Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh :
Bintang Hakam Rayana ( 151220002 )

KELAS A
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN“
YOGYAKARTA
2022
UPAYA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA INDONESIA YANG
UNGGUL

PENDAHULUAN

Bangsa diartikan sebagai satuan kelompok masyarakat yang memilki kesamaan


keturunan , adat bahasa serta sejarahnya dan memiliki pemerintahan individu. Sebuah
bangsa merupakan hasil proses perjuangan hidup yang ada di dalam sebuah sejarah.
Bangsa dapat mencakup komunitas yang beragam sehingga tidak bsia didefinisikan
oleh hal pasti ataupun angka. Selain itu terdapat suatu kekhasan dari bangsa itu sendiri
, yaitu faktor objektik yang menghimpun bagaimana berjalannya suatu bangsa yang
berdasar pada latar belakang serta jati diri bangsa itu sendiri , seperti rasa
nasionalisme, kesamaan budaya , dan kesamaan ras ataupun agama. Hal ini sejalan
dengan pemahaman bangsa menurut ahli dari Jerman, Otto Baurer ( 1911 ) yang
mendefinisasikan bangsa sebagai komunitas individu dengan karakteristik yang relatif
sama, yang mana kesamaan karakteristik ini terbentuk karena adanya persamaan
nasib, dengan begitu, satu bangsa akan berbeda dengan bangsa lainnya.

Pada dasarnya , faktor obyektif terpenting dari bangsa ialah adanya kehendak
atau kemauan bersama , yang dikena dengan nasionalisme , dalam kehidupan suatu
bangsa , kita harus menyadari keanekaragaman yang dilandasi oleh rasa persatuan dan
kesatuan tanah air , bahasa dan cita - cita . Frederich Hertz ( 1944 ) mengemukakan
bahwa setiap bangsa mempunyai 4 unsur inspirasi,yaitu : 1.) Keinginan untuk
mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan sosial, ekonomi, politik,
agama , kebudayaan, komunikasi dan solidaritas. 2.) Keinginan untuk mencapai
kemerdekaan dan kebebasan nasiona,l sepenuhnya. 3.) Keinginan dalam kemandirian,
keunggulan, individualitas,keaqslian atau kekhasan. 4.) Keinginan untuk menonjol
diantara bangsa - bangsa dalam mengejar kehormatan, pengaruh, dan prestise. Pada
akhirnya bangsa yang tinggal di suatu negara memiliki ciri khas yang
membedakannya dengan bangsa lain, baik cara bertindak, cara berpikir maupun
tujuan yang ingin dicapai mealui kesatuan rakyat maupun bangsanya. Proses
perubahan itu disosialisasikan, didikkan, dan diimplementasikan dalam kehidupan
sehari - hari sehingga menjadi karakter bangsa.
Karakter secara etimologis berasal dari bahasa Yunani “ kasairo “ berarti cetak
biru , format dasar , sidik seperti sidik jari.Dalam hal ini karakter adalah pemberian
atau sesuatu yang sudah ada dari sananya sejak awal, namun istilah ini menimbulkan
ambiguitas, tentang ambiguitas terminologi karakter “ ini , Mounier ( 1956 )
mengajukan dua cara interpretasi. Ia melihat karakter sebagai dua hal , yaitu pertama
sebagai sekumpulan keadaan yang telah diberikan begitu saja , atau telah ada begitu
saja dalam diri kata , karakter yang demikian ini dianggap sebagai sesuatu yang telah
ada atau kodrat ( given ). Kedua , karakter juga bisa dipahami sebagai tingkat
kekuatan sejauh mana seorang individu mampu menguasai sebuah kondisi tersebut.
Karakter yang demikian ini disebut sebagai sebuah proses yang dikehendaki (
willed ).

Karakter dapat juga disebut watak , yaitu paduan segala tabiat manusia yang
bersifat tetap, sehingga menjadi ciri khsusus yang membedakan orang satu dengan
orang yang lain. Karakter atau watak terjadi karena perkembangan dasr yang telah
terkena pengaruh dari ajar. Oleh sebab itu hal ini dinamakan oleh pendidikan
karakter , yang dinamakan dasar adalah potensi dasar atau bakat yang diperoleh dan
menjadi kodrat. Sedang yang dinamakan “ ajar “ adalah segala sifat pendidikan dan
pengajaran yang dapat mewujudkan sebuah intelegensi. Menurut Ki Hadjar
Dewantara ( 1977 : 408 ) , di dalam jiwa , karakter itu adalah imbangan yang tetap
antara hidup batinnya, seseorang dengan segala macam perbuatannya. Oleh sebab itu,
imbangan itu menjadi sendi di dalam segala gerak hidupnya, yang lalu mewujudkan
sifat perangai yang khusus buat satu kesatuan setiap manusia.

Karakter dapat dilihat dari tingkah laku ketika seseorang beinteraksi , yang
memiliki arti psikologis dan etis. Dalam arti psikologis karakter adalah sifat - sifat
yang keliatan nampak dipermukaan dan mewakili pribadi seseorang, sedangkan dalam
arti etis , karakter wajib mengenal nilai-nilai yang baik dan menunjukkan sifat pasti
dapat dipercaya , sehingga orang berkarakter dapat meneunjukkan sifat kepunyaan
akan pendirian yang teguh , baik , terpuji dan dapat dipercaya. Berkarakter berarti
memiliki prinsip dalam arti moral dimana perbuatan dan tingkah lakunya dapat
dipertanggungjawabkan dengan teguh sesuai pada tekad dan komitmen sebagai asas
fundamentalnya.
Maka atas uraian tentang bangsa dan karakter diatas dapat diambil suatu
pengertian bahwa karakter bangsa adalah ciri khas dan sikap suatu bangsa yang
terefleksikan pada tingkah laku dan pribadi masing - masing warga suatu negara ,
sikap tersebut dapat dipengaruhi oleh sesuatu yang given ( sudah ada ) dan dapat pula
karena willed ( yang diusahakan ) demi kebangkitan dan kemajuan negaranya. Oleh
sebab itu , karakter bangsa saqnagt bergantung pada political will pemerintah atau
penguasa suatu negara , sebab karakter bangsa selain pada given ( yang sudah ada
pada awalnya ) juga adalah willed , yaitu terproses melalui pada visi dan tujuan
negara. Sejarah membuktikan bahwa para founding fathers telah meletakkan dasar
negara yang telah menjadi karakter bangsa yang memiliki nilai nilai , sesuai pada cita-
cita luhur masyarakat Indonesia,dasar ini tentunya harus terus dikembangkan dan
ditransformasikan secara riil agar dapat menjadi kekuatan dan kepemilikan seutuhnya
bagi bangsa Indonesia.

Ada tiga dasar jati diri bangsa Indonesia yang tidak boleh digantikan ataupun
diintervensi dengan cara apapun ( Hasyim Djalal : 2007 ) , yaitu : Pertama ,
Indonesia sebagai suatu kebangsaan. Hal ini dicapai sejak Sumpah Pemuda pada
1928 yang menegaskan bahwa Indonesia adalah satu bangsa, satu tanah air, dan
satu bahasa. Dengan demikian bangsa Indonesia bukanlah berdasarkan suku ,
agama, ataupun rasial mementingkan kelompok tertentu, tetapi seluruh warga
negara yang mendiami seluruh tanah air Indonesia, Kedua , Indonesia adalah
negara yang diproklamasikan pada, 17 Agustus 1945 . Ini berarti bahwa masyarakat
menyatakan setiap dirinya hidup dalam satu negara yaitu Negara Kesatuan
Republik Indonesia ( NKRI ) dan sejak saat itu NKRI dan masyarakatnya berdaulat
dan mandiri dengan komitmen penuh memajukan Indonesia tanpa intervensi negara
manapun. Ketiga, Indonesia adalah suatu kewilayahan , dalam arti bahwa orang -
orang Indonesia telah menjadi suatu bangsa , berdiam dalam satu kesatuan wilayah
yaitu satu kesatuan Nusantara yang mencakup wilayah darat, laut, udara, dan
kekayaan alam didalamnya.

PEMBAHASAN
Karakter bangsa pada dasarnya menjadi substansi vital dalam berlangsungnya
keberlangsungan negara di era globalisasi ini , karena dengan adanya karakter bangsa
menjadi penyaring dari berbagai kebudayaan baru , ideologi , dan nilai - nilai baru
yang dibawa oleh globalisasi , substansi baru ini tentu harus kita senantiasa saring ,
mana yang baik dan sesuai pada karakter bangsa kita olah , dan yang buruk kita
tinggalkan karena dapat menimbulkan ketidaksesuaian pada karakter bangsa. Oleh
karena itu karakter bangsa harus senantiasa kembangkan melalui pendidikan karakter
bangsa. William dan Schnaps mendefinisikan pendidikan karakter sebagai usaha yang
dilakukan oleh personel sekolah, bahkan dilakukan bersama-sama dengan orang tua
dan anggota masyarakat, untuk membantu anak-anak dan remaja agar menjadi atau
memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggung jawab (Zubaedi 2011: 15).

Pendidikan karakter bangsa dimaknai ke dalam beberapa hal, Pertama


pendidikan karakter bangsa merupakan pendidikan yang mengembangkan karakter
mulia dari peserta didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral
dan pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan dengan antar sesama
bangsa dan juga Tuhannya . Kedua, pendidikan karakter bangsa merupakan proses
pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang
berkarakter sesuai pada bangsanya dalam dimensi hati, pikir, raga, rasa dan karsa.
Pendidikan nilai dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangakan kemampuan
setiap individu untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik,
dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh
hatiterhadap bangsa.Ketiga, pendidikan karakter bangsa juga dapat dimaknai sebagai
upaya yang direncanakan untuk menjadikan setiap individu mengenal, peduli, dan
menginternalisasi nilai-nilai sehingga berperilaku sebagai bangsa yang beradab.
Keempat, pendidikan karakter bangsa dapat dimaknai sebagai penanaman nilai-nilai
karakter bangsa kepada setiap komponen yang ada dalam satuan pendidikan yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan yang unggul dalam
berbangsa.
Pendidikan karakter bangsa dalam pengembangannya di Indonesia terhimpun
dalam “ Buku Induk Pembangunan Karakter Bangsa 2010 - 2025 “ dalam buku
induk ini dijelaskan bahwa pendidikan karakter bangsa memiliki tiga fungsi utama
yaitu fungsi pembentukan dan pengembangan profesi, fungsi perbaikan dan
penguatan, serta fungsi penyaring. Fungsi pembentukan dan pengembangan profesi
berarti pendidikan karakter dilakukan untuk mengembangkan potensi setiap individu
agar berpikiran baik, berhati baik, berperilaku baik sesuai dengan fasafah Pancasila.
Fungsi perbaikan dan penguatan menekankan bahwa pendidikan karakter dapat
memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah,untuk
ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi warga negara
dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera.
Sementara fungsi penyaring menekankan bahwa pendidikan karakter memiliki fungsi
untuk memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak
sesuai dengan nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
Pada dasar dan tujuannya pendidikan karakter bangsa ini termasuk dalam upaya
kebijakan pembangunan karakter bangsa agar sesuai dengan nilai - nilai luhur yang
telah ada. Kebijakan pembangunan karakter secara implisit ditegaskan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana
pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi
pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila, selain pada RJPN
Pembangunan karakter juga tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dalam fungsi dan tujuan pendidikan
nasional. Di mana pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

UPAYA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA INDONESIA YANG UNGGUL


Upaya pembangun yang dapat dilakukan guna membangun karakter bangsa yang
unggul sebagai berikut :
A. Mengembangkan pendidikan karakter pada pendidikan formal dan non - formal
Salah satu lingkup pendidikan karakter adalah pendidikan formal dan non-formal
yang dilaksanakan dalam satuan pendidikan. Satuan pendidikan menjadi wahana
pembinaan dan pengembangan karakter yang dilakukan menggunakan pendekatan
terintegrasi dalam semua mata pelajaran, pengembangan budaya satuan pendidikan,
pelaksanaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, serta pembiasaan perilaku
dalam kehidupan di lingkungan satuan pendidikan. Dengan demikian, pendidikan
karakter tidak dilakukan dengan pemberian materi. khusus karakter menjadi satu
mata pelajaran, tetapi harus dikembangkan menjadi sebuah strategi pembelajaran
yang terintegras idalam kurikulum sekolah secara menyeluruh. Seperti dijelaskan
Baedowi (2012:161) bahwa kebutuhan pendidikan karakter hanya dapat diletakkan
dalam bingkai budaya sekolah (social culture) karena bentuknyalebih banyak
didominasi oleh kesadaran seluruh komunitas sekolah dalam bentuk hidden
curriculum.
B. Menerapkan nilai - nilai pancasila dalam kehidupan sehari - hari.
Nilai nilai praksis pancasila yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari - hari
diantaranya sebagai berikut : Menghormati kebebasan beribadah agama lain ( sesuai
pada sila ke 1 ), Membela kebenaran dan keadilan ( sesuai pada sila ke 2 ),
Senantiasa membantu seseorang yang kesusahan ( sesuai pada sila ke 5 ), dll.
C. Menggalakkan karakter bangsa melalui budaya
Indonesia sebagai negara yang memiliki kebudayaan majemuk , memiliki kekuatan
untuk membangun karakter khusus yang khas dan unggul, yang berbeda dengan
bangsa lainnya. Karakter bangsa melalui kebudayaan ini dapat dibentuk dengan
senatiasa memilah kebudayaan terbaik dari setiap daerah dan menghimpunnya
menjadi sebuah karakter. Contohnya budaya “Tari Puspanjali” di Bali sebagai
tarian selamat datang, menjadi lambang dari karakter bangsa Indonesia yang ramah
tamah, saling menghormati, dan saling menghargai.
D. Penguatan pendidikan informal
Pendidikan karakter juga dilakukan dalam lingkup keluarga. Keluarga merupakan
basis pendidikan karakter terpenting dan utama, karena keluarga merupakan
komunitas pertama setiap individu yang lahir akan belajar baik dan buruk, benar dan
salah, pantas tidak pantas, sebagai pembentuk tata nilai setiap individu. Keluarga
merupakan wahana pembelajaran dan pembiasaan karakter yang dilakukan oleh
orang tua dan orang dewasa lain dalam keluarga terhadap anak. Ini merupakan salah
satu upaya untuk mewujudkan keluarga yang berkarakter mulia yang tecermin dalam
perilaku keseharian. Proses itu dapat dilakukanmelalui komunitas keluarga dan
partisipasi keluarga dalam pengelolaan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama di mana orang tua
bertindak sebagai pemeran utama dan panutan bagi anak,p elaku utama pendidikan
karakter ada pada keluarga inti terutama orang tua dalam hal ini ayah dan ibu.
E. Membangun kepekaan dan kemampuan terhadap IPTEK
Iptek menjadi penting bagi bangsa Indonesia , karena iptek menjadi dasar nilai
pembangunan Indonesia dalam berbagai hal mulai dari buah dari munculnya nilai -
nilai seperti kebebasan demokrasi dan keterbukaan terhadap kemajuan pikiran bangsa
, disamping itu iptek berguna untuk mempermudah komunikasi mempermudah
pekerjaan masyarakat sehingga waktu yang digunakan lebih efisien, dan membantu
pengembangan sumber energi baru yang berguna bagi kelangsungan hidup
masyarakat sehingga sumber daya alam yang ada di Indonesia lebih mudah dikelola
dengan optimal dan berkualitas.

KESIMPULAN
Karakter bangsa merupakan ciri khas dan sikap suatu bangsa yang terefleksikan pada
tingkah laku dan pribadi masing - masing warga suatu negara , sikap tersebut dapat
dipengaruhi oleh sesuatu yang given ( sudah ada ) dan dapat pula karena willed ( yang
diusahakan ) demi kebangkitan dan kemajuan negaranya. Oleh sebab itu , karakter
bangsa saqnagt bergantung pada political will pemerintah atau penguasa suatu
negara , sebab karakter bangsa selain pada given ( yang sudah ada pada awalnya )
juga adalah willed , yaitu terproses melalui pada visi dan tujuan negara.
Dalam perkembangannya karakter bangsa terwujud dalam berbagai upaya dan
usaha dalam berbagai bidang, seperti bidang pendidikan melalui pendidikan karakter
yang berpedoman pada buku induk pembangunan karakter bangsa 2010 - 2025,
RJPN, dan UU Sindiknas , disamping itu karakter bangsa senantiasa disisipkan
melalui kehidupan sehari - hari , pembiasaan terhadap nilai - nilai luhur dan budaya
unggul dari dalam bangsa menjadi hal vital dalam membangun karakater bangsa
Indonesia yang uggul.
Pada akhirnya bagaimana karakter bangsa dapat di realisasikan itu tergantung pada
bagaimana kolaborasi antara individu Indonesia dan juga pemerintah didalamnya, jika
pemerintah dapat menghadirkan fasilitas ataupun sarana sosialisasi bagi penguatan
karakter bangsa secara optimal , maka pembangunan karakter bangsa yang
menyeluruh bukanlah hal mustahil dan dapat dicapai dengan baik walaupun
membutuh proses yang tidak singkat didalamnya. Disamping itu dari masing - masing
individu juga diperlukan kesadaran untuk senantiasa membangun karakter bangsa
yang unggul di dalam dirinya sendiri , hal ini dapat dilakukan dengan mulai mencintai
bangsanya sendiri secara utuh dan tidak setengah - tengah dan senantiasa
mempelajari dasar - dasar ataupun nilai - nilai yang menjadi karakter bangsa secara
seksama , jika kedua hal itu dapat dilakukan dengan penuh tekad, maka karakter
bangsa yang luhur itu akan hadir, sesuai pada proses pencintaan dan pembelajaran
individu terhadap bangsanya.

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, F. (2012). “ Kebijakan dan Pembangunan Karakter Melalui


Pendidikan di Indonesia” Aspirasi. Vol. 3(1). 87 - 101.

Budiwibowo, S. (2016). “Membangun Karakter Generasi Muda Melalui Budaya


Kearifan Lokal Di Era Global” Premiere Educantum : Jurnal Pendidikan Dasar
dan Pembelajaran .Vol. 3(1). 39 - 49.

Chairiyah. ( 2014). “ Revitalisasi Nilai - Nilai Pancasila Sebagai Pendidikan Karakter


“ Trihayu : Jurnal Pendidikan Ke-SD-an.Vol 1 (1). 54 - 62.

Doni Koesoma, A. ( 2007 ) . Pendidikan Karakter . Jakarta : Gramedia Widisarana


Indonesia.

Ainul, Y. ( 2005 ). Pendidikan Multikultural. Yogyakarta : Pilar Mulya.

Anda mungkin juga menyukai