Anda di halaman 1dari 27

1

HUBUNGAN KERJA

Hubungan antara pengusaha dengan


pekerja/buruh berdasarkan Perjanjian Kerja
yang mempunyai unsur upah, perintah, dan
pekerjaan.

2
HUKUM KETENAGAKERJAAN

Di Iihat dari aspek ilmu Hukum, ilmu ketenagakerjaan


dapat dibagi dua, yaitu ;
1. Hukum Materiil
a. UU Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003
b. Peraturan Pelaksanaan
c. PK, PP, PKB
2. Hukum Formal
UU No. 2 Tahun 2004, mulai berlaku 14 Januari 2006
Sebagai hukum Acara untuk penyelesaian perselisihan
hubungan industrial

3 3
TIMBULNYA PERSELISIHAN
Dari hasil pengamatan di lapangan penyebab timbulnya
perselisihan antara lain :

1. Tidak dilaksanakannya hak pekerja.

2. Kesadaran pekerja akan perbaikan kesejahteraan.

3. Kurangnya komunikasi antara pekerja dengan pengusaha.


(LKS Bipartit, Perundingan Bipartit)

4
PERANAN PELAKU HI DALAM MENCEGAH
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
PENGUSAHA :

1. Memenuhi hak-hak Pekerja/Buruh tepat pada waktunya;


2. Membangun komunikasi yang baik dengan pihak
Pekerja/Buruh;
3. Pengusaha hendaknya menyediakan forum komunikasi
dalam rangka musyawarah pengusaha dengan
Pekerja/Buruh dan SP/SB serta menyediakan fasilitas-
fasilitas lainnya

5
PEKERJA/BURUH DAN SP/SB:
1. Melakukan pekerjaannya dengan penuh tanggungjawab;
2. Membangun komunikasi yang baik dengan pihak pengusaha
maupun dengan SP/SB;
3. Sifat konfrontatif dihindarkan;
4. Pandai menangkap aspirasi pekerja dan dapat
mengkomunikasikannya dengan baik kepada Pengusaha;
5. Kepentingan pekerja tidak lepas dari kepentingan bersama
dengan pengusaha.

6
PEMERINTAH :
1. Menciptakan hubungan harmonis antara pekerja dan
pengusaha, melalui pendidikan dan penyuluhan/pembinaan
lainnya;
2. Mengembangkan kelembagaan kerjasama LKS Bipartit di
perusahaan harus ditingkatkan;
3. Menerapkan peraturan perundangan, pengembangan PP dan
PKB serta peningkatan pendidikan dan penyuluhan
ketenagakerjaan dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan;
4. Melakukan deteksi dini (early warning system);
5. Menyusun Peta Hubungan Industrial (Peta Kerawanan).

7
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan


antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan
pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh,
karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan
kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan
kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat
buruh dalam satu perusahaan.

8
PENYELESAIAN
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Perselisihan HI, sesuai UU No 2 Tahun 2004, penyelesaian
dibagi 2 (dua), yaitu:

1. Penyelesaian di luar Pengadilan Hubungan Industrial


a. Penyelesaian secara Bipartit, penyelesaian wajib (Pasal 3 dan
Pasal 4 ayat (2) UU No. 2/2004)
b. Penyelesaian melalui Mediasi, Konsiliasi, (wajib Pasal 83, UU
No. 2/2004) dan Arbitrase.
2. Penyelesaian Melalui Pengadilan Hubungan Industrial
Hukum Acara yang dipakai adalah Hukum Acara Perdata Pasal
57 UU No. 2 tahun 2004

9
KEDUDUKAN HUKUM BIPARTIT
Kedudukan hukum perundingan Bipartit, merupakan penyelesaian
yang bersifat wajib

1. UU No 13 Tahun 2003
“…maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan…”
Pasal 151 ayat (2)
2. UU No 2 Tahun 2004
Perselisihan hubungan industrial wajib diupayakan penyelesaian
terlebih dahulu melalui perundingan bipartit, Pasal 3 ayat (1).

Catatan:
Berkas pencatatan dikembalikan bila tidak dilampirkan bukti perundingan bipartit
Pasal 4 ayat (2)
PERMENAKERTRANS PER. 31/MEN/XII/2008, tanggal 30 Desember 2008

10
PERUNDINGAN BIPARTIT

Perundingan antara pengusaha dengan


pekerja untuk menyelesaikan perselisihan
hubungan industrial, Secara musyawarah
untuk mufakat

Catatan:
Berbeda dengan LKS Bipartit sebagaimana diatur dalam Pasal 106
UUK sebagai forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal
ketenagakerjaan di perusahaan

11
PROSEDUR PENYELESAIAN PHI MELALUI
BIPARTIT

Daftar Pada
Pengadilan
Akte Bukti Mediasi Konsiliasi Arbitrasi Pengadilan
PHI Daftar

Perjanjian TDK SEPAKAT


Bersama SEPAKAT
(PB)

Bipartit/Musyawarah/Mufakat
(Risalah Rapat)

BERSELISIH

Pengusaha/
Hak, Kepentingan, PHK, MGT
P/B Antar SP/SB
12
INSTANSI YANG BERTANGGUNG JAWAB
DIBIDANG KETENAGAKERJAAN
Tindakan Instansi dalam hal menerima Pencatatan Perselisihan
Hubungan Industrial
1. Meneliti berkas pencatatan apakah perselisihan, telah
diselesaikan secara bipartit atau tidak.
2. Mengembalikan berkas perselisihan, apabila tidak dilengkapi
bukti upaya penyelesaian perundingan bipartit.
3. Wajib menawarkan penyelesaian melalui Konsiliasi atau
Arbitrase.
4. Dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja, para pihak tidak menetapkan
pilihan Konsiliasi atau Arbitrase, melimpahkan penyelesaiannya
kepada Mediator.
Catatan: Pasal 4 UU No. 2 Tahun 2004

13
MEDIASI HUBUNGAN INDUSTRIAL

Pegawai instansi pemerintah yang bertanggung jawab


dibidang ketenagakerjaan yang memenuhi syarat sebagai
mediator untuk melakukan mediasi dengan kewajiban
memberikan anjuran tertulis dalam hal;

Penyelesaian perselisihan hak, kepentingan, PHK, dan antar


Serikat Pekerja/Serikat Buruh hanya dalam satu perusahaan
melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih
mediator yang netral.

14
PERSIAPAN MEDIASI
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam proses mediasi
adalah;
1. Dokumen yang terkait dengan obyek perselisihan sebagai
data pendukung dan alat bukti.
2. Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan PK, PP atau
PKB.
3. Surat kuasa Khusus
4. Risalah perundingan Bipartit.
5. Keterangan yang disampaikan, agar dibuat secara tertulis
6. Mencatat keterangan pihak-pihak dan Mediator.

15
PROSES PENYELESAIAN
MEDIATOR
1. Mencatat dalam buku registrasi pencatatan perselisihan
hubungan industrial
2. Melakukan penelitian berkas perselisihan termasuk risalah
perundingan bipartit.
3. Melakukan sidang mediasi paling lama 7 kerja setelah
menerima pelimpahan tugas
4. Memanggil para pihak secara tertulis dengan
mempertimbangkan waktu panggilan, sehingga sidang
mediasi dapat dilakukan selambat-lambatnya 7 hari kerja
sejak menerima pelimpahan tugas penyelesaian
perselisihan

16
17
PENYELESAIAN MELALUI MEDIASI

Jenis-jenis Perselisihan yang ditangani


 Perselisihan Hak
 Perselisihan Kepentingan
 Perselisihan PHK
 Perselisihan antar SP/SB

18
Prosedur Penyelesaian Melalui
Mediasi
PENGADILAN PHI
Daftar Pada
Pengadilan Akte Bukti
PHI Daftar
GUGAT TDK SETUJU

TDK SEPAKAT
Perjanjian SEPAKAT - Mediator Membuat Anjuran
Bersama BERDAMAI MEDIASI - Anjuran Disampaikan dalam 10 hari
- Para Pihak menjawab anjuran selama 10 hari sejak
(PB)
diterima
- Tidak dijawab dianggap menolak
- Setuju anjuran hrs buat PB dlm 6 hari sejak anjuran
diterima

Bipartit/Musyawarah/Mufakat
(Risalah Rapat)

BERSELISIH

Pengusaha/
Hak, Kepentingan, PHK, MGT
P/B Antar SP/SB
19
20
PENYELESAIAN MELALUI KONSILIASI

Jenis-jenis Perselisihan yang ditangani


 Perselisihan Kepentingan
 Perselisihan PHK
 Perselisihan antar SP/SB

21
Prosedur Penyelesaian Melalui
Konsiliasi
PENGADILAN PHI
Daftar Pada
Pengadilan Akte Bukti
PHI Daftar
GUGAT TDK SETUJU

TDK SEPAKAT
Perjanjian SEPAKAT
Bersama KONSILIASI - Konsiliator mengeluarkan Anjuran
BERDAMAI - Anjuran Disampaikan dalam 10 hari
(PB)
- Para Pihak menjawab anjuran selama 10 hari sejak
diterima
- Tidak dijawab dianggap menolak
- Setuju anjuran hrs buat PB dlm 3 hari sejak anjuran
diterima
Bipartit/Musyawarah/Mufakat
(Risalah Rapat)

BERSELISIH

Pengusaha/
Kepentingan, PHK, MGT
P/B Antar SP/SB
22
23
PENYELESAIAN MELALUI ARBITRASE

Jenis-jenis Perselisihan yang Ditangani


 Perselisihan Kepentingan
 Perselisihan antar SP/SB

24
Prosedur Penyelesaian Melalui
Arbitrase
MAHKAMAH AGUNG
Daftar Pada
Pengadilan
Akte Bukti
PHI Daftar

TDK SEPAKAT
Perjanjian SEPAKAT
Bersama BERDAMAI ARBITRASE SIDANG
(PB) ARBITER

Bipartit/Musyawarah/Mufakat
(Risalah Rapat)

BERSELISIH

Pengusaha/
Kepentingan, MGT
P/B Antar SP/SB
25
UPAYA MENCEGAH PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL

1. Melaksanakan hak-hak pekerja sesuai dengan


ketentuan yang berlaku.
2. Memberikan perhatian terhadap kesejahteraan
pekerja.
3. Menciptakan komunikasi yang baik dengan pekerja.
4. Segera menyelesaikan keluhan pekerja.

26
27

Anda mungkin juga menyukai