Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi

Pengaruh Bahan
Jenis Semen Dan
dan Barang Teknik
Penambahan Vol.
Silica 2 No.
Fume 1, Juni Kekuatan
terhadap 2012 : 23 -dan
30 Durabilitas Beton (Ariyadi Basuki dan Maulana Ikhwan S.)

PENGARUH JENIS SEMEN DAN PENAMBAHAN SILICA FUME


TERHADAP KEKUATAN DAN DURABILITAS BETON

THE EFFECT OF CEMENT TYPE AND SILICA FUME ADDITIONS ON


STRENGTH AND DURABILITY ASPECT OF CONCRETE
Ariyadi Basuki dan Maulana Ikhwan Sadikin

Balai Besar Bahan dan Barang Teknik,


Jl. Sangkuriang No. 14, Bandung Tlp (022) 2504088 Fax (022) 2502027
Email: ariyadib@gmail.com

Diterima : 17 April 2012 Direvisi : 14 Mei 2012 Disetujui : 14 Juni 2012

ABSTRAK

Dalam penelitian ini dilakukan serangkaian pengujian untuk mengetahui sifat fisik dari material
penyusun (agregat), yang kemudian dirancang komposisi rencana beton dengan mutu K250 (normal/kontrol)
dan K250 dengan aditif Silica Fume 10% dari berat semen. Variasi campuran menggunakan tiga tipe semen
yang berbeda yaitu Ordinary Portland Cement (OPC)/Semen Tipe I, Portland Composite Cement (PCC) dan
Semen Tipe II. Proses dilanjutkan dengan pembuatan sampel uji silinder berukuran 15 cm x 30 cm
(karakteristik kuat tekan, ketahanan sulfat), sampel uji prisma berukuran 20 cm x 20 cm x 12 cm
(karakteristik permeabilitas) dan sampel uji kubus berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm (untuk penetrasi
klorida). Pengamatan dilakukan untuk melihat karakteristik beton K250 dengan penambahan silica fume 10%,
dibandingkan dengan beton normal sebagai acuan, serta aplikasinya dalam lingkungan normal maupun asam
(Sulfat, Klor). Hasil kuat tekan memperlihatkan, bahwa campuran dengan menggunakan semen PCC
memiliki nilai kuat tekan rata-rata diatas semen OPC. Penambahan silica fume pada campuran semen PCC
akan menaikkan nilai kuat tekan sebesar 4,2% dibandingkan beton normal dengan produk semen yang sama,
meskipun nilai rasio air-semen nya membesar menjadi 0,71 karena penambahan air. Nilai kuat tekan terbesar
diperoleh untuk campuran beton dengan semen Tipe II. Campuran dengan semen PCC (2) menunjukkan nilai
penetrasi yang lebih kecil dibandingkan campuran lainnya, hal ini mengindikasikan produk beton yang
terbentuk memiliki kepadatan yang lebih baik dari produk campuran lainnya dan tidak porous, sehingga dapat
dikatakan memiliki tingkat durabilitas yang cukup baik. Untuk ketahanan terhadap serangan sulfat, beton
dengan menggunakan campuran semen tipe II mengalami tingkat pelapukan/penggerusan penampang
(scaling) yang lebih besar dibandingkan campuran beton lainnya, meskipun begitu hal ini tidak
mempengaruhi nilai kuat tekannya. Untuk produk dengan semen PCC, serangan sulfat tidak mempengaruhi
nilai kuat tekannya, bahkan cenderung naik bila dibandingkan pada usia 28 hari.

Kata kunci: aspek durabilitas, tipe semen, pemanfaatan silica fume

ABSTRACT

In this research a series of tests to determine the physical properties of the constituent materials
(aggregate) was carried out, and then was continued with design of concrete composition which meet the
quality of K250 (normal / control) and K250 with Silica Fume additive 10% by weight of cement. Variations
of composition use three different types of cement that are Ordinary Portland Cement (OPC) / Cement Type I,
Portland Composite Cement (PCC) and Cement Type II. The process was continued with the manufacture of
cylindrical test sample size of 15 cm x 30 cm (characteristic of compressive strength, endurance sulfate test),
prismatic test samples measuring 20 cm x 20 cm x 12 cm (permeability characteristics) and the test sample
cube measuring 15 cm x 15 cm x 15 cm (for chloride penetration). Observations were carried out to see the
characteristics of concrete with the addition of silica fume K250 10%, compared with normal concrete as a
reference, as well as its application in a normal and acid environment (sulphate, chloride). The result of
compressive strength showed that the use of PCC cement in concrete has an average value of compressive
strength above OPC cement. The addition of silica fume in PCC cement concrete will increase the value of
compressive strength by 4,2% compared to normal concrete with the same cement product, although the

25
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol. 2 No. 1, Juni 2012 : 25 – 34
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol. 2 No. 1, Juni 2012 : 1 – 8

value of w / c ratio was enlarged to 0.71 due to the addition of water. The greatest compressive strength
values obtained for the mixture of concrete with Type II Cement. Concrete mixture with PCC (code 2) shows
the penetration value smaller than the other mixtures. This is indicating that concrete product formed has a
density better than the other mix products and does not porous, so it can be said to have a pretty good level of
durability. For resistance to sulfate attack, concrete mixture use type II cement is having the level of
weathering / erosion of cross-section (scaling) larger than the other concrete mixes, however this does not
affect the value of compressive strength. For products with PCC cement, sulfate attack does not affect the
value of compressive strength, and even tended to increase when compared to the age of 28 days.

Keywords: aspects of durability, the type of cement, silica fume utilization

PENDAHULUAN lingkungan agresif (simulasi dilaboratorium).


Komponen beton dapat rusak Penambahan silica fume tersebut untuk
dipermukaan atau mengalami kegagalan meningkatkan karakteristik permeabilitas
struktural yang menandakan batasan nilai (pengurangan daya intrusi zat cair pada
keamanan struktur telah terlampaui sebagai beton) serta mengurangi laju degradasi
akibat dari degradasi dari material beton atau (penguraian) dari produk beton yang akan
pembebanan telah melampaui batasan beban terpasang pada lingkungan yang agresif.
desain. Degradasi material dipengaruhi oleh Tingkat degradasi pada produk beton,
faktor lingkungan yang ekstrem selama usia yang diamati adalah kikisan pada beton
layan atau masa pakai, misal ; kondisi cuaca, (kehilangan berat) pada waktu pengerasan
efek lingkungan kimia, atau efek serta penurunan kuat tekan seiring perubahan
benturan/tekanan. Terkait dengan hal bentuk/permukaan beton
tersebut, faktor pemilihan material penyusun Hasil yang ingin dicapai dari
beton yang tepat dan pemilihan komposisi penelitian ini, yaitu tercapainya nilai kuat
yang sesuai amat memegang peran penting tekan rencana beton baik produk beton
dalam memberikan kemampuan layan dan normal maupun beton dengan penambahan
performa yang optimum. Dalam perencanaan silica fume pada kuat tekan rencana K250
konstruksi beton, salah satu faktor yang (207,5 kg/cm2) untuk semua jenis yang
sangat berpengaruh adalah material diaplikasikan serta kriteria keawetan tercapai
penyusunnya. Sifat fisik dari agregat halus untuk beton dengan penambahan silica fume
(pasir), agregat kasar (split), matriks pengikat yaitu memiliki nilai penetrasi/intrusi zat cair
(semen) dan bahan aditif akan berpengaruh yang rendah (dibawah 5 cm) dan persentase
pada performa akhir setiap elemen struktur kehilangan berat yang rendah dan memiliki
pada bangunan konstruksi beton bertulang. penurunan nilai kuat tekan paling rendah.
Produk semen pada saat ini telah Material yang akan dipergunakan
berkembang/beralih dari tipe I (OPC) ke tipe berasal dari daerah merak (pesisir) dekat
PCC, hal ini untuk mengurangi emisi CO2 dengan lokasi pantai.
dan diklaim memiliki ketahanan yang lebih
baik dilingkungan asam/agresif. Kriteria Fisik Material Penyusun Beton
Dari beberapa penelitian, diketahui Sifat fisik dari agregat halus (pasir),
bahwa perkembangan kekuatan beton untuk agregat kasar (split), matriks pengikat
beton dengan silica fume, lebih lambat dari (semen) dan bahan aditif akan berpengaruh
beton kontrol untuk nilai kuat tekan rencana pada performa akhir setiap elemen struktur
yang sama pada usia 28 hari. Perbedaan ini pada bangunan konstruksi beton bertulang.
akan meningkat seiring peningkatan dosis a. Agregat halus (pasir)
silika fume dan penurunan suhu. Kontribusi Bentuk partikel pasir yang bundar dan
silika fume berperan pada peningkatan tekstur yang halus diindikasikan akan
kekuatan tekan pada rentang 3 hingga 28 hari memerlukan jumlah air dalam campuran
setelah proses pencampuran [4]. beton yang minimum dan untuk alasan
Dalam penelitian ini akan diamati inilah dipergunakan untuk aplikasi beton
produk beton yang menggunakan tiga macam mutu tinggi. Pasir dengan modulus
tipe semen, yaitu : semen OPC, semen PCC, kehalusan dibawah 2,5 akan
semen tipe II yang dipadukan dengan aditif menghasilkan beton dengan konsistensi
silica fume yang akan disimulasikan pada yang lengket/liat sehingga membuat sulit

26
Pengaruh Jenis Semen
Jurnal Teknologi dan
Bahan Penambahan
Dan Silica
Barang Teknik Fume
Vol. terhadap
2 No. 1, Juni Kekuatan
2012 : 23 dan
- 30 Durabilitas Beton (Ariyadi Basuki dan Maulana Ikhwan S.)

untuk memadat. Pasir dengan modulus c. Tipe Semen


kehalusan dalam kisaran 3 akan Pada awal perkembangan dunia
memberikan kelecakan (workability) dan konstruksi di Indonesia dikenal beberapa
kekuatan tekan produk beton yang baik tipe semen sesuai dengan ASTM C150
[2], [6]. Jumlah pasir yang melewati dan PBI-71, yaitu :
saringan no. 50 dan no. 100 haruslah - Tipe I, untuk penggunaan beton pada
rendah, tapi tetap sesuai dengan umumnya (beton yang tidak
persyaratan ASTM C33 serta kandungan memerlukan karakteristik khusus)
mica/clay harus ditiadakan. Gradasi pasir - Tipe II, untuk penggunaan beton
tidak memberikan efek pada kekuatan umum dan memiliki ketahanan
awal akan tetapi berperan pada usia akhir terhadap sulfat tingkat sedang,
dan berpotensi meningkatkan tingkat memiliki panas hidrasi tingkat sedang
kekuatan produk beton [2]. (kandungan C3A dalam semen
b. Agregat Kasar (Split) dibatasi maksimum 8%)
Dari beberapa studi menunjukkan bahwa - Tipe III, untuk penggunaan beton yang
untuk mendapatkan nilai kuat tekan yang memerlukan kekuatan tekan yang
optimum dengan kandungan semen tinggi tinggi pada usia awal
dan rasio air semen yang rendah, jumlah - Tipe IV, untuk penggunaan beton yang
maksimum kerikil harus dibuat minimum memerlukan panas hidrasi yang rendah
pada ukuran 12,7 mm atau 9,5 mm, - Tipe V, untuk penggunaan beton yang
maksimum pada ukuran 19 mm dan 25.4 memerlukan ketahanan terhadap sulfat
mm [7]. Batu pecah akan menghasilkan tingkat berat (kandungan C3A dalam
kekuatan yang lebih tinggi dibanding batu semen dibatasi maksimum 5%).
bundar, hal ini karena ikatan mekanis Produk hidrasi semen dengan
yang lebih besar akan dihasilkan bila kandungan C3A lebih dari 5% akan
menggunakan partikel yang angular menghasilkan monosulfate hidrate
(bersudut). Akan tetapi bentuk bersudut yang tidak stabil ketika terekspos
yang pipih harus dihindari karena dalam larutan sulfat. Ettringite adalah
bertendensi meningkatkan jumlah air serta produk yang stabil dalam lingkungan
mengurangi kelecakan beton. Agregat sulfat, sehingga konversi dari
yang ideal, haruslah bersih, kubikal, monosulfate ke ettringite akan
bersudut, 100% batuan pecah yang minim berkaitan dengan ekspansi dan
bentuk partikel pipih dan memanjang [2]. tumbuhnya retakan dalam beton
sehingga mempengaruhi penampakan
visual dari permukaan produk beton
dan integritasnya.
Perkembangan terakhir, produsen semen
di Indonesia telah melakukan inovasi
dengan diperkenalkannya produk semen
PCC (Portland Composite Cement) yang
mana proses produksinya lebih ramah
lingkungan serta diklaim memiliki
karakteristik mekanik dan durability yang
lebih baik dibanding produk semen di
awal (OPC, dll). Menurut SNI 17064-
2004, Semen Portland Campur adalah
Bahan pengikat hidrolisis hasil
penggilingan bersama sama terak
(a). gravel, rounded, smooth, (b). batu pecah, (clinker) semen portland dan gibs dengan
equidimensional, (c). batu pecah, elongated, (d). satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil
batu pecah, flat, (e). agregat ringan, angular, pencampuran antara bubuk semen
rough. (f). agregat ringan, rounded, smooth
portland dengan bubuk bahan anorganik
Gambar 1. Bentuk dan Tekstur Permukaan dari lain. Bahan anorganik tersebut antara lain
Agregat Kasar terak tanur tinggi (blastfurnace slag),

27
Jurnal
Jurnal Teknologi
Teknologi Bahan
Bahan dan
dan Barang
Barang Teknik
Teknik Vol.
Vol. 22 No.
No. 1,
1, Juni
Juni 2012
2012 :: 25
1 ––834

pozzoland, senyawa silika, batu kapur, beton, sehingga meningkatkan kekuatan


dengan kadar total bahan anorganik 6 – beton. Jika agregat mampu untuk
35 % dari massa semen portland mengabsorpsi sejumlah air, maka agregat
composite. Menurut Standard Eropa EN akan berlaku sebagai "reservoir mini"
197-1 Portland Composite Cement atau penyumbang air selama proses hidrasi terjadi
Semen Portland Campur dibagi menjadi 2 dalam beton.
type berdasarkan jumlah aditif material
aktif, yaitu : Kriteria keawetan (durabilitas) beton
- Type II/A-M mengandung 6 – 20 % Aspek durabilitas dari beton yang
aditif mengandung silika fume terkait dengan
- Type II/B-M mengandung 21 – 35 % karakteristik permeabilitas yang dihasilkan.
aditif Hal ini menjadi indikator keawetan dari
serangan fisik dan kimia. Terminologi
d. Aditif Silica Fume permeabilitas digunakan untuk perpindahan
Silica fume dan admixtures yang cairan, gas, uap air melalui material yang
mengandung silica fume telah lama porous, meskipun terminologi difusi pada
dipergunakan untuk beton berkekuatan umumnya digunakan untuk mendeskripsikan
tekan tinggi yang diperuntukkan untuk gas dan uap air. Difusi oksigen dan klorida
beton struktur dan lapis permukaan dalam beton jenuh air juga dapat diukur
(material perbaikan) dimana ketahanan dalam kaitannya dengan potensi korosi pada
terhadap abrasi dan tingkat permeabilitas tulangan dalam beton.
yang rendah amat diperlukan [4,5]. Silica Sedangkan untuk beton di lingkungan
fume merupakan produk samping yang agresif (asam), berfokus pada pengamatan
dihasilkan dari reduksi kwarsa murni dan kehilangan berat dengan waktu pengerasan
batu bara melalui pembakaran di tungku serta penurunan kuat tekan seiring dengan
elektrik (electric arc furnaces) dalam perubahan bentuk penampang sebagai akibat
proses produksi silicon dan ferro silicon terjadinya kikisan/pelapukan lapisan
alloys. Bubuk silika ini mengandung permukaan beton. Dari beberapa
silikon dioksida yang tak berbentuk serta penelitian beton dengan silika fume di Eropa,
partikel-partikel halus berbentuk bulat dijelaskan bahwa ketahanan terhadap sulfat
yang dikumpulkan dari gas-gas yang meningkat ketika 10-15% dari semen diganti
keluar dari tungku [4]. oleh silika fume [4,5]. Performa yang baik
ini dikarenakan struktur pori beton yang
Proses Perawatan Beton (Curing) terbentuk lebih halus sehingga mereduksi
Curing merupakan hal yang sangat tingkat perpindahan ion-ion yang berbahaya
penting dalam proses produksi beton mutu (dipadu dengan semen tahan sulfat).
tinggi. Untuk menghasilkan pasta semen
dengan kandungan padat yang tinggi, beton
harus mengandung jumlah air yang
minimum, dimana setelah beton
dicor/ditempatkan dan struktur pasta semen
telah terbentuk, air haruslah tersedia selama
tahap awal dari proses hidrasi. Selama
periode ini, sejumlah besar air akan bereaksi
dengan semen. Jumlah air yang tersedia ini
akan hilang sebanyak 1/4 dari volumenya
setelah reaksi kimia selesai [5]. Hal ini akan
menghasilkan ruang hampa kecil yang
mampu menarik air dalam jarak dekat ke
dalam beton, yang mana pada tahap ini,
beton masih bersifat permeabel. Air ekstra
yang memasuki struktur pori akan
meningkatkan proses hidrasi juga menambah Gambar 2 Efek serangan Sulfat
persentase kandungan solid dalam volume

28
Pengaruh Jenis Semen
Jurnal Teknologi Bahandan
DanPenambahan Silica
Barang Teknik Fume
Vol. terhadap
2 No. Kekuatan
1, Juni 2012 : 23 -dan
30 Durabilitas Beton (Ariyadi Basuki dan Maulana Ikhwan S.)

BAHAN DAN METODE • Beton Normal K 250, Semen Tipe


OPC+Silica Fume 10%, Kode 4
Bahan utama seperti semen OPC/tipe I • Beton Normal K 250, Semen Tipe
(Tiga Roda), semen PCC (Tiga Roda), semen PCC+Silica Fume 10%, Kode 5
Tipe II (Holcim) , pasir ex Merak, batu pecah Percobaan dilakukan pada ruang
5 mm, 10/20 mm ex Merak, silica fume 10%. kelembaban nisbi 78% dan suhu ruang 25º C
Bahan bantu seperti air, cetakan
Silinder 15 x 30 cm, cetakan Prisma 20 x 20 Pengujian Mekanik dan Durabilitas
x 12 cm, cairan sulfat 95%, cairan Natrium sesuai dengan : pengujian sifat fisik agregat
Sulfat/Sodium Sulfat, bubuk NaCl. (ASTM C33, C136, C29, C127, C128, C117,
Peralatan utama seperti saringan/mesh C40, C131, C535, C88), pengujian kuat
untuk agregat, abrasion Machine (Los tekan silinder beton (ASTM C39), pengujian
Angeles Abrasion), mesin kuat tekan kedap air (DIN 1048), uji rendaman sulfat
kapasitas 300 ton, mesin kedap air dengan (ACI), uji rendaman NaCl (Klorida).
tekanan rata-rata 5 bar, ruang Curing/Moist
Room. HASIL DAN PEMBAHASAN
Peralatan bantu seperti jangka sorong,
ember rendaman, sarung tangan, termometer Hasil Uji Fisik
Hasil analisa ayak untuk material pasir
Metode Percobaan memenuhi persyaratan ASTM C33,
Dalam penelitian ini dilakukan sedangkan untuk agregat kasar ukuran 5-10
serangkaian pengujian untuk mengetahui mm banyak butiran diatas 5 mm. Agregat
sifat fisik dari material penyusun (agregat), tetap dapat digunakan dalam campuran
yang kemudian dirancang komposisi rencana dengan komposisi rancangan, penggunaan
beton dengan mutu K250 (normal/kontrol) butiran 10-20 dalam jumlah yang maksimum,
dan K250 dengan aditif Silica Fume 10% sedangkan butiran 5-10 dalam jumlah yang
dari berat semen. Variasi campuran minimum.
menggunakan tiga tipe semen yang berbeda
yaitu Ordinary Portland Cement 120
(OPC)/Semen Tipe I, Portland Composite 100
Cement (PCC) dan Semen Tipe II. Hasil 80
rancangan diuji dengan membuat sampel uji
% Lolos

60
berupa silinder beton 15 x 30 cm, kubus
beton 15 x 15 x 15 cm, prisma beton 20 x 20 40 - - Persyaratan
20 ASTM C33
x 12 cm untuk masing-masing parameter
yang akan ditinjau baik aspek fisik maupun 0
durabilitasnya. Pengamatan dilakukan untuk 0,04 0,2 1 5 25
melihat karakteristik beton K250 dengan No. Saringan (mm)
penambahan silica fume 10%, dibandingkan
dengan beton normal sebagai acuan, serta Gambar 3 Analisa Ayak Pasir Ex Merak
aplikasinya dalam lingkungan normal 100
maupun asam (Sulfat, Klorida).
Rancangan Campuran : pada 80
percobaan digunakan mutu beton K - 250 60
% Lolos

atau setara fc = 207,5 kg/cm2 (benda uji


40
silinder) dengan berbagai kombinasi
campuran yaitu : 20 - - Persyaratan
ASTM C33
• Beton Normal K 250, (acuan), Semen
0
Tipe OPC, Kode 1
0 5 10 15 20
• Beton Normal K 250, (acuan), Semen Ukuran Saringan (mm)
Tipe PCC, Kode 2
• Beton Normal K 250, Semen Tipe II, Gambar 4 Analisa Ayak Split 5-10 mm Ex
Kode 3 Merak

29
Jurnal
Jurnal Teknologi
Teknologi Bahan
Bahan dan
dan Barang
Barang Teknik
Teknik Vol.
Vol. 22 No.
No. 1,
1, Juni
Juni 2012
2012 :: 25
1 ––834

100 Tabel 3 . Rancangan Campuran Beton + Silica


90 Fume per 1 m3
80
70
60
% Lolos

Bahan (4) (5)


50 Semen (kg) 302,3 302,3
40 Air (kg) 219,6 213,9
30
20 -- Pasir (kg) 673,4 673,4
10 Persyaratan Split 5 mm (kg) 96,2 96,2
0 Split 10-20 mm (kg) 1154,4 1154,4
4 14 24 34 Silica Fume (kg) 33,6 33,6
Ukuran Saringan (mm)
Rasio air-semen 0,73 0,71
Gambar 5 Analisa Ayak Split 10-20 mm Ex (4).K250, Semen OPC + SF 10%,
Merak (5).K250, Semen PCC + SF 10%

Tabel 1 . Data Fisik Agregat Hasil Trial Mix


Slump yang diperoleh pada kisaran 7–
Pasir ex
Split ex merak 8 cm hal ini menandakan campuran memiliki
Persyaratan
merak 5-10 mm
10-20 kelecakan yang cukup baik. Berat jenis yang
mm
Angka kehalusan
besar diperoleh untuk tipe semen PCC dan
Agregat halus (1,5-3,8) 2,834 Tipe 2, hasil terindikasi dari nilai berat jenis
Agregat kasar (6-7,1) 6,121 6,925 campuran (2), (3), (5) yang berkisar 2.400 –
Berat Jenis 2,7 2,82 2,78 2.500 kg/dm3.
Kadar lumpur
Agregat halus < 5% 1,2 Tabel 4 . Kondisi Beton Segar
Agregat kasar < 1% 1,9 4,25
Indeks Kekerasan (1) (2) (3) (4) (5)
Agregat halus < 2,2 1,3 Slump (cm) 8 7,5 7,5 7 7
Agregat kasar < 50% 30,6 22,8
Berat jenis
Kekekalan 2,344 2,412 2,412 2,304 2,524
Agregat halus < 10% 3,15
(kg/dm3)
Agregat kasar < 12% 4,36 3,96
Kekuatan Tekan Campuran Beton
Nilai modulus kehalusan pasir 2,8 Sampel benda uji berbentuk silinder 15
hampir mendekati 3, diprediksi campuran x 30 cm. Dari hasil kuat tekan terlihat, bahwa
beton akan memiliki kelecakan yang cukup campuran dengan menggunakan semen PCC
baik. Sedangkan kandungan lumpur pada memiliki nilai kuat tekan rata-rata diatas
agregat kasar berada diatas persyaratan. semen OPC. Penambahan silica fume pada
Kadar lumpur yang melebihi ambang batas campuran semen PCC akan menaikkan nilai
akan mengikat jumlah air yang lebih banyak kuat tekan sebesar 4,2% dibandingkan beton
pada saat proses trial mix sehingga dapat normal dengan produk semen yang sama,
mempengaruhi konsistensi campuran (rasio meskipun nilai rasio air-semen nya
air-semen) untuk mengantispasi hal tersebut membesar menjadi 0,71 karena penambahan
dalam perancangan campuran jumlah kadar air. Nilai kuat tekan terbesar diperoleh untuk
semen dinaikkan dari jumlah normal campuran beton dengan semen Tipe II.
sehingga nilai rasio air-semen tetap stabil. 295,0
275,0
Tabel 2. Rancangan Campuran Beton Normal 255,0
Kuat Tekan (kg/cm2)

Per 1 m3 235,0
215,0
195,0
Bahan (1) (2) (3) 175,0 (1)
Semen (kg) 336 336 336 155,0 (2)
Air (kg) 186,5 191,1 191,1 135,0 (3)
Pasir (kg) 673,4 673,4 673,4 115,0 (4)
Split 5 mm (kg) 96,2 96,2 96,2 95,0 (5)
Split 10-20 mm (kg) 1154,4 1154,4 1154,4 75,0
Rasio air-semen 0,56 0,57 0,57 0 10 20 30
(1).K250, Semen OPC, (2).K250, Semen PCC, (3).K250, Usia (Hari)
Semen Tipe II

30
Pengaruh Jenis Semen
Jurnal Teknologi Bahandan
DanPenambahan Silica
Barang Teknik Fume
Vol. terhadap
2 No. Kekuatan
1, Juni 2012 : 23 -dan
30 Durabilitas Beton (Ariyadi Basuki dan Maulana Ikhwan S.)

Kode Variasi Campuran


(1) K250, Semen OPC
• Ketahanan Sulfat
(2) K250, Semen PCC Untuk ketahanan terhadap serangan
(3) K250, Semen Tipe II sulfat, beton dengan menggunakan
(4) K250, Semen OPC + SF 10%
(5) K250, Semen PCC + SF 10%
campuran semen tipe II mengalami
tingkat pelapukan/penggerusan
Gambar 6 Kekuatan Tekan Variasi Campuran penampang (scaling) yang lebih besar
(1), (2), (3), (4), (5) dibandingkan campuran beton lainnya,
meskipun begitu hal ini tidak
Tabel 5 . Kekuatan Tekan Variasi Campuran mempengaruhi nilai kuat tekannya. Untuk
(1), (2), (3), (4), (5) produk dengan semen PCC, serangan
sulfat tidak mempengaruhi nilai kuat
Usia Kode Variasi Campuran tekannya, bahkan cenderung naik bila
(hari) (1) (2) (3) (4) (5) dibandingkan pada usia 28 hari. Hal ini
3 113,7 142,0 134,3 94,3 102,0 membuktikan produk beton memiliki
7 160,7 186,7 192,3 143,7 154,0 tingkat durabilitas yang baik di
14 207,7 196,0 217,3 200,3 218,7 lingkungan asam.
28 227,3 246,0 287,7 217,7 256,3
Keterangan :
*Nilai kuat tekan dalam kg/cm2
**Nilai kuat tekan rencana = 207,5 kg/cm2
***Kode Variasi Campuran
(1) K250, Semen OPC
(2) K250, Semen PCC
(3) K250, Semen Tipe II
(4) K250, Semen OPC + SF 10%
(5) K250, Semen PCC + SF 10%

Durabilitas Campuran Beton Kode Variasi Campuran


(1) K250, Semen OPC
• Permeabilitas (2) K250, Semen PCC
Penetrasi air yang dipersyaratkan untuk (3) K250, Semen Tipe II
(4) K250, Semen OPC + SF 10%
kriteria durabilitas tidak melebihi dari 5 (5) K250, Semen PCC + SF 10%
cm untuk sampel uji berukuran 20 x 20 x
12 cm. Campuran dengan semen PCC (2) Gambar 7 Kekuatan Tekan variasi campuran (1),
menunjukkan nilai penetrasi yang lebih (2), (3), (4), (5) Pasca Rendaman Sulfat 5%
kecil dibandingkan campuran lainnya, hal selama 90 hari
ini mengindikasikan produk beton yang
terbentuk memiliki kepadatan yang lebih Tabel 7. Kekuatan Tekan variasi campuran (1),
baik dari produk campuran lainnya dan (2), (3), (4), (5) Pasca Rendaman Sulfat 5%
selama 90 hari
tidak porous, sehingga dapat dikatakan
memiliki tingkat durabilitas yang cukup
baik. Kriteria (1) (2) (3) (4) (5)
% Loss by
7.81 6.64 10.55 3.31 6.26
Tabel 6. Ketahanan terhadap penetrasi air Weight
% Loss by
6.77 5.39 13.69 8.66 11.55
(1) (2) (3) (4) (5) Volume
kuat tekan
Kuat tekan
227, 246, 287, 217, 256, umur 28+90 173.1 282.8 332.2 199.1 260.8
28 hari
3 0 7 7 3 hari, kg/cm2
(kg/cm2)
penetrasi
9,5 2,3 3,1 4,3 3,2
(cm)
*Kode Variasi Campuran
(1) K250, Semen OPC
(2) K250, Semen PCC
(3) K250, Semen Tipe II
(4) K250, Semen OPC + SF 10%
(5) K250, Semen PCC + SF 10%
(1). Semen OPC (2). Semen PCC

31
Jurnal Teknologi
Jurnal Teknologi Bahan
Bahan dan
dan Barang
Barang Teknik
Teknik Vol.
Vol. 22 No.
No. 1,
1, Juni
Juni 2012
2012 :: 25
1 ––834

Untuk tetap menjaga konsistensi


campuran agar tetap dapat mengalir
pada saat pengecoran dilakukan
penambahan air dengan berpatokan pada
nilai slump kondisi beton acuan yaitu
(3). Semen Tipe II (4). Semen OPC + kisaran 7-8 cm. Hal ini merubah nilai
SF10% faktor air semen (rasio air-semen) pada
kisaran = 0,71-0,73 untuk beton + silica
fume.
2. Beton normal dengan menggunakan
semen OPC memiliki ketahanan
(5). Semen PCC + SF 10% terhadap penetrasi air yang rendah (9,5
Gambar 8 Kondisi Visual Sampel Beton Pasca cm) bila dibandingkan dengan
Rendaman Cairan Sulfat 5% komposisi lainnya. Batas persyaratan
nilai penetrasi air maksimum 5 cm.
• Ketahanan Penetrasi Klorida 3. Nilai kuat tekan dari semua komposisi
Dari hasil perendaman dengan larutan (1 s/d 5) memenuhi nilai persyaratan
NaCl selama 90 hari (uji ponding), mínimum kuat tekan beton (benda uji
terlihat untuk struktur beton dengan silinder) untuk mutu K250 yaitu 207,5
selimut beton yang dirancang terekspos kg/cm2. Nilai kuat tekan terbesar dicapai
oleh pengaruh lingkungan (ketebalan oleh komposisi dengan menggunakan
selimut beton ± 7 cm), pada tinjauan tipe semen II. Dari hasil pengujian
kedalaman 6 cm, beton dengan semen ketahanan sulfat diperoleh informasi :
OPC memiliki nilai penetrasi yang paling nilai kehilangan (% loss) terbesar terjadi
rendah. Sedangkan untuk beton dengan pada komposisi campuran beton dengan
semen PCC juga menunjukkan trend yang menggunakan semen tipe II (13%), akan
relatif lebih stabil dibandingkan semen tetapi hal ini tidak menurunkan nilai
tipe OPC. Batasan nilai klorida seesuai kuat tekannya. Penurunan nilai kuat
dengan standar ACI adalah 0,10% per tekan paling besar terjadi pada
berat semen pada lapisan yang ditinjau. campuran dengan menggunakan semen
OPC.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih dan


penghargaan sebesar-besarnya kepada rekan-
rekan laboratorium beton atas semua bantuan
dan saran selama proses penelitian ini
berlangsung, serta PT. Bumi Rama
Nusantara, atas kesediaannya untuk
Kode Variasi Campuran mendanai kegiatan penelitian ini hingga
(1) K250, Semen OPC
(2) K250, Semen PCC dapat berlangsung lancar dan sesuai rencana.
(3) K250, Semen Tipe II
(4) K250, Semen OPC + SF 10% DAFTAR PUSTAKA
(5) K250, Semen PCC + SF 10%

Gambar 9 Grafik penetrasi klorida dalam beton [1] Laboratorium Beton dan Bahan
Bangunan, ”Laporan Penelitian &
KESIMPULAN Pengujian a.n PT. Bumi Rama
Nusantara”, Balai Besar Bahan dan
1. Campuran dengan penambahan silica Barang Teknik, 2011.
fume sebesar 10% dari bobot semen, [2] Alexander, Mark, Mindess, Sidney,
pada pelaksanaannya menghasilkan “Aggregates In Concrete, Taylor &
campuran yang kaku/tidak flowable Francis Group”, New York, 2005.
ditandai dengan nilai slump yang kecil.

32
Pengaruh Jenis Semen
Jurnal Teknologi Bahandan
DanPenambahan Silica
Barang Teknik Fume
Vol. terhadap
2 No. Kekuatan
1, Juni 2012 : 23 -dan
30 Durabilitas Beton (Ariyadi Basuki dan Maulana Ikhwan S.)

[3] Neville, A. M, Brooks, J.J, “Concrete [6] Mehta, Kumar P, Monteiro, Paulo,
Technology”, Second Edition, Prentice “Concrete Microstructure, Properties
Hall, Pearson Education Limited, and Materials”, Third Edition, The
England, 1987. McGraw-Hill Companies, Inc, USA,
[4] Federation Internationale de la 2006.
Precontrainte (FPI Commision on [7] ACI Committe 363, State-of-the-Art
Concrete), “Condensed Silica Fume In Report on High-Strength Concrete
Concrete”, Thomas Telford Ltd, ACI 363R-92, Manual Of Concrete
London, 1988. Practices 2009, USA 2009
[5] Comite Euro-International Du Beton
(CEB), “Durable Concrete Structures -
Design Guide”, Second Edition,
Thomas Telford Services Ltd, London,
1989.

33
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol. 2 No. 1, Juni 2012 : 25
1 ––834

34

Anda mungkin juga menyukai