Ke Nu An Kelas 7 Maulana 2022
Ke Nu An Kelas 7 Maulana 2022
untuk SMP/MTs
Semester 1
Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar
1.1 Meyakini akidah Ahlussunnah waljamaah.
2.1 Menunjukkan sikap jujur, toleransi, tanggung jawab, peduli, melalui akidah ahlussunnah waljamaah.
3.1 Menerapkan ahlussunnah waljamaah.
4.1 Membuat peta konsep akidah ahlussunnah waljamaah.
Peta Konsep
Ahlussunnah
Waljamaah
Apersepsi
Ahlussunnah waljamaah adalah kelompok yang
berpegang teguh pada ajaran yang diajarkan oleh nabi
Muhammad saw. dan kepada para sahabatnya. Pada
saat nabi Muhammad saw. masih hidup umat islam belum
terpecah karena masih ada Nabi Muhammad saw., jadi
segala persoalan yang muncul selalu ditanyakan langsung
kepada Nabi. Setelah Nabi Muhammad saw. wafat,
mulailah Islam terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok,
seperti Khawarij, Syiah, dan Mu’tazilah. Oleh karena itu,
untuk lebih jelasnya simaklah penjelasan materi berikut Gambar Ahlussunnah Waljamaah.
dengan saksama!
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah
(dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat kepada
takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu
kerjakan.” (Q.S. al-Maidah [5]: 8).
Tawazun artinya keseimbangan, tidak berat sebelah, dan tidak kelebihan satu unsur atau
kekurangan satu unsur dan kehilangan unsur yang lain. Kata tawazun diambil dari kata al-waznu
atau al-mizan yang artinya alat penimbang. Tawazun berarti sikap seimbang dalam pengabdian,
baik dalam pengabdian kepada Allah Swt., sesama manusia, maupun dengan lingkungan
sekitarnya. Demikian pula, dengan keseimbangan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Tawazun
atau seimbang dalam segala hal, terrnasuk dalam penggunaan dalil aqli (dalil yang bersumber
dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber dari Al-Qur’an dan hadis). Allah Swt. berfirman
dalam Surah al-Hadid ayat 25.
Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang
nyata dan Kami menurunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat
berlaku adil. Kami menurunkan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun
(Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (Q.S. al-Hadid [57]:
25).
Sikap tawasut dan iktidal ini berintikan kepada prinsip hidup yang menjunjung tinggi berlaku
adil dan lurus di tengah-tengah kehidupan bersama. Dengan sikap dasar ini akan selalu menjadi
kelompok panutan yang bersikap dan bertindak lurus dan bersifat membangun serta menghindari
segala bentuk pendekatan yang bersifat tatharruf (ekstrem).
Tasamuh (toleransi), yakni menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki
prinsip hidup yang tidak sama. Sikap toleran terhadap perbedaan pandangan baik dalam masalah
keagamaan, terutama hal-hal yang bersifat furu’ atau menjadi masalah khilafiyyah, serta dalam
masalah kemasyarakatan dan kebudayaan. Ahlussunnah waljamaah juga mengamalkan sikap
tasamuh atau toleransi, yakni menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki
prinsip hidup yang tidak sama. Namun bukan berarti mengakui atau membenarkan keyakinan
yang berbeda tersebut dalam meneguhkan apa yang diyakini.
Artinya: “Ihsan adalah engkau menyembah Allah, seakan-akan engkau melihatnya, meskipun
kau tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu. (H.R. Muslim)
Banyak ulama yang mendefinisikan tasawuf tersebut. Salah satunya adalah Syekh Abul Qasim
al-Junaidi bin Muhammad al-Kazzaz an-Nahwandi yang mendefinisikan tasawuf adalah hendaknya
engkau senantiasa bersama Allah tanpa adanya perantara. Kalangan ahlussunnah waljamaah tidak
menolak adanya tasawuf ini sebagaimana orang-orang yang sering membidahkannya. Akan tetapi,
dalam tasawuf pun kalangan ahlussunnah waljamaah juga selektif. Dalam perspektif ahlussunnah
waljamaah, tasawuf harus berlandaskan syariat. Salah satu platform ahlussunnah waljamaah adalah
hakikat tanpa syariat adalah batil sedangkan syariat tanpa hakikat adalah sia-sia.
Kalangan ahlussunnah waljamaah menolak tasawuf yang mengatakan bahwa apabila manusia
sudah mencapai hakikat maka ia tidak lagi menjalankan syariat sebab kewajiban menjalankan
syariat itu agar manusia menjadi baik. Bagi kalangan ahlussunnah waljamaah kewajiban
menjalankan syariat berlaku bagi siapa saja. Nabi Muhammad saw. yang merupakan manusia
terbaik saja tetap menjalankan syariat, Oleh karena itu, yang menjadi tokoh-tokoh panutan dalam
tasawuf adalah seperti Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, Imam al-Ghazali, Syaikh Junaid al-Baghdadi,
Abu Hasan as-Syadzili dan para tokoh-tokoh tasawuf lain yang tidak meninggalkan syariat.
Artinya: “Apabila disebut ahlussunnah waljamaah, maka maksudnya adalah orang-orang yang
mengikuti paham al-Asy’ari dan al-Maturidi.”
Jika ingin mengetahui pengertian ahlussunnah waljamaah, dasarnya adalah hadis Nabi
Muhammad saw. yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam kitab iktikad ahlussunnah
waljamaah.
Artinya: “Rasulullah saw. bersabda: “Demi Tuhan yang menguasai Muhammad, sungguh umatku
nanti akan pecah menjadi 73 golongan, satu golongan masuk surga dan yang 72 golongan akan
masuk neraka, seorang sahabat bertanya, “Siapakah mereka yang masuk surga itu, ya Rasulullah?”
Rasul menjawab, “Mereka itu adalah ahlussunnah waljamaah.” (H. R. Thabrani).
Berdasarkan hadis tersebut, golongan ahlussunnah waljamaah merupakan para sahabat
Nabi Muhammad saw. khususnya adalah Khulafaurrasyidin. Sahabat dalah orang-orang yang
mengenal dan melihat langsung Nabi Muhammad saw., membantu perjuangannya dan meninggal
dalam keadaan muslim. Para sahabat yang utama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
Nabi Muhammad saw., sebab mereka merupakan penolongnya dan juga merupakan murid
dan penerusnya. Sahabat nabi berperan amat penting, yaitu sebagai jembatan penyampaian
hadis dan sunah Nabi Muhammad saw. yang mereka riwayatkan. Nabi Muhammad saw. pernah
mengatakan:
Artinya: “Para sahabatku adalah ibarat bintang-bintang, dengan siapa pun di antara kamu sekalian
maka kamu akan memperoleh petunjuk.”
Sebelum tumbuh menjadi golongan atau aliran, paham ahlussunnah waljamaah pada
hakikatnya adalah Islam itu sendiri. Ajaran ahlussunnah waljamaah sebenarnya sudah ada dan
telah lama dipakai sejak zaman Nabi Muhammad saw. masih hidup beserta para sahabatnya.
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan asal kata al-Jama’ah!
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Bagaimana pendapat golongan ahlussunnah waljamaah tentang sumber hukum dalam fikih?
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Tulislah arti dari pendapat Muhammad bin Muhammad bin ak-Husaini az-Zabidi berikut!
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Sebutkan beberapa arti dari kata ahlun!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Apa arti kata as-Sunnah menurut Prof. DR. K. H. Said Aqil Siradj M.A.?
Jawab: ......................................................................................................................................
Artinya: “Sesungguhnya Kami menjadikannya sebagai Al-Qur’an yang berbahasa Arab agar kamu
mengerti.” (Q.S. az-Zukhruf [43]: 3)
Sementara kata ja'ala (menjadikan) menurut muktazilah mengandung pengertian menjadikan
sesuatu. Dengan demikian sesuatu itu adalah baru. Kalau sesuatu itu baru berarti makhluk. Dalam
pandangan muktazilah kalam Allah yang hadith (diciptakan) adalah susunan huruf, kalimat yang ditulis
dalam mushaf hingga suara yang diperdengarkan oleh qari' Ibn Hambal meganggap itu semuanya
adalah qadim (azali). Sungguh pun demikian muktazilah mengakui qadim (kekal)-nya kalam Allah
yang terletak dibalik yang tersusun atau maknanya.
Para ulama bersama dengan kaum muslim yang tidak sependapat dengan paham muktazilah
bersatu dan bersikap tegas untuk mempertahankan akidah ahlussunnah waljamaah, yang merupakan
paham yang benar sesuai dengan ajaran Rasulullah saw.. Pada perkembangannya mereka mendapat
dukungan yang makin lama makin banyak, terutama setelah terjadinya peristiwa Mihnatul Qur’an
yaitu fitnah yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. Peristiwa Minhatul Qur’an makin
menimbulkan keresahan dalam masyarakat pada waktu itu. Dengan demikian, makin banyak
masyarakat yang tidak sependapat dengan pengikut muktazilah.
Mihnah sama sekali tidak menguntungkan bagi khalifah. Muktazilah kehilangan simpati masyarakat
karena dianggap sebagai sumber malapetaka. Sebaliknya, Ibn Hambal tampil sebagai pemenang
moral yang luar biasa karena kegigihannya mempertahankan pendirian meskipun mengalami hukuman
yang berat. Situasi seperti ini menyebabkan Ibn Hambal mempunyai pengikut yang banyak dari kaum
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan sekte yang muncul pertama kali!
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Mengapa muncul sekte sepeninggal Rasulullah saw.?
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Bagaimana munculnya paham ahlussunnah waljamaah di Indonesia?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Sebutkan masa pemerintahan yang menjadikan muhtazilah sebagai mazhab resmi!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Kapan muktazilah mengalami kemunduran?
Jawab: ......................................................................................................................................
Kegiatan Siswa
Carilah informasi dari sumber lain tentang sejarah munculnya paham ahlussunnah waljamaah! Catat
hal-hal penting dari informasi yang didapatkan, kemudian diskusikan dengan anggota kelompok
kalian! Buat kesimpulan dari kegiatan ini, kumpulkan hasilnya kepada guru!
Artinya: “ (27) Wahai jiwa yang tenang, (28) kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai,
(29) lalu masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku (30) dan masuklah ke dalam surga-Ku!
(Q.S. al-Fajr [89]: 27–30)
Dasar ilmu tasawuf atau ilmu kebatinan juga disebutkan juga dalam Surah al-Maidah ayat
54 secara eksplisit yakni mengenai orang beriman dan kecintaan kepada Allah Swt. berikut ini.
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya,
maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka pun
mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin dan bersikap tegas
terhadap orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut pada celaan orang
yang mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah
Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-Maidah [5]: 54)
Seseorang yang mengamalkan ilmu tasawuf tentu akan memiliki jiwa atau batin yang
lebih tenang, hati yang dermawan serta tidak mudah terpikat oleh gemerlap dunia yang bisa
mendatangkan kemudaratan. Tasawuf yang diamalkan akan membuat orang lain merasa nyaman
dan pelakunya akan lebih ikhlas dalam beribadah kepada Allah Swt.. Dengan kata lain, mempelajari
ilmu tasawuf dapat melengkapi ilmu-ilmu lainnya dan membuat seseorang senantiasa rendah hati
meskipun ia memiliki banyak ilmu maupun materi. Tasawuf dapat dilakukan dengan mempelajari
ilmu agama dengan benar dan memahami maknanya serta dengan berzikir dan beribadah kepada
Allah Swt..
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Bagaimana syariat yang dianut paham ahlussunnah waljamaah?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Jelaskan mengenai malaikat Allah Swt. menurut ajaran ahlussunnah waljamaah!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Sebutkan manfaat orang yang mengamalkan ilmu tasawuf!
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Bagaimana cara berpikir ahlussunnah waljamaah tentang Al-Qur’an dan sunah?
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Sebutkan sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh hamba-Nya!
Jawab: ......................................................................................................................................
Kegiatan Siswa
Diskusikan dengan anggota kelompokmu, syari’at Ahlussunnah waljamaah yang banyak diikuti
umat Islam di Indonesia! Tulis hasil diskusi tersebut, kemudian majulah ke depan kelas untuk
menyampaikannya agar ditanggapi teman-teman yang lain!
Perbaikan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Jelaskan tawazun sebagai sikap seimbang dalam pengabdian!
Jawab: .........................................................................................................................................
2. Bagaimana pemahaman ahlussunnah waljamaah terhadap andil manusia dalam
perbuatannya?
Jawab: .........................................................................................................................................
3. Jelaskan arti as-sunnah menurut K. H. Hasyim Asy’ari!
Jawab: .........................................................................................................................................
4. Bagaimana nasib ulama yang tidak mau mengikuti paham muktazilah?
Jawab: .........................................................................................................................................
5. Tulis terjemahan dari potongan ayat berikut!
Jawab: .........................................................................................................................................
Pengayaan
Lakukan kegiatan berikut!
Amatilah budaya masyarakat di Indonesia! Identifikasi ajaran-ajaran ahlussunnah waljamaah yang
dimasukkan dalam budaya di Indonesia! Buatlah laporan singkat dari kegiatan tersebut! Kerjakan
pada buku tugas, lalu kumpulkan pada guru kalian!
Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 15
Bab
2 Sifat Nafsiyah, Salbiyah,
Ma’ani, dan Maknawiyah
Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar
1.2 Menghayati sifat-sifat Allah (Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani, dan Maknawiyah).
2.2 Menunjukkan sikap jujur, santun, toleran, tanggungjawab, melalui penghayatan sifat-sifat Allah (Nafsiyah, Salbiyah,
Ma’ani, dan Maknawiyah).
3.2 Menjabarkan sifat-sifat Allah: Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani, dan Maknawiyah.
4.2 Mendemonstrasikan hafalan sifat-sifat Allah: Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani, dan Maknawiyah.
Peta Konsep
Apersepsi
Al-Qur’an memperkenalkan sifat-sifat Allah Swt. sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Qur’an. Allah Swt. dikenal dengan sifat dan asma-
Nya yang baik, antara lain Maha Mendengan, Maha Melihat, Maha
hidup, Maha Berkehendak, Maha Menghidupkan dan Mematikan,
serta Yang Bersemayam di atas Arsy. Seluruh penjelasan tersebut
akan mengantarkan kita pada pengenalan yang dapat terjangkau oleh
akal. Namun demekian Al-Qur’an menegaskan bahwa tidak ada yang
serupa dengan Allah Swt.. sifat wajib bagi Allah termasuk di antaranya
adalah Wujud, Qidam, Baqa’, Mukhalafatu lil hawaditsi, Qiyamuhu Gambar Al-Qur’an sebagai
binafsihi, Wahdayaniyah, Qadrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, pedoman hidup.
dan Kalam. Guna lebih jelasnya simaklah materi berikut!
A. Sifat Nafsiyah
Sifat Nafsiyah adalah sifat yang menunjukkan Zat itu sendiri bukan hal lainnya. Sifat Nafsiyah
juga bisa didefinisikan sebagai haliyyah atau kondisi yang pasti ada pada suatu Zat selama Zat
tersebut tidak 'ilati dengan suatu 'ilat. Sifat Nafsiyah merupakan sifat yang menetapkan adanya Allah
dan menunjukkan kepada Zat-Nya Allah tanpa ada sesuatu tambahan pada Zat. Maksud sifat yang
tetap adalah adanya sifat tersebut pada Zat Allah yang menunjukkan Allah itu ada, bukan seperti sifat
Salbiyah, sebab sifat Salbiyah tidak tetap pada Zat, tetapi hanya menolak sifat-sifat yang tidak patut
dan layak kepada Zat-Nya Allah Swt.. Maksud tanpa ada sesuatu tambahan pada Zat adalah sifat
Nafsiyah ini bukanlah tambahan pada Zat, sifat Nafsiyah tidak seperti sifat ma`ani yang mana sifat
ma`ani tambahan dari Zat-Nya.
Sifat Nafsiyah merupakan sifat Wujud-Nya Allah Swt., dengan maksud bahwa wujud-Nya Allah
itu adalah tetap pada Zat-Nya Allah dan bukan tambahan dari Zat Allah. Sifat Nafsiyah itu ada satu
yaitu sifat Wujud, maka wajib Allah bersifat Wujud, mustahil bersifat bahwa Allah tidak ada.
Dalam bahasa Arab, Wujud artinya "ada" yang maknanya bahwa Allah Swt. merupakan Zat yang
ada, berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh siapa pun. Sifat ini tercermin dalam firman Allah Swt. dalam
Surah Ta-Ha ayat 14 sebagai berikut.
Artinya: “Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku dan
tegakkanlah salat untuk mengingat-Ku.” (Q.S. Taha [20]: 14).
Allah memiliki sifat Wujud, mustahil Allah bersifat Adam. Ini merupakan kebalikan sifat Wujud.
Langit, bumi, dan seluruh semesta ini merupakan bukti keberadaan Allah Swt.. Hal ini tertulis dalam
Al-Qur’an Surah al-A’raf yang berbunyi:
Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy. Dia menutupkan malam pada siang yang mengikutinya
dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk pada perintah-Nya. Ingatlah
Hanya milik-Nyalah segala penciptaan dan urusan. Maha berlimpah anugerah Allah, Tuhan semesta
alam.” (Q.S. al-A’raf [7]: 54).
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Tulis terjemahan dari potongan ayat berikut!
Jawab: ......................................................................................................................................
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Jelaskan maksud tanpa ada sesuatu tambahan pada Zat pada sifat Nafsiyah!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Tulis terjemahan dari potongan ayat berikut!
Jawab: ......................................................................................................................................
Kegiatan Siswa
Carilah informasi mengenai sifat Nafsiyah dari sumber yang lain! Tulis informasi yang kalian temukan,
kemudian kumpulkan kepada guru!
B. Sifat Salbiyah
Sifat Salbiyah adalah sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya, yakni sifat-sifat yang tidak
sesuai, atau sifat yang tidak layak dengan kesempurnaan Zat-Nya. Sifat Salbiyah ini ada lima, yaitu
Qidam, Baqa’, Mukhalafatu Lil Hawaditsi, Qiyamuhu Binafsihi, dan Wahdaniyah.
1. Qidam
Qidam berasal dari bahasa Arab yang artinya awal atau terdahulu. Maknanya, Allah Swt.
merupakan Sang Pencipta yang ada terlebih dahulu dari yang diciptakannya. Dalilnya adalah
firman Allah Swt. dalam Surah al-Hadid ayat 3 sebagai berikut.
Artinya: “Dialah Yang Mahaawal, Mahaakhir, Mahazahir, dan Mahabatin. Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.” (Q.S. al-Hadid [57]: 3)
Allah Mahaawal berarti telah ada sebelum segala sesuatu ada sehingga tidak ada yang
mendahului-Nya. Mahaakhir berarti akan hidup selamanya setelah segala sesuatu musnah.
Mahazahir berarti wujud-Nya begitu nyata, baik melalui perenungan atas alam semesta yang
Dia ciptakan maupun melalui pembuktian logika dan rasa; dan Mahabatin berarti bahwa Zat dan
hakikat-Nya tidak bisa dijangkau, baik dengan mata, akal, maupun khayal.
2. Baqa’
Baqa’ artinya adalah kekal. Maksudnya, Allah Swt. adalah Zat Yang Mahakekal, tidak akan
punah atau binasa. Hal ini tergambar dalam firman Allah Swt. dalam Surah al-Qasas ayat 88
sebagai berikut.
Artinya: “Jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain (selain Allah). Tidak ada Tuhan selain
Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Zat-Nya. Segala putusan menjadi wewenang-Nya dan
hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.” (Q.S. al-Qasas [28]: 88)
Artinya: “(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagimu pasangan-pasangan dari
jenismu sendiri dan (menjadikan pula) dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan(-nya). Dia
menjadikanmu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-
Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. asy-Syura [42]: 11).
4. Qiyamuhu Binafsihi
Allah Swt. berdiri sendiri, Dia tidak bergantung kepada siapa pun, serta mustahil membutuhkan
bantuan dari yang lain.
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa.” (Q.S. al-Ikhlas [112]: 1)
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apa makna sifat Qidam?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Tulis terjemahan dari potongan ayat berikut!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Jelaskan arti kata Mukhalafatu Lil Hawaditsi!
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Tulis terjemahan dari potongan ayat berikut!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Jelaskan maksud bahwa Allah Swt. adalah Tuhan Yang Maha Esa!
Jawab: ......................................................................................................................................
C. Sifat Ma’ani
Sifat Ma'ani adalah sifat- sifat abstrak yang wajib ada pada Allah Swt.. Sifat Ma'ani juga disebut
sebagai sifat Wujudiyah, yaitu sifat yang memiliki wujud atau ada wujudnya, maksudnya adalah sifat
tersebut tidak terlepas dari Zat Allah Swt.. Dari sifat-sifat wajib Allah Swt., yang termasuk dalam kategori
Ma'ani ada 7 (tujuh) sifat, yaitu Qudrat, Iradat, ‘Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, dan Kalam.
1. Qudrat
Qudrat berarti bahwa Allah adalah Zat Yang Mahakuasa atas apa pun dan tidak ada satu
pun yang bisa menandingi kekuasaannya. Mustahil bagi Allah Swt. tidak memiliki kuasa.
Artinya: “Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 20)
2. Iradat
Iradat berasal dari bahasa Arab yang artinya berhendak. Maksudnya, setiap hal yang ada di
alam semesta ini berjalan atas kehendak Allah Swt.. Mustahil bagi Allah Swt. melakukan sesuatu
atas suatu paksaan. Apabila Dia berkehendak, tidak ada yang bisa mencegah-Nya. Dalilnya
adalah firman Allah Swt. dalam Surah Hud ayat 107 sebagai berikut.
Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki.” (Q.S. Hud
[11]: 107).
3. ‘Ilmu
‘Ilmu artinya pengetahuan. Maksudnya, Allah Swt. Maha Mengetahui atas segala sesuatu, baik
yang terlihat maupun tidak terlihat, yang gaib maupun yang nyata. Bahkan, Allah Swt. mengetahui
sesuatu yang terbayang, dan terlintas di benak manusia.
Artinya: “...Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. an-Nisa [4]: 176).
4. Hayat
Hayat artinya hidup. Allah Swt. adalah Zat Yang Mahahidup. Dia tidak akan binasa, sebab
Dia kekal selamanya.
Artinya: “Bertawakallah kepada (Allah) Yang Mahahidup yang tidak mati dan bertasbihlah dengan
memuji-Nya. Cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (Q.S. al-Furqan [25]:
58).
5. Sama’
Sama' artinya bahwa Allah Swt. Maha Mendengar. Dia mendengar setiap hal yang diucapkan
maupun yang disembunyikan. Mustahil Allah Swt. tuli dan tidak mengetahui.
Artinya: “...Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 256).
Artinya: “Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Hujurat [49]: 18).
7. Kalam
Kalam berarti bahwa Allah Swt. Maha Berfirman melalui wahyu yang tertera dalam kitab-kitab
yang diturunkan kepada para nabi-Nya untuk umat manusia. Dalilnya adalah firman Allah Swt.
dalam Surah al-A'raf ayat 143 sebagai berikut.
Artinya: “Ketika Musa datang untuk (bermunajat) pada waktu yang telah Kami tentukan (selama
empat puluh hari) dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, dia berkata, “Ya Tuhanku,
tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” Dia berfirman, “Engkau tidak
akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu. Jika ia tetap di tempatnya (seperti
sediakala), niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka, ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-
Nya) pada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar,
dia berkata, “Mahasuci Engkau. Aku bertobat kepada-Mu dan aku adalah orang yang pertama-
tama beriman.” (Q.S. al-A’raf [7]: 143).
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Mengapa sifat Ma’ani disebut sifat Wujudiyah?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Tulis terjemahan potongan ayat berikut!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Apa maksud Allah berkehendak?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Jelaskan bahwa Allah Maha Mengetahui!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Tulis terjemahan potongan ayat berikut!
Jawab: ......................................................................................................................................
Kegiatan Siswa
Hafalkan sifat-sifat ma’ani beserta artinya! Majulah ke depan kelas secara bergantian! Mintalah
bimbingan dari guru kalian!
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Mengapa sifat Maknawiyah tidak dapat berdiri sendiri?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Jelaskan kebalikan dari sifat Kaunuhu Qadiran!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Apa yang dimaksud sifat Kaunuhu Muridan?
Jawab: ......................................................................................................................................
Kegiatan Siswa
Amati kembali ketujuh sifat Maknawiyah di atas! Tuliskan sifat Ma’ani yang ditetapi oleh masing-
masing sifat Maknawiyah tersebut! Hafalkan masing-masing sifat tersebut, kemudian majulah ke
depan kelas untuk menyampaikannya!
1. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut! 7. Allah Swt. telah ada sebelum segala sesuatu
(1) Mengutus malaikat. ada. Hal itu menunjukkan sifat ....
(2) Mengatur peredaran matahari. a. ‘Ilmu c. Baqa’
(3) M e n j a d i k a n m a k h l u k - N y a
b. Hayat d. Qidam
berpasangan.
(4) Tidak ada yang menyerupai-Nya. 8. Zat dan hakikat-Nya tidak bisa dijangkau
Pernyataan yang sesuai dengan isi Surah manusia saat ini. Hal ini menjelaskan bahwa
asy-Syura ayat 11 adalah nomor .... Allah ....
a. (1) dan (2) c. (2) dan (3) a. Mahazahir c. Mahabatin
b. (1) dan (3) d. (3) dan (4) b. Mahaawal d. Mahaakhir
2. Allah Swt. memiliki sifat Qiyamuhu Binafsihi,
9. Perhatikan potongan ayat berikut!
maka mustahil Allah Swt. ....
a. ada yang mengawali
b. ada yang mengakhiri
c. memiliki pasangan Berdasarkan potongan ayat tersebut memiliki
d. membutuhkan bantuan makna bahwa ....
3. Surah al-Ikhlas ayat 1 menunjukkan bahwa a. semua makhluk akan binasa
Allah memiliki sifat .... b. langit dan bumi ciptaan Allah Swt.
a. Qudrat c. Allah Swt. Mahakaya
b. Wahdaniah
d. Allah Swt. tidak bergantung kepada
c. Iradat
siapapun
d. Qiyamuhu Binafsihi
10. Allah memiliki sifat Mukhalafatu Lil Hawaditsi,
4. Mustahil Allah Swt. terpaksa atas sesuatu,
maka Allah Swt. ....
karena Allah Swt. bersifat ....
a. menyayangi manusia
a. Qudrat c. ‘Ilmu
b. Iradat d. Hayat b. membuat surga dan neraka
5. Setiap pekerjaan yang dilakukan manusia c. mengutus rasul
akan diketahui oleh Allah Swt.. Allah Swt. d. tidak sama dengan malaikat
bersifat .... 11. Sifat Nafsiyah termasuk sifat ....
a. Qudrat c. ‘Ilmu a. rasul
b. Hayat d. Sama’ b. wajib
6. Allah Mahaawal tercantum dalam Al-Qur’an c. mustahil
Surah .... d. manusia
a. al-Hadid ayat 3 12. Sifat Nafsiyah diterangkan dalam ...
b. Ali Imran ayat 4 ahlussunnah waljamaah.
c. al-Baqarah ayat 5 a. akidah c. tafsir
d. an-Nisa’ ayat 6 b. fikih d. hadis
Jawab: .........................................................................................................................................
5. Bagaimana perbedaan keberadaan Allah Swt. dengan ciptaan-Nya?
Jawab: .........................................................................................................................................
6. Allah Swt. yang menciptakan matahari. Jelaskan perbandingan Allah Swt. dengan matahari
berdasarkan sifat Mukhalafatu Lil Hawaditsi!
Jawab: .........................................................................................................................................
7. Jelaskan maksud dari orang yang berusaha sungguh-sungguh untuk berbuat kebajikan?
Jawab: .........................................................................................................................................
8. Apa yang dimaksud sifat Qudrat?
Jawab: .........................................................................................................................................
9. Jelaskan sifat Kaunuhu Karihan!
Jawab: .........................................................................................................................................
10. Apa arti sifat Kaunuhu Sami'an?
Jawab: .........................................................................................................................................
Perbaikan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Allah Swt. itu ada, maka apa yang diperintahkan dalam Surah Taha ayat 14?
Jawab: .........................................................................................................................................
2. Tulis terjemahan potongan ayat berikut!
Jawab: .........................................................................................................................................
3. Apa arti sifat Wahdaniah?
Jawab: .........................................................................................................................................
4. Bagaimana bentuk kalam Allah Swt. untuk manusia?
Jawab: .........................................................................................................................................
5. Jelaskan perbedaan sifat Maknawiyah dengan sifat Ma’ani!
Jawab: .........................................................................................................................................
Pengayaan
Lakukan kegiatan berikut!
1. Amati kembali pembagian sifat-sifat wajib Allah Swt.!
2. Analisis manfaat yang dapat diperoleh dari pembagian sifat-sifat wajib Allah Swt. tersebut!
3. Tulis hasil pekerjaan kalian secara rapi!
4. Sampaikan di depan kelas agar ditanggapi teman-teman yang lain!
Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar
1.3 Menghargai haid dan istihadhah.
2.3 Menunjukkan sikap tanggung jawab sebagai konsekuensi terhadap hukum haid dan istihadhah.
3.3 Memahami hukum haid dan istihadhah.
4.3 Mengidentifikasikan penerapan hukum haid dan istihadhah.
Peta Konsep
Apersepsi
Balig yang sesungguhnya bagi perempuan dimulai saat
menstruasi pertama. Menstruasi pertama kali biasanya dialami oleh
perempuan sekitar usia sepuluh tahun, namun bisa juga lebih dini
atau lebih lambat. Menstruasi merupakan fitrah perempuan yang
menandakan perempuan tersebut sehat dan sistem reproduksinya
berjalan dengan baik. Supaya lebih jelasnya mengenai materi ini,
simaklah materi berikut dengan saksama!
Gambar perempuan baliq.
A. Hukum Haid
Seorang wanita ketika sudah menginjak usia balig akan mengalami perubahan dari berbagai
struktur tubuhnya. Hal yang sangat mencolok terjadi yaitu sebuah darah keluar dari farji-nya. Darah
tersebut bukan darah karena penyakit, tetapi darah itu merupakan sebuah fenomena alamiah yang
memang harus terjadi kepada wanita normal. Dengan istilah lain, syariat menyebutkan bahwa darah
tersebut adalah darah haid yang memiliki ketentuan hukum tersendiri.
Menstruasi dialami oleh perempuan yang sudah balig. Menstruasi adalah proses keluarnya darah
dari bagian kewanitaan yang terjadi diakibatkan siklus bulanan alami pada tubuh wanita. Di dalam
aturan Islam, terdapat batasan-batasan ibadah untuk perempuan balig yang mengalami haid atau nifas.
Batasan tersebut termasuk gugurnya kewajiban salat, tidak menjalankan puasa pada saat haid/nifas
kemudian mengqadanya. Salah satu indikasi perempuan sudah balig adalah mengeluarkan darah
menstruasi atau haid. Biasanya, usia perempuan mengalami haid ketika dalam usia 10 hingga 16 tahun.
Sejak pertama kali haid, perempuan sudah dianggap mukalaf dan hukum Islam berlaku kepadanya.
Darah haid akan keluar secara periodik karena peluruhan dinding rahim akibat tidak adanya ovulasi.
Jika terjadi pembuahan, perempuan tidak mengalami haid. Namun, selepas melahirkan, akan keluar
darah nifas yang biasanya sekitar 40 hari usai persalinan. Perempuan yang sedang haid atau nifas
dianggap dalam keadaan berhadas besar sehingga ia dilarang melakukan ibadah-ibadah tertentu
dalam Islam. Beberapa batasan yang tidak dilakukan oleh perempuan yang haid atau nifas sebagai
berikut.
1. Salat
Kewajiban salat gugur pada perempuan yang sedang mengalami haid atau nifas. Penyebab
larangannya adalah syarat sah salat adalah suci dari hadas, sedangkan perempuan yang sedang
haid atau nifas dalam keadaan yang tidak suci sampai darahnya berhenti dan mandi janabah.
Rujukannya adalah hadis yang diriwayatkan Mu'dzah bahwa ada seorang wanita bertanya kepada
Aisyah, “Apakah kami perlu mengqada salat kami ketika suci?” Aisyah menjawab "Apakah engkau
seorang haruriyah?" Dahulu kami mengalami haid di masa nabi masih hidup, namun beliau tidak
memerintahkan kami untuk mengqadanya. Aisyah berkata, “Kami pun tidak mengqadanya,” (H.R.
Bukhari). Berdasarkan hadis di atas, perempuan yang tidak mendirikan salat karena halangan haid
atau nifas tidak diperintahkan untuk menqada salat, kendati salat yang ditinggalkan merupakan
salat wajib lima waktu.
2. Puasa
Perempuan yang sedang haid atau nifas tidak boleh melakukan puasa, baik itu puasa
Ramadan atau puasa sunah. Jika dilaksanakan, puasanya tidak diterima oleh Allah Swt..
Dasarnya adalah pertanyaan Mu'adzah juga kepada Aisyah r.a.: "Kenapa gerangan wanita yang
haid mengqada puasa dan tidak mengqada salat?" Maka Aisyah menjawab, "Apakah kamu dari
golongan haruriyah? Aku [Mu'adzah] menjawab, "Aku bukan haruriyah, tetapi aku hanya bertanya."
Aisyah menjawab, "Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqada
puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqada salat,” (H. R. Muslim). Berdasarkan hadis tersebut,
perbedaan larangan salat dan puasa bagi perempuan haid atau nifas adalah kewajiban qada
untuk puasa wajib di luar Ramadan, sedangkan salat tidak disyariatkan mengqadanya. Qada
puasa dilakukan sejumlah hari ketika wanita tersebut haid.
3. Menyentuh Al-Qur'an
Mushaf Al-Qur'an suci. Oleh karenanya, disunahkan untuk berwudu sebelum menyentuhnya.
Sebaliknya, bagi perempuan yang haid atau nifas dilarang menyentuh Al-Qur'an karena
halangannya tersebut. Empat mazhab dalam Islam, yaitu Syafii, Hanbali, Hanafi, dan Maliki sama-
sama berpendapat, menyentuh Al-Qur'an terlarang untuk wanita haid. Dalilnya adalah sabda Nabi
Muhammad saw.: "Tidak boleh menyentuh Al Qur’an kecuali engkau dalam keadaan suci.” (H. R.
al-Hakim).
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat, sedangkan kamu dalam
keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan dan jangan (pula menghampiri
masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali sekadar berlalu (saja) sehingga kamu mandi
(junub). Jika kamu sakit, sedang dalam perjalanan, salah seorang di antara kamu kembali dari
tempat buang air, atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapati air,
maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci). Usaplah wajah dan tanganmu (dengan
debu itu). Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (Q.S. an-Nisa’ [4]: 43).
Ayat di atas melarang orang yang sedang junub (tidak suci) memasuki masjid. Berdasarkan
hal tersebut, para ulama mengqiaskan keadaan junub atau tidak suci tersebut dengan keadaan
haid atau nifas yang dialami perempuan. Oleh karenanya, wanita dalam kondisi haid atau nifas
dilarang berdiam diri di masjid.
6. Tawaf
Perempuan haid atau nifas dilarang melakukan tawaf untuk mengelilingi Ka'bah. Rujukannya
adalah riwayat ketika Aisyah r.a. mengalami menstruasi saat sedang berhaji. Nabi Muhammad
saw. bersabda padanya, "Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan orang yang berhaji selain
dari melakukan tawaf di Ka’bah hingga engkau suci kembali,” (H. R. Bukhari dan Muslim).
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan perbedaan siklus menstruasi pada wanita!
Jawab: ......................................................................................................................................
Jawab: ......................................................................................................................................
Kegiatan Siswa
Diskusikan dengan anggota kelompok kalian mengenai manfaat dari syariat Islam yang mengatur
tentang haid! Tulis hasilnya, kemudian kumpulkan kepada guru!
B. Hukum Istihadhah
Darah istihadah adalah darah yang keluar dari daerah kewanitaan wanita di luar kebiasaan
bulannya (haid) atau di luar waktu haid, serta bukan disebabkan karena melahirkan. Di antara kasusnya
adalah ketika darah terus-menerus keluar melebihi batas maksimal haid, yaitu 15 hari. Perempuan
yang mengalaminya disebut dengan mustahadhah. Secara istilah, ada beberapa definisi di kalangan
ulama. Namun, mungkin bisa disimpulkan bahwa istihadhah adalah darah yang berasal dari urat yang
pecah/putus dan keluarnya bukan pada masa haid atau nifas (kebanyakan), tetapi terkadang juga
keluar pada masa adat haid dan saat nifas. Karena darah tersebut adalah darah berupa penyakit,
maka darah tersebut tidak akan berhenti mengalir sampai wanita itu sembuh darinya. Oleh karena
itulah, darah istihadhah ini kadang tidak pernah berhenti keluar sama sekali dan kadang berhentinya
hanya sehari atau dua hari dalam sebulan.
Mustahadhah dihukumi sebagai orang yang suci. Ia tetap diwajibkan puasa dan salat, boleh
membaca Al-Qur’an, iktikaf, dan hal-hal lain yang dilarang bagi wanita haid. Ada perbedaan tata cara
salat dan bersuci bagi mustahadhah dibandingkan dengan orang yang normal. Setiap hendak salat,
ia wajib membasuh bagian kewanitaannya dan menyumbatnya dengan semisal kapas atau jenis
pembalut wanita lain yang dapat menghentikan darah atau setidaknya bisa meminimalisasi. Kemudian,
ia berwudu dengan niat memperbolehkan salat, tidak dengan niat menghilangkan hadas. Wudu harus
dilakukan setelah masuk waktu salat, tidak sah sebelum masuk waktu. Setelah berwudu ia diwajibkan
untuk langsung melaksanakan salat, tidak boleh diselingi dengan aktivitas lainnya, kecuali hal-hal yang
berhubungan dengan kemaslahatan salat seperti menanti jemaah, menutup aurat dan lain sebagainya.
Setiap kali salat fardu, ia berkewajiban mengulangi wudu dan mengganti pembalutnya.
Dari Aisyah r.a. dia berkata: Fatimah binti Abi Hubaisy “wahai Rasulullah, sesungguhnya aku
mengalami istihadhah banyak sekali. Bagaimana menurutmu? Aku telah terhalang dengan sebab itu
dari menuaikan salat dan puasa”. Dia berkata: “Aku akan tunjukkan padamu untuk mengetahuinya.
Gunakan kapas untuk menutup kemaluanmu karena akan menutup aliran darahmu” dia berkata: darah
tersebut terlalu deras. Kemudian di hadis tersebut Nabi bersabda: “Sesungguhnya darah tersebut
tendangan-tendangan syaitan, maka massa haidmu enam atau tujuh hari berdasarkan ilmu Allah
Ta’ala. Kemudian mandilah jika engkau melihat dirimu sudah bersih (dari haidmu) dan berpuasalah”
(H. R. Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan dia menshahihkannya. Dinukilkan bahwasannya Imam
Ahmad menshahihkanya dan al-Bukhari menghasankannya)”.
Beberapa penjelasan tentang hukum wanita yang istihadhah sebagai berikut.
1. Tetap Wajib Salat Lima Waktu
Seorang wanita yang keluar darah istihadhah dari bagian kewanitaannya tetap diwajibkan
untuk mengerjakan salat 5 waktu. Karena darah istihadhah bukan darah haid ataupun darah nifas,
sehingga tidak ada larangan baginya untuk mengerjakan salat.
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Mengapa darah istihadhah kadang tidak berhenti keluar?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Tulis terjemahan dari kalimat berikut!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Apa yang diperintahkan Nabi Muhammad saw. ketika perempuan mengalami istihadhah
berdasarkan hadis dari Aisyah r.a.?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Bagaimana hukum orang yang istihadhah dalam menyentuh mushaf Al-Qur’an?
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Jelaskan hal yang harus dilakukan orang yang istihadhah jika ingin melafalkan Al-Qur’an!
Jawab: ......................................................................................................................................
Kegiatan Siswa
Carilah informasi mengenai istihadhah dari sumber yang lain! Tulis informasi yang kalian temukan,
kemudian sampaikan di depan kelas agar ditanggapi teman-teman yang lain!
1. Perhatikan potongan ayat berikut! 7. Perempuan tidak mengalami haid jika ....
a. tidak terjadi ovulasi
b. buang air kecil
c. buang air besar
Lafal yang sesuai untuk melengkapi potongan d. terjadi pembuahan
ayat tersebut adalah .... 8. Perhatikan beberapa ibadah berikut!
a. (1) Salat Subuh.
(2) Zakat fitrah.
(3) Salat Isya.
b. (4) Puasa Ramadan.
Berikut ibadah yang tidak perlu diganti ketika
c. haid adalah nomor ....
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
d.
c. (2) dan (3)
d. (3) dan (4)
2. Sebelum menyentuh Al-Qur ’an, kita
9. Seorang wanita melakukan puasa Senin-
disunahkan untuk ....
Kamis ketika sedang haid, maka puasanya
a. beristigfar c. berwudu
....
b. membaca takbir d. istihadhah
a. harus mengulang
3. Perhatikan hal-hal berikut! b. wajib mengqada
(1) Membaca koran. c. tidak diterima Allah Swt.
(2) Membaca Surah Ali Imran. d. diulang
(3) Membaca Surah an-Nisa’.
10. Rita masih dalam keadaan haid ketika 5 hari
(4) Membaca dongeng anak.
awal puasa Ramadan, maka ....
Berikut kegiatan yang dilarang ketika haid a. Rita tidak wajib puasa Ramadan
adalah nomor .... b. Rita tidak wajib lima hari awal puasa
a. (1) dan (2) c. Rita hanya wajib lima hari puasa
b. (1) dan (3) d. Rita mengganti lima hari puasa di bulan
c. (2) dan (3) yang lain
d. (3) dan (4)
11. Haid terjadi ketika ....
4. Para ulama menetapkan hukum iktikaf di
a. terkena penyakit
masjid menggunakan ....
b. tidak mengerluarkan darah
a. ijma’
c. sudah balig
b. qiyas
d. hendak beribadah
c. hadis
d. fatwa 12. Haid merupakan siklus ....
5. Hukum larangan tawaf ketika haid mengambil a. harian
rujukan riwayat dari .... b. mingguan
a. Ali bin Abi Thalib c. bulanan
b. Aisyah r.a. d. tahunan
c. Umar bin Khattab 13. Perhatikan hal-hal berikut!
d. Abu Bakar (1) Sering menangis.
6. Darah haid keluar karena meluruhnya .... (2) Merasa bahagia.
a. dinding rahim (3) Lelah.
b. hormon estrogen (4) Sakit kepala.
c. hormon progesteron Gejala yang umum terjadi sebelum haid,
d. lambung ditunjukkan oleh nomor ....
Jawab: .........................................................................................................................................
10. Bagaimana hukum mustahdhah dalam membaca Surah an-Nisa’ pada Al-Qur’an?
Jawab: .........................................................................................................................................
Perbaikan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Apa yang menghalangi perempuan untuk menyentuh mushaf Al-Qur’an?
Jawab: .........................................................................................................................................
2. Bagaimana hukum berdiam diri di masjid bagi perempuan yang haid?
Jawab: .........................................................................................................................................
3. Tulis terjemahan ayat berikut!
Jawab: .........................................................................................................................................
4. Jelaskan pelaksanaan salat bagi orang yang mustahadhah menurut Imam Nawawi!
Jawab: .........................................................................................................................................
5. Bagaimana hukum seorang wanita yang masuk ke dalam masjid ketika istihadhah?
Jawab: .........................................................................................................................................
Pengayaan
Kunjungilah kediaman ulama NU di lingkungan sekitar! Lakukan wawancara mengenai haid dan
istihadhah kepada beliau! Buat laporan singkat dari kegiatan ini!
1. Jumlah seluruh malaikat adalah .... Lafal yang sesuai untuk melengkapi potongan
a. 10 ayat tersebut adalah ....
b. 20
a. c.
c. 25
d. hanya diketahui oleh Allah Swt.
2. Ahlussunnah waljamaah memercayai bahwa b. d.
rasul diutus ....
a. menjadi utusan 9. Farhat tidak mampu berijtihad, ia hendaknya
b. menjadi pemimpin negeri ....
c. menyelamatkan dari penjajahan orang a. tidak bermazhab
kafir b. menggunakan empat mazhab
d. menyampaikan kitab suci kepada c. memilih salah satu mazhab
manusia d. tetap melakukan ijtihad
3. Allah Swt. itu ada termasuk kategori sifat .... 10. Jumlah sifat mustahil Allah Swt. adalah ....
a. Salbiyah c. Nafsiyah a. 1
b. Ma’ani d. Maknawiyah b. 2
4. Allah Swt. merupakan Zat yang ada, tidak ... c. 10
oleh siapa pun. d. 20
a. dipercaya c. diciptakan 11. Paham ahlussunnah waljamaah di Indonesia
b. diimani d. ditakuti muncul sebagai gerakan ....
5. Surah al-Hadid ayat 3 menerangkan bahwa a. mendirikan organisasi
Allah memiliki sifat .... b. membuat partai politik
a. Wujud c. memilih pemimpin Islam
b. Qidam d. memurnikan ajaran Islam
c. Baqa’ 12. Fandi tidak condong ke kanan dan ke kiri.
d. Mukhalafatu Lil Hawaditsi Fandi menggunakan prinsip ....
6. Ahlussunnah merupakan suatu jalan (tarekat) a. tasamuh c. iqtishad
para .... b. iktidal d. amar makruf
a. pahlawan 13. Allah memiliki sifat Kamal, yaitu sifat ....
b. pedagang a. keindahan c. kesempurnaan
c. pekerja b. keagungan d. keilahian
d. sahabat nabi dan thabiin 14. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi ....
7. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut! a. Adam a.s. c. Isa a.s.
(1) Menggunakan akidah yang moderat. b. Daud a.s. d. Sulaiman a.s.
(2) Mengikuti golongan seperti jabbariyah. 15. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
(3) M e n g a k u i a n d i l m a n u s i a d a l a m (1) Nabi Muhammad saw. mengetahui hari
perbuatannya. kiamat.
(2) Hari kiamat pasti terjadi.
Pernyataan yang sesuai dengan akidah
(3) Waktu kiamat dirahasiakan Allah Swt..
ahlussunnah waljamaah adalah nomor ....
Pernyataan yang benar tentang hari kiamat
a. (1) dan (2) c. (2) dan (3)
adalah nomor ....
b. (1) dan (3) d. (1), (2), dan (3)
a. (1) dan (2) c. (2) dan (3)
8. Perhatikan potongan Surah al-Hadid ayat 8 b. (1) dan (3) d. (1), (2), dan (3)
berikut! 16. Allah Swt. tidak bergantung kepada Nabi
Muhammad saw.. Allah Swt. memiliki sifat ....
a. Mukhalafatu Lil Hawaditsi
b. Qiyamuhu Binafsihi
c. Wahdaniah
d. Qudrat
2.
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
3. Jelaskan dua hal yang disukai Allah Swt. dalam Surah al-Baqarah ayat 222!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
4. Bagaimana jumlah malaikat menurut akidah ahlussunnah waljamaah?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
5. Jelaskan yang dilihat Allah Swt. dalam Surah al-Hujurat ayat 18!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
6. Sebutkan hal-hal yang terdapat di akhirat berdasarkan ajaran ahlussunnah waljamaah!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
7. Jelaskan takdir menurut akidah ahlussunnah waljamaah!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
8. Apa arti prinsip al-iqtishad?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
9. Bagaimana ibadah tawaf bagi orang yang sedang haid?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
10. Jelaskan syarat suci ibadah sai berkaitan dengan istihadhah!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar
1.4 Menghargai sosok Imam Abu Hasan al-Asya’ri, Imam Syafii, dan Imam Ghazali sebagai ulama ahlussunnah waljamaah.
2.4 Menunjukkan sikap kepatuhan, kreatif dan mandiri melalui keteladanan sosok Imam Abu Hasan al-Asya’ri, Imam Syafii,
dan Imam Ghazali sebagai ulama ahlussunnah waljamaah.
3.4 Memahami sosok Imam Abu Hasan al-Asya’ri, Imam Syafii, dan Imam Ghazali sebagai ulama ahlussunnah waljamaah.
4.4 Menyajikan secara lisan/tulisan tentang nilai-nilai keteladanan sosok Imam Abu Hasan al-Asya’ri, Imam Syafii, dan Imam
Ghazali sebagai ulama ahlussunnah waljamaah.
Peta Konsep
Ulama Ahlussunnah
Waljamaah
Apersepsi
Dalam pembahasan keagamaan dan keilmuan, terminologi
Sunni digunakan untuk menyebut kelompok Ahlusunnah, yakni
suatu mazhab dalam Islam yang mendasarkan struktur keagamaan,
sistem nilai afektif dan ritual-ritual praksisnya di atas nas-nas Al-
Qur’an, sunah Nabi Muhammad saw, sunnah para sahabat dan
generasi para tabiin-tabiin. Dengan sendirinya dalam pembahasan
ini kita menggunakan istilah Sunni untuk menyebut sebuah kelompok
sebagaimana defenisi di atas. Adapun dalam pengertian yang kita Gambar ulama-ulama ahlussunnah
waljamaah.
singgung di atas, penggunaan dan interpretasi nas-nas agama
haruslah dimaknai secara umum, karena ketiadaan pembatasan jalur periwayatan nas (utamanya
sunah Nabi Muhammad saw.) yang disepakati secara ijmak dan dianggap baku oleh ulama-ulama
mazhab Ahlussunah. Mereka umumnya memiliki metode verifikasi tertentu yang melaluinya mereka
akan mendefenisiskan nas-nas yang mereka anggap otoritatif. Supaya lebih jelasnya, simaklah materi
berikut dengan saksama!
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan sosok ayah Abu Hasal al-Asy’ari!
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Bagaimana pendapat Ibnu as-Sakir terhadap Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari?
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Apa manfaat yang diperoleh Imam Abu Hasan al-Asy’ari dari belajar kepada tokoh ulama
muktazilah?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Bagaimana wasiat Rasulullah saw. dalam mimpi Imam Abu Hasan al-Asy’ari?
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Jelaskan kitab karya Abu Hasan al-Asy’ari dalam bidang tafsir Al-Qur’an!
Jawab: ......................................................................................................................................
Kegiatan Siswa
Carilah informasi mengenai Imam Abu Hasan al-Asy’ari dari berbagai sumber! Tulis informasi yang
kalian temukan, kemudian kumpulkan kepada guru!
B. Imam Syafii
Nama lengkap Imam Syafii adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafii al-Muththalibi
al-Qurasyi. Imam Syafii lahir di Ashkelon, Gaza, Palestina, 150 H/767 M dan wafat di Fusthat, Mesir,
204 H/819 M). Imam Syafi adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pelopor mazhab Syafii.
Imam Syafii juga tergolong kerabat dari Rasulullah saw.. Beliau termasuk dalam bani Muthalib, yaitu
keturunan dari al-Muthalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Nabi Muhammad saw..
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan kekerabatan Imam Syafii dengan Rasulullah saw.!
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Apa yang dilakukan ibu Imam Syafii setelah ayah Imam Syafii meninggal?
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Bagaimana peran besar yang diberikan Muslim bin Khalid az Zanji kepada Imam Syafii ketika
berusia 15 tahun?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Jelaskan Imam Syafii dalam meriwayatkan hadis ketika di Madinah!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Tulislah pernyataan Imam Syafii untuk Imam Malik yang terkenal!
Jawab: ......................................................................................................................................
Kegiatan Siswa
Diskusikan dengan anggota kelompok kalian, mengenai peran pemikiran Imam Syafii dalam kehidupan
beragama pada umat Islam di Indonesia! Tulis hasilnya kemudian kumpulkan kepada guru!
C. Imam Ghazali
Imam Ghazali memiliki nama Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali ath-Thusi asy-
Syafii. Beliau lahir di Thus; 1058 M/450 H dan wafat di Thus; 1111 M/14 Jumadilakhir 505 H; dalam usia
52–53 tahun. Beliau dalah seorang filsuf dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di
dunia Barat abad Pertengahan. Beliau dipanggil Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama
Hamid. Gelar beliau al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal
bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (kini Iran).
Adapun gelar asy-Syafii menunjukkan bahwa beliau bermazhab Syafii. Beliau berasal dari keluarga
yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan
saleh.
Imam Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak. Beliau di gelar Hujjatul Islam karena
kemampuannya tersebut. Beliau sangat dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang
merupakan pusat kebesaran Islam. Beliau berjaya menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam
Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan. Beliau juga sanggup meninggalkan segala kemewahan
hidup untuk bermusafir dan mengembara serta meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu
pengetahuan. Sebelum dia memulai pengembaraan, dia telah mempelajari karya ahli sufi ternama
seperti al-Junaid Sabili dan Bayazid Busthami. Imam al-Ghazali telah mengembara selama 10 tahun.
Beliau telah mengunjungi tempat-tempat suci di daerah Islam yang luas seperti Makkah, Madinah,
Jerusalem dan Mesir. Ia terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama
di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Sejak kecil lagi dia telah dididik dengan
akhlak yang mulia. Hal ini menyebabkan beliau tidak menyukai sifat riya, megah, sombong, takabur,
dan sifat-sifat tercela yang lain.
Pada tingkat dasar, beliau mendapat pendidikan secara gratis dari beberapa orang guru karena
kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh pada peringkat ini membolehkan beliau menguasai
bahasa Arab dan Parsi dengan fasih. Oleh sebab minatnya yang mendalam terhadap ilmu, beliau
mulai mempelajari ilmu ushuluddin, ilmu mantiq, usul fikih, filsafat, dan mempelajari segala pendapat
keeempat mazhab hingga mahir dalam bidang yang dibahas oleh mazhab-mazhab tersebut. Selepas
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Mengapa Imam Ghazali dipanggil Abu Hamid?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Jelaskan gelar al-Ghazali ath-Thusi pada nama Imam Ghazali!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Mengapa sejak kecil Imam Ghazali tidak menyukai sifat riya dan sombong?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Bagaimana Imam Ghazali belajar pendapat empat mazhab ?
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Jelaskan tentang Madrasah Nizhamiyah!
Jawab: ......................................................................................................................................
Kegiatan Siswa
Amati kembali tentang kepribadian Imam Ghazali! Diskusikan dengan anggota kelompok kalian
hal-hal yang dapat diteladani dari kepribadian Imam Ghazali! Tulis hasilnya, kemudian sampaikan
di depan kelas!
Pengayaan
Lakukan kegiatan berikut!
Amatilah praktik ibadah umat Islam di lingkungan sekitar kalian! Tulis peran Imam Syafii terhadap
praktik ibadah yang kalian amati! Buat laporan singkat dari kegiatan ini, kemudian kumpulkan hasilnya
kepada guru!
Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar
1.5 Mencintai IPNU-IPPNU sebagai Badan Otonom NU.
2.5 Menunjukkan sikap disiplin, tanggung jawab, dan kepemimpinan melalui khidmah di IPNU-IPPNU.
3.5 Menganalisis IPNU-IPPNU sebagai Badan Otonom NU.
4.5 Menyajikan laporan secara lisan/tulisan tentang kegiatan IPNU-IPPNU.
Peta Konsep
IPNU dan IPPNU
Apersepsi
IPNU-IPPNU sebagai organisasi yang bersifat keterpelajaran,
kekaderan kemasyarakatan, kebangsaan dan keagaman yang berhaluan
Islam Ahlussunah Waljamaah, ternyata dalam perkembangannya
mengalami perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh tuntutan situasi
dan kondisi. Oleh karenanya menjadi kewajiban setiap warga IPNU-IPPNU
untuk terus mempelajari perubahan itu, mengkajinya kemudian mencoba
untuk mengantisipasinya. Tentunya faktor historis sangat mendukung pula
apabila warganya juga senantiasa merenunginya, mempelajari motivasi Gambar organisasi IPNU dan
apa yang melatar belakangi kelahirannya, dan bagaimana perkembangan IPPNU.
organisasi ini dari masa ke masa. Hal tersebut karena dari segi historis pula kita akan mampu untuk
menentukan langkah dan alternatif terbaik yang akan kita jadikan saran untuk terus menyebarluaskan
IPNU-IPPNU sekaligus wadah generasi muda NU untuk menyalurkan aspirasi dan sebagai media
dakwah. Supaya lebih jelasnya simaklah penjelasan berikut!
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jabarkan awal mula munculnya organisasi IPNU-IPPNU!
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Jelaskan aspek ideologis yang melatarbelakangi berdirinya IPNU-IPPNU!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Kapan dan di mana Kongres IPPNU I dilaksanakan?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Sebutkan hasil Kongres IPNU I!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Apa organisasi dari Medan yang menjadi cikal bakal berdirinya IPNU?
Jawab: ......................................................................................................................................
Kegiatan Siswa
Amati kembali sejarah berdirinya IPNU-IPPNU! Majulah ke depan kelas untuk menyampaikan sejarah
berdirinya IPNU-IPPNU dengan bahasa kalian sendiri! Mintalah guru kalian untuk memberikan
masukan!
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Mengapa IPNU-IPPNU memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam pembinaan kader
NU?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Jelaskan wawasan yang menjadi dasar bagi IPNU-IPPNU dalam bersikap dan bertindak!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Apa fungsi organisasi IPNU-IPPNU sebagai badan otonom NU?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Jelaskan peran IPNU-IPPNU sebagai badan otonom NU!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Bagaimana wawasan kebangsaan IPNU-IPPNU?
Jawab: ......................................................................................................................................
Kegiatan Siswa
Bersama anggota kelompok kalian, carilah informasi mengenai cara memilih pimpinan di organisasi
IPNU-IPPNU! Diskusikan informasi yang kalian peroleh! Sampaikan hasil diskusi tersebut di depan
kelas agar ditanggapi teman-teman yang lain!
Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Mengapa setiap organisasi akan melakukan kaderisasi?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Jelaskan jenjang pengaderan organisasi IPNU-IPPNU!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Apa yang dimaksud lakmad (latihan kader madya)?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Sebutkan hal-hal yang diperkenalkan melalui makesta (masa kesetiaan anggota)!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Mengapa pemahaman tentang pentingnya berorganisasi dan penanaman ajaran Islam
ahlussunnah waljamaah perlu diberikan kepada para santri dan pelajar?
Jawab: ......................................................................................................................................
Perbaikan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Apa yang dimaksud hari lahir IPNU?
Jawab: .........................................................................................................................................
2. Jelaskan tugas IPNU pada pelajar dan santri Islam!
Jawab: .........................................................................................................................................
3. Bagaimana peran IPNU-IPPNU terhadap ajaran ahlussunnah waljamaah?
Jawab: .........................................................................................................................................
4. Apa yang dimaksud Pimpinan Pusat IPPNU?
Jawab: .........................................................................................................................................
5. Sebutkan latihan kader tingkat kedua dalam jenjang pengaderan IPNU-IPPNU!
Jawab: .........................................................................................................................................
Pengayaan
Lakukan kegiatan berikut!
Lakukan kunjungan di tempat organisasi IPNU-IPPNU di lingkungan terdekat kalian! Tulis informasi
berkaitan dengan organisasi tersebut! Buat laporan singkat dari kegiatan ini! Kumpulkan kepada
guru!
1. Kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. dalam ajaran ahlussunnah waljamaah adalah ....
2. Asmaulhusna dalam akidah ahlussunnah waljamaah berjumlah ....
3. Allah Swt. memiliki pengetahuan, Allah Swt. memiliki sifat ....
4. Kaunuhu Hayyan artinya adalah keberadaan Allah Swt. sebagai Zat yang ....
5. Darah wanita yang keluar dari bagian kewanitaan pada hari ketiga menstruasi termasuk darah
....
6. Sumber hukum mazhab Syafii yang merupakan kesepakatan para sahabat nabi disebut dengan
....
7. Latihan kader utama termasuk latihan kader tingkat ....
Daftar Pustaka
Abbas, Sirajuddin. 2011. Ulama Syafii dan Kitab-kitabnya dari Abad ke Abad. Jakarta: Pustaka
Tarbiyah Baru.
Faozin, M. dan Noor Kholis. 2014. Ke-NU-an Ahlussunnah Waljamaah. Semarang: PW LP
Maarif.
Koto, Alaiddin. 2011. Ilmu Ushul Fiqh dan Ushul Fiqh. Jakarta: Raja Grafindo.
Munadi. 2017. Pengantar Ushul Fiqh. Lhokseumawe: Unimal Press.
Said Aqil Siraj, dkk. 2015. Islam Nusantara. Bandung: Mizan.
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan. 2011. Penjelasan Ringkasan Matan Al-Aqidah Ath-Thahawiyah, Aqidah
Ahlussunnah Waljama’ah, terj. Abdurrahman Nuryaman. Jakarta: Pustaka Sahifa.