Anda di halaman 1dari 9

Apa itu Osteoporosis?

Kenali Penyebab dan Gejalanya


Secara harfiah, osteoporosis artinya tulang keropos, yang ditandai
dengan penurunan kepadatan tulang. Tulang yang awalnya padat
menjadi tipis dan berongga, sehingga kekuatan tulang pun menurun dan
menjadi rentan terhadap trauma maupun fraktur (tulang patah). Data
World Health Organization (WHO) menunjukkan, sebanyak 200 juta
orang di dunia menderita osteoporosis. Menurut National Osteoporosis
Foundation, di Amerika saja, hampir 10 juta penduduknya menderita
osteoporosis. Bagaimana dengan Indonesia?

Di sini, merujuk pada situs resmi Kementerian Kesehatan RI, sebanyak


23% perempuan berusia 50-80 tahun dan 53% perempuan berusia 70-80
tahun diketahui menderita osteoporosis. Pada umumnya, osteoporosis
memang dialami oleh perempuan yang sudah memasuki masa
menopause. Namun, penyakit ini juga dapat menyerang perempuan
yang berusia lebih muda, kaum pria, tak terkecuali anak-anak.
Kekurangan asupan kalsium menjadi penyebab utama kasus
osteoporosis di Indonesia.
faktor lain yang mendorong terjadinya osteoposorosis
adalah:
 Usia, proses degeneratif
 Penurunan hormon estrogen (pada wanita menopause dan pasca
menopause)
 Riwayat penyakit osteoporosis dalam keluarga
 Merokok serta mengonsumsi alkohol, soda, kafein
 Underweight atau berat badan tidak proporsional
 Pola makan tidak sehat (termasuk gangguan makan seperti
anoreksia nervosa)
 Diet rendah kalsium dan vitamin D
 Mengonsumsi obat-obatan jangka panjang yang dapat
memengaruhi kekuatan tulang
 Penyakit yang menyerang kelenjar penghasil hormon
 Gangguan kesehatan pada usus yang tak mampu menyerap nutrisi
 Memiliki penyakit akibat peradangan pada organ tubuh seperti
rheumatoid arthritis atau penyakit paru obstruktif krooni

Tak pernah atau kurang melakukan aktivitas fisik rutin seperti olah
raga Jika dibandingkan dengan penyakit lain, osteoporosis mungkin
tidak tampak menakutkan karena tergolong silent disease. Padahal,
dampak yang ditimbulkan oleh penyakit ini tak lebih ringan
dibandingkan penyakit lainnya. Osteoporosis biasanya baru
terdeteksi setelah muncul gejala retak atau patah tulang. Semua
tulang dapat terkena osteoporosis, namun kasus yang paling sering
ditemukan adalah retak pada pergelangan tangan, tulang panggul,
dan tulang belakang. Tulang yang mengalami kerusakan tidak dapat
disembuhkan, terutama tulang panggul. Cacat permanen ini yang
kemudian dapat menurunkan kualitas hidup penderita osteoporosis.
Gejala Osteoporosis
 Mudah mengalami patah tulang, walau hanya karena benturan
yang ringan.
 Nyeri punggung, biasanya disebabkan oleh patah tulang belakang.
 Postur badan membungkuk.
 Tinggi badan berkurang.

Cara pengobatan Osteoporosis


Langkah penanganan utama pada osteoporosis adalah mencegah tulang
patah atau retak, terutama akibat cedera atau benturan. Berikut adalah
beberapa cara yang dapat dilakukan:

 Menjaga tubuh tetap bugar dengan olahraga dan mengatur pola


makan
 Menghindari penggunaan alas kaki yang licin ketika berjalan di
luar rumah
 Mengatur letak perabotan rumah dengan baik untuk mengurangi
risiko terjatuh akibat menabrak perabotan
 Memasang pegangan dinding, memasang karpet, atau
menggunakan sandal khusus untuk mencegah terjatuh di kamar
mandi

Selain mencegah patah tulang, dokter juga dapat memberikan


pengobatan untuk menjaga kepadatan tulang. Obat-obatan yang
diberikan dapat berupa obat hormonal maupun nonhormonal.
Pengobatan Osteoporosis Nonhormonal
Pengobatan nonhormonal meliputi pemberian kalsium dan suplemen
vitamin D, bisphosphomate, dan strontium ranelate. Berikut adalah
penjelasannya:

 Suplemen kalsium dan vitamin D


Kalsium dan vitamin D berfungsi menjaga tulang tetap padat dan
mencegah keretakan tulang. Dokter akan meresepkan dosis
suplemen kalsium dan vitamin D sesuai dengan kebutuhan pasien.

 Bifosfonat
Bifosfonat berfungsi menjaga kepadatan tulang dengan
memperlambat pemecahan jaringan tulang. Obat yang diberikan
antara lain alendronate, etidronate, ibandronate, risedronate, dan
asam zolendronic.

Pengobatan Osteoporosis Hormonal


Pengobatan osteoporosis hormonal dilakukan dengan menggunakan hormon tertentu untuk
menjaga kepadatan tulang. Obat yang diberikan adalah:

 Hormon estrogen
Terapi penggantian hormon dengan menggunakan estrogen
ditujukan bagi wanita yang sudah masuk masa menopause.
Namun, terapi ini berisiko memicu timbulnya penyakit lain,
seperti kanker payudara, kanker ovarium, dan stroke.
 Selective estrogen receptor modulators(SERMs)
Salah satu jenis SERMs yang akan digunakan untuk mengatasi
osteoporosis adalah raloxifene. Obat ini bekerja dengan
mempertahankan kepadatan tulang dan mengurangi risiko
terjadinya patah tulang.
 Hormon testosteron
Terapi dengan hormon testosteron dilakukan pada pria yang
mengalami hipogonadisme atau ketidakmampuan memproduksi
hormon seks dengan normal.
 Obat penumbuh tulang
Obat ini berfungsi untuk meningkatkan kepadatan tulang dan
hanya diberikan jika kepadatan tulang pasien sangat rendah. Obat
dalam bentuk suntik ini antara lain teriparatide, romosozumab,
danabaloparatide.
 Kalsitonin
Kalsitonin adalah hormon untuk memperkuat kepadatan tulang
yang bekerja dengan cara menghambat kerja sel-sel yang
meluruhkan tulang. Kalsitonin diberikan dalam bentuk suntikan.
Gambar2 tentang osteoporosis

Anda mungkin juga menyukai