Anda di halaman 1dari 8

Peningkatan Kesadaran Anak Tentang Pentingnya Toleransi

Beragama Melalui Metode Kegiatan Pembelajaran Bercerita di Desa


Simacem Kab. Karo

Eji Habibah Sembiring


Universitas Muhammdiyah Sumatera Utara
Email:Sembiringejihabibah760@gmail.com

Abstract
This article discusses efforts to increase children's awareness about the importance
of religious tolerance through story-telling learning activity methods in Simacem
Village, District. Karo. This community service activity (KKN) is an instillation
of increasing religious tolerance through the storytelling learning activity method
which aims to instill in children an attitude of religious tolerance in the school
environment or where they live. This activity was carried out in Simacem Village,
Kec. Three arrows Kab. Karo. Most of these children come from Muslim
environments, but there are also those from non-Muslim environments. Therefore,
instilling the character of religious tolerance is very important. so that children
from different religious backgrounds can respect and appreciate each other. So it
will create harmony and unity in everyday life in society. Service activities in this
environment use storytelling and direct practice methods. Where in this
storytelling method you can find out how effective storytelling techniques are in
increasing the development of tolerance values in children.

Abstrak
Artikel ini membahas tentang upaya Peningkatan kesadaran anak tentang
pentingnya toleransi beragama melalui metode kegiatan pembelajaran bercerita di
Desa Simacem Kab. Karo. Kegiatan pengabdian masyarakat (KKN) ini
merupakan penanaman peningkatan toleransi beragama melalui Metode kegiatan
pembelajaran bercerita yang bertujuan agar dalam diri anak tertanam sikap
toleransi beragama di lingkungan sekolah atau tempat tinggal mereka. Kegiatan
ini dilaksanakan di Desa Simacem Kec. Tiga panah Kab. Karo. Anak –anak
tersebut Sebagian besar berasal dari lingkungan muslim, tetapi ada juga yang
berasal dari lingkungan non muslim. Oleh karena itu menanamkan karakter
toleransi beragama sangatlah penting. agar anak yang memiliki latar belakang
agama yang berbeda bisa saling menghormati dan saling menghargai. Sehingga
akan menciptakan kerukunan dan persatuan dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat. Kegiatan pengabdian di lingkungan ini menggunakan metode
bercerita dan praktek langsung.Dimana dalam metode bercerita ini dapat
mengetahui seberapa efektivitas teknik bercerita dalam peningkatan
pengembangan nilai-nilai toleransi dalam diri anak.

Kata Kunci: Sikap toleransi, Metode bercerita dan Desa simacem


PENDAHULUAN
Pendidikan karakter bagi anak usia dini ditujukan untuk menanamkan
nilai-nilai kebaikan agar menjadi suatu kebiasaan ketika anak sudah dewasa atau
pada jenjang pendidikan selanjutnya. Pada masa ini anak belum mendapatkan
pengaruh negatif yang cenderung banyak berasal dari lingkungan sehingga
orangtua maupun pendidik anak akan sangat lebih mudah membimbing anak
untuk memaksimalkan perkembangannya terutama dalam menanamkan nilai-nilai
pendidikan karakter. Sebagaimana tujuan pendidikan karakter adalah memberikan
tuntunan kepada peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai karakter secara
sadar baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar. Penanaman nilai toleransi
sejak SD diharapkan dapat menjadikan generasi penerus Bangsa Indonesia
menjadi manusia yang memiliki sikap toleransi agar tidak terjadi perpecahan
karena suatu perbedaan yang ada di lingkungan masyarakat, mengingat Indonesia
adalah salah satu negara dengan keragaman suku, bahasa, agama yang sangat
banyak. Indonesia adalah salah satu negara multikultural atau beragam budaya
terbesar di dunia, hal ini dapat dilihat dari situasi dan kondisi.
Dalam menanamkan nilai toleransi pada siswa SD, peran pendidik dan
orangtua adalah yang utama. Pada masa anak usia dini dapat disebut juga dengan
masa-masa keemasan atau disebut the golden age. Pada masa ini anak memiliki
potensi yang sangat baik untuk dikembangkan secara maksimal. Pada masa inilah
waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai karakter kebaikan salah satunya
nilai toleransi yang kelak dapat membentuk kepribadian anak. Namun jika
lingkungan justru menunjukkan hal-hal yang cenderung negatif maka akan
berpengaruh buruk pula dengan karakter anak khususnya pada nilai karakter
toleransi. Penulis menemukan di lapangan sikap anak yang sudah menunjukkan
sikap intoleran yaitu anak tidak mau berteman dengan temannya ang berbeda
agama, kemudian anak usia dini sudah melakukan perundungan pada temannya
sendiri yang lebih lemah atau berbeda dengan dirinya. Sikap-sikap ini tidak lepas
dari pengaruh orangtua dan sekolah. Kenyataannya lagi, fenomena yang sering
terjadi yaitu tindakan intoleran yang diberitakan diberbagai media mengenai anak
usia dini yang melakukan adegan kekerasan, meniru ujaran kebencian, berbicara
tidak sopan. Untuk itu peran lingkungan, keluarga dan sekolah khususnya peran
guru sangat penting untuk mendidik karakter anak salah satunya dengan
menanamkan nilai toleransi pada anak usia dini agar dimasa yang akan datang
anak menjadi manusia dengan sikap toleransi yang tinggi sehingga Indonesia
menjadi negara beragam yang kuat dengan masyarakatnya yang berkarakter.
Pada saat ini pendidikan karakter dianggap sangat penting karena anak
tidak cukup hanya membangun pengetahuannya saja, melainkan penanaman
moral, nilai-nilai estetika, serta budi pekerti yang luhur. Pengenalan dan
pembiasaan untuk berbudi pekerti baik dan luhur akan menjadikan
anaktumbuhsebagaigenerasi yang unggul, berkualitas di masa yang akan datang.
Karakter toleransi dianggap sangat penting untuk dikembangkan oleh peneliti,
mengingat anak tumbuh dan berkembang di alam kebhinekaan. Alam
kebhinekaan yang dimaksud adalah lingkungan yang menghadirkan berbagai
macam perbedaan mulai dari pendapat, kebiasaan hidup, kepercayaan, adat-
istiadat, anak di biasakan menyikapi perbedaan dengan baik, seperti belajar
menghargai dan tidak memaksakan kehendak.
Melalui kegiatan bercerita anak mampu mengkonstruksi pengetahuan
tentang perilaku yang sesuai dengan harapan atau sebaliknya. Dalam kegiatan
bercerita, berita dan informasi dibicarakan bersama, masalah di diskusikan dan
solusi disampaikan. Anak-anak boleh mengatakan sesuatu dari pengalaman yang
di dengar atau alami kepada kepada semua teman dan guru.
Desa Simacem Kab. Karo merupakan Desa yang sangat bagus dalam hal
mendukung masyarakat di sekitarnya. Seperti hal dengan kegiatan agama yang
sangat diutamakan, Bapak Senen Sitepu selaku Kepala Desa di Desa Simacem
Kab. Karo yang ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kuliah kerja nyata (KKN)
MANDIRI tersebut.
Pemahaman tentang toleransi beragama perlu ditanamkan dan
ditumbuhkan sejak anak masih kecil sebab minat membaca pada anak tidak akan
terbentuk dengan sendirinya, tetapi sangat dipengaruhi oleh rangsangan yang
diperoleh dari lingkungan anak.

METODE
Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini dilaksanakan secara mandiri di Desa
Simacem yang berada di Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo,dimana
mayoritas masyarakatnya Bergama Islam.
Kegiatan yang dilakukan oleh peserta Kuliah Kerja Nyata Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara adalah dengan mengajak anak-anak dan ibu-ibu
ikut berpartisipasi dalam melaksanakan untuk mengadakan seluruh kegiatan
mengajar dan mengaji.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian
lapangan (fieldresearch) dimana peneliti melakukan analisis data dengan terjun
langsung ke lokasi atau lapangan member pemaparan gambaran mengenai situasi
yang diteliti dalam bentuk deskripsi. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan
utama yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkap (to describe and
explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain)
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik
wawancara, observasi dan dokumentasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan sikap toleransi pada anak-anak di Desa


simacem belum mendapatkan pendidikan karakter secara maksimal di sekolah,
guru belum bisa menyeimbangkan antara pembelajaran kognitif dengan
pembelajaran karakter salah satunya nilai toleransi, untuk itu peneliti
meningkatkan sikap toleransi anak dengan menerapkan kegiatan metode bercerita.
Pada penelitian ini diberikan tindakan dengan dua siklus, pada siklus pertama nilai
rata-rata toleransi anak yaitu 50% sedangkan pada siklus kedua terjadi
peningkatan nilai rata-rata menjadi 80%. Pada penelitian ini indikator toleransi
yang nilai adalah membedakan perbuatan baik dan buruk, menunjukkan perilaku
mulia (sopan santun dan hormat) dan perilaku baik berhubungan dengan orang
lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan metode studi kasus dengan
cara mengumpulkan data tentang pelaksanaan strategi toleransi beragama di Desa
Simacem berupa Metode Bercerita.
Penelitian ini mendapatkan hasil temuan yaitu toleransi anak usia 8-10
tahun meliputi aspek kedamaian, menghargai perbedaan. Peran guru dalam
mengembangkan toleransi beragama sangat besar karena pada Toleransi pada
anak usia dini diperlukan sebuah strategi atau cara-cara yang tepat dan efektif agar
tujuan dalam menanamkan nilai toleransi pada Siswa Kelas II tercapai. Guru
sebagai fasilitator dalam menanamkan nilai-nilai karakter salah satunya nilai
toleransi, baik di dalam kegiatan pembelajaran maupun diluar pembelajaran.
Untuk membentuk karakter anak agar rasa toleransi itu terpatri dalam jiwa maka
anak harus melihat contoh itu disekelilingnya. Sedangkan untuk pembiasaan
sangat efektif digunakan kepada anak-anak di desa simacem agar nilai itu semakin
tertanam dan tidak akan goyah dikemudian hari. Metode bercerita teladan dan
pembiasaan dalam menanamkan nilai-nilai toleransi juga dilaksanakan oleh Kiddy
Care Tegal. peneliti memberikan contoh langsung sehingga harapannya anak bisa
langsung mempraktikan sikap-sikap positif yang dicontohkan. peneliti juga
membiasakan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Keteladanan
dan pembiasaan merupakan unsur yang sangat penting dalam proses melakukan
sikap perilaku anak. Pendidikan merupakan salah satu factor menunjang
pembangunan. Dengan demikian merupakan kebutuhan bagi setiap manusia
khususnya pendidikan agama sebagai pijakan kehidupan yang memberikan nilai
terhadap perbuatan-perbuatan manusia pada gilirannya mampu menjadi factor
penyelamat.
Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan sikap toleransi anak adalah
kegiatan bercerita. Penelitian dilaksanakan dengan cara anak diminta untuk
bercerita tentang pengalaman pribadinya sesuai dengan gambar tema atau materi
yang sudah disiapkan oleh guru. Kegiatan bercerita ini melatih anak untuk
mengembangkan sikap toleransi dapat dilaksanakan dalam situasi yang
menyenangkan, suasana penuh kasih sayang, sehingga anak dapat termotivasi
untuk mempraktekkan sendiri kebiasaan-kebiasaan baik dan membentuk perilaku
yang berkarakter dalam interaksinya dengan teman sebaya maupun dengan orang
lain secara konsisten dan berulang.
Setelah saya melakuk kegiatan meningkatkan sikap toleransi anak melalui
metode pembelajaran bercerita di Desa Simacem Kab.Karo. ternyata masih
banyak anak-anak yang kurang menghargai agama satu sama lain, banyak anak-
anak yang masih minim terhadap akhlak kepada orang tua maupun sesama.
Dari hal tersebut upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sikap
toleransi pada anak yaitu saya melakukan kegiatan bercerita bagaimana
menghargai agama orang lain. Beberapa factor yang dapat mendorong
terlaksananya kegiatan meninngkatkan kemampuan dalam menghargai atau
toleransi beragama yaitu dengan cara mempraktikkan sehari hari dan
menunujukkan hal postif kepada anak-anak
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peserta KKN Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara yang berlokasi di DesaSimacem, Kecamatan
Tiga panah, KabupatenKaro. Bahwa Masyarakat kurang peduli dalam mendidik
anak walaupun demikian anak anak tersebut sangat antusias dalam mendengarkan
apa yang disampaikan. walaupun dengan berbagai rintangan yang dilalui.
Setelah saya melakukan kegiatan meningkatkan sikap toleransi anak
melalui metode pembelajaran bercerita di Desa Simacem Kab.Karo. ternyata
masih banyak anak-anak yang kurang menghargai agama satu sama lain, banyak
anak-anak yang masih minim terhadap akhlak kepada orang tua maupun sesama.
Dari hal tersebut upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sikap
toleransi pada anak yaitu saya melakukan kegiatan bercerita bagaimana
menghargai agama orang lain. Beberapa factor yang dapat mendorong
terlaksananya kegiatan meninngkatkan kemampuan dalam menghargai atau
toleransi beragama yaitu dengan cara mempraktikkan sehari hari dan
menunujukkan hal postif kepada anak-anak.
KKN juga membentuk mahasiswa menjadi lebih dewasa dalam menyikapi
permasalahan yang ada dan dapat memahami bagaimana hidup bermasyarakat.
Selain itu dapat membentuk kepribadian yang mandiri dan bertanggung jawab
terhadap tugas dan fungsinya serta partisipasi dan dukungan masyarakat cukup
tinggi. Sehingga KKN UMSU berjalan lancar.

UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisa dapat menyelesaikan.
Tak lupa pula penulis mengirimkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa umat Islam kejalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Artikel yang berjudul“Peningkatan Kesadaran Anak Tentang
Pentingnya Toleransi Beragama Melalui Metode Kegiatan Pembelajaran
Bercerita Di Desa Simacem Kab. Karo.’’ tentu tidak akan dapat terselesaikan
oleh penulis jikalau tidak karena bantuan orang orang tertentu. Oleh karena
itu,pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr.Agusani,M.Ap selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara.
2. Dr. Muhammad Qarib MA selaku Kepala Pimpinan Fakultas Agama Islam
3. Ibu Qaulan Raniyah MA Selaku DosenPembimbing Lapangan KKN
4. Bapak Senen Sitepu selaku Kepala Desa Simacem Kec. Tiga Panah Kab.Karo
5. Bapak Niar Ginting Selaku Kepala Dusun Desa Simacem Kab.Karo
6. Bapak Andi Sembiring Meliala selaku Sekretaris Desa yang telah membantu
melengkapi segala berkas yang dipelukan.
7. Dan seluruh warga Desa Simacem yang telah berparitisipasi terhadap KKN
tersebut.
Referensi

Ahmad WarsonMunawir, Kamus Arab Indonesia al –Munawir( Yogyakarta: Balai


Pustaka Progresif,)hlm 1098
Diana. (2011). Pengembangan Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Pada
Lingkungan Pendidikan Informal (keluarga).
Makalah: Karakter Sebagai Saripati Tumbuh Kembang Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Penerbit ABE Production.
Senen Sitepu Kepala Desa Simacem Kab.Karo 19 september 2023
Ananda, R. (2017). Implementasi Nilai-nilai Moral dan Agama pada Anak
Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (1),
19. https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i1.28
Fadhillah, N. (2019). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang
Anak. Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar, 8(235), 245.
https://doi.org/10.31219/osf.io/3j9qb

Anda mungkin juga menyukai