B. Sasaran
Sasaran pembelajar untuk modul ini adalah Bapak Ibu Guru Pemula yang mengajar
di SMAN 1 Sumberrejo dengan masa kerja kuirang dari dua tahun.. Dalam modul ini akan
dikupas tuntas bagaimana budaya sekolah yang berlaku dan cara meningkatkan
kemampuan komunikasi asertif guru yang diharapkan juga berimbas pada peningkatan
kompetensi pengelolaan kelas di SMA Negeri 1 Sumberrejo.
C. Pokok Materi
Pemerintah melalui Perpres nomor 87 tahun 2017 mengeluarkan peraturan tentang
penguatan pendidikan karakter. Peraturan ini dibuat dengan pertimbangan bahwa Indonesia
sebagai bangsa yang berbudaya merupakan Negara yang menjunjung tinggi akhlak mulia,
nilai-nilai leluhur, kearifan dan budi pekerti. Dikeluarkannya Perpres tersebut tentunya
membawa angin segar bagi terciptanya kesejukan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Khususnya dalam konteks terbentuknya anak bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur atau
berkarakter.
Melalui visi sekolah “Berahklak Mulia, Berdisiplin, Berprestasi, Berbudaya
Lingkungan dan Berkewirausahaan” maka SMAN 1 Sumberrejo mencoba untuk
berkembang dengan pendidikan yang mengutamakan Penguatan Pendidikan Karakter
disamping Penguasan Ilmu dan Teknologi.
Seiring berkembangnya zaman, muncul kondisi Pandemi Covid-19 dimana
interaksi antara guru dan peserta didik semakin berkurang intensitasnya. Pada pelaksanaan
kegiatan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, banyak sekali ditemukan kasus-kasus
pelanggaran tata tertib dan munculnya Off Task Behaviour peserta didik. Tentunya hal ini
akan mempengaruhi kegiatan belajar di kelas. Pelatihan ini diadakan untuk memastikan
bahwa Bapak Ibu Guru yang baru mengajar di SMAN 1 Sumberrejo dengan masa kerja
kurang dari dua tahun benar-benar paham arah kultur sekolah yang berlaku di SMA Negeri
1 Sumberrejo dan dengan meningkatnya kompetensi komunikasi asertif akan membantu
dalam pengelolaan kelas sehingga karakter santun dan disiplin yang selama ini menjadi
kultur sekolah benar-benar tercermin dalam perilaku sehari-hari peserta didik.
D. Ruang Lingkup Materi
1. Kultur sekolah yang berlaku di SMA Negeri 1 Sumberrejo
2. Definisi komunikasi asertif, aspek-aspek dalam komunikasi asertif, faktor-faktor yang
menyebabkan kemampuan asertif berbeda, ciri-ciri individu yang mampu
berkomunikasi asertif, dan manfaat komunikasi asertif.
3. Hakikat Assertiveness Training dan prosedur pelaksanaan Assertiveness Training.
4. Pelaksanaan Assertiveness Training melalui Sharing, problem solving dan Role Play
E. Tujuan Kegiatan
1. Memahami kultur sekolah yang berlaku di SMA Negeri 1 Sumberrejo
2. Memahami definisi komunikasi asertif
3. Menyadari pentingnya berkomunikasi secara asertif
4. Mampu mengimplementasikan komunikasi asertif dalam pembelajaran sehingga
memberikan dampak yang signifikan terhadap suasana kelas.
SESI 1
DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih dan
semakin individu memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan
yang lain dan berlanjut dalam situasi yang dialami. Dinamika kelompok bersumber dari
kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara
kelompok satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok adalah kelompok individu yang
saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. Fungsi dari dinamika kelompok itu
antara lain:
1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
2. Memudahkan pekerjaan.
3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan persoalan dan mengurangi beban
pekerjaan yang terlalu akbar sehingga seleseai semakin cepat, efektif dan efisien. Aib
satunya dengan membagi pekerjaan akbar sesuai anggota kelompoknya masing-
masing atau sesuai keahlian.
4. Membuat iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan
setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama
dalam masyarakat.
SESI 2
KULTUR SEKOLAH YANG BERLAKU DI SMA NEGERI 1 SUMBERREJO
SMA Negeri 1 Sumberrejo adalah salah satu sekolah terbesar di wilayah
Timur Kabupaten Bojonegoro. Pada awal berdirinya pada tahun 1980, SMA
Negeri 1 Sumberrejo telah menentukan arah pengembangan menjadi sekolah
dengan karakter disiplin, berprestasi dan berahklak mulia yang juga merupakan visi
awal dari sekolah. Sejak saat itu Bapak/Ibu Guru berusaha menanamkan tiga
karakter tersebut, hingga pada akhirnya SMA Negeri 1 Sumberrejo dikenal sebagai
sekolah dengan tingkat disiplin peserta didik yang tinggi.
(Djemari, 2004) mengemukakan bahwa Stolp & Smith (1994)
mendeskripsikan kultur sekolah sebagai pola makna yang dipancarkan secara
historis yang mencakup norma, nilai, keyakinan, seremonial, ritual, tradisi, dan
mitios dalam derajat yang bervariasi yang ditunjukkan oleh warga sekolah. Senada
dengan pernyataan tersebut, Zamroni (2009) mengemukakan bahwa kultur sekolah
adalah norma-norma, nilai-nilai, keyakinan, sikap, harapan-harapan, dan tradisi
yang ada di sekolah dan diwariskan antar generasi, dipegang bersama baik oleh
kepala sekolah, guru, staf administrasi maupun siswa dan mempengaruhi pola pikir
(mindset), sikap, dan tindakan seluruh warga sebagai dasar mereka dalam
memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di sekolah.
Visi Sekolah harus menjadi dasar pengembangan kultur sekolah. Visi dan Misi
SMA Negeri 1 Sumberrejo telah mengalami dua kali perubahan, dimasing-masing
perubahan ditambahkan satu visi yang akan menjadi arah pengembangan karakter peserta
didik. Pada tahun 2021 ini visi SMAN 1 Sumberrejo adalah “Berahklak Mulia, Berdisiplin,
Berprestasi, Berbudaya Lingkungan dan Berkewirausahaan. Berikut rasionalisasi visi
SMAN 1 Sumberrejo:
3. Berahklak Mulia yang dimaksudkan adalah peserta didik memiliki karakter iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki sikap sopan santun, dengan
memiliki sikap ini maka peserta didik diharapkan lebih mudah untuk diarahkan dan
mengarahkan diri untuk mencapai perkembangan diri yang optimal.
4. Berdisiplin, sikap ini sebenarnya termasuk pada ahklak mulia, tetapi SMAN 1
Sumberrejo perlu memberikan penekanan pada karakter disiplin ini karena merupakan
dasar dari semua perilaku yang harus tampak dalam diri peserta didik. Jika peserta
didik memiliki karakter disiplin maka akan lebih mudah untuk mengarahkan
pengembangan dirinya.
5. Berprestasi, karakter ini adalah imbas dari dua karakter sebelumnya. Jika dua karakter
dasar tersebut sudah terbentuk dalam diri peserta didik maka motivasi belajar dan
berprestasipun juga akan meningkat. Ukuran keberhasilan SMA adalah dari seberapa
banyak peserta didik melanjutkan ke Perguruan Tinggi, terutama melalui jalur
SNMPTN dan SBMPTN.
6. Berbudaya Lingkungan, karakter ini muncul ketika SMAN 1 Sumberrejo mengikuti
Program Adiwiyata. Dalam program tersebut penguatan Pendidikan karakter untuk
mencintai, melestarikan dan memulihkan lingkungan diajarkan pada peserta didik.
7. Berkewirausahaan, muncul dari kesadaran bahwa peserta didik harus memiliki jiwa
kewirausahaan yang meliputi inovatif, kerja keras dan pantang menyerah, motiivasii
berprestasi tinggi, berani mengambil resiko, dan proaktif (inisiatif).
LEMBAR KERJA 1
1. Berdasarkan pendapat anda, apa yang dimaksud dengan kultur sekolah?
Kultur sekolah adalah budaya yang menjadi ciri suatu sekolah, dimana budaya ini
menjadi suatu yang unggul dari sekolah tersebut dan selaras dengan visi sekolah
Kaitannya sangat erat sekali, karena perkembangan kultur atau budaya sekolah
mengacu pada visi sekolah. dan visi sekolah bisa mencerminkan bagaimana
budaya atau kultur dari sekolah tersebut
Semua warga sekolah akan menghargai prestasi yang diperoleh oleh siswa
4. Apakah mungkin muncul kultur negatif yang juga berkembang di sekolah sebagai
akibat dari pengembangan visi sekolah? Jika ada sebutkan!
6. Kasus: Pada suatu hari di SMA Negeri 1 Sumberrejo ditemukan sebuah komunitas
supporter yang beranggotakan alumni dan peserta didik aktif. Mereka mengadakan
kegiatan di luar tanpa berkoordinasi dengan sekolah. Kegiatan tersebut rentan sekali
dengan “Pelanggaran Etika”. Anda sebagai wakil dari manajemen sekolah mengetahui
hal tersebut, Tindakan apa yang akan Anda ambil terkait Penguatan Pengembangan
Karakter sekolah?
Siswa ingin mendapat prestasi setinggi tingginya karena dari prestasi tersebut
akan ada
karena suatu penghargaan
komunitas ini anggotanyadari ada
orang lain tapi
alumni dandengan cara membubarkannya
siswa aktif, yang salah misalnya
mencotek,bekerjasama
jelas tidak bisa dilakukan. saat
jadiulangan
menurut dan membenarkan
saya segala cara untuk
melakukan bimbimbingan kepada
memperoleh prestasi tersebut
siswa siswa yang aktif di komunitas itu tentang apa konsekuensi dari kegiatan
mereka dan membatasi pergerkan dari siswa yang aktif tsb
SESI 3
KOMUNIKASI ASERTIF
LEMBAR KERJA 2
1. Pernahkan anda mengalami mati gaya atau mati kata ketika menjumpai peserta didik
yang melanggar tata tertib atau melakukan off task behaviour di kelas? Ceritakan
pengalaman anda!
Pada saat saya menjelaskan di depan kelas ada satu anak yang tidak bisa diam, dia
selalu mengajak berbicara teman yang dekat dengan dia tentang hal hal diluar
pelajaran, saya beri teguran pertama dan tetap terjadi padahal tempatnya sudah
saya geser sejauh mungkin dengan tempat asalnya. hal ini mengganggu pada saat
pembelajaran saya dikelas.
2. Apa yang anda pikirkan pada saat mengalami hal tersebut?
3. Dari tinjauan komunikasi asertif, kalimat apa yang seharusnya Anda gunakan untuk
mengingatkan atau mengkomunikasikan keinginan Anda terkait perilaku peserta didik
tersebut?
tetap tenang, panggil siswa yang bersangkutan tadi dan bicarakan mengenai
perilakunya yang mengganggu proses pembelajaran. peringatkan dia untuk tidak
melakukannya lagi atau menanggung konsekuensi. konsekuensinya bisa dari
kesepakatan siswanya sendiri
4. Terkait dengan aspek-aspek Komunikasi Asertif, aspek apa yang mungkin belum anda
miliki atau Anda sudah memiliki tetapi ingin anda tingkatkan. Jelaskan pendapat
Anda!
Saya belum memiliki mengenai pengendalian emosi saya. kadang saya jika sudah
merasa emosi saya akan memilih lebih baik diam dari pada emosi saya bertambah
Kegiatan refleksi ini akan dilakukan baik oleh panitia dan juga peserta, Adapun
rincian kegiatan refleksi ini adalah sebagai berikut:
1. Oleh peserta: dilaksanakan pada Pertemuan Tatap Muka siswa di kelas, kegiatan ini
bertujuan untuk:
a. melihat sejauh mana kegiatan pelatihan membawa dampak pada perubahan
kompetensi pengelolaan kelas, sehingga perilaku off task behaviuor siswa bisa
ditekan dan memunculkan perilaku santun pada peserta didik (penyebaran angket
Dampak keberhasilan program bagi peserta didik)
b. Melihat bagaimana Student’s Wellbeing bisa tercapai dalam kondisi tersebut.
2. Oleh Panitia atau penyaji: dilaksanakan untuk analisis keberhasilan program dan
membuat rekomendasi berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan.