Perselisihan melalui
Perundingan Bipartit
(Teknik Bernegosiasi)
1
2
ARAH KEBIJAKAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Organisasi LKS
Pengusaha Bipartit
LKS
SP/SB
Tripartit
PKB Lembaga
PPHI
Sarana
HI
PP Per UU
4
LANDASAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
YANG HARMONIS
DEMOKRATIS
KETERBUKAAN
SALING
PERCAYA
KETULUSAN
KEPATUHAN
5
Alur Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial
6
Jenis Perselisihan Berdasarkan UU PPHI
✓Perselisihan hak
Adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak,
akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja,
peraturan perusahaan (PP) atau perjanjian kerja bersama (PKB)
✓Perselisihan kepentingan
Adalah perselisihan yang timbul akibat dalam hubungan kerja
karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan
dan atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam
perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama (PKB)
✓Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja
Adalah perselisihan yang timbul karena tidak ada kesesuaian
pendapat mengenai penghakhiran hubungan kerja yang dilakukan
oleh salah satu pihak
✓Perselisihan antar SP/SB hanya dalam satu perusahaan
Adalah perselisihan antara SP/SB dengan SP/SB lain hanya dalam
satu perusahaan, karena tidak adanya persesuaian paham
mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak dan kewajiban
7 keserikatpekerjaan
Skema Penyelesaian Perselisihan HI
PERSELISIHAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Bipartite
SEPAKAT
Perjanjian
Didaftarkan Laksanakan
Bersama
di PHI Eksekusi
(PB)
8
PERSELISIHAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Bipartite
Didaftarkan di PHI
Tidak sepakat S
Mediasi e
p
Arbitrase a
t
9
PERSELISIHAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Bipartite
Ajukan gugatan
ke Pengadilan
Tidak sepakat Hubungan
Industrial (PHI)
Tidak Tidak
Mediasi Anjuran
sepakat terima
10 Terima PB Laksanakan
PERSELISIHAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Bipartite
Tidak sepakat
Kasasi ke MA
Tidak Anjuran
Mediasi sepakat
11 Tidak terima
Bipartit
12
Penyelesaian perselisihan yang
terbaik adalah penyelesaian oleh
para pihak yang berselisih
sehingga dapat diperoleh hasil
yang menguntungkan kedua belah
pihak
13
Apa itu Bipartit?
Perundingan bipartit adalah perundingan antara pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan
hubungan industrial [pasal 1 ayat (10) UU 2/2004]
14
#. Tata Cara & Tahapan Bipartit
15
#. Surat Permintaan Berunding
Bipartit
16
#. Surat Permintaan Berunding
17
Pokok2 Isi Surat Permintaan
Berunding
Nomor , tanggal surat
Tujuan, perihal surat
Permintaan Berunding 1 – 2
Waktu, tempat permintaan berunding
Pokok masalah yang ingin dirundingkan
Instansi dan tandatangan
CATATAN:
Dalam mengirim surat atau dokumen apapun perlu dilengkapi dengan
Tanda Terima Surat yang mencatat penerima surat, tanggal
diterimanya surat dan tandatangan, stempel penerima surat
18
Negosiasi dalam
Bipartit
19
Sebuah Renungan..
❑ Manusia adalah makhluk sosial: saling menerima dan saling
memberi ➔ Berunding & berNegosiasi adalah bagian dari
kehidupan sehari-hari
❑ Negosiasi adalah bagian dari komunikasi
❑ Perundingan adalah proses “negosiasi” antara dua pihak atau
lebih untuk menyelesaikan perselisihan/perbedaan pendapat
diantara para pihak
❑ Negoisasi adalah proses pertukaran “kepentingan” antara dua
pihak atau lebih, di mana masing-masing pihak berangkat dari
kepentingan yang berbeda untuk disatukan dalam kepentingan
bersama
20
Kapan Negosiasi diperlukan?
Ada pengaruh
kekuasaan atau
otoritas dari pihak
Masing-masing
Tidak ada pilihan pihak tidak lain
yang lebih baik mempunyai
untuk cukup
menyelesaikan Tidak memiliki kewenangan
masalah kewenangan (terbatas) untuk
untuk menyelesaikan
memaksakan nya secara
suatu hasil yang sepihak
diinginkan
Kapan Negosiasi TIDAK DIPERLUKAN
• Berniat untuk
• Negosiator
merugikan atau • Bukan bertujuan tidak
menghancurkan untuk mencapai representatif
pihak lain kesepakatan
Kiat Sukses Negosiasi dalam Perundingan
• Komitmen
yang sama • Persepsi • Empati • Fakta & • Trust
yang sama Data
JANGAN BERNEGOSIASI…
Jika tidak memiliki
kekuatan untuk
bernegosiasi
Jika tidak memiliki
sesuatu untuk
dinegosiasikan
Jika tidak
mempersiapkan
dengan baik
25
Administrasi
Perundingan
Bipartit
26
#. Risalah Bipartit
Pasal 6 UU No.2/2004:
1. Setiap perundingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus dibuat risalah
yang ditandatangani oleh para pihak;
2. Risalah perundingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya
memuat:
a. nama lengkap dan alamat para pihak;
b. tanggal dan tempat perundingan;
c. pokok masalah atau alasan perselisihan;
d. pendapat para pihak;
e. kesimpulan atau hasil perundingan; dan
f. tanggal serta tandatangan para pihak yang melakukan perundingan
Pasal 4 ayat (1) huruf b Permenakertrans No.31/2008
9) Rancangan risalah akhir dibuat oleh pengusaha dan ditandatangani oleh kedua
belah pihak atau salah satu pihak bilamana pihak lainnya tidak bersedia
menandatanganinya
27
#. Risalah Bipartit
28
#. Perjanjian Bersama
Pasal 7 UU No.2/2004:
1) Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dapat
mencapai kesepakatan penyelesaian, maka dibuat Perjanjian Bersama
yang ditandatangani oleh para pihak;
2) Perjanjian Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikat dan
menjadi hukum serta wajib dilaksanakan oleh para pihak;
Pasal 13 UU No.2/2004:
1) Dalam hal tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan
industrial melalui mediasi, maka dibuat Perjanjian Bersama yang
ditandatangani oleh para pihak dan disaksikan oleh mediator serta
didaftar di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di
wilayah hukum pihak-pihak mengadakan Perjanjian Bersama untuk
mendapatkan akta bukti pendaftaran;
Pasal 23 UU No.2/2004:
1) Dalam hal tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan
industrial melalui konsiliasi, maka dibuat Perjanjian Bersama yang
ditandatangani oleh para pihak dan disaksikan oleh konsiliator dan
didaftar di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di
wilayah hukum pihak-pihak mengadakan Perjanjian Bersama untuk
mendapatkan akta bukti pendaftaran;
29
#. Perjanjian Bersama
CATATAN:
PERJANJIAN YANG DIBUAT DAN DISEPAKATI OLEH KEDUA BELAH PIHAK
(PARA PIHAK) YANG MELAKUKAN PERUNDINGAN
MEMUAT BUTIR-BUTIR KESEPAKATAN HASIL PERUNDINGAN
30
Isi Pokok Perjanjian Bersama
2. PROSES PERUNDINGAN
31
Kekuatan Hukum Perjanjian
Bersama
Ketentuan pasal 7 UU No.2/2004
1. PB yang dibuat para pihak mengikat dan menjadi hukum serta wajib
dilaksanakan oleh para pihak (ayat 2)
32
Contoh Perjanjian Bersama
33
jangan pernah takut untuk
BERUNDING
- Terima Kasih -