Anda di halaman 1dari 9

Jurnal

ISSN: 1978-1520
TEKNIK SIPIL TERAPAN

Pengaruh Silica Fume dan Superplasticizer Terhadap


Kuat Tekan dan Porositas Bata Ringan

Chivinta Michelle Mamahit1, Ventje B. Slat, ST., MT 2, Vicky Assa, SST., MT3
Program Studi D-IV Konstruksi Bangunan Gedung, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri
Manado 95253
E-mail: michellechivinta1999@gmail.com

ABSTRAK
Dewasa ini perkembangan dalam dunia konstruksi telah banyak dilakukan. Salah
satunya adalah bahan bangunan bata ringan. Bata ringan adalah jenis bata yang
dikategorikan dalam beton ringan karena berat isi dan kepadatannya lebih kecil. Penggunaan
bata ringan dalam dunia konstruksi umumnya tidak diaplikasikan secara struktural karena
kekuatannya yang rendah (1 MPa - 3 MPa). Penambahan additive seperti Silika Fume dan
Superplasticizer memudahkan pengerjaan di lapangan atau workabilitas, menaikan mutu,
mengurangi permeabilitas dan porositas, serta permasalahan lainnya tergantung dari jenis
additive yang digunakan.
Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh bahan tambah Silika Fume
dan Superplasticizer terhadap kekuatan dan porositas yang dihasilkan bata ringan pada umur
7, 14, dan 28 hari.
Penelitian ini menggunakan benda uji kubus 100 mm x 100 mm x 100 mm sebanyak 36
buah yang akan dgunakan untuk pengujian kuat tekan dan benda uji silinder dengan tinggi 200
mm dan diameter 100 mm sebanyak 12 buah untuk pengujian porositas. Variasi Silika Fume
yang digunakan adalah 5%, 7%, dan 10% dengan campuran Superplasticizer sebanyak 1% di
setiap variasi SF.

Kata Kunci: porositas, kuat tekan, kepadatan, bata ringan, additive.

1. PENDAHULUAN

Kemajuan dalam dunia konstruksi telah banyak dikembangkan sampai saat ini. Salah
satunya adalah bahan bangunan bata ringan. Bata ringan adalah salah satu jenis bata yang
dikategorikan dalam beton ringan karena berat isi dan kepadatannya lebih kecil jika
dibandingkan dengan jenis bata pada umumnya. Campuran utama bata ringan terdiri dari
agregat halus, semen, air, foam, atau aluminium pasta, dan kapur.
Penggunaan bata ringan dalam dunia konstruksi umumnya tidak diaplikasikan secara
struktural karena kekuatannya yang kecil (kuat tekan yang dihasilkan berkisar dari 1-3 Mpa).
Hal itu dipengaruh oleh berat isi bata yang ringan, sehingga kekuatan yang dihasilkan juga
kecil.
Penambahan additive atau bahan tambah biasa diaplikasikan untuk memodifikasi sifat
dan karakteristik dari beton atau bata. Penggunaan bahan tambah memudahkan pengerjaan di
lapangan atau workabilitas, menaikan mutu, mengurangi permeabilitas dan porositas, serta
permasalahan lainnya tergantung dari jenis additive yang digunakan.
Silica fume adalah material pozzolan yang halus, dimana komposisi silika dihasilkan
dari tanur tinggi atau sisa silikon atau alloy besi silikon (dikenal sebagai gabungan antara mikro
silika dengan silica fume), ASTM.C.1 240, 1995: 637-642 “Spesification for Silica Fume for
Use in Hydraulic Cement Concrete and Mortar”.

1
Sedangkan superplasticizer adalah bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical
admixture) yang lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan.
Penambahan Silika Fume (SF) dan superplasticizer dalam campuran bata ringan
bertujuan untuk menaikan kuat tekan serta menganalisa pengaruh yang diberikan Silika Fume
terhadap porositas. Sekiranya penelitian ini memperoleh hasil yang baik sehingga
pengaplikasian bata ringan di lapangan bisa diterapkan untuk menopang struktur dan beban
karena mencapai kekuatan tekan yang lebih besar setelah menambahkan additive.

2. DASAR TEORI

2.1. Bata Ringan


Beton ringan dengan kekuatan sedang (Moderate Strength Concrete) dalam
penerapannya umum disebut dengan Bata Ringan.
Bata ringan dibagi menjadi 2 (dua) jenis: Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dan
Cellular Lightweight Concrete (CLC). Kedua jenis bata ringan ini menerapkan prinsip yang
sama, yaitu dengan menambahkan gelembung udara ke dalam mortar akan mengurangi berat
beton secara signifikan. Yang membedakan adalah proses perawatan atau curing, yang mana
bata ringan AAC mengalami curing dalam oven autoklaf bertekanan tinggi. Sedangkan bata
ringan CLC mengalami proses curing alami. Bata ringan CLC sering disebut juga sebagai Non-
Autoclaved Aerated Concrete (NAAC).

2.1.1 Bata Ringan CLC


Bata ringan CLC adalah salah satu tipe bata ringan yang diproduksi dengan memasukan
gelembung udara pada campuran mortar bata, dimana butiran udara tersebut harus mampu
mempertahankan struktur gelembung tersebut selama periode pengerasan (curing) tanpa
menyebabkan reaksi kimia. Campuran dari CLC antara lain semen, pasir halus, air dan foam
khusus begitu mengeras menghasilkan bata ringan yang kuat dengan kandungan jutaan sel atau
gelembung udara halus dengan ukuran yang konsisten dan terdistribusi secara merata. CLC
memiliki densitas antara 400 kg/m³ hingga 1800 kg/m³. Namun untuk pekerjaan struktur,
densitas CLC yang baik untuk digunakan berkisar antara 1200 kg/m³ hingga 1400 kg/m³ dan
kekuatan tekan yang dihasilkan berkisar antara 6,89 – 17,24 MPa.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari pengunaan CLC antara lain:
1. Memberikan insulasi panas dan suara yang baik. Sebagai contohnya dinding CLC 125
mm memberikan insulasi empat kali lebih baik daripada dinding bata 230 mm.
2. Bentuk stabil walaupun terkena air tambahan. Sedangkan pada bata ringan yang
menggunakan bubuk alumina, bata akan mengembang lagi bila terkena air tambahan.
3. Keuntungan untuk daerah terpencil karena hanya membutuhkan semen dalam
pembuatannya. Berbeda dengan aerated concrete menggunakan bubuk alumunia yang
masih menggunakan pasir dalam pembuatannya.
4. Lebih mudah dipompa saat pengecoran karena tidak ada agregat.
Cellular Lighweight Concrete (CLC) dapat diproduksi dengan berbagai macam jenis
kepadatan, yang berkisar antara 400 kg/m³ sampai 1800 kg/m³ yang disesuaikan dengan
kebutuhan penggunaannya yaitu:
1. Kepadatan rendah (400-600 kg/m³) biasa digunakan untuk bahan isolasi, sebagai
alternatif lain yang dapat digunakan untuk menggantikan thermocole, glasswool,
woodwool, dan lain-lain.
2. Kepadatan sedang (800-1000 kg/m³) dapat digunakan untuk pembuatan precast blocks
dengan dimensi 500x250x200/100 mm yang digunakan sebagai dinding (pengganti batu
bata).
3. Kepadatan tinggi (1200-1800 kg/m³) dengan kuat hancur (crushing strength) antara 65-
250 kg/m³, biasa dipakai sebagai struktur:
a) Load bearing walls dan atap perumahan
2
b) Reinforced structural cladding atau panel partisi
c) Pre-cast blocks untuk dinding dari bangunan tingkat rendah

2.2 Kuat Tekan


Kuat tekan adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji beton
hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin uji tekan. (SNI
7656-2012). Kuat tekan beton menjadi sifat utama dalam menentukan kualitas beton. Hal ini
dikarenakan sifat fisik utama beton bisa ditentukan dari berbagai kuat tekan beton seperti kuat
geser, modulus elastisitas, kuat tarik belah, syarat kedap air dan syarat keawetan beton. Kuat
tekan benda uji dapat dihitung dengan membagikan benda tekan maksimum dan luas
permukaan benda uji berdasarkan syarat perhitungan yang telah tercantum dalam Departemen
Pekerjaan Umum, 1986-SNI-03-0691.

2.3 Porositas
Porositas adalah besarnya persentase ruang-ruang kosong atau besarnya kadar pori yang
terdapat pada beton dan merupakan salah satu faktor utama yang memengaruhi kekuatan beton.
Beton mempunyai kecenderungan berisi rongga akibat adanya gelembung-gelembung udara
yang terbentuk selama atau sesudah pencetakan. Terdapatnya pengurangan volume absolut dari
semen dan air setelah reaksi kimia dan terjadi pengeringan sedemikian rupa sehingga pasta
semen sudah kering akan menempati volume yang lebih kecil dibandingkan dengan pasta semen
yang masih basah, berapapun perbandingan air yang digunakan.

2.4 Silica Fume


Silica fume adalah material polozzan yang halus, dimana komposisi silika lebih banyak
dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi silikon atau alloy besi silikon (“Spesification for
Silica Fume for Use in Hydraulic Cement Concrete and Mortar”, ASTM.C.1240, 1995: 637-
642).
Diameter rata-rata Silika Fume (SF) adalah sekitar 0,1 micron meter, yaitu 100 kali lebih
kecil dari partikel semen. Kandungan silika (SiO2) sangat tinggi sebesar 93,09%, ketentuan
ASTM C 1240-93 mensyaratkan minimal sebesar 85%. (Ilham, 2006)

2.5 Superplasticizer
Superplasticizer mempunyai pengaruh dalam peningkatan workabilitas beton sampai
pada tingkat yang cukup besar. Bahan ini, pada kenyataannya digolongkan pada sarana untuk
menghasilkan beton yang “mengalir” tanpa terjadi pemisahan yang umum terjadi pada beton
dengan jumlah air yang besar. Pada alternatif lain, bahan ini dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan beton, karena memungkinkan pengurangan kadar air guna
mempertahankan workabilitas yang sama. (Murdock, 2007)

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang dilakukan di Laboratorium Uji Material,
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Manado. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kekuatan optimum bata ringan dengan penambahan additive seperti Silika Fume dan
superplasticizer serta pengaruhnya terhadap porositas. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini mengacu pada standar yang dimodifikasi oleh NEOPOR tentang Mix Design Bata Ringan,
SNI 03-2834-2000 tentang “Tatacara Pembuatan Campuran Beton Normal” dan SNI-18-1990-
03 tentang “Spesifikasi Bahan Tambahan Pada Beton”. Pengujian kuat tekan dalam penelitian
ini merujuk pada SNI 7656-2012.

9
Tahapan pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan studi literatur, proses persiapan alat
dan bahan, perencanaan dan pelaksanaan campuran, perawatan dan pelaksanaan pengujian serta
pengolahan data dan kesimpulan.

3.2 Jenis Penelitian


Jenis pengujian yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari pengujian kuat
tekan dan uji porositas. Variasi campuran yang diteliti adalah campuran normal bata ringan dan
variasi bahan tambah Silika Fume (SF) beserta superplasticizer.
Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Benda uji kubus beton berukuran 100 mm x 100 mm x 100 mm sebanyak 36 buah untuk
pengujian kuat tekan yang akan diuji pada umur beton 7 hari, 14 hari, dan 28 hari
sebanyak sembilan sample tiap umur beton untuk masing-masing variasi 5%, 7%, dan
10% Silika Fume (SF).
2. Benda uji silinder beton dengan tinggi 200 mm dan diameter 100 mm sebanyak 12 buah
untuk pengujian porositas yang akan diuji pada umur 28 hari.
Tabel 3.1 Jumlah dan umur benda uji kuat tekan
Umur Beton
Variasi Silika Fume (SF)
7 Hari 14 Hari 28 Hari
Bata Ringan Normal 0% 3 3 3
Bata Ringan SF 5% 3 3 3
Bata Ringan SF 7% 3 3 3
Bata Ringan SF 10% 3 3 3
Total benda uji 36

Tabel 3.2 Jumlah dan umur benda uji porositas


Variasi Silika Fume (SF) Umur Beton (28 Hari)
Bata Ringan Normal 0% 3
Bata Ringan SF 5% 3
Bata Ringan SF 7% 3
Bata Ringan SF 10% 3
Total benda uji 12

Keterangan:
Superplasticizer yang digunakan dalam campuran sebanyak 1% di setiap variasi.

Tabel 3.3 Rekomendasi mix desain untuk 1m³ bata ringan oleh NEOPOR
2350
Oven Density in
400 600 800 1000 1200 1400 1600 Conv.
Kg/m³
Concr
1950
Sand (Kg) - 210 400 560 750 950 1100 (Gravel +
Sand)
Cement (Kg) 300 310 320 350 360 380 400 320
Water in mortar
110 110 120 120 140 150 160 180
(Kg)
Quantity of Foam
800 715 630 560 460 370 290 -
(Ltr)
Water in Foam (Kg) 64 57 50 45 37 30 23 -
Wet Density (Kg/m³) 474 687 890 1075 1287 1510 1683 2400
Foaming Agent use
1.5 1.4 1.2 1.1 0.9 0.7 0.6 -
(Kg)

4
Water/Cement Ratio 0,58 0,54 0,53 0,47 0,49 0,47 0,46 0,56
Maximum Strength
~1 ~2 ~3 ~4 ~8 ~12 ~18 25+
in (N/mm²)
Average (W/m x K) 0,096 0,18 0,21 0,32 0,405 0,45 0,55 2,1
Sumber: NEOPOR Mix Design

Variasi yang dijadikan acuan penulis untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Variasi campuran normal bahan bata ringan
Pasir Air Kapur Semen
1 1,93 4,75 12,16
Berat Jenis Rencana: 1600 kg/m³
Keterangan:
Jumlah foam per satu sample (kubus ukuran 100 mm x 100 mm x 100 mm) = 0,462 gr
Variasi di atas akan menjadi komposisi bata ringan untuk campuran normal dan akan
dibandingkan dengan komposisi bata ringan dengan penggunaan bahan tambah Silika Fume dan
superplasticizer.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Kuat Tekan
Kuat tekan adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji
hancur bila diberi beban dari luar yang di hasilkan dari mesin tekan.
Berikut ini adalah hasil dari pengujian kuat tekan.

Tabel 4.1 Hasil kuat tekan kubus 100 mm x 100 mm x 100 mm


Kuat Tekan
Kuat Tekan
No Benda Uji Nama Sampel Umur Rata – Rata
(f’c)
(MPa)
1 Normal 0% (S1) 9,0
2 Normal 0% (S2) 8,8 8,9
3 Normal 0% (S3) 9,1
4 SF 5% (S1) 11,3
5 Kubus 100 mm x SF 5% (S2) 11,3 11,5
6 SF 5% (S3) 12,1
100 mm x 100 7 Hari
7 SF 7% (S1) 15,5
8 mm SF 7% (S2) 13,6 13,7
9 SF 7% (S3) 12,0
10 SF 10% (S1) 12,9
11 SF 10% (S2) 9,6 11,3
12 SF 10% (S3) 11,4

9
Gambar 4.1 Hasil kuat tekan tertinggi pada variasi SF 7% di umur 7 hari

Hasil Kuat Tekan Kubus Variasi Silika Fume (SF)


16
13.70
14
11.5 11.30
12
Kuat Tekan (MPa)

10
8
6
4
2
0
SF 5% SF 7% SF 10%

Gambar 4.2 Hasil kuat tekan kubus variasi Silika Fume (SF) pada umur 7 hari

Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan yang telah dilakukan pada 12 benda uji kubus
100 mm x 100 mm x 100 mm untuk umur beton 7 hari, maka dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan
Gambar 4.2 bahwa nilai kuat tekan tertinggi terdapat pada variasi Silika Fume 7% yaitu 15,5
MPa. Sedangkan pada variasi 0% atau campuran tanpa bahan tambah Silika Fume dan
superplasticizer memperoleh nilai kuat tekan rata-rata 8,9 MPa.

Tabel 4.2 Berat isi bata ringan menggunakan benda uji kubus 100 mm x 100 mm x 100 mm
Berat Isi
No Benda Uji Nama Sample Umur Berat Isi (gr) Rata – Rata
(gr)
1 Kubus 100 mm Normal 0% 7 Hari 1510 1515
x 100 mm x 100 (S1)

6
2 Normal 0% 1515
(S2)
3 Normal 0% 1520
(S3)
4 SF 5% (S1) 1260
5 SF 5% (S2) 1420 1455
6 mm SF 5% (S3) 1465
7 SF 7% (S1) 1685
8 SF 7% (S2) 1740 1710
9 SF 7% (S3) 1705
10 SF 10% (S1) 1590
11 SF 10% (S2) 1620 1598,33
12 SF 10% (S3) 1585

Tabel 4.2 di atas menunjukan perbandingan berat isi benda uji dengan variasi
bahan tambah dan campuran normal. Fungsi foam agent sebagai bahan dasar pembuatan
benda uji yaitu untuk mengganti agregat kasar sehingga volume sample lebih ringan.
Dalam penelitian ini digunakan dua jenis foam. Pada mix desain pertama, digunakan
foam dengan berat jenis berbeda pada variasi 0% sehingga benda uji yang dihasilkan
mempunyai kepadatan yang seragam, seperti tertera pada tabel di atas yaitu 1510 gr,
1515 gr, dan 1520 gr. Nilai kuat tekan yang dihasilkan yaitu 9,0 MPa, 8,8 MPa, dan 9,1
MPa. Sementara pada benda uji dengan variasi bahan tambah Silika Fume dan
superplasticizer, foam yang digunakan adalah jenis foam berbeda. Dimana berat
terbesar terdapat pada variasi Silika Fume 7% dengan nilai 1685 gr, 1740 gr, dan 1705
gr. Pada variasi yang sama, diperoleh nilai kuat tekan tertinggi pada benda uji S1 yaitu
15,5 MPa.
Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh, berikut adalah hipotesis dari peneliti
mengenai korelasi antara berat isi dan kuat tekan yang dicapai.
Penggunaan dua jenis foam agent mempengaruhi kepadatan yang dihasilkan oleh
bata. Seperti yang terlihat pada hasil berat isi pada Tabel 4.2, variasi 0% menghasilkan
berat yang seragam yaitu pada range 1500 gr, sementara pada variasi Silika Fume berat
benda uji berbeda-beda dalam tiap variasi sehingga kepadatan yang dihasilkan tidak
merata.
Fungsi dari Silika Fume selain menambah kuat tekan, juga menutup rongga atau
pori di dalam campuran sehingga volume beton lebih padat. Hal itu akan menambah
berat dan kekuatan dari beton itu sendiri. Dari hasil Tabel 4.1, variasi SF 7%
mendapatkan kekuatan dan berat yang paling besar. Alasannya karena pada proses
pencampuran, peneliti mengurangi jumlah air yang digunakan. Hal itu menyebabkan
campuran menjadi lebih kering karena kadar superplasticizer di dalam adukan beton
yang membuat campuran cepat mengeras, juga substitusi Silika Fume sebanyak 7% dari
jumlah semen yang menghasilkan campuran lebih padat sehingga mendapatkan hasil
kuat tekan tertinggi dan densitas yang besar.

5. KESIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan di Laboratorium Uji Material Politeknik Negeri Manado
tentang Pengaruh Silica Fume dan Superplasticizer Terhadap Kuat Tekan dan Porositas Bata

9
Ringan, yang diuji pada kubus 100 mm x 100 mm x 100 mm di umur 7 hari, peneliti menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai kuat tekan yang diperoleh pada pengujian kubus bata normal di umur 7 hari
didapatkan nilai rata – rata 8,9 MPa.
2. Nilai kuat tekan yang diperolah pada pengujian kubus bata dengan variasi Silika Fume
dan Superplasticizer didapatkan nilai rata-rata 13,7 MPa pada variasi SF 7%. Variasi
tersebut memperoleh nilai kuat tekan tertinggi, yaitu 15,5 MPa pada Sample 1.
3. Berat isi yang diperoleh pada pengujian kubus bata normal didapatkan nilai rata-rata 1515
gr.
4. Berat isi yang diperoleh pada pengujian kubus bata variasi Silika Fume dan
Superplasticizer didapatkan nilai rata-rata 1455 gr pada variasi SF 5%, 1710 gr pada
variasi 7%, dan 1598,33 gr pada variasi 10%. Dimana kepadatan paling besar terdapat
pada variasi 7%.
5. Berdasarkan hasil kuat tekan di atas, maka disimpulkan bahwa variasi bata ringan normal
dan bata ringan variasi Silika Fume dan Superplasticizer memenuhi syarat untuk
diaplikasikan sebagai bahan bangunan komponen struktural karena nilai kuat tekan yang
disyaratkan untuk penerapannya di lapangan berkisar antara 6 MPa – 17 MPa. Dimana
kuat tekan tertinggi yang diperoleh dalam penelitian adalah 15,5 MPa pada variasi SF 7%
di umur 7 hari.
6. Dari penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa komposisi campuran bahan cair
seperti air, foam agent, dan superplasticizer berperan penting dalam menghasilkan
kepadatan bata yang baik. Semakin sedikit air yang digunakan, dan semakin banyak
superplastisizer yang dilarutkan bersama air, akan menghasilkan campuran yang kering
sehingga kepadatan bata akan menjadi lebih maksimal jika ditambahkan dengan Silika
Fume.

6. SARAN

Berikut adalah beberapa saran yang perlu diperhatikan berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh untuk digunakan pada penelitian selanjutnya :
1. Untuk mendapatkan nilai kuat tekan yang lebih tinggi, sebaiknya menggunakan kapur
untuk campuran normal bata ringan karena peneliti telah membuat beberapa benda uji
tanpa kapur yang hanya menghasilkan 0-3 MPa. Nilai tersebut merupakan nilai rata-rata
kuat tekan bata ringan campuran normal. Penggunaan kapur sebagai bahan dasar bata
ringan juga menghasilkan warna bata yang lebih terang.
2. Pemilihan jenis foam agent perlu diperhatikan baik-baik. Penggunaan foam dengan berat
jenis yang jelas dan tekstur yang baik akan memberikan bata ringan campuran yang
merata sehingga tingkat kepadatan bata tersebut seragam.
3. Penggunaan air dan superplasticizer ketika dicampur bersama harus memenuhi syarat,
yaitu pengurangan air sebanyak 40% agar proses pengerasan dan pengerjaan campuran
berjalan dengan mulus sehingga menghasilkan kuat tekan yang tinggi.
4. Untuk menambah kekuatan bata, jenis perawatan yang dilakukan sebaiknya dengan cara
menyiram benda uji. Hal itu guna mempertahankan kelambaban di dalam bata dan
menjaga kekuatan bata mendapatkan nilai yang konstan sampai mencapai umur 28 hari.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, orangtua, dosen-dosen
pembimbing, serta teman-teman Angkatan 2017 Program Studi Konstruksi Bangunan Gedung

8
(KBG), Jurusan Teknik Sipil yang telah menemani selama proses penyusunan skripsi dan turut
berkonstribusi dalam penulisan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA

Dardiri, A., 2017, Pengaruh Silica Fume dan Superplasticizer Dalam Peningkatan Kualitas
Beton Pada Faktor Air Semen Rendah, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Program Studi D-IV
Konstruksi Bangunan Gedung, Politeknik Negeri Manado, Manado.
Kaligis, A., 2018, Pengaruh Silica Fume Sebagai Bahan Tambah Pada Mutu Beton, Skripsi,
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi D-IV Konstruksi Bangunan Gedung, Politeknik Negeri
Manado, Manado.
Setyono, A., 2018, Pengaruh Penggunaan Superplasticizer (Sika Viscocrete 3115 N) Terhadap
Kekuatan Tekan Beton, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Program Studi D-IV Konstruksi
Bangunan Gedung, Politeknik Negeri Manado, Manado.
JS Pah, J., Uly Patrisia S., Widodo, T., 2020, Pengaruh Bahan Tambahan Terhadap Kuat
Tekan, Berat, dan Serapan Air Bata Ringan CLC, Jurnal Teknik Sipil, No.1, Vol.9, pp 81-92,
https://ejournal.petra.ac.id/indexphp/jurnal-teknik-sipil/article/view/22881
Dawood Th E., Ramli M., 2008, Rational Mix Design of Lightweight for Optimum Strength,
Journal for 2nd International Conference on Built Environment in Developing Countries
(ICBEDC 2008), Vol.2, pp.515-526,
https://www.researchgate.net/publication/265845392_Rational_Mix_Design_of_Lightweight_
concrete_for_optimum_strength

Anda mungkin juga menyukai