Anda di halaman 1dari 21

Dosen Pengampu : Fitria Jannatul Laili, S.Keb., Bd., M.

Keb POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

ASUHAN KEBIDANAN
MANAJEMEN CONTINUTTY OF CARE
PADA ny.s usia 20 tahun g2p1a0

dipresentasikan oleh :

Kelompok 7

Fuji Astuti P07124220023


Ihda Mabruka P07124220030
BAB I Pendahuluan POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

Kematian ibu dan bayi turut dipengaruhi oleh proses perawatan yang
dilakukan tidak berjalan secara berkesinambungan.

Continuity of care (CoC) merupakan layanan kebidanan melalui model


pelayanan berkelanjutan pada perempuan sepanjang masa kehamilan,
persalinan, nifas dan keluarga berencana. Salah satu model asuhan yang
dapat berkontribusi dalam penurunan AKI dan AKB yaitu model asuhan
Continuity of Midwifery Care (CoMC)

Continuity of Midwifery Care (CoMC) merupakan sebuah proses dimana


seorang Bidan teribat secara kooperatif dalam memberikan asuhan
kebidanan yang berkelanjutan sehingga asuhan tersebut berkualitas dengan
biaya yang efesien (Susanti, dkk. 2018).

Pelayanan kebidananan secara Continuity of Care berkontribusi pada


peningkatan kualitas dan keselamatan pada saat partus. Perempuan yang
mendapatkan pelayanan tersebut lebih cenderung menerima pelayanan
yang efektif, pengalaman yang lebih efisien, hasil klinis yang lebih bermutu
dan beberapa bukti dapat meningkatkan akses pelayanan yang sulit dicapai
serta koordinasi yang lebih bermanfaat.
Latar Belakang POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

AKI
305/ 100.000
Kelahiran hidup

AKI (data SUPAS)


2016/ 100.000
Target pencapaian Sustainable Development Goals
Kelahiran hidup
(SDGs) tahun 2030 : dibawah 70 per 100.000 kelahiran
hidup (Kemenkes,2018)

AKB (hasil SDKI)


24/ 100.000 Target Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) 2030
Kelahiran hidup adalah 25 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2019)

2015 2016 2017


BAB II Tinjauan Teori POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

Kehamilan
Kehamilan adalah hasil dari proses pertemuan sel sperma dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, berlangsung
selama 40 minggu (Prawirohardjo, 2016). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (280 hari/40 minggu)
atau 9 bulan 7 hari (Yulizawati, 2017)

Persalinan
Persalinan sering diartikan serangkaian kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan ibu sendiri). (Ari Kurniarum, S.SiT., 2016).

Nifas
Masa nifas merupakan periode yang akan dilalui oleh ibu setelah masa persalinan, yang dimulai dari setelah kelahiran bayi
dan plasenta, yakni setelah berakhirnya kala IV dalam persalinan dan berakhir sampai dengan 6 minggu (42 hari) yang
ditandai dengan berhentinya perdarahan. Masa nifas berasal dari bahasa latin dari kata puer yang artinya bayi, dan paros
artinya melahirkan yang berarti masa pulihnya kembali, mulai dari persalinan sampai organ-organ reproduksi kembali seperti
sebelum kehamilan. ( Azizah, Nurul, 2019)
BAB II Tinjauan Teori POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

Continuity of Care (CoC) diterjemahkan ke


dalam Bahasa Indonesia menjadi ‘layanan
berkesinambungan (berkelanjutan); Menurut Sandall, J. dalam Ningsih (2017)
kesinambungan layanan; atau kontinuitas menyebutkan bahwa Continuity Of Care
layanan’. Layanan berkesinambungan ini memiliki tiga jenis pelayanan yaitu
merupakan kontra atau kebalikan dari managemen, informasi dan hubungan.
layanan terfragmentasi (fragmented care)
atau terpisahpisah

MCOC

Continuity of care (COC) adalah suatu proses


di mana pasien dan tenaga kesehatan yang Continuity of care (COC) merupakan
kooperatif terlibat dalam manajemen pemberian pelayanan berkesinambungan
pelayanan kesehatan secara terus menerus mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi
menuju pelayanan yang berkualitas tinggi, baru lahir serta keluarga berencana yang
biaya perawatan medis yang efektif. dilakukan oleh bidan.
BAB II Kerangka Kerja POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

MEMINTA IZIN KEPADA BIDAN UNTUK MENJADIKAN SALAH


SATU KLIEN SEBAGAI PASIEN DALAM KEGIATAN MCOC

INFORMED CONSENT MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

ASUHAN ASUHAN ASUHAN BAYI ASUHAN RENCANA


KEHAMILAN PERSALINAN BARU LAHIR NIFAS ASUHAN PELAYANAN
NEONATUS KONTRASEPSI
(ANC) (INC) (BBL) (PNC)

DOKUMENTASI SOAP

PEMBAHASAN ANALISIS

PEMBUATAN LAPORAN MANAJEMEN CONTINUITY OF CARE


Ny. S Usia 20 Tahun G1P0A0
BAB III TINJAUAN KASUS POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

minggu ke-1 (27 Juli 2023)

Subjektif
Ibu mengatakan sering merasa mual & muntah
saat hamil muda serta merasa pusing & sakit kepala
saat hamil tua, makan teratur 3-5x/hari dan cukup
minum air putih 8 gelas sehari.
Analisa
Objektif
G2P1A0 usia kehamilan 31 minggu janin tunggal
TB : 145 cm TD : 100/70 hidup fisiologis.
Leopold I : Tfu 23 cm, teraba lunak, BB ; 68 kg mmHG
bulat, tidak melenting di fundus IMT : 32,3 RR : 20X/menit Penatalaksanaan
(bokong). LILA : 27 cm Nadi : 82x/menit
Leopold II : Teraba bagian – bagian 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan ibu dan janin
kecil di bagian kiri, teraba punggung di normal.
bagian kanan (puka).
Leopold III : Bagian terbawah janin Goldar : A 2. Memberikan HE :
teraba bulat, keras, melenting (kepala). Hb : 11,2 g/dL Menganjurkan konsumsi makanan bergizi dan
Leopold IV : Belum masuk PAP GDS : 95 mg/dL
TBJ : 2.015 Reduksi, Albumin : negatif, negatif seimbang
DJJ : 125x/menit HIV, HBsAg, Syphilis : NR
Menganjurkan minum air putih 8 gelas/hari
Mendiskusikan kunjungan ulang untuk
mengontrol kehamilan
BAB III TINJAUAN KASUS POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

minggu ke-2

Subjektif Penatalaksanaan
Ibu mengatakan merasa pusing. 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan ibu dan janin normal.
2. Menjelaskan masalah ibu.
Objektif
Menjelaskan kepada ibu mengenai rasa pusing yang
LI : TFU 24 cm, teraba lunak, bulat, tidak TD : 90/80 mmHG dirasakan dan menyarankan ibu untuk bangun tidur
melenting (bokong). R : 21X/menit
LII : Teraba bagian kiri, teraba bagian- N : 80x/menit
perlahan, menghindari berdiri terlalu lama serta tidak
bagian kecial/ekstremitas. Bagian kanan S : 36,5°C berbaring terlentang.
teraba punggung. LILA : 27 cm
LIII : Bagian terbawah janin teraba keras, 3. Menganjurkan minum air putih 8 gelas/hari.
bulat dan melenting (kepala). 4. Mendiskusikan kunjungan ulang untuk mengontrol
LIV : Belum masuk PAP.
DJJ : Terdengar jelas 124x/menit, gerak kehamilan.
janin aktif.

Analisa
G2P1A0 usia kehamilan 32 minggu janin tunggal
hidup fisiologis.
BAB III TINJAUAN KASUS POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

minggu ke-3 Penatalaksanaan


1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan
Subjektif janin normal.
Ibu mengatakan sedang pusing, susah 2. Menjelaskan masalah ibu
tidur dan mual. Menjelaskan kepada ibu mengenai rasa pusing yang
dirasakan dan menyarankan ibu untuk bangun tidur
Objektif
perlahan, menghindari berdiri terlalu lama serta
LI : TFU 25 cm, teraba lunak, bulat, tidak TD : 80/60 mmHG tidak berbaring terlentang.
melenting (bokong). R : 21X/menit
LII : Teraba bagian kanan,teraba N : 81x/menit Menjelaskan sebab susah tidur dan cara
bagian-bagian kecial/ekstremitas. S : 36,5°C menanganinya.
Bagian kiri teraba punggung. LILA : 27 cm
LIII : Bagian terbawah janin teraba Menjelaskan penyebab mual dan menyarankan ibu
keras, bulat dan melenting (kepala).
kurangi makan banyak mengandung karbohidrat.
LIV : Belum masuk PAP.
DJJ : Terdengar jelas 136x/menit, gerak 3. Melaksanakan senam hamil.
janin aktif.

Analisa
G2P1A0 usia kehamilan 33 minggu janin tunggal
hidup fisiologis
BAB III TINJAUAN KASUS POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

minggu ke -4

Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
Objektif

LI : TFU 25 cm, teraba lunak, bulat, TD : 110/80 mmHG


tidak melenting (bokong). R : 21X/menit
LII : Teraba bagian kanan,teraba N : 81x/menit
bagian-bagian kecial/ekstremitas.
Bagian kiri teraba punggung.
S : 36,5°C
LILA : 27 cm
Penatalaksanaan
LIII : Bagian terbawah janin teraba 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan
keras, bulat dan melenting (kepala).
LIV : Belum masuk PAP. janin normal.
DJJ : Terdengar jelas 137x/menit, 2. Menjelaskan kebutuhan fisik ibu hamil T3.
gerak janin aktif.
3. Memberikan HE :
Analisa Istirahat dan tidur cukup, mengurangi aktivitas dan
menghemat energi.
G2P1A0 usia kehamilan 34 minggu janin tunggal
Menganjurkan mengkonsumsi makanan bergizi dan
hidup fisiologis
seimbang.
Menganjurkan untuk minum air putih 8 gelas/hari.
BAB III TINJAUAN KASUS POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

minggu ke -5

Subjektif Penatalaksanaan
Ibu mengatakan tidak ada keluhan. 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan
Objektif janin normal.
2. Menjelaskan kebutuhan psikologis ibu hamil T3 seperti
LI : TFU 26 cm, teraba lunak, bulat, TD : 132/48 mmHG support keluarga, tenaga kesehatan, persiapan menjadi
tidak melenting (bokong). R : 21X/menit
LII : Teraba bagian kanan,teraba N : 80x/menit orang tua, dsb.
bagian-bagian kecial/ekstremitas. S : 36,5°C 3. Melaksanakan konsultasi dan kolaborasi dengan
Bagian kiri teraba punggung. LILA : 27 cm
LIII : Bagian terbawah janin teraba puskesmas untuk cek lab lengkap dan pemberian obat
keras, bulat dan melenting
(kepala).
serta dr untuk USG.
LIV : Belum masuk PAP.
DJJ : Terdengar jelas 133x/menit,
gerak janin aktif.

Analisa
G2P1A0 usia kehamilan 35 minggu janin tunggal
hidup fisiologis
BAB III TINJAUAN KASUS POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

minggu ke -6

Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
Objektif

LI : TFU 26 cm, teraba lunak, bulat, TD : 110/70 mmHG


tidak melenting (bokong). R : 21X/menit
LII : Teraba bagian kanan,teraba N : 80x/menit
bagian-bagian kecial/ekstremitas. S : 36,5°C
Bagian kiri teraba punggung. LILA : 27 cm
Penatalaksanaan
LIII : Bagian terbawah janin teraba 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan
keras, bulat dan melenting
(kepala). janin normal.
LIV : Belum masuk PAP.
2. Menjelaskan masalah ibu & KIE tentang
DJJ : Terdengar jelas 147x/menit,
gerak janin aktif. ketidaknyamanan pada masa kehamilan T3.

Analisa
G2P1A0 usia kehamilan 36 minggu janin tunggal
hidup fisiologis
BAB III TINJAUAN KASUS POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

minggu ke -7

Subjektif Penatalaksanaan
Ibu mengatakan keluhan sakit kepala. 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan
Objektif janin normal.
2. Menjelaskan masalah tentang penyebab sakit kepala
LI : TFU 26,5 cm, teraba lunak, bulat, TD : 90/80 mmHG
yang dirasakan dan cara meringankan/mencegah sakit
tidak melenting (bokong). R : 22X/menit kepala tersebut.
LII : Teraba bagian kanan,teraba N : 82x/menit
bagian-bagian kecial/ekstremitas. S : 36,5°C 3. Memberikan KIE tentang bahaya kehamilan seperti
Bagian kiri teraba punggung.
LIII : Bagian terbawah janin teraba
LILA : 27 cm pendarahan, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur
keras, bulat dan melenting bengkak pada muka dan tangan, nyeri perut yang hebat,
(kepala).
LIV : Belum masuk PAP. gerakan bayi berkurang, kejang dan ketuban pecah dini.
DJJ : Terdengar jelas 135x/menit,
gerak janin aktif.

Analisa
G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu janin tunggal
hidup fisiologis
BAB III TINJAUAN KASUS POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

minggu ke -8

Subjektif Penatalaksanaan
Ibu mengatakan sering BAK. 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi
Objektif ibu dan janin normal.
2. Menjelaskan masalah tentang penyebab sering
LI : TFU 27 cm, teraba lunak, bulat, TD : 110/80 mmHG BAK dan upaya untuk
tidak melenting (bokong).
LII : Teraba bagian kanan,teraba
R : 21X/menit
N : 80x/menit
meringankan/mencegahnya.
bagian-bagian kecial/ekstremitas. S : 36,8°C 3. Memberikan KIE kepada ibu tentang cara cebok
Bagian kiri teraba punggung. LILA : 27 cm
LIII : Bagian terbawah janin teraba yang benar.
keras, bulat dan melenting (kepala).
LIV : Belum masuk PAP.
DJJ : Terdengar jelas 151x/menit,
gerak janin aktif.

Analisa
G2P1A0 usia kehamilan 38 minggu janin tunggal
hidup fisiologis
BAB III TINJAUAN KASUS POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

minggu ke -9

Subjektif Penatalaksanaan
Ibu mengatakan tidak ada keluhan. 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu
Objektif dan janin normal.
2. Memberikan KIE kepada ibu tentang persiapan
LI : TFU 27 cm, teraba lunak, bulat, TD : 120/80 mmHG yang harus dilakukan ibu hamil meliputi persiapan
tidak melenting (bokong).
LII : Teraba bagian kanan,teraba
R : 21X/menit
N : 80x/menit
laktasi, persiapan persalinan dan kelahiran bayi
bagian-bagian kecial/ekstremitas. S : 36,5°C serta memantau kesejahteraan janin.
Bagian kiri teraba punggung. LILA : 27 cm
LIII : Bagian terbawah janin teraba
keras, bulat dan melenting
(kepala).
LIV : Belum masuk PAP.
DJJ : Terdengar jelas 157x/menit,
gerak janin aktif.

Analisa
G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu janin tunggal
hidup fisiologis.
BAB III TINJAUAN KASUS POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

minggu ke-10
Penatalaksanaan
PADA IBU
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan
Subjektif bayi normal.
Ibu mengatakan tidak ada keluhan. 2. Memberikan KIE :
Objektif Konseling KIE Kf 1
Menjelaskan kepada ibu bahwa mules yang dirasakan
Puting simetris, menonjol dan TD : 110/90 mmHG adalah hal normal.
terdapat pengeluaran ASI. R : 20X/menit
TFU tidak teraba, N : 81x/menit
Menjelaskan bahwa pertama menyusui ASI memang
pendarahan normal, S : 36,7°C sedikit keluar, menganjurkan ibu sesering mungkin
lochia kuning keputihan (alba),
luka bekas operasi baik tidak ada menyusui bayinya dan menjelaskan agar menyusui
infeksi ekslusif hingga bayi usia 6 bulan.
Memberitahu tentang cara menjaga personal hygine.
Analisa Menganjurkan makanan bergizi dan seimbang.
P2A0 Postpartum 17 hari fisiologis. Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada masa nifas
dan cara pencegahan pendarahan.
Memberikan konseling KB.
BAB III TINJAUAN KASUS POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

minggu ke-10
Penatalaksanaan
PADA BAYI 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan bayi
normal.
Subjektif
2. Memberikan KIE :
-
Konseling KIE KN 1
Objektif Melakukan pemeriksaan tanda bahaya
Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada bayi
Sklera tidak ikterik dan konjungtiva TTV N : 128x/ menit
tidak anemis, bibir tidak pucat dan RR : 48X/menit Menganjurkan kepada ortu untuk cuci tangan sebelum dan
mukosa bibir basah.
Kepala tidak ada caput
S : 36,6°C
sesudah kontak dengan bayi
succedaneum dan tidak ada Memberi tahu ibu aturan dan cara menyusui bayi
cephal hematoma,
tidak ada retraksi pada dinding
BB : 2900 gram Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi setelah diberi ASI
PB : 48 cm
dada,
LK : 34 cm
Melakukan pengecekan tingkat depresi postpartum kepada
genetalia laki-laki tidak ada
kelainan dan tidak ada atresia ani,
LD : 33 cm ibu menggunakan lembar Edinburgh Postnatal Depression
tali pusat sudah terlepas dan tidak Scale (EPDS)
ada tanda infeksi.
Melakukan pendekatan pada bayi menggunakan lembar
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Analisa
Menyampaikan KIE mengenai ASI eksklusif dan perawatan
Bayi Ny. S usia 17 hari fisiologis.
payudara menggunakan leaflet
Dokumentasi POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

minggu ke-10
BAB V PENUTUP POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

kESIMPULAN
01 Telah dilakukan pengkajian pada Ny. S sejak Masa Kehamilan, 04 1elah dilaksanakan perencanaan tindakan dan
Persalinan, Bay Baru Lahir Dan Nifas secara Continuity Of Care melaksanakan rencana terhadap Asuhan
Kebidanan Continuity Of Care kepada Ny. S dari
meliputi biologis, psikososial, dan budaya ibu. Pengkajian yang Masa Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lair Dan
dilakukan berupa data subjektif dan objektif yang bersumber Nifas serta telah mampu melangsungkan evaluasi
langsung dari ibu telah dilakukan mulai tanggal 3 Agustus 2023 terhadap efektifitas tindakan yang mengikuti
kebutuhan ibu berdasarkan teori yang ada.
02 Telah dilakukan analisa masalah, dan analisa diagnosa yang
05 Telah dievaluasi bahwa ibu dan keluarga
mungkin terjadi pada Ny. S Masa Kehamilan, Persalinan, Bayi memahami penjelasan yang diberikan dari Masa
Baru Lair Dan Nifas dari data subjektif dan objektif ibu, serta Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir Dan Nifas
ditarik diagnosa kebidanan potensial sesuai dengan kondisi sehingga pengetahuan ibu dan keluarga semakin
yang mungkin dapat terjadi pada Ny. S dan bayinya. bertambah.

03 Telah dilakukan pemberian tindakan segera pada Ny. S sejak 06 Telah disusun Dokumentasi Asuhan Kebidanan
Masa Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lair Dan Nifas termasuk pada Ny. M sejak Masa Kehamilan, Persalinan, Bayi
tatalaksana dini kegawatdaruratan maternal dan neonatal Baru Lair Dan Nifas dalam bentuk laporan kasus
studi kasus Asuhan Kebidanan Continuity Of Care
Dari seluruh rangkaian asuhan yang diberikan
penulis pada klien.
BAB V PENUTUP POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

saran

1. BAGI INSTITUSI
3. BAGI PASIEN
Dapat digunakan sebagai bahan tambahan atau literatur
untuk memperkaya pengetahuan dan keperluan referensi klien dapat teratur melakukan kunjungan hamil, bayi
ilmu kebidanan khususnya mengenai asuhan kebidanan baru lahir, nifas dan keluarga berencana untuk segera
secara continuity of care. datang ke fasilitas kesehatan bila ada tanda-tanda
bahaya baik pada ibu maupun bayi agar selalu
2. BAGI PENULIS
mengetahui kesehatan ibu dan bayi serta
Dapat menambah wawasan, meningkatkan mempersiapkan kehamilan dengan baik dan hindari
pemahaman dan meningkatkan keterampilan serta persalinan dirumah serta persalinan ditolong non
menambah pengalaman langsung tentang asuhan tenaga kesehatan
kebidanan komprehensif yang sesuai dengan standar
kebidanan yang telah ditetapkan
TERIMAKASIH
ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai