Anda di halaman 1dari 24

Ratu Halimatus Sa’diyah, S.

1
CURICULLUM VITAE

Nama : Ratu Halimatus Sa’diyah, S.H


Jabatan : Mediator Hubungan Industrial
Unit : Sudis Nakertrans dan Energi
Kota Adm. Jakarta Barat
Alamat Kantor : Jl. Kembangan Raya No. 2
Blok B Lt. 6 Kantor Walikota
Jakarta Barat
No. HP : 0817700998
Email : ratuhsadiyah@gmail.com
3

HUKUM KETENAGAKERJAAN

Hukum
Ketenagakerjaan

Materil Formil

Normatif UU 2/2004
Otonom
Heteronom

UU 13/2003
PK, PP / PKB
UU 6/2023
HUBUNGAN KERJA

b
e
r
d
Pengusaha a Pekerja
s
Upah a
r
k
a
n
Perintah
U Perjanjian
N PKWTT
Kerja
S
Pekerjaan U
R
PKWT
5

ARAH PEMBANGUNAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Mewujudkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarg
anya, melalui:
1. Mewujudkan hubungan industrial yang harmonis
dinamis dan berkeadilan;
2. Peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh dan
Perlindungan dasar hak kerja/pekerja;
3. Kemajuan dan pengembangan usaha.
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Dalam melaksanakan hak dan kewajiban, tidak jarang terjadi perbedaan
pendapat yang mengakibatkan pertentangan itulah perselisihan HI

Perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak,


1 Perselisihan
akibat adanya perbedaan pelaksanaan/penafsiran
Hak terhadap ketentuan PUU, PK, PP/PKB

2 Perselisihan Perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian


pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang
PHK
dilakukan oleh salah satu pihak

Perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena


3 Perselisihan tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan
Kepentingan dan/atau perubahan syarat kerja yang ditetapkan dalam
PK, atau PP, atau PKB.

4 Perselisihan antara SP/SB dengan SP/SB lain hanya dalam


Perselisihan satu perusahaan, karena tidak adanya persesuaian paham
Antar SP/SB mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak dan kewajiban
keserikatpekerjaan.
7

PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Perselisihan HI, sesuai UU No 2 Tahun 2004, penyelesaian
dibagi 2 (dua), yaitu:
1. Penyelesaian di luar Pengadilan Hubungan Industrial
• Penyelesaian secara Bipartit, penyelesaian wajib (Pasal
3 dan Pasal 4 ayat (2) UU No. 2/2004)
• Penyelesaian melalui Konsilasi, Arbiter dan Mediasi,
(wajib Pasal 83, UU No. 2/2004)
2. Penyelesaian Melalui Pengadilan Hubungan Industrial
Hukum Acara yang dipakai adalah Hukum Acara Perdata
Pasal 57 UU No. 2 tahun 2004.
Pasal 136 UU 13/2003

(1) PPHI wajib dilaksanakan oleh pengusaha dan pekerja/buruh atau SP/SB secara
musyawarah mufakat
(2) Dalam hal penyelesaian secara musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud ayat (1),
maka pengusaha dan pekerja/buruh atau SP/SB menyelesaikan perselisihan hubungan
industrial melalui prosedur PPHI yang diatur dengan Undang-Undang
PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL MELALUI BIPARTIT

Sepakat Didaftarkan ke
PB PHI
Eksekusi

PERSELISIHAN
INDUSTRIAL
1. Pers. Hak Perundingan
2. Pers. Kepentingan
3. Pers. PHK
BIPARTIT
4. Pers. Antar SP/SB

Tidak Membuat Mediasi/


Risalah
Disnaker Konsoliasi/A
Sepakat Bipartit Setempat rbitrase

Ket. :
1. Para pihak mencatatkan perselisihan
2. Menyampaikan bukti-bukti
3. Tawaran untuk penyelesaian melalui Konsiliasi / Arbitrase
4. Dalam 7 hari harus ada pilihan
1
0

MEDIASI HUBUNGAN INDUSTRIAL

“ Penyelesaian perselisihan hak, kepentingan, PH


K, dan antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh han
ya dalam satu perusahaan melalui musyawarah
yang ditengahi oleh seorang atau lebih mediator


yang netral.
PROSES PENYELESAIAN
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
MAHKAMAH AGUNG
PK
(KASASI) 30 HARI
FINAL KASASI
PERSELISIHAN 2 DAN 4 PERSELISIHAN 1 DAN 3
PUTUSAN
FINAL DAN PENGADILAN PHI 50 HARI
MENGIKAT

ARBITER KONSILIASI MEDIASI 30 HARI


140 HARI

BERDASARKAN KESEPAKATAN
PERSELISIHAN 2 & 4 PERSELISIHAN 2,3,4 PERSELISIHAN 1,2,3,4

INSTANSI YANG BERTANGGUNG JAWAB DI BIDANG KETENAGAKERJAAN


MENCATAT DAN MENAWARKAN

PB BIPARTIT 30 HARI

HAK KEPENTINGAN PHK ANTAR SP/SB


(1) (2) (3) (4)

PERSELISIHAN
 MENINGKATKAN INTENSITAS KOMUNIKASI ANTARA
PEKERJA/SERIKAT PEKERJA, PENGUSAHA DAN
PEMERINTAH
 KESUNGGUHAN PEKERJA/SERIKAT PEKERJA
MELAKSANAKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN YANG
DIPERJANJIKAN
 KESUNGGUHAN PENGUSAHA DALAM PEMBERDAYAAN
SDM DAN KESEJAHTERAAN
 KESUNGGUHAN PEMERINTAH MENJAGA KESEIMBANGAN
ANTARA KEPENTINGAN PEKERJA, PENGUSAHA DAN
MASYARAKAT DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN
 PENGATURAN DAN PENERAPAN HAK, KEWAJIBAN DAN
SYARAT KERJA SECARA JELAS, TEGAS DAN KONSISTEN
(PK, PP ATAU PKB)
PEMUTUSAN
HUBUNGAN KERJA
Pengakhiran hubungan
kerja karena suatu
hal tertentu yang
mengakibatkan
berakhirnya hak dan
kewajiban antara
pekerja dan
pengusaha.
13
KETENTUAN
04
03

PHK
Dalam hal
Dalam hal pekerja perundingan
telah diberitahu bipartit) tidak
02
01 dan menolak PHK mendapatkan
Dalam hal PHK maka penyelesaian kesepakatan
Pengusaha, tidak dapat PHK wajib maka PHK
pekerja, SP, dan dihindari maka dilakukan melalui dilakukan
pemerintah, maksud & alasan perundingan melalui tahap
harus PHK diberitahukan bipartit antara berikutnya
mengupayakan oleh pengusaha pengusaha dengan sesuai
agar tidak kepada pekerja pekerja dan/atau mekanisme PPHI
terjadi PHK dan/atau SP SP

14
TATA CARA PHK

Tidak Menolak
Lapor
(menerima Disnaker
PHK)
Paling lambat 14 hari
PB
Pendaftaran
sebelum PHK PB
(7 hari untuk
masa percobaan) PHI
MA
Pemberitahuan Pekerja
Pengusaha
JKP

• Maksud & Mediasi/Konsilias


alasan PHK SP/SB
• Kompensasi
PHK & Hak-
hak lainnya Menolak Bipatit
yang timbul
akibat PHK
Paling lambat 7 hari setelah
diterimanya surat pemberitahuan
PEMBERITAHUAN PHK TIDAK
DIPERLUKAN
a Pekerja mengundurkan diri atas kemauan sendiri

Pekerja dan pengusaha berakhir hubungan


Pemberitahuan b kerjanya sesuai perjanjian kerja waktu tertentu
PHK tidak
diperlukan:
Pekerja mencapai usia pensiun sesuai
c dengan PK, PP atau PKB

d Pekerja meninggal dunia


16
PHK DILARANG
a. Pekerja berhalangan masuk
d. Pekerja menikah
kerja karena sakit menurut
keterangan dokter selama
Pengusaha waktu tidak melampaui 12 e. Pekerja perempuan
bulan secara terus menerus hamil, melahirkan, gugur
dilarang
kandungan, atau
melakukan
b. Pekerja berhalangan menyusui bayinya
PHK dengan
menjalankan pekerjaan
alasan:
[bagian 1]
karena memenuhi f. Mempunyai pertalian
kewajiban terhadap darah dan/atau ikatan
negara perkawinan dengan
pekerja lainnya di dalam
c. Pekerja menjalankan satu perusahaan
ibadah yang diperintahkan
agamanya 17
PHK g. Pekerja mendirikan, i. Pekerja berbeda paham,

DILARANG
menjadi anggota, agama, aliran politik, suku,
melakukan kegiatan warna kulit, golongan, jenis
SP di luar jam kerja kelamin, kondisi fisik, atau
atau di dalam jam status perkawinan
kerja atas
kesepakatan j. Pekerja dalam keadaan
Pengusaha pengusaha atau cacat tetap, sakit akibat
dilarang berdasarkan PK, PP kecelakaan kerja, atau
melakukan atau PKB sakit karena hubungan
PHK dengan kerja yang menurut
alasan: h. Pekerja mengadukan keterangan dokter yang
[bagian 2] pengusaha kepada penyembuhannya belum
pihak berwajib dapat dipastikan

PHK yang dilakukan dengan alasan tersebut batal demi


hukum dan pengusaha wajib mempekerjakan kembali
pekerja yang bersangkutan.
18
1
9

HAK PHK
Masa Kerja Besar Masa Kerja Besar
(tahun) Pesangon (tahun) UPMK
MK < 1 1 bulan upah 3 ≤ MK< 6 2 bulan upah
1 ≤ MK < 2 2 bulan upah 6 ≤ MK < 9 3 bulan upah
2 ≤ MK < 3 3 bulan upah
9 ≤ MK < 12 4 bulan upah
3 ≤ MK < 4 4 bulan upah
12 ≤ MK < 15 5 bulan upah
4 ≤ MK < 5 5 bulan upah
15 ≤ MK < 18 6 bulan upah
5 ≤ MK < 6 6 bulan upah
6 ≤ MK < 7 7 bulan upah 18 ≤ MK < 21 7 bulan upah
7 ≤ MK < 8 8 bulan upah 21 ≤ MK < 24 8 bulan upah
MK ≥ 8 9 bulan upah MK ≥ 24 10 bulan upah

Uang Penggantian Hak meliputi:


a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja buruh dan keluarganya ketempat pekerja
buruh diterima bekerja; dan
c. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, dan
Perjanjian Kerja Bersama.
ALASAN & BESARAN HAK PHK
Uang Pi
NO ALASAN PHK UP UPMK UPH
sah
1 Penggabungan, peleburan dan pemisahan perusahaan 1 1  -
2 Pengambilalihan perusahaan 1 1  -
3 Pengambilalihan perusahaan yang mengakibatkan terjadinya perubahan
syarat-syarat kerja dan pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubun 0,5 1  -
gan kerja
4 Efisiensi yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian 0,5 1  -
5 Perusahaan melakukan efisiensi untuk mencegah terjadinya kerugian 1 1  -
6 Perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian se
cara terus menerus selama 2 (dua) tahun atau mengalami kerugian tida 0,5 1  -
k secara terus menerus selama 2 (dua) tahun
7 Perusahaan tutup yang disebabkan bukan karena perusahaan mengala
1 1  -
mi kerugian
8 Perusahaan tutup yang disebabkan keadaan memaksa (force majeur) 0,5 1  -
9 Keadaan memaksa (force majeur) yang tidak mengakibatkan perusahaa
0,75 1  -
n tutup

20
Uang
NO ALASAN PHK UP UPMK UPH
Pisah
10 Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang yang dis
0,5 1  -
ebabkan perusahaan mengalami kerugian
11 Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang bukan ka
1 1  -
rena perusahaan mengalami kerugian
12 Perusahaan pailit 0,5 1  -
13 Adanya permohonan Pemutusan Hubungan Kerja yang diajukan oleh pekerja/b
uruh dengan alasan pengusaha melakukan perbuatan sebagaimana yang dima
1 1  -
ksud dalam Pasal 154A ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja
14 Adanya putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang
menyatakan pengusaha tidak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dal
- -  
am Pasal 154A ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja terhadap permohonan yang diajukan oleh pekerja/buruh
15 Pekerja/Buruh yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri dan memenuhi sy
arat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1) huruf i Undang-Undang - -  
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
16 Pekerja/buruh mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dip - -  
anggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis
17 Pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian k
0,5 1  -
erja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
21
Uang
NO ALASAN PHK UP UPMK UPH
Pisah
18 Pekerja/buruh melakukan pelanggaran bersifat mendesak yang diatur dal
am Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersa - -  
ma
19 Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan a
kibat ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidan - -  -
a yang berkaitan dengan kerugian perusahaan
20 Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan a
kibat ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidan - 1  -
a yang tidak berkaitan dengan kerugian perusahaan
21 Pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan - 1  -
22 Pekerja/buruh mengalami sakit berkepanjangan atau cacat akibat kecela
kaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah melampaui 2 1  -
batas 12 (dua belas) bulan
23 Pekerja/buruh dapat mengajukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada P
engusaha karena pekerja/buruh mengalami sakit berkepanjangan atau c
2 1  -
acat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya se
telah melampaui batas 12 (dua belas) bulan
24 Pekerja/buruh memasuki usia pensiun 1,75 1  -
25 Pekerja/buruh meninggal dunia 2 1  -

Selain alasan PHK tersebut, dapat ditetapkan alasan PHK


lainnya dalam PK, PP / PKB psl 154 A ayat 2
22
“Anda tidak dapat berjabat
tangan dengan kepalan tangan”

-Indira Ghandi-
2
4

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai