Anda di halaman 1dari 23

OPTIMALISASI PPHI

DI LUAR PENGADILAN HI
BIODATA

Nama Imelda Savitri, S.E., M.M


Pangkat dan Gol. Ruang Pembina Tk. I (IV/b)
Jabatan Mediator Hubungan Industrial Ahli Madya
Tempat / Tanggal Lahir Kotabumi, 25 September 1976
Agama Islam
Status perkawinan Menikah
Pendidikan Terakhir Pasca Sarjana
Diklat Spesialis Diklat Ahli HI Bidang Pengupahan
Penugasan Koordinator Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial Perusahaan Swasta
Unit Kerja Direktorat Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial, Ditjen PHI dan Jamsos
Kelompok Substansi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Perusahaan Swasta.

S.1 Universitas Lampung Ekonomi Bandar Lampung

S.2 IPB Manajemen Bisnis Bogor


LATAR BELAKANG

Perselisihan Hubungan Industrial adalah :


Perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara
pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh
atau SP/SB karena adanya perselisihan mengenai hak,
kepentingan, PHK, dan antar SP/SB dalam satu perusahaan.

Jenis Perselisihan
1. Perselisihan Hak
2. Perselisihan Kepentingan
3. Perselisihan PHK
4. Perselisihan Antar SP/SB dalam satu Perusahaan
3
Perselisihan Hak
Perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya
hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau
penafsiran terhadap ketentuan peraturan per-UU,
PK, PP, atau PKB.
Hak-Hak Pekerja/Buruh yang
Telah Diatur dalam Peraturan
Perundangan
Upah Minimum

Upah tidak masuk kerja


dan/atau tidak melakukan
THR Keagamaan pekerjaan karena alasan
tertentu

Upah Kerja Lembur Keselamatan


dan
Kesehatan Kerja
Uang pesangon, UPMK, dan UPH
bila terjadi PHK; Uang Kompensasi Program Jaminan Sosial
PKWT Tenaga Kerja
5
Hak Pekerja/Buruh yang pada umumnya
Diatur dalam PK, PP atau PKB
Bantuan Sukacita
Tunjangan Cuti Tunjangan Cuti
Tunjangan Beasiswa
Tahunan Panjang

Tunjangan Tunjangan
Tunjangan Khitanan
Pernikahan
Melahirkan

Bantuan Dukacita
Tunjangan kematian bagi pekerja/buruh dan keluarganya

Tunjangan musibah yang dialami pekerja/buruh

6
Perselisihan Kepentingan
Perselisihan yang timbul dalam
hubungan kerja karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai
pembuatan, dan atau perubahan
syarat-syarat kerja yang
ditetapkan dalam PK, atau
PP, atau PKB.
Perselisihan Pemutusan
Hubungan Kerja
Perselisihan yang timbul karena
tidak adanya kesesuaian pendapat
mengenai pengakhiran hubungan
kerja yang dilakukan oleh salah
satu pihak.
Perselisihan
Antar Serikat Pekerja
Perselisihan antara serikat pekerja
dengan serikat pekerja lain hanya
dalam satu perusahaan, karena tidak
adanya persesuaian paham mengenai
keanggotaan, pelaksanaan hak, dan
kewajiban keserikatpekerjaan.
Prinsip PPHI

 Musyawarah untuk mufakat (BIPARTIT)


 Bebas memilih lembaga penyelesaian perselisihan
 Cepat, tepat, adil dan murah
 Bersifat Wajib, akibat : tidak dapat diproses lebih lanjut
PENYELESAIAN MELALUI
MEDIASI
Penyelesaian perselisihan hak, perselisihan
kepentingan, perselisihan pemutusan
hubungan kerja, dan perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh hanya dalam satu
perusahaan melalui musyawarah yang
ditengahi oleh seorang atau lebih mediator
yang netral.
Dasar Hukum :
1. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan HI

11
PROSEDUR PENYELESAIAN
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

MAHKAMAH AGUNG
(KASASI) 30 HARI
PEMBATALAN KERJA
P. HAK P. PHK Ps 115
PUTUSAN PENGADILAN PHI 50 HARI
FINAL
KERJA
PB PB Ps. 103
140
ARBITER KONSILIASI MEDIASI 30 HARI HARI
KERJA KERJA
SEPAKAT 2 PIHAK
Ps 15,
Ps 25,
Ps 40 (1)

DINAS YG BERTANGGUNG JAWAB DIBIDANG KETENAGAKERJAAN

PB BIPARTIT 30 HARI
KERJA
Ps. 3 (2)
KEPENTINGAN SP/SB HAK PHK
12
PERSELISIHAN
Kedudukan Anjuran dalam Proses
Penegakan Hukum
Anjuran sebagai produk hukum memberikan keadilan dan kepastian hukum bagi
masyarakat pencari keadilan. Oleh karena itu, begitu sangat menentukan peran
sebuah anjuran.
Bagi para Mediator perlu meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam
membuat anjuran yang baik dan berkualitas.
Anjuran harus memberikan nilai Keadilan, Kepastian Hukum dan Kemanfaatan,
yang mempertimbangkan 3 aspek :
1. Aspek Yuridis.
2. Aspek Sosiologis
3. Aspek Filosofis
Pandangan Masyarakat Terhadap Mediator*)
1. Mediator tidak menguasai permasalahan yang diajukan.
2. Mediator tidak terlatih dan tidak mempunyai kompetensi dalam melakukan peranannya.
3. Mediator tidak mengetahui dan memahami secara mendalam dan luas ketentuan ketenagakerjaan
dan perundangan lain yang terkait dan peraturan pelaksanaannya.
4. Mediator tidak mampu membaca dan memahami putusan MK dengan benar.
5. Mediator tidak mampu melakukan upaya memerantarai para pihak yang berselisih sehingga gagal
menyelesaikan perselisihan yang terjadi.
6. Mediator tidak mempunyai ketrampilan berkomunikasi yang tinggi sehingga tidak mampu
menjelaskan permasalahan yang terjadi kepada para pihak.
7. Mediator tidak mempunyai kedisiplinan dalam melakukan mediasi tepat waktu.
8. Dalam melakukan mediasi mediator tidak mampu bersikap tegas terhadap perilaku tidak
profesional para pihak yang berselisih.
9. Abaikan panggilan mediasi karena mediasi sudah pasti gagal menyelesaikan perselisihan.
10. Anjuran mediator tidak bermutu karena pertimbangan hukumnya sangat dangkal, keterangannya
tidak lengkap, banyak salah ketik.
Beberapa Anjuran

1. Agar para pihak melakukan perundingan


2. Agar para pihak melimpahkan perselisihan ke instansi
ketenagakerjaan lain
3. Agar para pihak dst dst
FUNGSI ANJURAN :
4. Sebagai Tiket untuk ke PHI
5. Sebagai stimulus
6. Sebagai dasar penyelesaian
7. Sebagai upaya/reaktif
Postur Anjuran
I. Identitas para Pihak
1. Menggunakan kuasa hukum/tidak
2. Domisili para pihak
II. Keterangan Para Pihak : berdasarkan keterangan tertulis atau hasil pertemuan
III.Pertimbangan Mediator
1. Penegasan dikeluarkannya anjuran
2. Kualifikasi jenis perselisihan
3. Kompetensi relatif
4. Jangka waktu mediasi
5. Obyek permasalahan
6. Analisis permasalahan
IV. Amar Anjuran : mengacu pada obyek permasalahan dan hasil analisis
permasalahan
Dasar Mediator dalam Pertimbangan Anjuran

PASAL 100 UU PPHI :


Dalam mengambil putusan, Majelis Hakim mempertimbangkan hukum, perjanjian yang
ada, kebiasaan, dan keadilan.

Dalam Praktek Mediasi :


1. Hukum/Peraturan Perundang-undangan
2. Keadilan : Dalam KBBI; tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar, dan
berpegang teguh pada kebenaran. Keadilan Mutlak atau Relatif?
3. Kepatutan : Berhubungan dengan penilaian/pandangan masyarakat yang menimbulkan kerugian bagi
orang lain(vide : 1339 KUHPerdata Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan
tegas dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian,
diharuskan oIeh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang)
Asas dalam Membuat Anjuran

 Memuat alasan-alasan dan dasar-dasar yang jelas dan rinci


 Wajib mempertimbangkan dan menganjurkan seluruh bagian
perselisihan
 Tidak boleh mengabulkan melebihi tuntutan/yang diajukan
 Jangan menganjurkan formalitas perselisihan (ex: melimpakan
ke instansi lain, berunding dsb)
19
PEMENUHAN KESEJAHTERAAN
PEKERJA/BURUH
Upaya pemenuhan kesejahteraan pekerja/buruh dilakukan melalui
pengaturan:

1 Hak-hak pekerja yang telah diatur dalam peraturan


Perundang-undangan

2
Hak-hak pekerja yang belum diatur dalam peraturan
Perundang-undangan (diatur dalam PK, PP dan PKB)

3
Upaya lain melaluiprogram-program
peningkatan kesejahteraan
KESEJAHTERAAN
PEKERJA/BURUH DAN KELUARGANYA
PP No. 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan
Pasal 6 “SP/SB, federasi dan
konfederasi SP/SB
(1) Kebijakan Pengupahan ditujukan untuk pencapaian penghasilan yang bertujuan memberikan
memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. perlindungan,
(2) Penghasilan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pembelaan hak dan
dalam bentuk: kepentingan, serta
a. Upah; dan meningkatkan
b. pendapatan non Upah. kesejahteraan yang
layak bagi pekerja/
Penjelasan Pasal 6 PP No. 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan buruh dan
Ayat (2) keluarganya”.
Huruf a Cukup jelas. Pasal 4 ayat
(1) UU
Huruf b Yg dimaksud dgn “Pendapatan non Upah” adl penerimaan P/B dari 21/2000
pengusaha dlm bentuk uang utk pemenuhan kebutuhan keagamaan, SP/SB
memotivasi peningkatan produktivitas, atau peningkatan kesejahteraan
Pekerja/Buruh dan keluarganya.
ISU AKTUAL KASUS-KASUS
PERSELISIHAN HI
YANG DITANGANI DIT. PPHI
• Penerapan sistem pengupahan dan kenaikan upah (Implementasi PP/PKB);
• PHK: Alasan, Prosedur, Hak dan Kewajiban;
• Tata tertib perundingan PKB hingga jumlah keterwakilan serikat pekerja dalam tim
perunding PKB;
• Mogok Kerja yang berakhir dengan perselisihan PHK;
• Penerapan Kompensasi dan Ganti Rugi dalam hal PHK bagi pekerja dengan HK-
PKWT;
• Putusan PHI yang tidak dijalankan oleh pihak;
Phone/WA : 0812 969 1979 4

Anda mungkin juga menyukai