Pertanyaan :
Hitung nilai ekonomi dari usaha tersebut???
Jawab :
B/C Ratio
Keuntungan Bruto/Tahun = Total produksi – Total Production cost (TPC)
Diketahui:
Nilai Produksi = Rp 100,831,200,000.00
Nilai TPC didapat dari jumlah dari manufacturing cost dan General cost Rp
1,155,537.50 + Rp 34,539,376,369.91 = Rp 34,539,531,007.41
Keuntungan bruto/tahun (EBT) = Rp 100,831,200,000.00 – Rp 37,993,147,976.09 =
Rp 62,838,052,023.91
Tax = 15% dari hasil Keuntungan bruto/tahun = 9,425,707,803.59
Keuntungan bersih/tahun ( EAT) = Rp 53,412,344,220.33
Hasil diatas didapat dari Rp 66,291,667,992.59 - 9,943,750,198.59
Return On Invesment (ROI)
Kedua metode tersebut diatas adalah metode persentase pengembalian saham investasi
dalam pertahun namun pada IRR lebih detail dengan tolak ukur masa depan
sedangkan ROI/ROR adalah dihitung investor sehari hari dengan membagi jumlah
modal awal investasi.
EAT
ROR (%)=
FCI
Diketahui :
EAT = Rp 53,412,344,220.33
FCI = 167,651,260,615.39
MAAR = 16 % (Asumsikan)
Penyelesaian:
ROR = Rp 53,412,344,220.33/ 167,651,260,615.39 = 28.96%
Note: Nilai Fixed capital Investment (FCI) didapat dari penjumlahan direct cost dan
indirect cost
ROR >MARR
Tabel NPV
NPV = Rp 626,705,748,480.63
IRR = 35%
Fa = Rp 29,841,924,389.54
Ra = Rp 1,837,766.84
Va = Rp 1,755,417.00
Sa = Rp 100,831,200,000.00
BEP = 29.59%
SDP
(0.3 x Rp 1,837,766.84) / (Rp 100,831,200,000.00 - Rp 1,755,417.00) – (0.7 x Rp
1,837,766.84) x 100% = 0.00054 %
100000000000 Rp91,866,153,758.56
50000000000 Rp27,388,826,337.61
Rupiah
0 0 1 2
0
1 2 3 4
-50000000000 -Rp37,088,501,083.33
-100000000000
-
-150000000000 Rp101,565,828,504.2
7
-
-200000000000
Rp166,043,155,925.2
1 Tahun
Berdasarkan grafik tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam 3,5 tahun
mendapatkan keuntungan sedangkan pada 3 tahun sebelumnya pabrik belum
mendapatkan keuntungan dan balik modal. Dan pada tahun-tahun selanjutnya pabrik
mendapatkan keuntungan.
Kemudian pada perhitungan depresiasi harga lahan menjadi (Rp
11,064,983,200.62) dari harga investasi awal sebesar (Rp 230,520,483,346.15).
Berdasarkan hasil perhitungan kelayakan ekonomi ini termsuk layak karena
hasil dari Net Valeu nya postif dan ROR>MARR
Tugas menjawab pertanyaan
1. Apa jenis tanaman yang cocok untuk membangun hutan dengan tujuan konservasi dan
pelindungan air?
Beberapa jenis tanaman yang cocok untuk membangun hutan dengan tujuan
konservasi dan pelindungan air antara lain adalah tanaman penyimpan air, tanaman
berkayu, dan tanaman endemik. Tanaman penyimpan air, seperti aren, puspa, dan
beringin, dapat menambah debit air pada sumber air yang ada. Tanaman berkayu juga
mampu menahan air dan dapat ditanam untuk menanami kembali hutan yang gundul.
Selain itu, tanaman endemik juga penting untuk mempertahankan keanekaragaman
hayati dan sistem penyangga. Melalui kegiatan pengelolaan hutan dengan baik secara
terpadu, juga merupakan upaya konservasi tanah dan air. Oleh karena itu, dalam
membangun hutan dengan tujuan konservasi dan pelindungan air, pemilihan jenis
tanaman yang sesuai dengan ekosistem setempat sangat penting.
2. Apa jenis tanaman yang cocok untuk membangun hutan dengan tujuan konservasi
satwa
Beberapa jenis tanaman yang cocok untuk membangun hutan dengan tujuan
konservasi satwa antara lain adalah tanaman yang dapat menjadi habitat bagi satwa,
seperti pohon besar, semak belukar, dan tumbuhan liar. Selain itu, tanaman yang dapat
menjadi sumber makanan bagi satwa, seperti buah-buahan, biji-bijian, dan nektar
bunga juga perlu ditanam. Tanaman yang dapat menjadi tempat berlindung bagi satwa,
seperti bambu dan rotan, juga dapat ditanam. Selain itu, tanaman endemik juga
penting untuk mempertahankan keanekaragaman hayati dan sistem penyangga. Oleh
karena itu, dalam membangun hutan dengan tujuan konservasi satwa, pemilihan jenis
tanaman yang sesuai dengan ekosistem setempat sangat penting.