Anda di halaman 1dari 8

PENUGASAN KELOMPOK STUDI KASUS GANGGUAN FAAL

(MATERI GANGGUAN FAAL DALAM KAJIAN KEGIZIAN)


KELAS PHYSIOLOGY GD106
Dosen Pengampu : dr. Ajar Marhaendro Dewantoro

Disusun Oleh :
Benedicta Claresta Sekunda (472023037)
Ajeng Shula (472023039)
Agasy Agatha (472023041)
Kevin Arya Mahendra (472023063)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI GIZI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2024
KASUS
Nn. E sedang menjalani minggu-minggu ujian semester di Fakultas Gizi UKSW, dia
belajar mati-matian sampai sehari hanya makan seadanya dan sedapatnya saking padat
jadwalnya. Tiba-tiba suatu pagi saat bangun dia merasa ulu hatinya sangat panas seperti
terbakar dan tiba-tiba pusing dan ingin muntah dan perutnya terasa kembung.

PENGANTAR
Gangguan pada organ sistem pencernaan yang biasanya dijumpai adalah GER
(Gastroesophageal Reflux) dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Keduanya adalah
gangguan yang terjadi pada lambung (ventrikulus/gaster). Kedua penyakit ini memiliki
kesamaan, yaitu dari segi gejala dan faktor penyebab terjadinya. Sedangkan yang menjadi
perbedaan ialah pada frekuensi munculnya kembali penyakit (kambuh). Pada individu yang
mengalami GER mungkin hanya mengalami gejala sesekali, seperti setelah mengkonsumsi
makanan tertentu atau dalam situasi tertentu. Di sisi lain, individu yang mengalami GERD
akan mengalami gejala dan kondisi kambuh yang yang lebih sering, lebih parah, dan lebih
tidak terkontrol. Pada kondisi GERD dampak kerusakan yang dialami oleh tubuh lebih besar.
GER (Gastroesophageal Reflux) terjadi karena sfingter kardia atau LES (Lower
Esophageal Sphincter) tidak menutup sepenuhnya dan dalam keadaan longgar. LES
(Lower Esophageal Sphincter) adalah cincin otot pada lambung yang memiliki peran
untuk mencegah naiknya asam lambung dan isi lambung ke dalam kerongkongan.
Akibat dari melemahnya cincin otot tersebut mengakibatkan asam lambung dan isi
lambung naik ke kerongkongan. Naiknya asam lambung menuju kerongkongan sering
disebut refluks asam lambung. Ketika terjadi refluks asam lambung, akan timbul rasa
tidak nyaman pada tubuh. Rasa tidak nyaman tersebut dapat berupa sensasi terbakar
pada ulu hati (heartburn) berupa rasa panas dan perih, sensasi rasa pahit di mulut,
sensasi mual, perut kembung, nyeri perut, hingga mulas.
Pada kondisi naiknya asam lambung, apabila mengkonsumsi atau memakan sesuatu maka
yang terjadi yaitu peningkatan gejala refluks asam lambung. Makanan yang dimakan akan
memicu produksi lebih banyak asam lambung. Isi dari lambung berupa makanan yang sudah
diolah tadi akan kembali ke esofagus. Dampak jangka panjang yang ditimbulkan oleh naiknya
asam lambung adalah terjadinya iritasi pada dinding esofagus. Biasanya GER terjadi sesekali,
namun jika terjadi lebih dari dua kali dalam seminggu maka akan masuk ke tahap yang lebih
serius atau biasanya disebut dengan GERD.
Bila tidak diatasi maka dampak dari GERD akan menyebabkan masalah serius pada
beberapa organ, contohnya esophagitis, yaitu terjadinya peradangan pada lapisan
esofagus sehingga menyebabkan nyeri bahkan berakibat pada pendarahan di
kerongkongan. Ketika asam lambung mencapai saluran pernapasan menyebabkan
gangguan pada paru-paru, seperti asma, pneumonia, dan sesak nafas. Kemudian
GERD juga dapat menyebabkan Barretts Esophagus, dimana sel-sel yang melapisi
bagian bawah esophagus digantikan dengan sel-sel serupa yang ada di usus. Hal ini
memungkinkan resiko terkena kanker di bagian esophagus meningkat.

SOAL DAN ANALISIS JAWABAN


A. Apa yang menurut anda yang menyebabkan kondisi yang sedang dialami oleh Nn. E?
Jawaban :
Dari penjelasan yang kami jabarkan sebelumnya, bisa dikatakan penyebab kondisi
yang sedang dialami Nn. E merupakan akumulasi dari pola dan frekuensi makan yang
tidak teratur, sehingga mengakibatkan lemahnya LES (Les Esophageal Spincter). LES
sendiri merupakan cincin otot penghubung antara lambung dan kerongkongan yang
memiliki peran untuk mencegah naiknya asam lambung dan isi lambung ke dalam
kerongkongan. Pada keadaan normal, tekanan LES akan menurun saat menelan
sehingga terjadi aliran antegrade dari esofagus ke lambung. Pada GERD, fungsi LES
terganggu dan menyebabkan terjadinya aliran retrograde dari lambung ke esofagus.
Lemahnya LES kemudian menyebabkan naiknya asam lambung ke kerongkongan.
Naiknya asam lambung ke kerongkongan mengakibatkan gejala-gejala seperti yang
Nn. E alami. Pola makan yang tidak teratur pada kasus Nn. E (makan seadanya dan
sedapatnya) disebabkan karna dengan Nn. E harus belajar keras untuk menjalani
persiapan menuju ujian semester.

B. Jelaskan hal apa saja yang dapat mengakibatkan gejala di atas!


Jawaban :
Hal yang menjadi penyebab dari timbulnya masalah kesehatan diatas adalah pola
makan Nn.E yang tidak teratur. Hal ini dibuktikan dengan uraian pada kasus yang
menyebutkan bahwa Nn. E hanya makan seadanya dan sedapatnya. Pola makan yang
tidak teratur menjadi penyebab melemahnya LES (Lower Esophageal Sphincter) atau
otot cincin di dasar kerongkongan. Ketika ini tidak berfungsi dengan baik atau
melemah, asam lambung dapat naik ke kerongkongan (refluks) yang menyebabkan
gejala yang tidak nyaman. Gejala tidak nyaman tersebut meliputi sensasi rasa
terbakar di dada (disebut heartburn atau nyeri dada), rasa asam atau pahit di mulut
(disebut regurgitasi). Kelompok kami menyimpulkan bahwa munculnya gejala pada
Nn. E disebabkan karena pola makan yang tidak teratur yang berakibat pada naiknya
asam lambung ke kerongkongan. Naiknya asam lambung ke kerongkongan
menyebabkan gejala seperti yang terjadi pada Nn. E.
C. Jelaskan mekanisme gangguan yang terjadi pada Nn. E seperti mual, nyeri perut, dan
pusing sesuai kasus diatas?
Jawaban :
Mekanisme gangguan mual, nyeri perut dan pusing pada saat terjadi kenaikan asam
lambung ke kerongkongan adalah sebagai berikut :
1. Rasa mual pada Nn. E disebabkan karena naiknya asam lambung ke
kerongkongan dan bahkan mencapai mulut, yang menyebabkan rasa pahit
dan asam. Selain asam lambung, enzim pencernaan seperti pepsin juga
terlibat dalam refluks asam dan meningkatkan sensasi rasa asam dan pahit di
mulut. Rasa asam dan pahit di mulut memicu gangguan mual. Mual pada
kondisi naiknya asam lambung juga bisa disebabkan karena paparan refluks
asam yang terjadi berulang sehingga saraf-saraf di sekitar kerongkongan dan
perut merangsang reseptor yang terkait dengan mual. Vagus nerve adalah
saraf yang mengatur banyak fungsi otot dan organ dalam tubuh, termasuk
sistem pencernaan. Kenaikan asam lambung dapat mempengaruhi refleks
nervus vagus, yang dapat menyebabkan mual. Pada beberapa kasus GERD,
gangguan motilitas lambung yang disebabkan oleh refluks asam dapat
mempengaruhi pergerakan makanan melalui saluran pencernaan, yang juga
dapat menyebabkan mual.
2. Nyeri perut pada Nn. E disebabkan karena refluks asam yang berulang atau
tingkat asam lambung yang tinggi. Tingginya asam lambung menyebabkan
peradangan atau ulkus pada mukosa lambung atau kerongkongan, yang dapat
menyebabkan nyeri perut. Nyeri juga bisa dipicu karena asam lambung yang
naik kembali ke kerongkongan atau berada di lambung dalam jumlah yang
tinggi sehingga menyebabkan otot-otot di sekitar lambung dan kerongkongan
menjadi tegang atau berkontraksi secara tidak normal, yang dapat
menyebabkan nyeri perut. Pada kasus umum orang dengan kondisi GERD,
asam lambung yang berlebihan dapat merangsang saraf nyeri di sekitar
lambung, kerongkongan, atau perut sehingga menyebabkan sensasi nyeri
atau ketidaknyamanan.
3. Pusing pada Nn. E disebabkan karena Nn. E sedang menjalani minggu-minggu
ujian semester dan menjalaninya dengan mati-matian. Karena hal tersebut
Nn. E menjadi stress hingga berakibat pada gangguan pusing. Pada beberapa
individu, kondisi stress atau kecemasan yang parah dapat menyebabkan rasa
pusing hingga vertigo sebagai bentuk respon fisik terhadap kecemasan. Faktor
penyebab selanjutnya adalah pada kondisi refluks asam yang sering akan
menyebabkan mual dan muntah. Ketika muntah, maka frekuensi cairan dalam
tubuh yang keluar akan meningkat, yang pada gilirannya dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit dan berakibat pada kondisi dehidrasi.
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi keseimbangan
cairan bagian dalam telinga, yang merupakan bagian penting dari sistem
keseimbangan tubuh. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan rasa pusing
atau vertigo.

D. Organ apa saja yang terlibat dan dapat terganggu pada kondisi tersebut?
Jawaban :
1. Kerongkongan (esophagus)
merupakan organ yang paling terpengaruh oleh naiknya asam lambung.
Refluks asam yang berulang dapat menyebabkan iritasi pada lapisan dalam
kerongkongan. Sehingga menghasilkan gejala seperti nyeri dada dan sensasi
terbakar (heartburn).
2. Lambung (gaster)
Naiknya asam lambung dapat mengakibatkan iritasi pada lapisan lambung,
menyebabkan gastritis atau tukak lambung.
3. Mulut (cavitas oris)
Refluks asam yang mencapai mulut menyebabkan rasa asam atau pahit di
mulut. Dalam efek jangka panjang seperti GERD, dapat menyebabkan
ketidaknyamanan bahkan berakibat pada iritasi pada gusi, lidah, atau
kerongkongan bagian atas.
4. Pankreas (pancreas)
Pada kondisi GERD, naiknya asam lambung merangsang pankreas terus dan
selalu memproduksi lebih banyak enzim pencernaan. Produksi enzim
pencernaan yang terlalu banyak dan sering dapat menyebabkan pankreatitis
atau peradangan pada pankreas.

E. Zat gizi apa yang disarankan dan dihindari


Jawaban :
1. Zat gizi yang disarankan untuk penderita GER dan GERD
Pada penderita GER dan GERD, makanan dan minuman yang disarankan
biasanya yang akan membantu mengurangi gejala refluks asam dan iritasi
pada area kerongkongan. Selain itu, zat gizi yang disarankan bertujuan untuk
membantu dan merawat kondisi tubuh saat terjadinya kambuh. Berikut
rekomendasi zat gizi dan contoh makanan minuman :
- Serat pektin
Serat yang ditemukan dalam buah apel, pir, dan stroberi.
- Protein rendah lemak
Dapat ditemui pada makanan seperti telur, kacang-kacangan, daging
tanpa lemak, ayam tanpa kulit.
- Vitamin dan mineral
Vitamin C, vitamin A, selenium dan seng. Vitamin dapat ditemukan
pada sayur, buah dan biji-bijian.
- Karbohidrat kompleks
Seperti beras merah, roti gandum utuh, quinoa.
2. Zat gizi yang dihindari untuk penderita GER dan GERD
Penderita GER dan GERD disarankan untuk menghindari makanan dengan
lemak tinggi, karna dapat memperlambat pencernaan, merangsang produksi
asam lambung, bahkan berakibat pada gejala yang semakin memburuk.
Berikut adalah zat gizi dan contoh makanan yang harus dihindari :
- Lemak jenuh dan trans
Dapat ditemui pada produk minuman susu, produk makanan olahan,
daging berlemak, makanan olahan.
- Lemak tinggi
Seperti gorengan, coklat (karna mengandung kafein juga).
SUMBER REFERENSI

Herdiana Y. (2023). Functional Food in Relation to Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).


Nutrients, 15(16), 3583.

Katz PO, Gerson LB, Vela MF. (2013). Corrigendum : Guidelines for the diagnosis and
management of gastroesophageal reflux disease. Am J Gastroenterol ;108.308-28.

Ndraha S. Penyakit refluks gastroesophageal. Medicinus. (2014);27(1):5-7.

Newberry C & Lynch K. (2019). The Role of Diet in The Development and Management of
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) : Why We Feel the Burn. Journal of Thoracic
Disease, 11(Suppl 12):S1594-S1601.

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. (2013). Revisi konsensus nasional


penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di
Indonesia. Jakarta : Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia.

Saputera, M.D & Budianto, W. (2017). Diagnosis dan Tatalaksana Gastroesophageal Reflux
Disease (GERD) di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer. Continuing Medical Education, Vol.44
no. 5

The Indonesian Society of Gastroenterology. National consensus on the management of


gastroesophageal reflux disease in Indonesia. Acta Medica Indo. 2014;46(3);263-71.

Anda mungkin juga menyukai