Anda di halaman 1dari 5

Upaya Mengatasi Kondisi Mahasiswa Saat Ini Yang Semakin

Menjauh Dari Norma Agama Nya

Kondisi mahasiswa saat ini yang semakin menjauh dari norma agama ini
menjadi perhatian serius bagi kita sebagai masyarakat. Pendidikan tinggi
seharusnya menjadi wadah yang baik untuk mempertajam pemahaman dan
penghayatan agama, namun tampaknya hal ini tidak terjadi dengan baik.
Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab fenomena ini adalah
pengaruh globalisasi, liberalisme, dan kurangnya pemahaman yang
mendalam terhadap ajaran Islam. Salah satu faktor yang berkontribusi
terhadap menjauhnya mahasiswa dari norma agamanya adalah adanya
pengaruh globalisasi. Dalam era globalisasi ini, informasi dapat dengan
mudah diakses melalui internet, media sosial, dan berbagai platform
lainnya. Mahasiswa terbuka dengan akses informasi yang luas, sehingga
terpapar dengan arus modernisme yang sering kali bertentangan dengan
ajaran agama. Terkadang, informasi yang mereka dapatkan tidak terjamin
kebenarannya dan menyebabkan pemahaman yang keliru terhadap agama.
Misalnya, ada kemungkinan mereka dipengaruhi oleh pemikiran atheis atau
agama-agama lain yang secara tidak sadar mengarahkan mereka menjauh
dari ajaran Islam. Selain itu, fenomena liberalisme juga berpengaruh
terhadap menjauhnya mahasiswa dari norma agama. Pemikiran liberal yang
menekankan kebebasan dan nilai-nilai individualisme sering kali
bertentangan dengan nilai-nilai agama yang mengutamakan ketaatan dan
kepatuhan. Budaya liberal yang banyak dianut oleh mahasiswa di kampus-
kampus membuat mereka cenderung mengesampingkan agama sebagai
acuan hidup mereka. Mereka mulai memilih gaya hidup yang tidak sesuai
dengan ajaran agama, seperti minum-minum, berjudi, atau berpacaran tanpa
ikatan yang halal. Hal ini menyebabkan mereka menjauh dari norma agama
Islam dan lebih mementingkan pengejaran kepuasan diri sendiri tanpa
memperdulikan akibatnya. Kurangnya pemahaman yang mendalam
terhadap ajaran Islam juga menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan.
Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki pemahaman
yang baik terkait dengan ajaran agama yang dianutnya. Sayangnya, banyak
dari mereka hanya memiliki pemahaman yang dangkal dan sebatas
formalitas. Kekurangan pemahaman yang mendalam menyebabkan mereka
mudah terpengaruh dengan berbagai paham dan pandangan yang
bertentangan dengan ajaran agama. Mereka tidak melihat urgensi praktik
keagamaan dan mungkin hanya menjalankannya secara seremonial.
Mahasiswa merupakan salah satu kelompok masyarakat yang memiliki
peran penting dalam pembangunan negara. Mereka diharapkan menjadi
agen perubahan yang mampu menghadapi tantangan kompleks yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia. Namun, sayangnya terdapat fenomena yang
semakin menjalar di kalangan mahasiswa, yaitu semakin menjauhnya
mereka dari agamanya. Agama memegang peran penting dalam membentuk
karakter dan kepribadian seseorang. Agama memberikan pandangan hidup,
mengajarkan nilai-nilai moral, serta memberikan pedoman dalam
berperilaku. Namun, semakin banyak mahasiswa yang terkesan
menomorduakan agama dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pengaruh arus
globalisasi dan modernisasi membawa pengaruh luar yang kuat terhadap
budaya dan cara pandang masyarakat. Mahasiswa yang terpapar arus
informasi dan budaya global cenderung mengabaikan nilai-nilai agama,
norma dan etika maupun akhlaqul karimah yang telah Rasul ajarkan dalam
sunnahnya. Tuntutan perkuliahan yang sangat padat juga menjadi salah satu
faktor penyebab mahasiswa semakin menjauh dari agamanya. Pelajaran
yang harus dihadapi setiap hari membuat mereka sibuk dan terfokus pada
pencapaian akademik semata. Mereka terkadang melupakan kegiatan-
kegiatan keagamaan yang seharusnya diikuti untuk menjaga ikatan dengan
agamanya. Lingkungan kampus juga berperan dalam menjauhkan
mahasiswa dari agamanya. Kehidupan kampus yang heterogen dan multi-
etnis cenderung membuat mahasiswa lebih terpapar pada budaya dan cara
pandang baru yang tidak sejalan dengan nilai-nilai agama. Mereka juga
sering kali terpengaruh oleh teman-teman sebaya yang mungkin memiliki
pandangan yang berbeda terkait agama. Selain itu, kondisi ekonomi yang
sulit juga menjadi faktor yang menyebabkan mahasiswa semakin menjauh
dari agamanya. Tuntutan untuk dapat lulus tepat waktu agar cepat
mendapatkan pekerjaan membuat mereka lebih fokus pada aspek material.
Kemiskinan atau kesulitan finansial sering kali membuat mereka lupa akan
agamanya, karena lebih mementingkan kebutuhan materi yang sangat
mendesak. Diperlukan upaya yang serius dan continue dalam mengatasi
fenomena mahasiswa yang semakin menjauh dari agamanya. Pertama,
pendekatan yang lebih inklusif perlu dilakukan dalam mengajarkan agama
di lingkungan kampus. Mengaitkan agama dengan kehidupan sehari-hari
dan menjelaskan relevansinya dalam era modern dapat membuat mahasiswa
lebih mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kesehariannya. Kampus juga
sudah seharusnya memfasilitasi mahasiswa agar dapat berpartisipasi dalam
kegiatan keagamaan di kampus. Mengadakan seminar, diskusi, atau
pelatihan agama yang menarik dan relevan dapat membantu mahasiswa
untuk semakin mendalami agamanya. Pentingnya peran keluarga dan
komunitas dalam mendukung mahasiswa dalam menjaga keimanan dan
ketakwaannya tidak boleh diabaikan. Dukungan dan perhatian dari orang
tua, teman, dan tokoh agama dapat membantu mahasiswa untuk menjaga
ikatan dengan agamanya. Peranan mahasiswa untuk mengabdi pada
agamanya sangat penting dan dapat memberikan dampak yang positif bagi
kemajuan agama serta keselamatan umat manusia. Sebagai generasi muda
yang cerdas dan berpendidikan, mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk
menjadi pionir dalam menjaga, mempertahankan, dan mengembangkan
agama yang dianutnya. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk mendalami
agamanya melalui pendidikan formal maupun informal. Pada masa
perkuliahan, mereka dapat mempelajari pokok-pokok ajaran agama dan
mendalami pemahaman akan tujuan hidup yang sejalan dengan nilai-nilai
ketuhanan. Dalam konteks ini, mahasiswa dapat menjadi sumber ilmu
pengetahuan dan spiritualitas yang bisa bermanfaat bagi umat manusia.
Selanjutnya, mahasiswa juga bertanggung jawab untuk mengamalkan ajaran
agama dalam kehidupan sehari-hari. Mereka harus menjadikan agama
sebagai landasan dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil, baik di
kampus maupun di masyarakat. Hal ini dapat terlihat dalam cara
berinteraksi dengan sesama, menjalankan kewajiban agama, dan
menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sosial maupun individual.
Mahasiswa dapat mengabdi pada agamanya melalui partisipasi aktif dalam
berbagai kegiatan keagamaan. Mereka dapat turut serta dalam kegiatan
sosial yang bertujuan untuk membantu sesama seperti mengajar di pesantren
atau sekolah agama, membantu korban bencana alam, dan menggalang dana
untuk kegiatan amal. Dalam hal ini, mahasiswa menjadi agent of change
yang bisa menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk berbuat baik serta
menjalankan ajaran agama dengan lebih baik pula. Mahasiswa juga dapat
berperan sebagai cerminan atau contoh bagi masyarakat umum. Dengan
mengamalkan dan mengabdi pada agamanya dengan benar, mahasiswa
dapat menunjukkan kepada orang lain bahwa agama bukan hanya tentang
ritual formal, tetapi juga penerapan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam era yang semakin modern dan laju perubahan dunia yang begitu
pesat, hal ini sangat penting untuk mengingatkan masyarakat bahwa agama
adalah landasan utama dalam menjalani kehidupan. Pengabdiannya pada
agama juga dapat meliputi aktivitas dakwah, dimana mahasiswa menjadi
penyampai pesan agama yang benar dan menjelaskan kebaikan agama
kepada orang lain. Dalam konteks ini, mahasiswa harus memiliki
pengetahuan yang cukup dan juga kemampuan berkomunikasi yang baik
agar pesan-pesan agama dapat dijangkau secara luas oleh masyarakat.
Peranan mahasiswa untuk mengabdi pada agamanya sangatlah penting
dalam mempertahankan kepercayaan yang diyakininya, membentuk
kepribadian yang kuat, orientasi nilai yang positif, dan membantu mereka
menghadapi tantangan kehidupan di perguruan tinggi. Mahasiswa memiliki
tanggung jawab untuk mendalami, mengamalkan, dan menyebarkan ajaran
agama dengan cara-cara yang positif dan bermanfaat bagi semua pihak.
Dengan itu, mahasiswa akan menjadi garda terdepan dalam membangun
masyarakat yang kokoh dan berperadaban tinggi, serta menjaga dan
memperkuat spiritualitas dalam hidupnya. Agama memiliki peranan yang
melampaui aspek kehidupan rohani semata, tetapi juga berperan dalam
membentuk sikap mental, sosial, dan moral seseorang. Agama membantu
mahasiswa untuk membangun landasan moral yang kuat. Kehidupan di
perguruan tinggi seringkali menuntut para mahasiswa untuk menghadapi
godaan dan tekanan yang mengancam nilai-nilai etika mereka. Di tengah
lingkungan yang serba kompetitif dan bebas, agama memberikan pedoman
moral bagi mahasiswa untuk melakukan keputusan yang benar. Agama
mengajarkan prinsip dasar seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab.
Dengan mempraktikkan nilai-nilai ini, mahasiswa dapat menjadi pribadi
yang andal dalam mengatasi masalah dan menghadapi tekanan di
lingkungan kampus. Selain itu, agama juga memberikan orientasi nilai yang
positif kepada mahasiswa. Dalam perguruan tinggi, mahasiswa akan terlibat
dalam berbagai aktivitas seperti organisasi, dan kegiatan akademik.
Terkadang, mereka mungkin dilema untuk memilih antara terlibat dalam
aktivitas yang bernilai positif atau terpancing oleh kalangan yang kurang
baik. Dalam situasi seperti ini, agama menjadi pegangan yang kuat bagi
mahasiswa untuk mengambil keputusan yang benar. Dengan
mempraktikkan nilai-nilai agama seperti kebaikan, kedermawanan, dan
keadilan, mahasiswa dapat menjaga diri mereka dari pengaruh negatif dan
membantu menciptakan suasana positif dalam lingkungan kampus. Agama
juga meningkatkan kehidupan spiritual mahasiswa. Di tengah kesibukan
aktivitas perkuliahan dan tuntutan akademik, mahasiswa sering kali
mengalami kekosongan spiritual yang menyebabkan rasa lelah, stres, dan
kebingungan. Melalui agama, mahasiswa dapat menemukan kedamaian
dalam melalui doa, meditasi, dan praktik keagamaan lainnya. Hal ini
membantu mereka menjadi lebih sadar diri dan memiliki perspektif hidup
yang lebih luas. Ketika mahasiswa memiliki kehidupan spiritual yang kuat,
mereka mampu menghadapi tekanan akademik dan menyelaraskan diri
dengan tujuan hidup mereka. Dalam lingkungan sosial yang multikultural
dan multireligi, mahasiswa dapat menghadapi pertentangan nilai dan
perbedaan keyakinan dengan teman sebaya mereka. Keharmonisan antara
agama dan kehidupan akademik seringkali menjadi tantangan. Namun,
dengan pemahaman yang baik dan saling menghormati, perbedaan ini dapat
dipecahkan dan agama tetap menjadi sumber inspirasi dan panduan dalam
hidup mahasiswa. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua mahasiswa
menjauh dari agama. Masih terdapat sebagian mahasiswa yang berhasil
mempertahankan iman dan religiositasnya meskipun dihadapkan pada
kondisi yang sulit. Justru mereka menjadikan agama sebagai sumber
kekuatan untuk menghadapi tantangan yang ada. Dalam pandangan mereka,
agama Islam bukanlah sesuatu yang kaku dan ketinggalan zaman, tetapi
merupakan petunjuk hidup yang bisa membawa mereka ke arah yang lebih
baik. Perguruan tinggi harus memberikan perhatian khusus pada pendidikan
agama yang berkualitas. Mahasiswa perlu ditanamkan pemahaman yang
benar tentang ajaran Islam, serta diberikan ruang untuk memperdalam
pengetahuan keagamaan mereka. Selain itu, sinergi antara pihak keluarga
dan komunitas agama juga sangat diperlukan untuk membantu mahasiswa
tetap teguh dengan ajaran agama Islam. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan
kerja sama antara berbagai pihak. Mahasiswa sendiri juga harus memiliki
komitmen dan kesadaran yang tinggi akan pentingnya agama dalam
kehidupan mereka. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa dapat menjadi
agen perubahan yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi
juga memiliki moralitas dan integritas yang tinggi sebagai cerminan dari
agama yang dianutnya. Dalam kesimpulannya, fenomena mahasiswa yang
menjauh dari norma agama saat ini menjadi perhatian serius bagi kita.
Pengaruh dari globalisasi, liberalisme, dan kurangnya pemahaman yang
mendalam terhadap ajaran agama Islam menjadi faktor utama dalam
permasalahan ini. Namun, peran pendidikan dan peran keluarga dan
komunitas agama tetap penting dalam membantu mahasiswa agar tidak
menjauh dari norma agama tersebut.
Daftar Pustaka
1. https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/view/576
2. https://media.neliti.com/media/publications/69343-ID-none.pdf
3. https://journal.unismuh.ac.id/index.php/alurwatul/article/download/
7761/4692
4. https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/23937/tips-mengatasi-kerusakan-
moral%C2%A0khususnya-para-remaja-islam.html
5. https://media.neliti.com/media/publications/328447-upaya-mengatasi-
tantangan-pendidikan-isl-f7e30cb3.pdf

Anda mungkin juga menyukai