Anda di halaman 1dari 22

Risiko Kredit

Presented by: Kelompok 2


Nama Kelompok
BRIAN ERRANDO LIMANJAYA
01
042111233120

STEFANUS EFRAIM SANTOSO


02
042111233138

PRIMANDITO YUSUF ARSYAD


03
042111233187
Overview
Penilaian Kualitatif
Penilaian Kuantitatif
Rating Perusahaan
Metode Skoring Kredit
RAROC (Risk Adjusted Return on On Capital)
Mortality Rate
Pendekatan Term Structure
Credit Metrics
Pendekatan Kerangka Teori Opsi
Case: PT. Mayora Indah Tbk
Penilaian Kualitatif

Analisis kredit sering menggunakan kerangka prinsip 3R dan 7C. Kerangka


menganalisis kemampuan pelunasan kewajiban dari calon nasabah bank.
Kerangka tersebut bisa digunakan untuk menganalisis risiko kredit yang
dihadapi perusahaan.
Penilaian Kualitatif
Prinsip 3R
1. Return
Berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari penggunaan kredit yang diminta,
menjawab kemampuan kredit menghasilkan return yang memadai untuk
melunasi hutang dan bunganya.
2. Repayment capacity
Repayment capacity merupakan kemampuan perusahaan mengembalikan
pinjaman dan bunganya saat jatuh tempo pembayaran
3. Risk bearing ability
Risk bearing ability merupakan kemampuan perusahaan menanggung risiko
yang berkaitan dengan penggunaan kredit. Jaminan merupakan hal yang perlu
dipertimbankan oleh kreditor dalam risk bearing ability.
Prinsip 7R
Penilaian Kualitatif
1. Character: Keinginan debitur dalam memenuhi kewajiban.
2. Capacity: Kemampuan peminjam dalam melunasi kewajiban
hutang
3. Capital: Posisi keuangan peminjam secara keseluruhan
4. Collateral; Aset yang dijaminkan apabila pinjaman tidak dapat
dilunasi
5. Conditions of economy: Kondisi ekonomi secara keseluruhan
yang mempengaruhi kemampuan pengembalian pinjaman.
6. Constraint: Hambatan yang menyebabkan perusahaan tidak
dapat membayar pinjaman sesuai rencana.
7. Coverage: Cakupan kemampuan perusahaan asuransi untuk
menanggung risiko gagal bayar.
Penilaian Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan sebagai komplementer namun tidak


menggantikan analisis kualitatif
Peringkat Perusahaan

Peringkat menunjukkan tingkat risiko perusahaan atau negara namun tidak


secara langsung mencerminkan surat utang yang dimaksud “jelek” atau “tidak
baik”. Melalui peringkat, investor diharapkan memperoleh gambaran mengenai
risiko perusahaan yang akan menerbitkan surat utang.
Model Skor Kredit
Dasar untuk mengetahui risiko kredit berdasarkan skor tertentu melalui
berbagai model. Beberapa model scoring diantaranya:
Model Diskriminan. Analisis yang menggambarkan perusahaan sebaiknya
masuk dalam kategori tertentu. Fungsi diskriminan oleh penelitian Altman
(1968): Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5
X1 = rasio modal kerja / total aset
X2 = rasio laba yang ditahan / total aset
X3 = rasio laba sebelum bunga dan pajak / total aset
X4 = rasio nilai pasar saham / nilai buku saham
X5 = rasio penjualan / total aset
Model Skor Kredit
Model Probabilitas Linear adalah model yang dipakai untuk
mengakomodasi keinginan seberapa besar angka dalam situasi tertentu
contoh gagal bayar atau tidak gagal bayar.

Estimasi model probabilitas linear


Z= 0,2 + 1,3 X1 + 0,5 X2
X1 = rasio modal kerja / total aset
X2 = rasio laba sebelum bunga dan pajak / total aset
Model Skor Kredit
Model Probabilitas Logit menggunakan ‘link’ logit yang tidak sama dalam
regresi biasa. Model logit dipakai karena pada model probabilitas linear
memiliki kelemahan dimana kemungkinan probabilitas di luar wilayah 0
dan 1 (inklusif). Misalkan Y adalah probabilitas ‘berhasil’, maka regresi logit
bisa dituliskan sebagai berikut:

Logit (Y) = log {(Y / (1-Y))} = ∝ + β1 X1 + β2 X2


RAROC
RAROC (Risk Adjusted Return On Capital) adalah menghitung tingkat
keuntungan dengan modal berisiko (modal yang akan terkena dampak jika
debitur mengalami gagal bayar)
Mortality Rate
Mortality rate menghitung persentase kebangkrutan risiko tertentu. Mortality
rate dihitung dengan menggunakan data historis.

MMR1 = Total nilai obligasi yang default pada tahun 1


Total nilai obligasi yang beredar pada tahun pertama penerbitan.

MMR2 =
Total nilai obligasi yang default pada tahun 2
Total nilai obligasi yang beredar pada tahun 2 setelah penerbitan disesuaikan
dengan default, pelunasan, jatuh tempo, dan pelunasan dari sinking fund
Penurunan Risiko Kredit
Menggunakan Term Structure
Term structure (yield curve) merupakan kurva yang menunjukkan hubungan
antara jangka waktu dengan yield surat berharga. Yield curve biasanya
mempunyai slope yang positif. Pasar persaingan sempurna tidak mengenal
arbitrase, Keuntungan yang diharapkan surat berharga perusahaan sama
dengan keuntungan yang diharapkan surat berharga pemerintah.
Dapat dirumuskan sebagai berikut: (1 + Rf) = pi (1 + Ri), Rf adalah obligasi
pemerintah, Ri adalah obligasi perusahaan, dan pi adalah probabilitas
obligasi perusahaan bertahan.
Credit Metrics
Credit metrics merupakan pengukuran risiko kredit dengan menggunakan
konsep VAR sehingga volatilitas risiko kredit dapat diperhitungkan.
Permasalahan ketika menggunakan VAR (yang biasa) untuk risiko kredit adalah
distribusi yang tidak normal dan perhitungan korelasi.
Pendekatan Kerangka Teori Opsi
Call option (opsi call) merupakan hak untuk membeli aset dengan harga
tertentu pada periode tertentu. Put option (opsi put) merupakan hak untuk
menjual aset dengan harga tertentu pada periode tertentu. Penjual call
option dan put option mempunyai kewajiban untuk menyediakan aset yang
akan dibeli atau membeli aset yang akan dijual. Kompensasinya adalah
menerima premium atau harga opsi sebesar nilai tertentu.
Teori opsi dapat digunakan untuk menganalisis risiko kredit. Pemegang
saham diibaratkan sebagai pihak yang membeli call option, sedangkan
pemberi hutang diibaratkan sebagai pihak yang menjual put option.
PT. MAYORA INDAH TBK
Credit Rating PT. Mayora Indah Tbk
PEFINDO memberikan Peringkat “idAA” untuk PT Mayora Indah Tbk
Obligor dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan
peringkat tertinggi yang diberikan, dan memiliki kemampuan yang sangat
kuat untuk memenuhi komtimen keuangan jangka panjangnya
dibandingkan terhadap obligor Indonesia lainnya.
Faktor Penggerak Credit Rating Mayora
Pemulihan pada margin: EBITDA Mayora kembali menjadi >12%. Margin
perusahaan yang tinggi didukung oleh kemampuan Mayora dalam
menyesuaikan harga sebagai salah satu pemimpin pasar.
Eksposur komoditas tinggi: Biaya produksi Mayora didukung oleh bahan baku
dan pengemasan yang menyumbang 80% dari total biaya dalam 3 tahun
terakhir.
Merek yang kuat untuk mendukung pertumbuhan: Merek kuat yang dimiliki
Mayora sebagai pemimpin pasar terus mendukung posisinya di sektor
makanan kemasan di Indonesia.
Leverage konservatif meskipun dengan ekspansi: EBITDA net leverage Mayora
masih tetap berada dibawah 1x.
Diversifikasi geografis dan produk: 40% produk penjualan Mayora berasal dari
ekspor. Mayora mengekspor produknya ke lebih dari 90 negara seperti Filipina,
Tiongkok, dan Vietnam.
Ringkasan Derivasi

Peringkat Mayora setara dengan minimarket terbesar kedua di Indonesia PT


Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart, AA(idn)/Stabil)
Peringkat Nasional Mayora satu tingkat lebih rendah dari PT Tower Bersama
Infrastucture Tbk (TBI,AA+/(idn)/stabil) operator menara seluler terbesar
ketiga di Indonesia
Asumsi-Asumsi Utama

Pendapatan tumbuh lebih dari 5% per tahun pada 2023-2024


Margin EBITDA di atas 12% pada 2023-2024 (2022: 10,7%)
Capex di atas Rp2 triliun di tahun 2023
Rasio pembayaran dividen sebesar 40% seperti dengan level historis
Thank You

Anda mungkin juga menyukai