Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

MANAJEMEN HUTAN P.P. KECIL


Prof. Dr. Ir. J. M. Matinahoru

Nama : Themotius Wariunsora


NIM : 1369623008

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN


PASCASARJANA
UNIVERITAS PATTIMURA AMBON
TAHUN 2 0 2 3
TUGAS UJIAN RUMAH
Diketahua :
 Luas Lahan Alang-Alang 10 Ha
 Kondisi Lahan Agak Datar dan Kesuburan sedang
 Penanaman dengan samama
 Jarak Tanam 3 x 3 m
 Harga per m3 Kayu Rp, 3.000.000,-
 Tujuan Untuk Kayu Pertukangan
 Panen Umur 15 Tahun
 2 (Dua) Pohon Menghasilkan 1 m3

Pertanyaan :
Hitung nilai ekonomi dari usaha tersebut???

Jawab :

UNIT Harga %harga


Rp
produksi 99.9702473
100,801,200,000.00
Tanah dan Rp
0.029752696
bangunan 30,000,000.00
Rp
total 100
100,831,200,000.00
Untuk produksi sendiri itu sudah termasuk biaya karyawan dll, sedangkan untuk tanah dan
bangunan diasumsika biaya tanah 1ha = Rp 3,000,000 dan dikalikan dengan 10 ha maka biaya
yang diperlukan sebesar = Rp 30,000,000
Maka modal awal yang diperlukan sebesar Rp
Untuk mencari kelayakan ekonomi maka diperluka Langkah-langkah perhitungan dibawah ini
:

 B/C Ratio
Keuntungan Bruto/Tahun = Total produksi – Total Production cost (TPC)
Diketahui:
Nilai Produksi = Rp 100,831,200,000.00
Nilai TPC didapat dari jumlah dari manufacturing cost dan General cost Rp
1,155,537.50 + Rp 34,539,376,369.91 = Rp 34,539,531,007.41
Keuntungan bruto/tahun (EBT) = Rp 100,831,200,000.00 – Rp 37,993,147,976.09 =
Rp 62,838,052,023.91
Tax = 15% dari hasil Keuntungan bruto/tahun = 9,425,707,803.59
Keuntungan bersih/tahun ( EAT) = Rp 53,412,344,220.33
Hasil diatas didapat dari Rp 66,291,667,992.59 - 9,943,750,198.59
 Return On Invesment (ROI)
Kedua metode tersebut diatas adalah metode persentase pengembalian saham investasi
dalam pertahun namun pada IRR lebih detail dengan tolak ukur masa depan
sedangkan ROI/ROR adalah dihitung investor sehari hari dengan membagi jumlah
modal awal investasi.
EAT
ROR (%)=
FCI

Diketahui :
EAT = Rp 53,412,344,220.33
FCI = 167,651,260,615.39
MAAR = 16 % (Asumsikan)
Penyelesaian:
ROR = Rp 53,412,344,220.33/ 167,651,260,615.39 = 28.96%
Note: Nilai Fixed capital Investment (FCI) didapat dari penjumlahan direct cost dan
indirect cost
ROR >MARR

 Pay Out Time (POT)


POT = Total capital investment (TCI) / EAT
POT = 167,651,260,615.39 / Rp 53,412,344,220.33= 3,45 Tahun

 Net present value (NPV) & IRR


Diketahui :
Bunga di bank = 10%
Umur di panen = 15 Tahun
TCI = FCI + WC = Rp 230,520,483,346.15
FCI = 184,416,386,676.15
Nilai residu 10% dari FCI = 18,441,638,667.69
Depresiasi = (investasi/15 tahun) = Rp 184,416,386,676.15– Rp 18,441,638,667.69/
15 Tahun = Rp 11,064,983,200.62
Cash flow = EAT + Depresiasi = Rp 64,477,327,420.94

Tabel NPV
NPV = Rp 626,705,748,480.63
IRR = 35%

 Break Event Poin (BEP)

Fa = Rp 29,841,924,389.54
Ra = Rp 1,837,766.84
Va = Rp 1,755,417.00
Sa = Rp 100,831,200,000.00
BEP = 29.59%
 SDP
(0.3 x Rp 1,837,766.84) / (Rp 100,831,200,000.00 - Rp 1,755,417.00) – (0.7 x Rp
1,837,766.84) x 100% = 0.00054 %

Aft er Tax Cash Flow


Rp220,820,808,600.4
250000000000
4
200000000000 Rp156,343,481,179.5
0
150000000000

100000000000 Rp91,866,153,758.56

50000000000 Rp27,388,826,337.61
Rupiah

0 0 1 2
0
1 2 3 4
-50000000000 -Rp37,088,501,083.33

-100000000000
-
-150000000000 Rp101,565,828,504.2
7
-
-200000000000
Rp166,043,155,925.2
1 Tahun

Berdasarkan grafik tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam 3,5 tahun
mendapatkan keuntungan sedangkan pada 3 tahun sebelumnya pabrik belum
mendapatkan keuntungan dan balik modal. Dan pada tahun-tahun selanjutnya pabrik
mendapatkan keuntungan.
Kemudian pada perhitungan depresiasi harga lahan menjadi (Rp
11,064,983,200.62) dari harga investasi awal sebesar (Rp 230,520,483,346.15).
Berdasarkan hasil perhitungan kelayakan ekonomi ini termsuk layak karena
hasil dari Net Valeu nya postif dan ROR>MARR
Tugas menjawab pertanyaan

1. Apa jenis tanaman yang cocok untuk membangun hutan dengan tujuan konservasi dan
pelindungan air?

Beberapa jenis tanaman yang cocok untuk membangun hutan dengan tujuan
konservasi dan pelindungan air antara lain adalah tanaman penyimpan air, tanaman
berkayu, dan tanaman endemik. Tanaman penyimpan air, seperti aren, puspa, dan
beringin, dapat menambah debit air pada sumber air yang ada. Tanaman berkayu juga
mampu menahan air dan dapat ditanam untuk menanami kembali hutan yang gundul.
Selain itu, tanaman endemik juga penting untuk mempertahankan keanekaragaman
hayati dan sistem penyangga. Melalui kegiatan pengelolaan hutan dengan baik secara
terpadu, juga merupakan upaya konservasi tanah dan air. Oleh karena itu, dalam
membangun hutan dengan tujuan konservasi dan pelindungan air, pemilihan jenis
tanaman yang sesuai dengan ekosistem setempat sangat penting.

2. Apa jenis tanaman yang cocok untuk membangun hutan dengan tujuan konservasi
satwa

Beberapa jenis tanaman yang cocok untuk membangun hutan dengan tujuan
konservasi satwa antara lain adalah tanaman yang dapat menjadi habitat bagi satwa,
seperti pohon besar, semak belukar, dan tumbuhan liar. Selain itu, tanaman yang dapat
menjadi sumber makanan bagi satwa, seperti buah-buahan, biji-bijian, dan nektar
bunga juga perlu ditanam. Tanaman yang dapat menjadi tempat berlindung bagi satwa,
seperti bambu dan rotan, juga dapat ditanam. Selain itu, tanaman endemik juga
penting untuk mempertahankan keanekaragaman hayati dan sistem penyangga. Oleh
karena itu, dalam membangun hutan dengan tujuan konservasi satwa, pemilihan jenis
tanaman yang sesuai dengan ekosistem setempat sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai