Anda di halaman 1dari 2

Forum Diskusi 8

Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 mengandung pengertian yang sangat dalam, terutama yang
berbunyi '...melindungi segenap bangsa Indonesia...', yang demikian artinya seluruh warga negara
Indonesia tanpa kecuali -apakah berstatus sebagai anggota TNI/ POLRI, Aparatur Sipil Negara, pegawai-
pegawai lainnya dan bahkan yang tidak memiliki status kepegawaian sekalipun- harus mendapat
perlakuan dalam arti mendapat perlindungan yang sama.

Dengan demikian apabila seorang warga bangsa yang memiliki status aparatur sipil negara mendapat
jaminan asuransi untuk hari tua, seyogyanya untuk seorang petani pun harus mendapatkan jaminan
asuransi untuk hari tua yang sama pula.

Bagaimana menurut pendapat Saudara ?

Selamat berdiskusi...

JAWABAN :

Prinsip kesetaraan dalam perlindungan sosial berarti bahwa setiap warga negara, tanpa memandang
status atau profesi, seharusnya memiliki akses yang sama terhadap jaminan sosial, termasuk
perlindungan hari tua, kesehatan, dan perlindungan lainnya.

Perlindungan sosial yang merata bagi semua warga negara, termasuk para petani dan mereka yang
berada di sektor informal atau tidak memiliki status kepegawaian, merupakan prinsip yang sangat
penting dalam pembangunan sosial yang inklusif. Ini adalah gambaran ideal yang selaras dengan
semangat kesetaraan dan keadilan dalam UUD 1945.

Namun, dalam praktiknya, implementasi jaminan sosial sering kali tidak merata di seluruh lapisan
masyarakat. Ada tantangan dalam memastikan bahwa semua warga negara, terlepas dari status atau
profesi mereka, benar-benar mendapatkan jaminan sosial yang setara. Beberapa faktor seperti
ketersediaan sumber daya, struktur program sosial, dan aksesibilitas layanan mungkin memengaruhi
ketersediaan jaminan sosial untuk semua.

Mewujudkan prinsip kesetaraan dalam perlindungan sosial membutuhkan komitmen kuat dari
pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk memastikan bahwa program-program jaminan sosial
dirancang dan diimplementasikan secara inklusif, merata, dan adil bagi semua warga negara. Hal ini akan
mendukung terwujudnya masyarakat yang lebih adil dan sejahtera, sesuai dengan semangat pembukaan
UUD 1945.

Prinsip ini menyatakan bahwa hak dan perlindungan yang diberikan kepada suatu kelompok warga
negara hendaknya berlaku pula bagi kelompok lain yang mempunyai kebutuhan yang sama.
Jaminan jaminan hari tua yang diberikan kepada pegawai negeri harus menjadi wujud kesetaraan
perlindungan sosial bagi seluruh warga negara. Hal ini sejalan dengan prinsip kesetaraan dalam UUD
1945 yang menyatakan bahwa seluruh warga negara mempunyai akses yang sama terhadap
perlindungan dan jaminan sosial, termasuk petani dan kelompok lain yang membutuhkan asuransi di
hari tuanya.
Namun, menerapkan kesetaraan ini bisa jadi rumit. Misalnya, dalam situasi pertanggungan asuransi,
berbagai kelompok dalam suatu komunitas mungkin berbeda dalam hal kebutuhan dan kemampuan
finansial, serta tantangan yang mereka hadapi.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa prinsip kesetaraan dimasukkan ke dalam kebijakan
praktis dan menjangkau berbagai lapisan masyarakat, termasuk masyarakat pedesaan seperti petani dan
kelompok rentan lainnya.
Semangat kesetaraan dalam UUD 1945 sangatlah penting, namun implementasinya memerlukan
pemahaman yang mendalam terhadap perbedaan kebutuhan dan kemampuan yang ada dalam
masyarakat, agar seluruh warga negara benar-benar merasakan perlindungan yang sama dari negara.

Pemerintah membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sebagai lembaga yang terbentuk
untuk menyelenggarakan program jaminan sosial sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional dan UU No. 24 Tahun 2011. BPJS ini berbentuk seperti asuransi, nantinya semua
warga Indonesia diwajibkan untuk mengikuti program ini. Dalam mengikuti program ini peserta BPJS di
bagi menjadi 2 kelompok yaitu untuk masyarakat yang mampu dan kelompok masyarakat yang kurang
mampu. Adapun rincian kelompok tersebut sebagai berikut.

a. Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan

Yaitu peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan
Undang-undang SJSN yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah sebagai peserta program Jaminan
Kesehatan. Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh pemerintah dan diatur melalui
Peraturan Pemerintah.

b. Bukan PBI jaminan kesehatan.

Yaitu peserta jaminan kesehatan dari kelompok masyarakat umum yang memiliki kemampuan untuk
membayar iuran.

Anda mungkin juga menyukai