Anda di halaman 1dari 34

Teknik Penyelesaian

Perselisihan melalui
Perundingan Bipartit

(Teknik Bernegosiasi)
1

Zen Mutowali, SH, CLA


PC FSP KEP SPSI Kab-Kota Bekasi
3 catatan penting

2
ARAH KEBIJAKAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL

Mewujudkan Hubungan Industrial


yang Harmonis, Dinamis,
berKeadilan
Mewujudkan Kondisi yang
Kondusif bagi Pengembangan
Usaha
Meningkatkan Kesejahteraan
pekerja dan Keluarga

Penghargaan terhadap Hak


Asasi Manusia di tempat
kerja (seperti hak
3 berserikat)
SARANA
HUBUNGAN INDUSTRIAL

Organisasi LKS
Pengusaha Bipartit
LKS
SP/SB
Tripartit

PKB Lembaga
PPHI
Sarana
HI
PP Per UU

4
LANDASAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
YANG HARMONIS

DEMOKRATIS

KETERBUKAAN

SALING
PERCAYA

KETULUSAN

KEPATUHAN
5
Alur Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial

6
Jenis Perselisihan Berdasarkan UU PPHI
✓Perselisihan hak
Adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak,
akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja,
peraturan perusahaan (PP) atau perjanjian kerja bersama (PKB)

✓Perselisihan kepentingan
Adalah perselisihan yang timbul akibat dalam hubungan kerja
karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan
dan atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam
perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama (PKB)
✓Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja
Adalah perselisihan yang timbul karena tidak ada kesesuaian
pendapat mengenai penghakhiran hubungan kerja yang dilakukan
oleh salah satu pihak
✓Perselisihan antar SP/SB hanya dalam satu perusahaan
Adalah perselisihan antara SP/SB dengan SP/SB lain hanya dalam
satu perusahaan, karena tidak adanya persesuaian paham
mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak dan kewajiban
7 keserikatpekerjaan
Skema Penyelesaian Perselisihan HI

PERSELISIHAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL

Bipartite

SEPAKAT

Perjanjian
Didaftarkan Laksanakan
Bersama
di PHI Eksekusi
(PB)
8
PERSELISIHAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL

Bipartite
Didaftarkan di PHI

Tidak sepakat S
Mediasi e
p

Dinas Tenaga Kerja Konsiliasi a PB


k

Arbitrase a
t
9
PERSELISIHAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL

Bipartite

Ajukan gugatan
ke Pengadilan
Tidak sepakat Hubungan
Industrial (PHI)

Dinas Tenaga Kerja

Tidak Tidak
Mediasi Anjuran
sepakat terima

10 Terima PB Laksanakan
PERSELISIHAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL

Bipartite

Tidak sepakat

Kasasi ke MA

Dinas Tenaga Kerja


Gugat ke PHI

Tidak Anjuran
Mediasi sepakat

11 Tidak terima
Bipartit

12
Penyelesaian perselisihan yang
terbaik adalah penyelesaian oleh
para pihak yang berselisih
sehingga dapat diperoleh hasil
yang menguntungkan kedua belah
pihak

13
 Apa itu Bipartit?
Perundingan bipartit adalah perundingan antara pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan
hubungan industrial [pasal 1 ayat (10) UU 2/2004]

Perundingan bipartit adalah perundingan antara pekerja/buruh atau serikat


pekerja/serikat buruh dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan
hubungan industrial dalam satu perusahaan [pasal 1 ayat (1) Permenaker trans
No.31/2008]

 Setiap terjadi perselisihan hubungan industrial wajib dilakukan


perundingan penyelesaian perselisihan secara bipartit sebelum
diselesaikan melalui mediasi atau konsiliasi maupun arbitrase [pasal 2
Permenaker trans No.31/2008]

14
#. Tata Cara & Tahapan Bipartit

 Bagaimana Bipartit dilakukan?


1. Dengan itikad baik;
2. Santun & tidak anarkis;
3. Mentaati Tata Tertib Perundingan yang disepakati

 Bagaimana tahapan perundingan Bipartit?


Pasal 4 ayat (1) Permenakertrans No. 31/2008
a. Tahap sebelum perundingan dilakukan persiapan;
b. Tahap perundingan;
c. Tahap setelah selesai perundingan.

15
#. Surat Permintaan Berunding
Bipartit

Pasal 4 ayat (1) Permenakertrans No. 31/2008


(1) Perundingan bipartit dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. tahap sebelum perundingan dilakukan persiapan :
1) pihak yang merasa dirugikan berinisiatif mengkomunikasikan
masalahnya secara tertulis kepada pihak lainnya;

16
#. Surat Permintaan Berunding

17
Pokok2 Isi Surat Permintaan
Berunding
 Nomor , tanggal surat
 Tujuan, perihal surat
 Permintaan Berunding 1 – 2
 Waktu, tempat permintaan berunding
 Pokok masalah yang ingin dirundingkan
 Instansi dan tandatangan

CATATAN:
Dalam mengirim surat atau dokumen apapun perlu dilengkapi dengan
Tanda Terima Surat yang mencatat penerima surat, tanggal
diterimanya surat dan tandatangan, stempel penerima surat

18
Negosiasi dalam
Bipartit
19
Sebuah Renungan..
❑ Manusia adalah makhluk sosial: saling menerima dan saling
memberi ➔ Berunding & berNegosiasi adalah bagian dari
kehidupan sehari-hari
❑ Negosiasi adalah bagian dari komunikasi
❑ Perundingan adalah proses “negosiasi” antara dua pihak atau
lebih untuk menyelesaikan perselisihan/perbedaan pendapat
diantara para pihak
❑ Negoisasi adalah proses pertukaran “kepentingan” antara dua
pihak atau lebih, di mana masing-masing pihak berangkat dari
kepentingan yang berbeda untuk disatukan dalam kepentingan
bersama
20
Kapan Negosiasi diperlukan?

Ada pengaruh
kekuasaan atau
otoritas dari pihak
Masing-masing
Tidak ada pilihan pihak tidak lain
yang lebih baik mempunyai
untuk cukup
menyelesaikan Tidak memiliki kewenangan
masalah kewenangan (terbatas) untuk
untuk menyelesaikan
memaksakan nya secara
suatu hasil yang sepihak
diinginkan
Kapan Negosiasi TIDAK DIPERLUKAN

• Berniat untuk
• Negosiator
merugikan atau • Bukan bertujuan tidak
menghancurkan untuk mencapai representatif
pihak lain kesepakatan
Kiat Sukses Negosiasi dalam Perundingan

• Komitmen
yang sama • Persepsi • Empati • Fakta & • Trust
yang sama Data
JANGAN BERNEGOSIASI…
Jika tidak memiliki
kekuatan untuk
bernegosiasi
Jika tidak memiliki
sesuatu untuk
dinegosiasikan
Jika tidak
mempersiapkan
dengan baik

Jika tidak mengetahui secara


tepat apa sebenarnya yang
anda inginkan

25
Administrasi
Perundingan
Bipartit

26
#. Risalah Bipartit

 Pasal 6 UU No.2/2004:
1. Setiap perundingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus dibuat risalah
yang ditandatangani oleh para pihak;
2. Risalah perundingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya
memuat:
a. nama lengkap dan alamat para pihak;
b. tanggal dan tempat perundingan;
c. pokok masalah atau alasan perselisihan;
d. pendapat para pihak;
e. kesimpulan atau hasil perundingan; dan
f. tanggal serta tandatangan para pihak yang melakukan perundingan
 Pasal 4 ayat (1) huruf b Permenakertrans No.31/2008
9) Rancangan risalah akhir dibuat oleh pengusaha dan ditandatangani oleh kedua
belah pihak atau salah satu pihak bilamana pihak lainnya tidak bersedia
menandatanganinya

27
#. Risalah Bipartit

28
#. Perjanjian Bersama
 Pasal 7 UU No.2/2004:
1) Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dapat
mencapai kesepakatan penyelesaian, maka dibuat Perjanjian Bersama
yang ditandatangani oleh para pihak;
2) Perjanjian Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikat dan
menjadi hukum serta wajib dilaksanakan oleh para pihak;
 Pasal 13 UU No.2/2004:
1) Dalam hal tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan
industrial melalui mediasi, maka dibuat Perjanjian Bersama yang
ditandatangani oleh para pihak dan disaksikan oleh mediator serta
didaftar di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di
wilayah hukum pihak-pihak mengadakan Perjanjian Bersama untuk
mendapatkan akta bukti pendaftaran;
 Pasal 23 UU No.2/2004:
1) Dalam hal tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan
industrial melalui konsiliasi, maka dibuat Perjanjian Bersama yang
ditandatangani oleh para pihak dan disaksikan oleh konsiliator dan
didaftar di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di
wilayah hukum pihak-pihak mengadakan Perjanjian Bersama untuk
mendapatkan akta bukti pendaftaran;

29
#. Perjanjian Bersama

CATATAN:
PERJANJIAN YANG DIBUAT DAN DISEPAKATI OLEH KEDUA BELAH PIHAK
(PARA PIHAK) YANG MELAKUKAN PERUNDINGAN
MEMUAT BUTIR-BUTIR KESEPAKATAN HASIL PERUNDINGAN

PERJANJIAN YANG DIBUAT OLEH PARA PIHAK


MENJADI HUKUM BAGI PIHAK YANG MEMBUATNYA
(ASAS PACTA SUN SERVANDA)
[Pasal 1338 KUH Perdata]

30
Isi Pokok Perjanjian Bersama

1. IDENTITAS PIHAK-PIHAK YANG MEMBUAT PERJANJIAN BERSAMA

2. PROSES PERUNDINGAN

3. HASIL PERUNDINGAN / ISI KESEPAKATAN

4. TANGGAL DAN TEMPAT PENANDA-TANGANAN PERJANJIAN


BERSAMA (DOMISILI HUKUM)

5. TANDA TANGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMBUAT PERJANJIAN


BERSAMA

31
Kekuatan Hukum Perjanjian
Bersama
Ketentuan pasal 7 UU No.2/2004
1. PB yang dibuat para pihak mengikat dan menjadi hukum serta wajib
dilaksanakan oleh para pihak (ayat 2)

2. PB didaftarkan ke PHI pada PN di wilayah hukum para pihak


mengadakan perjanjian (ayat 3)

3. PB yang didaftarkan ke PHI dan mendapatkan akta bukti pendaftaran


PB dapat diajukan EKSEKUSI ke PN untuk mendapatkan
penetapaneksekusi apabila salah satu pihak tidak melaksanakan isi
PB (ayat 5)

32
Contoh Perjanjian Bersama

33
jangan pernah takut untuk
BERUNDING

tapi jangan berunding


karena TAKUT

- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai