perkara
untung rugi belaka, pasal 23 D juncto Pasal 34 ayat (2) UUD 1945 tegas-tegas menyatakan negara wajib
memberikan pengakuan, jaminan, perlindungan, imbalan, perlakuan yang adil dalam hubungan kerja, serta
pengembangan sistem jaminan sosil sesuai dengan martabat kemanusiaan. Seharusnya pemerintah tidak
menganggap bahwa dana pensiunan PNS menjadi beban APBN. Karena sudah sepantasnya bagi negara
memberikan dana pensiunan PNS.

Dalam skema pay as you go dapat diartikan dengan pendanaan langsung oleh pemerintah. Sedangkan
untuk skema baru fully funded pendanaan berasal penuh dari iuran antara pemerintah dengan pegawai itu
sendiri. Sebenarnya antara skema fully funded dengan skema pay as you go tidak jauh beda. Keduanya
merupakan patungan pegawai dan pemerintahan yang sudah cukup menjelaskan lepas tangannya negara
dalam menjamin kesejahteraan hari tua para abdi negara. Negara tidak mau menanggung penuh
pembayaran karena sebenarnya pegawai membayar iuran untuk menjami hari tua mereka sendiri.
Penerapan kedua skema ini adalah cara halus upaya negara melepaskan diri dari membiayai dan
menjamin kesejahteraan.

Lantas bagaimana Islam memandang permasalah ini? Syariat menetapkan keberadaan negara adalah
penjamin kesejahteraan rakyat termasuk para pensiunan. Pajak bukanlah sumber pendapatan utama
negara dalam Islam. Pos-pos anggaran negara ditangani melalui baitul mal yang bersumber dari fai,
kharaj, ganimah, anfal, khumus, jizyah, hasil kepimilikan umum (tambang, minyak, gas bumi, listrik, hasil
hutan, laut dan SDA lainnya, serta harta zakat. Negara tidak akan kebingungan dan terbebani dalam
pembiayaan pembayaran gaji pegawai pemerintahan ataupun gaji para pensiunan. Jika sumber
pemasukan baitul mal ini dikelola sesuai dengan rambu-rambu syariah tidak hanya dapat menjamin
kesejahteraan para pegawai pemerintah saja tapi seluruh lapisan masyarakat lainnya akan merasakan
kesejahteraan yang sama.

Negara akan menjamin semua seluruh kebutuhan rakyat baik primer maupun, mulai dari pangan, sandang,
papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Muslim atau nonmuslim, miskin atau kaya, tua atau muda,
semua individu raykat berhak terjamin kebutuhannya. Jaminan disini bukan berarti menggantungkan
penghidupannya pada negara, tetapi negara menjamin kemudahan bagi rakyatnya dalam mencari nafkah.
Dengan membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya dan memberi kesempatan untuk berkerja dan
berusaha. Negara juga wajib untuk menyediakan layanan umum secara gratis seperti jaminan kesehatan,
pendidikan, dan keamanan.

Adanya jaminan kebutuhan dan sumber pendapatan yang banyak, bisa saja tidak akan ada skema
penarikan dana pensiun karena negara telah memenuhi kebutuhan pokok rakyat dengan baik. Nabi
Muhammad SAW telah menggariskan, tugas seorang kepala negara secara umum adalah memelihara
seluruh kemaslahatan rakyat dengan petunjuk Allah SWT dan contoh Rosul SAW semasa jadi kepala
negara di Madinah. “Sesungguhnya seorang imam (kepala negara) laksana perisai, rakyat di belakangnya
dan dia menjadi pelindung bagi rakyatnya” (HR Bukhari dan Muslim).

Gambaran negara ibarat gembala dan ia bertanggung jawab atas rakyatnnya (yang digembalakan) tidak
akan pernah terwujud selama negara menerapkan kapitalisme dalam mengelola dan mengurusi
kemaslahatan rakyat. Kapitalisme hanya memandang rakyat layaknya mesin uang, mengambil keuntungan
sebanyak-banyaknya tanpa memperdulikan kesejahteraan yang seharusnya negara berikan. Hanya
dengan penerapa Islam, kesejahteraan dan jaminan kebutuhan masyarakat dapat terwujud. Karena dalam
Islam hubungan negara dan rakyat ibarat hubungan ayah dan anak. Rakyat ibarat anak yang wajib
mendapatkan perlindungan dan jaminan dari negara dan Negara ibarat ayah yang menghidupi dan
memenuhi kebutuhan anaknya.

Wallahu’alam bi shawab

Anda mungkin juga menyukai