Anda di halaman 1dari 39

Ergonomi &

Perancangan
Sistem Kerja II
A. Dwi Wahyuni P
PENYESUAIAN DAN
KELONGGARAN DALAM
PENGUKURAN WAKTU KERJA
PENGUKURAN WAKTU KERJA
l Ditujukan untuk memperoleh waktu baku
l Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan oleh
seorang pekerja normal untuk menyelesaikan
pekerjaannya secara wajar dalam sistem kerja
terbaik (dan baku) pada saat itu [Barnes, 1980].
l Dalam sistem manufaktur, waktu baku digunakan
sebagai dasar untuk:
l Penjadualan produksi
l Perencanaan
l Pembiayaan
l Evaluasi produktivitas
TAHAPAN PERHITUNGAN
WAKTU BAKU
Faktor Faktor
Penyesuaian Kelonggaran

Waktu Waktu Waktu


Siklus Normal Baku
(Ws) (Wn) (Wb)

Waktu Siklus:
Waktu penyelesaian satu satuan produksi sejak bahan
baku mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan.
CARA PENGUKURAN WAKTU
KERJA
1) Pengukuran Waktu Kerja Langsung
Yaitu pengukuran yang dilaksanakan secara langsung pada
tempat di mana pekerjaan yang diukur dijalankan.
Dua cara termasuk di dalamnya adalah:
Ø Menggunakan jam henti (stop watch time study)
Ø Menggunakan sampling kerja (work sampling)
2) Pengukuran Waktu Kerja Tidak Langsung
Yaitu pengukuran waktu kerja yang dilakukan tanpa si
pengamat harus berada di tempat pekerjaan yang diukur.
Pengukuran dilakukan dengan membaca tabel waktu yang
tersedia, asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-
elemen pekerjaan atau gerakan.
Terdiri dari:
Ø Data waktu baku
Ø Data waktu gerakan
A. PENGUKURAN WAKTU
KERJA DENGAN JAM HENTI
l Bisa dilaksanakan secara kontinu atau
terputus-putus
l Cara kontinu dilakukan tanpa
menghentikan jam henti selama
pengukuran berlangsung
l Cara terputus-putus, jam henti dihentikan
setiap pengukuran satu siklus elemen
kegiatan.
CIRI PEKERJAAN YANG COCOK
UNTUK PERHITUNGAN JAM HENTI:

l Elemen kegiatan dari suatu aktivitas dapat


diketahui urutannya dengan pasti
l Kegiatan kerja dilakukan berulang-ulang
(repetitive)
l Waktu penyelesaiannya relatif cepat
l Sangat relevan digunakan untuk mengukur
tenaga kerja langsung (blue collar)
LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN
WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI:

a) Langkah Pendahuluan, yaitu:


l Mendefinisikan kegiatan kerja yang akan diukur dan tujuan
pengukuran kerja
l Memilih operator, yaitu pekerja normal (mempunyai kemampuan
rata-rata)
l Pelatihan operator, agar dapat mengenal sistem kerja yang telah
dibakukan
l Menguraikan pekerjaan menjadi elemen-elemen kerja yang lebih
kecil dengan mempertimbangkan keterbatasan dan syarat-syarat
pemilihan elemen.
l Elemen-elemen inilah yang akan diukur waktunya
l Waktu yang diperoleh disebut dengan waktu siklus
l Mempersiapkan alat-alat pengukuran, meliputi: jam henti, lembar
pengamatan, pena atau pensil, dan papan pengamatan
b) Langkah Pelaksanaan, yaitu:
l Mengukur dan mencatat waktu
pengamatan setiap elemen kegiatan
dengan cara kontinu atau terputus-putus,
dengan jumlah pengulangan tertentu
(sembarang sebagai pendahuluan)
l Melakukan pengujian keseragaman data

l Melakukan pengujian kecukupan data


c) Langkah Pengolahan Data setelah
Pengukuran dan Pengujian
l Perhitungan waktu siklus (Ws)
l Penentuan faktor penyesuaian (fp)

l Perhitungan waktu normal (Wn)

l Penentuan faktor kelonggaran (fk)


l Perhitungan waktu baku (Wb)
PENGUJIAN
KESERAGAMAN DATA
(Pada Pengukuran dengan Jam Henti)

l Dilakukan untuk mengetahui :


l Homogenitas data

l Sumber data dari populasi yang sama

l Data yang tak perlu disertakan dalam


perhitungan (data ekstrim)
LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN
KESERAGAMAN DATA
N

l Hitung rata-rata data: åX i


X = i =1

l Hitung Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol


Bawah: B. A = X + 3.s x å (X - X )
2

s x = SD = I
; N > 30
N
B.B = X - 3.s x
s x = SD =
(
å XI - X )
2

; N £ 30
N -1

l Hasil pengukuran di plot dalam grafik untuk


memudahkan pengamatan.
CONTOH PETA KONTROL UNTUK
MENGUJI KESERAGAMAN DATA:

Data Ekstrim
X

B.A (Batas Atas)

B.B (Batas Bawah)

1 2 3 4 5 No. Pengamatan/Periode

Data 1 – 3 – 4 – 5 Data Homogen / kejadian yang wajar.


Data 2 Data Ekstrim, sehingga tidak perlu digunakan.
Data yang dipakai : 5 – 1 = 4
FAKTOR PENYEBAB DATA DI
LUAR BATAS KONTROL:

l Waktu pengukuran yang berbeda


l Kondisi lingkungan yang berbeda
l Peralatan yang digunakan berbeda
l Kondisi manusia yang berbeda
PENGUJIAN
KECUKUPAN DATA
(Pada Pengukuran dengan Jam Henti)

l Rumus umumnya adalah : æK N N ö


2

ç N (å X i2 ) - (å X i ) 2 ÷
çS i -1 i -1 ÷
N '= ç N ÷
ç
ç å Xi ÷
÷
è i -1
ø

l N¢ = jumlah pengamatan yang seharusnya diamati


l N = pengamatan pendahuluan (sembarang)
l Jika: N¢ < N pengamatan cukup
N¢ > N perlu tambahan data sejumlah N’ – N
l K = tingkat kepercayaan S = tingkat ketelitian
K = 68% K=1 S = 5% S = 0,05
K = 95% K=2 S = 10% S = 0,1
K = 99% K=3 dst …
Pengujian kecukupan data
dipengaruhi oleh besarnya:

l Tingkat ketelitian, yaitu penyimpangan


maksimum yang diinginkan dari hasil
pengukuran terhadap nilai yang sebenarnya.
l Tingkat kepercayaan, yaitu besarnya
keyakinan/ besarnya probabilitas bahwa
data yang kita dapatkan terletak dalam
tingkat ketelitian yang telah ditentukan.
Faktor Faktor
Penyesuaian Kelonggaran

Waktu Waktu Waktu


Siklus Normal Baku
(Ws) (Wn) (Wb)

Xi
l Waktu Siklus: Ws = å
N

l Waktu Normal: Wn = Ws x P

l Waktu Baku: Wb = Wb + l
FAKTOR PENYESUAIAN
l Notasi : fp = P
l Latar belakang: setiap orang mempunyai
tingkat konsistensi yang berbeda-beda dalam
bekerja.
l Dibagi menjadi 3 kategori :
l Untuk P > 1 Bekerja Cepat
l Untuk P = 1 Bekerja Wajar / Normal
l Untuk P < 1 Bekerja Lambat
Kadang-kadang
Cepat
Kerja Tidak Wajar

Kadang-kadang
Lambat

Speed
Menormalkan
Waktu Kerja
Tempo

Faktor penyesuaian ini akan digunakan sebagai input untuk


menghitung waktu normal (Wn), di mana :

Wn = Ws x P
BEBERAPA CARA PERHITUNGAN
FAKTOR PENYESUAIAN:

1. PERSENTASE
2. SHUMARD
3. WESTINGHOUSE
4. OBJEKTIF
5. SINTESA
BEBERAPA CARA PERHITUNGAN
FAKTOR PENYESUAIAN (2):
1. PERSENTASE
l Merupakan cara yang paling sederhana dan sangat dipengaruhi oleh
subjektifitas pengukurnya.
l Contoh : 110% Þ ditentukan secara langsung.
2. SHUMARD
l Shumard menyusun tabel-tabel faktor penyesuaian dengan cara
membagi beberapa kelas faktor penyesuaian. Pengukur melakukan
penilaian berdasarkan kriteria dalam tiap-tiap kelas.
l Contoh : Normal = 60, kemudian jika pekerja termasuk “excelent” = 80
Sehingga : P = 80/60 = 1,333
Kelas Penyesuaian Kelas Penyesuaian
Superlast 100 Good – 65
Fast + 95 Normal 60
Fast 90 Fair + 55
Fast – 85 Fair 50
Excellent 80 Fair – 45
Good + 75 Poor 40
Good 70
BEBERAPA CARA PERHITUNGAN
FAKTOR PENYESUAIAN (3):

3. WESTINGHOUSE
l Performance rating dibagi 4 faktor, yaitu:
a) Keterampilan (skill)
b) Usaha (effort)
c) Kondisi lingkungan / kondisi kerja

d) Konsistensi / kesesuaian
(dapat dilihat pada tabel 9.2, Sutalaksana
[1979])
WESTINGHOUSE (2)
Cara perhitungan:
Misalkan suatu pekerjaan dengan mengacu pada tabel
yang ada:
l Keterampilan : Fair (E1) = -0,05
l Usaha : Good (C2) = +0,02
l Kondisi Lingk. : Excelent (B) = +0,04
l Konsistensi : Poor (F) = -0,04
-0,03 Þ P1

P = P0 ± P1 Þ P0 = 1 (Keadaan Wajar)
P = 1 – 0,03 = 0,97
Jadi faktor penyesuaian = 97%
BEBERAPA CARA PERHITUNGAN
FAKTOR PENYESUAIAN (4):

4. OBJEKTIF
Membagi performance rating menjadi 2 kriteria :
l Kecepatan kerja

l Tingkat kesulitan kerja


(Dapat dilihat pada tabel 9.3 Sutalaksana [1979])
OBJEKTIF (2)
l Misalnya evaluasi terhadap suatu tingkat kesulitan kerja
terhadap anggota badan yang terpakai :
l Bagian badan yang dipakai :C=2
l Pedal kaki :F=0
l Penggunaan tangan :H=0
l Koordinasi tangan & kaki :L=7
l Peralatan :O=1
l Berat badan : B5= 13
P2 = 23
P2 = (1+0,23) = 1,23
Jika P1 = 0,9 Þ faktor kecepatan kerja (yang ditentukan
berdasarkan pengamatan terhadap pekerja), maka:
P = P1 x P2 P = 0,9 x 1,23 = 1,11
BEBERAPA CARA PERHITUNGAN
FAKTOR PENYESUAIAN (5):
5. SINTESA
Waktu penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan
dengan harga yang diperoleh dari tabel data waktu
gerakan (Tabel 12 Sutalaksana [1979]), untuk kemudian
dihitung harga rata-ratanya.
Harga rata-rata ini dinilai sebagai faktor penyesuaian bagi
satu siklus yang bersangkutan.
Contoh:
Waktu siklus elemen kerja 1,2,3 adalah 17, 10 dan 32
detik. Berdasarkan tabel data waktu gerakan, waktu siklus
untuk elemen yang sama adalah 17, 12 dan 29 detik.
Perbedaan pada elemen 2 dan 3. Maka perbandingannya
12/10 dan 29/32. 12 + 29
Faktor penyesuaian = 10 32 = 2,11 = 1,055
2 2
FAKTOR KELONGGARAN
l Setiap pekerja harus diberi kelonggaran waktu
untuk keperluan yang bersifat :
l Kebutuhan pribadi (personal allowance)
Misalnya: ke kamar kecil, dll
l Keterlambatan yang tidak dapat dihindari (unavoidable
delay)
Misalnya: menerima petunjuk pengawas, melakukan
penyesuaian mesin, memperbaiki kemacetan, dll.
l Menghilangkan Kelelahan (fatigue allowance)
Misalnya: Istirahat, dll
(Tabel faktor kelonggaran dapat dilihat pada tabel 9.4
Sutalaksana [1979]).
l Faktor kelonggaran ini digunakan sebagai
input untuk menghitung waktu baku (Wb), di
mana :
100%
Wb = Wn x
100% - % allowance
atau

Wb = Wn + (Wn x allowance)
Contoh Soal :
l Suatu aktivitas pengukuran waktu kerja dengan data sebagai
berikut:
Waktu Elemen Kerja Rata-rata
ELEMEN
( dalam 0,01 menit)
A 0,770
B 1,485
C 0,828
D 2,265
E 0,110

l Performance rating 15% di atas normal. Total allowance


diestimasikan sebesar 13%. Jika upah dasar dari operator
sebesar Rp. 16.000,- per-hari dalam kurun 8 jam, maka
hitung :
a) Waktu yang diperlukan oleh operator untuk menyelesaikan 1 unit
produk dari aktivitas ini (jam/unit)
b) Output yang dihasilkan per-jamnya
c) Piece work rate (Rp/unit)
PENYELESAIAN:
a) Ws = 0,770 + 1,485 + 2,265 + 0,110 = 5,458
fp = 100% + 15% = 115% = 1,15
Wn = Ws x fp = 5,458 x 1,15 = 6,2727 menit
100%
Wb = Wn x
100% - % allowance
100%
= 6,2727 x = 7,2146 menit / unit = 0,12024 jam / unit
100% - 13%
(waktu yang digunakan untuk menghasilkan satu unit produk)
b) Output Standar = 1/Wb = 1/0,12024 = 8,317 ~ 8 unit/jam
c) Piece work rate:
8 jam = Rp. 16,000,-
1 jam = Rp. 16,000,- / 8 jam = Rp. 2,000,- Þ untuk 8 unit
sehingga : Rp. 2,000,- / 8 unit = Rp. 250,-/unit
B. SAMPLING PEKERJAAN
Ciri-cirinya:
l Objek pengukuran, yaitu: pekerja langsung,
pekerja tak langsung, kerja mesin, dll.
Diamati secara acak (random).
l Cocok untuk pekerjaan yang sifatnya tidak
berulang.
l Urutan pekerjaannya tidak menentu sehingga
beban kerja tidak tetap.
l Waktu penyelesaiannya relatif panjang.
KEGUNAAN SAMPLING
PEKERJAAN:
l Mengetahui distribusi pemakaian waktu
sepanjang waktu kerja oleh pekerja/
kelompok kerja.
l Mengukur “Ratio Delay” untuk operator atau
mesin.
l Mengukur “Performance Level”.
l Menentukan “Waktu Standar”.
l Menentukan “Output Standar”.
l Mengukur “Beban Kerja”.
LANGKAH PELAKSANAAN
SAMPLING PEKERJAAN:
1. Identifikasikan kategori kegiatan kerja produktif
dan non produktif
Contoh : Kasir di Supermarket
a) Menghitung jumlah belanja seseorang (pembeli)
b) Menerima uang
c) Memberikan uang kembali
d) Menyobek kertas pembayaran

2. Penentuan waktu pengamatan dan jumlah


pengamatan
a) Tentukan interval waktu kerja operator diluar jam istirahat
dalam 1 hari (interval : rentang waktu pengamatan)
b) Tentukan waktu antar kunjungan.
LANGKAH PELAKSANAAN
SAMPLING PEKERJAAN (2):
c) Hitung “Angka Random Maximum” (A.R.M.)
Waktu Kerja
A.R.M =
Waktu Antar Kunjungan

d) Tentukan “frekuensi kunjungan”


e) Ambil angka random
f) Petakan angka random dalam interval
pengamatan (jam kerja)
g) Tentukan jam “pengamatan”
PENENTUAN JAM
PENGAMATAN

7.00 ... 12.00 13.00 15.00

l 1 hari = 8 jam
l 1 jam untuk istirahat sehingga yang diamati hanya 7 jam.
l 1 hari = 7 jam = 420 menit
l Selang waktu kunjungan = 10 menit
l A.R.M. = 420 / 10 = 42
l Frekuensi kunjungan, misal : 5 kali.
l Hitung Random:
02 ; 04 ; 07 ; 12 ; 15 (disusun dari terkecil ® terbesar)
l Waktu kunjungan :
07.00 + (02 x 10') = 07.20
LANGKAH PELAKSANAAN
SAMPLING PEKERJAAN (3):
h) Penyusunan “Aktivitas Pengamatan” dalam
suatu tabel.
Contoh: Motivasi
No Jam Pengamatan
Produktif Non Produktif
1. 07.20 b
2. 07.40 b

3. 08.10 b

. . . .
. . . .
. . . .
10
.
8 2
PENGUJIAN
KESERAGAMAN DATA
(Pada Pengukuran dengan Sampling Pekerjaan)

l Hitung rata-rata data: åP i

Pi = Persentase idle / non produktif P= i =1

n
pengamatan ke-i
n = Jumlah pengamatan total (seluruh hasil pengamatan)

l Hitung Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah:


n = Jumlah pengamatan per P (1 - P )
siklus kerja B.A = P + K
n
K = Tingkat Kepercayaan
B.B = P - K
(
P 1-P )
n

l Hasil pengukuran di plot dalam grafik untuk


memudahkan pengamatan.
PENGUJIAN
KECUKUPAN DATA
(Pada Pengukuran dengan Sampling Pekerjaan)

l Rumus umumnya adalah : K 2 / S 2 (1 - P)


N=
P
l S = tingkat ketelitian
l K = tingkat kepercayaan
l P = persentase idle
l N = jumlah pengamatan sebenarnya
Soal:
l Sampling kerja untuk suatu proses produksi dilakukan selama 10 hari kerja.
Dalam waktu 8 jam/hari kerja dilaksanakan sebanyak 80 x pengamatan
random/hari terhadap kerja operator. Jumlah operator idle yang diketahui
pada saat pengamatan tercatat sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Tgl. 4/1 5/1 6/1 7/1 9/1 10/1 11/1 12/1 13/1 14/1 Jumlah

Jml
Operator 10 8 15 3 12 10 14 25 12 5 118
idle

% idle 12,5 10 18,75 8,75 15 12,5 17,5 31,25 15 6,25 14,75%


(118/800)

l Ditetapkan tingkat kepercayaan 95% dan derajat ketelitian 5%.


l Pertanyaan :
l Berapa prosentase idle yang terjadi pada studi awal jika diperoleh
jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan adalah sebesar
3000
l Berapa tingkat ketelitian (S) yang bisa dicapai dari kasus di atas pada K
= 95% ?
l Buatlah peta kontrolnya berdasarkan data tersebut.

Anda mungkin juga menyukai