Anda di halaman 1dari 64

Ke-NU-an VII

untuk SMP/MTs
Semester 1

Kata Pengantar Daftar Isi


Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Bab 1 Ahlussunnah Waljamaah ........................... 2
Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penerbitan A. Pengertian Ahlussunnah Waljamaah .... 3
buku ajar ini. Berkat limpahan rahmat dan anugerah B. Sejarah Munculnya Paham
Tuhan Yang Maha Pemurah, kami dapat kembali Ahlussunnah Waljamaah ...................... 7
menerbitkan dan menghadirkan buku ajar ini di tengah
C. Ajaran-Ajaran Ahlussunnah Waljamaah 10
para siswa dan guru. Partisipasi dan kontribusi para
Uji Kompetensi Bab 1 ................................... 13
siswa dan guru telah mendorong kami masih tetap
Bab 2 Sifat Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani,
dapat menerbitkan buku ini.
dan Maknawiyah ......................................... 16
Buku ajar ini diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan A. Sifat Nafsiyah ....................................... 17
para siswa dan guru akan buku-buku referensi, B. Sifat Salbiyah ....................................... 18
pendamping, atau pelengkap untuk mendukung
C. Sifat Ma’ani .......................................... 20
kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana diketahui,
D. Sifat Maknawiyah ................................. 22
kegiatan belajar mengajar sering kali dianggap
Uji Kompetensi Bab 2 .................................. 23
dan dirasa kurang cukup jika sepenuhnya hanya
mengandalkan buku teks yang sudah distandardisasi. Bab 3 Haid dan Istihadhah ................................... 26
Dengan demikian, perlu pula diadakan buku-buku A. Hukum Haid ......................................... 27
lain yang dapat berperan menjadi pendamping dan B. Hukum Istihadhah ................................ 29
pelengkap. Nah, buku ajar inilah salah satu alternatif Uji Kompetensi Bab 3 .................................. 31
yang dapat berfungsi menjadi pendamping dan Ulangan Tengah Semester...................................... 34
pelengkap buku teks yang selama ini sudah ada. Bab 4 Ulama Ahlussunnah Waljamaah ............... 37
Sebagai buku ajar, buku ini kami susun berdasarkan A. Imam Abu Hasan al-Asy’ari .................. 38
kurikulum yang berlaku dalam dunia pendidikan kita. B. Imam Syafii .......................................... 39
Berdasarkan kurikulum ini, proses belajar mengajar C. Imam Ghazali ........................................ 42
difokuskan pada pembelajaran saintifik untuk
Uji Kompetensi Bab 4 .................................. 43
membentuk kompetensi pengetahuan, kompetensi
Bab 5 IPNU dan IPPNU .......................................... 47
keterampilan, dan kompetensi sikap. Pembelajaran
A. Sejarah Pembentukan IPNU-IPPNU .... 48
saintifik merupakan pembelajaran yang terdiri
B. Wawasan dan Nilai Dasar IPNU-IPPNU 54
atas aktivitas mengamati, menanya, mencoba
(mengeksplorasi), menalar (mengasosiasi), dan C. Struktur Organisasi IPNU-IPPNU ......... 56
membentuk jejaring (mengomunikasikan). D. Sistem Pengaderan IPNU-IPPNU ........ 57
Kami berharap, buku ajar ini dapat membantu Uji Kompetensi Bab 5 .................................. 59
siswa dalam menguasai kompetensi seperti yang Ulangan Akhir Semester ......................................... 62
diharapkan. Sungguh merupakan kegembiraan dan
kepuasan bagi kami apabila hal itu dapat terwujud. Daftar Pustaka ......................................................... 64
Adapun untuk membuat harapan itu menjadi kenyataan,
kami akan terus berupaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas buku ajar ini.
 Redaksi
Bab
1 Ahlussunnah Waljamaah

Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
1.1 Meyakini akidah Ahlussunnah waljamaah.
2.1 Menunjukkan sikap jujur, toleransi, tanggung jawab, peduli, melalui akidah ahlussunnah waljamaah.
3.1 Menerapkan ahlussunnah waljamaah.
4.1 Membuat peta konsep akidah ahlussunnah waljamaah.

Peta Konsep
Ahlussunnah
Waljamaah

Pengertian Sejarah Munculnya Ajaran-Ajaran


Ahlussunnah Paham Ahlussunnah Ahlussunnah
Waljamaah Waljamaah Waljamaah

Apersepsi
Ahlussunnah waljamaah adalah kelompok yang
berpegang teguh pada ajaran yang diajarkan oleh nabi
Muhammad saw. dan kepada para sahabatnya. Pada
saat nabi Muhammad saw. masih hidup umat islam belum
terpecah karena masih ada Nabi Muhammad saw., jadi
segala persoalan yang muncul selalu ditanyakan langsung
kepada Nabi. Setelah Nabi Muhammad saw. wafat,
mulailah Islam terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok,
seperti Khawarij, Syiah, dan Mu’tazilah. Oleh karena itu,
untuk lebih jelasnya simaklah penjelasan materi berikut Gambar Ahlussunnah Waljamaah.
dengan saksama!

2 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


Ringkasan Materi

A. Pengertian Ahlussunnah Waljamaah


Penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam dengan paham ahlussunnah waljamaah. Bahkan,
ahlussunnah waljamaah merupakah paham yang dianut sebagian besar umat Islam di seluruh dunia.
Sekitar sembilan puluh persen umat Islam di dunia menganut paham ahlussunnah waljamaah.
Ahlussunnah waljamaah merupakan golongan yang menjalankan sunah Nabi Muhammad saw.
dengan penekanan pada peneladanan peri kehidupan Rasulullah saw.. Ahlussunnah waljamaah
atau sering disebut dengan ahlussunnah atau sunni.
Kata ahlussunnah waljamaah terdiri dari tiga kata. Berikut penjelasan ahlussunnah waljamaah
secara bahasa.
1. Ahlun
Ahlun merupakan kata yang mempunyai beberapa arti, yakni keluarga-keluarga, pengikut,
dan penduduk. K. H. Sirajuddin Abbas berpendapat bahwa, kata ahlun artinya golongan, keluarga,
atau orang yang mempunyai atau menguasai, misalnya sebagai berikut.
a. Ahlulbait, artinya keluarga keluarga atau kaum kerabat.
b Ahlulamri, artinya orang yang mempunyai urusan atau penguasa.
Di dalam Al-Qur’an, kata ahlun disebutkan lebih dari 100 kali yang maknanya tidak terlepas
dari pengertian secata kebahasaan di atas.
2. As-Sunnah
Menurut K. H. Hasyim Asy’ari, as-sunnah diartikan sebagai tarekat (jalan), yaitu jalan yang
diridai sebagaimana jalan yang ditempuh oleh Rasulullah saw. atau mereka yang memenuhi otoritas
sebagai panutan di dalam masalah agama seperti para sahabat Nabi Muhammad saw.. Menurut
Prof. DR. K. H. Said Aqil Siradj M. A., kata as-sunnah memiliki makna al-hadis. As-sunnah juga
bermakna ath-thariqah (jalan). Dengan demikian, ahlussunnah adalah merupakan jalan (tarekat)
para sahabat nabi dan thabiin. Di dalam Al-Qur’an, kata as-sunnah disebutkan sebanyak 13
kali.
3. Al-Jama’ah
Al-jama’ah berasal dari kata al-jam’u artinya mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan
sebagian ke sebagian lain, atau mengumpulkan yang bercerai-berai. Kata jema’ah juga berasal
dari kata ijtima’ (perkumpulan), yang merupakan lawan kata tafaruq (perceraian) dan lawan kata
dari furqah (perpecahan). Jama'ah adalah sekelompok orang banyak dan sekelompok manusia
yang berkumpul berdasarkan satu tujuan. Selain itu, jemaah juga berarti kaum yang bersepakat
dalam suatu masalah, atau orang-orang yang memelihara kebersamaan dan kolektifitas dalam
mencapai satu tujuan.
K. H. Sirajuddin Abbas, kata al-jama’ah artinya kumpulan atau kelompok. Maksudnya adalah
para sahabat Nabi Muhammad saw. terutama adalah Khulafaurrasyidin, yakni Abu Bakar ash-
Shidiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Menurut Prof. DR. K. H Aqil Siradj M.A., kata jemaah diartikan sebagai sekumpulan orang
yang memiliki tujuan. Kata jemaah dapat dijumpai dari beberapa hadis yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Ahmad, dan sebagainya.
Sementara secara istilah ahlussunnah waljamaah adalah kaum atau golongan yang mengikuti
serta mengamalkan ajaran agama Islam yang murni sesuai dengan yang diajarkan dan diamalkan
oleh Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Kaum Ahlussunnah Waljama’ah juga dikatakan sebagai
kaum yang menganut iktikad sebagaimana iktikad Nabi Muhammad saw. dan sahabat-sahabat
beliau.
Ahlussunnah waljamaah populer di kalangan umat Islam jika dikaitkan dengan sabda
Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah:
“Umat Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan. Tujuh puluh golongan masuk
neraka dan satu golongan yang masuk surga. Umat Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 3


dua golongan. Tujuh puluh satu golongan masuk neraka dan satu golongan masuk surga. Demi
Zat yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh
tiga golongan. Satu golongan masuk surga dan tujuh puluh dua masuk neraka. Lalu ditanyakan,
“Siapakah mereka (yang masuk surga itu) wahai Rasulullah. Beliau menjawab, “Jemaah.” (H.R.
Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Menurut pandangan Syihab Al-Khafaji dalam Kitab Nasamur Riyadl bahwa satu golongan
yang dinyatakan selamat dan beliau sebut jema’ah itu adalah ahlussunnah waljamaah. Menurut Al-
Hasyiyah asy-Syanwani ahlussunnah waljama’ah adalah pengikut Imam Abu Hasan al-Asy’ari dan
pengikut imam empat mazhab (Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafii, dan Imam Hanbali).
Ahlussunnah waljamaah memiliki empat prinsip, yaitu tawasut (pertengahan/jalan tengah),
iktidal (tegak), tawazun (seimbang), dan tasamuh (toleran). Tawasut berarti pertengahan,
berdasarkan firman Allah Swt. sebagai berikut.

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah
(dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat kepada
takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu
kerjakan.” (Q.S. al-Maidah [5]: 8).
Tawazun artinya keseimbangan, tidak berat sebelah, dan tidak kelebihan satu unsur atau
kekurangan satu unsur dan kehilangan unsur yang lain. Kata tawazun diambil dari kata al-waznu
atau al-mizan yang artinya alat penimbang. Tawazun berarti sikap seimbang dalam pengabdian,
baik dalam pengabdian kepada Allah Swt., sesama manusia, maupun dengan lingkungan
sekitarnya. Demikian pula, dengan keseimbangan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Tawazun
atau seimbang dalam segala hal, terrnasuk dalam penggunaan dalil aqli (dalil yang bersumber
dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber dari Al-Qur’an dan hadis). Allah Swt. berfirman
dalam Surah al-Hadid ayat 25.

Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang
nyata dan Kami menurunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat
berlaku adil. Kami menurunkan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun
(Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (Q.S. al-Hadid [57]:
25).
Sikap tawasut dan iktidal ini berintikan kepada prinsip hidup yang menjunjung tinggi berlaku
adil dan lurus di tengah-tengah kehidupan bersama. Dengan sikap dasar ini akan selalu menjadi
kelompok panutan yang bersikap dan bertindak lurus dan bersifat membangun serta menghindari
segala bentuk pendekatan yang bersifat tatharruf (ekstrem).
Tasamuh (toleransi), yakni menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki
prinsip hidup yang tidak sama. Sikap toleran terhadap perbedaan pandangan baik dalam masalah
keagamaan, terutama hal-hal yang bersifat furu’ atau menjadi masalah khilafiyyah, serta dalam
masalah kemasyarakatan dan kebudayaan. Ahlussunnah waljamaah juga mengamalkan sikap
tasamuh atau toleransi, yakni menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki
prinsip hidup yang tidak sama. Namun bukan berarti mengakui atau membenarkan keyakinan
yang berbeda tersebut dalam meneguhkan apa yang diyakini.

4 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


Ahlussunnah waljamaah menggunakan akidah yang moderat. Ahlussunnah mengakui
bahwa perbuatan manusia itu diciptakan oleh Tuhan, tetapi manusia memiliki andil juga dalam
perbuatannya yang disebut dengan kasb. Sementara golongan jabbariyah berpendapat bahwa
semua perbuatan manusia diciptakan oleh Allah Swt. dan manusia tidak memiliki andil sama sekali
dalam perbuatannya. Sebaliknya golongan qadariyah berpendapat bahwa perbuatan manusia
diciptakan oleh dirinya sendiri. Tuhan tidak turut campur dalam perbuatan manusia.
Kaum ahlussunnah waljamaah sangat berhati-hati dalam persoalan mengafirkan orang lain.
Ahlussunnah waljamaah tidak menganggap orang mukmin yang berbuat dosa itu kafir dan tidak
pula fasik. Akan tetapi, ia adalah mukmin yang berdosa. Kelak di akhirat dihukum sesuai dengan
dosa yang dilakukannya di dunia. Dalam hal melihat Allah, ahlussunnah waljamaah berpendapat
bahwa kelak di surga orang mukmin bisa melihat Allah sedangkan di dunia manusia tidak bisa
melihat Allah Swt.. Mengenai Al-Qur’an, ahlussunnah berpendapat bahwa Al-Qur’an itu adalah
kalamullah dan bukan makhluk. Mengenai antropomorfisme, ahlussunnah percaya bahwa Allah
memiliki mata dan tangan, tetapi tidak bisa disamakan dengan mata dan tangan manusia.
Adapun ahlussunnah maturidiyah berpendapat bahwa ayat-ayat tentang antropomorfisme harus
ditakwilkan. Tangan Allah Swt. berarti kekuasaan Allah, wajah Allah berarti Zat Allah Swt., dan
mata Allah Swt. berarti pandangan Allah Swt..
Pendapat ahlussunnah waljamaah tentang sifat Allah Swt. yaitu Allah Swt. memiliki sifat tetapi
sifat Allah Swt. berbeda dengan sifat makhluk. Berbeda dengan muktazilah yang berpendapat
bahwa Allah Swt. tidak memiliki sifat. Mengenai keadilan Tuhan, ahlussunnah berpendapat bahwa
keadilan Tuhan itu adalah menempatkan sesuatu sesuai dengan tempat yang sebenarnya.
Sumber hukum dalam fikih yang digunakan golongan ahlussunnah waljamaah adalah Al-
Qur’an, hadis, dan ijtihad. Al-Qur’an dan hadis menjadi sumber hukum pertama dan kedua dalam
agama Islam adalah kesepakatan seluruh ulama. Adapun ijtihad, ada banyak ragamnya. Ada ijtihad
kolektif yang biasa disebut dengan ijmak dan ada ijtihad individu. Ijtihad individu menggunakan
qiyas atau analogi, istihsan, dan sebagainya.
Ahlussunnah waljamaah berpendapat bahwa seseorang yang tidak memiliki kemampuan
untuk berijtihad tidak diperbolehkan mengambil hukum langsung dari sumbernya, yaitu Al-Qur’an
dan hadis sehingga ia harus memilih salah satu mazhab. Sebab jika ia langsung merujuk kepada
Al-Qur’an dan hadis berarti dia telah berijtihad sendiri. Padahal syarat-syarat ijtihad sangat berat
di antaranya adalah harus betul-betul memahami Al-Qur’an dan hadis, mengetahui asbabun nuzul
dan asbabul wurudnya, mengetahui tafsirnya, memahami bahasa Arab, dan masih banyak syarat
lain yang sulit untuk dicapai oleh orang pada zaman sekarang.
Dalam agama Islam dikenal istilah iman, islam, dan ihsan. Tasawuf adalah cerminan dari
ihsan. Menurut Rasulullah saw. dalam hadis yang diriwayatkan dari Umar bin Khathab, ihsan
sebagai berikut.

Artinya: “Ihsan adalah engkau menyembah Allah, seakan-akan engkau melihatnya, meskipun
kau tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu. (H.R. Muslim)
Banyak ulama yang mendefinisikan tasawuf tersebut. Salah satunya adalah Syekh Abul Qasim
al-Junaidi bin Muhammad al-Kazzaz an-Nahwandi yang mendefinisikan tasawuf adalah hendaknya
engkau senantiasa bersama Allah tanpa adanya perantara. Kalangan ahlussunnah waljamaah tidak
menolak adanya tasawuf ini sebagaimana orang-orang yang sering membidahkannya. Akan tetapi,
dalam tasawuf pun kalangan ahlussunnah waljamaah juga selektif. Dalam perspektif ahlussunnah
waljamaah, tasawuf harus berlandaskan syariat. Salah satu platform ahlussunnah waljamaah adalah
hakikat tanpa syariat adalah batil sedangkan syariat tanpa hakikat adalah sia-sia.
Kalangan ahlussunnah waljamaah menolak tasawuf yang mengatakan bahwa apabila manusia
sudah mencapai hakikat maka ia tidak lagi menjalankan syariat sebab kewajiban menjalankan
syariat itu agar manusia menjadi baik. Bagi kalangan ahlussunnah waljamaah kewajiban
menjalankan syariat berlaku bagi siapa saja. Nabi Muhammad saw. yang merupakan manusia
terbaik saja tetap menjalankan syariat, Oleh karena itu, yang menjadi tokoh-tokoh panutan dalam
tasawuf adalah seperti Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, Imam al-Ghazali, Syaikh Junaid al-Baghdadi,
Abu Hasan as-Syadzili dan para tokoh-tokoh tasawuf lain yang tidak meninggalkan syariat.

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 5


Muhammad bin Muhammad bin ak-Husaini az-Zabidi dalam kitabnya Ithafussadah (syarah
kitab Ihya Ulumuddin karya Imam al-Ghazali) mengatakan:

Artinya: “Apabila disebut ahlussunnah waljamaah, maka maksudnya adalah orang-orang yang
mengikuti paham al-Asy’ari dan al-Maturidi.”
Jika ingin mengetahui pengertian ahlussunnah waljamaah, dasarnya adalah hadis Nabi
Muhammad saw. yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam kitab iktikad ahlussunnah
waljamaah.

Artinya: “Rasulullah saw. bersabda: “Demi Tuhan yang menguasai Muhammad, sungguh umatku
nanti akan pecah menjadi 73 golongan, satu golongan masuk surga dan yang 72 golongan akan
masuk neraka, seorang sahabat bertanya, “Siapakah mereka yang masuk surga itu, ya Rasulullah?”
Rasul menjawab, “Mereka itu adalah ahlussunnah waljamaah.” (H. R. Thabrani).
Berdasarkan hadis tersebut, golongan ahlussunnah waljamaah merupakan para sahabat
Nabi Muhammad saw. khususnya adalah Khulafaurrasyidin. Sahabat dalah orang-orang yang
mengenal dan melihat langsung Nabi Muhammad saw., membantu perjuangannya dan meninggal
dalam keadaan muslim. Para sahabat yang utama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
Nabi Muhammad saw., sebab mereka merupakan penolongnya dan juga merupakan murid
dan penerusnya. Sahabat nabi berperan amat penting, yaitu sebagai jembatan penyampaian
hadis dan sunah Nabi Muhammad saw. yang mereka riwayatkan. Nabi Muhammad saw. pernah
mengatakan:

Artinya: “Para sahabatku adalah ibarat bintang-bintang, dengan siapa pun di antara kamu sekalian
maka kamu akan memperoleh petunjuk.”
Sebelum tumbuh menjadi golongan atau aliran, paham ahlussunnah waljamaah pada
hakikatnya adalah Islam itu sendiri. Ajaran ahlussunnah waljamaah sebenarnya sudah ada dan
telah lama dipakai sejak zaman Nabi Muhammad saw. masih hidup beserta para sahabatnya.

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan asal kata al-Jama’ah!
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Bagaimana pendapat golongan ahlussunnah waljamaah tentang sumber hukum dalam fikih?
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Tulislah arti dari pendapat Muhammad bin Muhammad bin ak-Husaini az-Zabidi berikut!

Jawab: ......................................................................................................................................
4. Sebutkan beberapa arti dari kata ahlun!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Apa arti kata as-Sunnah menurut Prof. DR. K. H. Said Aqil Siradj M.A.?
Jawab: ......................................................................................................................................

6 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


Kegiatan Siswa
Diskusikan dengan anggota kelompok kalian hal-hal yang menyebabkan golongan ahlussunnah
waljamaah sebagai mayoritas umat Islam di dunia! Tulis hasil diskusi tersebut! Sampaikan hasilnya
di depan kelas!

B. Sejarah Munculnya Paham Ahlussunnah Waljamaah


Setelah Rasulullah saw. wafat, muncul beberapa aliran pemikiran di
kalangan umat Islam. Pada akhir abad III H bertepatan dengan masa
berkuasanya al-Mutawakkil, muncul dua orang tokoh yang menonjol waktu
itu, yaitu Abu Hasan al-Asy’ari di Bashrah dan Abu Manshur al-Maturidi
di Samarkand. Meskipun pada taraf tertentu pemikiran kedua tokoh ini
sedikit ditemukan perbedaan, mereka secara bersama-sama bersatu
dalam membendung kuatnya gerakan hegemoni muktazilah yang
dilancarkan para tokoh muktazilah dan pengikutnya. Dari kedua pemikir
ini selanjutnya lahir kecenderungan baru yang mewarnai pemikiran umat
Islam waktu itu. Bahkan, hal itu menjadi arus utama pemikiran-pemikiran
di dunia Islam yang kemudian mengkristal menjadi sebuah gelombang Gambar Abu Hasan al-Asy’ari.
pemikiran keagamaan sering dinisbatkan pada sebutan ahlussunnah waljamaah yang kemudian
populer dengan sebutan Aswaja. Hal ini bukan berarti ahlussunnah waljamaah baru ada sesudah Abu
Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi. Pada hakikatnya, ahlussunnah waljamaah sudah ada
sebelumnya. Terbukti golongan ini dalam hal fikih berkiblat kepada salah satu dari keempat imam
mazhab (Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hanbali).
Setelah Nabi Muhammad saw. wafat, ajaran Islam dilanjutkan oleh para sahabatnya. Sahabat-
sahabat nabi menyampaikan semua yang mereka dapatkan dari rasul secara keseluruhan kepada
penerusnya yaitu tabiin, kemudian kepada tabiit tabiin, meskipun saat itu masih belum dinamakan
kelompok ahlussunnah waljamaah karena memang saat itu Islam masih satu. Kemudian muncullah
beberapa akidah atau keyakinan yang berbeda dan menyalahi umat Islam kebanyakan dari kalangan
sahabat, tabiin, dan tabiit tabiin. Munculnya sekte tersebut tidak lain karena penafsiran yang berbeda
pada apa yang telah disampaikan Rasulullah saw.. Mereka mengambil satu nas dari Al-Qur’an atau
hadis dan meninggalkan nas yang lain, sehingga yang mereka pahami tidak sama dengan apa yang
para sahabat pahami dari rasul.
Pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib muncul sekte yang pertama. Pada saat itu ada dua,
yaitu Khawarij dan Rafidlah kemudian setelahnya muncul beberapa sekte-sekte dalam Islam. Ali bin
Abi Thalib dan Abdullah bin Abbas maju untuk meredakan dua tersebut dengan mendebat mereka.
Kemudian setelahnya muncullah beberapa sekte, antara lain murji’ah, muktazilah, qadariyah, jabariyah,
jahmiyah, hasyawiyah. Namun yang paling menonjol saat itu adalah muktazilah, karena mereka
menunggangi penguasa sebagai penyebar paham mereka, dan penyebaran paham yang menggunakan
nalar pikiran sangat nyaman diperbincangkan oleh semua kalangan.
Setelah lahirnya mazhab muktazilah pada abad II H, sistem pemahaman ahlussunnah waljamaah
terlihat menonjol. Seorang ulama besar bernama Al-Imam al-Bashry dari golongan at-tabiin di Bashrah,
tempat mengembangkan dan memancarkan ilmu Islam. Beliau wafat tahun 110 H. Di antara murid
beliau, bernama Washil bin Atha’. Ia adalah salah seorang murid yang pandai dan fasih dalam bahasa
Arab. Washil bin Atha’ memiliki pandangan yang berbeda dengan gurunya. Washil bin Atha’ terpisah
dari jemaahnya, maka disebut muktazilah, yakni orang yang diasingkan. Adapun beberapa teman
yang bergabung bersama Washil bin Atha’, antara lain bernama Amr bin Ubaid. Selanjutnya, mereka
memproklamasikan kelompoknya dengan sebutan muktazilah.
Ketika Dinasti Abasiyah berkuasa, khususnya pada masa pemerintahan Al-Makmun (tahun
198–218 H/813–833 M), Al-Mukrashim (tahun 218–228 H/833–842 M) dan masa Al-Watsiq (tahun
228–233H/842–847 H) menjadikan muktazilah sebagai mazhab/paham resmi yang dilindungi
oleh pemerintah pada saat itu. Sebagai mazhab resmi negara tentu saja paham muktazilah tidak

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 7


dapat dilepaskan dari kepentingan politik negara. Jadi, wajar akibat dari penggunaan kekuasaan
negara ini, muktazilah kemudian dipergunakan sebagai alat politik untuk mengukuhkan otoritas dan
legitimasi kekuasaan. Hal ini nampak dari pelaksanaan Al-Mihnah, yang awalnya hanya dipergunakan
untuk mencari persamaan-persamaan pandangan atau ajaran dengan golongan lain, tetapi dalam
perkembangan selanjutnya berubah menjadi usaha pemaksaan ajarannya kepada pihak lain (terutama
yang berseberangan dengan kebijaksanaan khalifah) yang tidak jarang dilakukan dengan tindakan
kekerasan.
Al-Ma'mun dalam kedudukannya sebagai khalifah merasa berkewajiban untuk memelihara
kemurnian agama dan menegakkan kebenaran dalam lingkungan rakyat, untuk itu pejabat-pejabat
negara maupun hakim atau qadhi haruslah orang yang memiliki tauhid yang benar. Al-Ma'mun
menetapkan muktazilah sebagai mazhab resmi negara dengan Mihnah ini mempunyai tujuan ganda.
Pertama, ia ingin membersihkan setiap aparatur pemerintahannya dan para pemimpin masyarakat dari
perbuatan-perbuatan syirik. Kedua, ia ingin memperbesar jumlah pengikut muktazilah yang minoritas
itu.
Pada tahun 218 H, al-Ma'mun memberikan surat (instruksi) pertama yang dikirimkan kepada
gubernur Baghdad, Ishaq bin Ibrahim al Khuzai anak paman Thahir bin al-Husein, pada bulan Rabiul
Awal 218 H/ 833 M. Instruksi itu bertujuan untuk mengadakan pemeriksaan terhadap pejabat-pejabat
negara serta para hakim agung mengenai pendapat mereka tentang kitab suci Al-Qur'an.
Setelah Mihnah dilaksanakan tehadap pejabat negara maupun para hakim dan qadhi, maka
Al-Ma'mun mengirimkan suratnya yang kedua kepada Gubernur Ishaq bin Ibrahim. Isi surat tersebut
adalah agar Ishaq bin Ibrahim menghadirkan tujuh tokoh ulama terkemuka Baghdad tentang Al-Qur'an.
Di antara ketujuh ulama tersebut terdapat Muhammad Ibnu Sa'ad yang lebih dikenal dengan nama
Katib al-Wakidi. Ia seorang pakar sejarah. Karyanya yang terkenal adalah "Thabaqat al-Qubra". Dalam
rombongan tersebut nama Ahmad bin Hanbal, tokoh terkemuka di Baghdad, telah dihapus oleh Ahmad
bin Abi Daud yang menjabat sebagai kepala qadhi. Hal ini dilakukan untuk menjaga kemungkinan
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam menyebarkan paham muktazilah, Khalifah Al-Makmun melakukan pemaksaan terhadap
seluruh jajaran pemerintah dan seluruh masyarakat Islam. Ulama yang tidak mau mengikuti paham
muktazilah akan dihukum dan dipenjarakan, misalnya Imam Hanbali (Ahmad bin Hanbal), Muhaimin
bin Nuh, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan mereka tidak mau mengakui keyakinan kaum muktazilah.
Ibnu Hanbal memiliki alasan yang kuat dalam mempertahankan pendapatnya. Hal ini dikarenakan
di dalam ayat dipakai kata ja’ala (menjadikan), bukan digunakan kata khuliqa (diciptakan), seperti pada
firman Allah dalam Surah al-Zuhruf ayat 3.

Artinya: “Sesungguhnya Kami menjadikannya sebagai Al-Qur’an yang berbahasa Arab agar kamu
mengerti.” (Q.S. az-Zukhruf [43]: 3)
Sementara kata ja'ala (menjadikan) menurut muktazilah mengandung pengertian menjadikan
sesuatu. Dengan demikian sesuatu itu adalah baru. Kalau sesuatu itu baru berarti makhluk. Dalam
pandangan muktazilah kalam Allah yang hadith (diciptakan) adalah susunan huruf, kalimat yang ditulis
dalam mushaf hingga suara yang diperdengarkan oleh qari' Ibn Hambal meganggap itu semuanya
adalah qadim (azali). Sungguh pun demikian muktazilah mengakui qadim (kekal)-nya kalam Allah
yang terletak dibalik yang tersusun atau maknanya.
Para ulama bersama dengan kaum muslim yang tidak sependapat dengan paham muktazilah
bersatu dan bersikap tegas untuk mempertahankan akidah ahlussunnah waljamaah, yang merupakan
paham yang benar sesuai dengan ajaran Rasulullah saw.. Pada perkembangannya mereka mendapat
dukungan yang makin lama makin banyak, terutama setelah terjadinya peristiwa Mihnatul Qur’an
yaitu fitnah yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. Peristiwa Minhatul Qur’an makin
menimbulkan keresahan dalam masyarakat pada waktu itu. Dengan demikian, makin banyak
masyarakat yang tidak sependapat dengan pengikut muktazilah.
Mihnah sama sekali tidak menguntungkan bagi khalifah. Muktazilah kehilangan simpati masyarakat
karena dianggap sebagai sumber malapetaka. Sebaliknya, Ibn Hambal tampil sebagai pemenang
moral yang luar biasa karena kegigihannya mempertahankan pendirian meskipun mengalami hukuman
yang berat. Situasi seperti ini menyebabkan Ibn Hambal mempunyai pengikut yang banyak dari kaum

8 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


muslimin yang tidak setuju dengan Muktazilah. Tambahan pula, tokoh-tokoh kenamaan muktazilah
pada masa itu sudah banyak yang meninggal dunia sehingga hal ini mempercepat proses kemunduran
muktazilah.
Setelah beberapa tahun muktazilah mencapai perkembangan yang cukup cepat dan meluas,
terutama pada masa tiga khalifah bani Abbasiyah: Al-Ma'mun, Al-Mu'tasim, dan Al-Wasiq; akhirnya
muktazilah mengalami kemunduran sebagai aliran teologi maupun secara idealisme. Kemunduran
muktazilah ini bisa dipahami dari keinginan para pengikutnya untuk memperjuangkan dan menyuarakan
kebebasan berpikir, tetapi dengan peristiwa Al-Mihnah yang mereka kembangkan justru memberikan
kesan bahwa mereka telah memaksakan kehendaknya kepada pihak lain untuk menyetujui pendapat
mereka.
Akhir perjalanan Al-Mihnah selesai pada saat tampilnya Khalifah Al-Mutawakkil yang menggantikan
Al-Wathsiq. Dia memerintahkan penghentian Al-Mihnah di seluruh pelosok negeri. Setelah sebelumnya
dia menghentikan pemakaian muktazilah sebagai dogma negara. Hal ini dilanjutkan oleh Al-Mutawakkil
dengan mengganti posisi Ahmad ibn Abu Dawud sebagai qadhi besar dan menyerahkannya kepada
Yahya ibn Aksan-bekas qadhi besar sebelum Al-Mihnah.
Karena makin banyak keresahan dan penentangan masyarakat terhadap Pemerintah Abasiyah,
maka pada masa pemerintahan Al-Mutawakkil (133–247 H/874–861 M) menjabat sebagai Khalifah
Abasiyyah menggantikan Khalifah Al-Watsiq, menyadari bahwa dukungan terhadap pemerintahannya
makin berkurang sebagai akibat dari peristiwa Minhatul Qur’an. Oleh karena itu, pada tahun 856 M
pemerintahan Al-Mutawakkil membatalkan aliran/paham muktazilah sebagai paham resmi negara dan
pemerintah.
Semenjak masa Al-Mutawakkil inilah golongan muktazilah mengalami tekanan berat, sedang
sebelumnya menjadi pihak yang menekan. Kemudian tidak lagi ada aliran muktazilah sebagai suatu
golongan. Terutama setelah tampilnya al-Asy'ari dan kemenangannya dalam bidang pemikiran dan
diterima oleh rakyat
Sebelum kemunculan Imam Asy’ari, para ulama yang membawa ajaran rasul disebut al-Mutsbitun,
kemudian muncullah Imam Asy’ari sebagai pribadi yang tumbuh dalam didikan pemimpin muktazilah,
berbalik membasmi muktazilah dan menolong ajaran ahlussunnah. Beliau berdakwah membasmi
muktazilah di negeri Bashrah,dengan menggunakan metode yang sama dengan muktazilah yaitu
menjadikan pikiran sebagai hakim, tetapi Imam Asy’ari hanya menggunakan akal pikiran untuk membantu
dan memperkuat dalil naqli (Al-Qur’an dan hadis) tidak seperti muktazilah yang mengedepankan akal
daripada nas ketika terjadi pertentangan antara keduanya. Metode Imam Asy’ari terbukti ampuh untuk
membasmi akidah muktazilah sampai ke akar-akarnya.
Abu al-Hasan Ali bin Ismail al-Asy'ari keturunan dari Abu Musa al-Asy'ari, al-Asy'ari lahir tahun 260
H/873 M dan wafat pada tahun 324 H/935 M. Al-Asy'ari lahir di Basra, tetapi sebagian besar hidupnya
di Baghdad. Pada waktu kecilnya ia berguru pada seorang muktazilah terkenal, yaitu Al-Jubbai,
mempelajari ajaran-ajaran muktazilah dan mendalaminya. Aliran ini diikutinya terus ampai berusia 40
tahun, Al-Imam Abu Hasan al-Asy’ari, sang pencari kebenaran. Beliau adalah seorang ulama terkemuka
dari keturunan sahabat Abu Musa al-Asy’ari yang asal-usulnya dari negeri Yaman. Perjalanan hidup
beliau ada tiga fase keyakinan akidah yang beliau lalui. Fase pertama bersama muktazilah, fase kedua
bersama kullabiyah, dan terakhir bersama ahlus sunnah waljamaah setelah mendapatkan hidayah
dari ar-Rahman. Nama beliau terkenal di berbagai penjuru dunia sebagai panutan mazhab Asy’ari.
Beliau pun wafat dalam keadaan berpegang teguh dengan ahlussunnah waljamaah, satu-satunya
jalan kebenaran yang diwariskan oleh Rasulullah saw. dan para sahabatnya yang budiman.
Selain al-Asy’ari, di tempat yang berbeda ada Imam Maturidi meneruskan apa yang dibawa oleh
Imam Hanafi dalam Fiqh al-Akbarnya, beliau berjuang mendebat sekte-sekte menyimpang dengan
akidah ahlussunnah di negeri Samarkand, Uzbekistan. Karena mereka berdua terbukti bisa membasmi
aliran muktazilah, maka sekarang ahlussunnah dinisbatkan kepada asy’ariah dan maturidiyah.
Imam al-Maturidi dilahirkan di Maturid, sebuah pemukiman di Kota Samarkand yang terletak di
seberang sungai. Di bidang ilmu agama, ia berguru pada Abu Nasr al-'Ayadi and Abu Bakr Ahmad
al-Jawzajani. Abu Mansyur al-Maturid terkenal sebagai ulama dengan paham maturidiyah. Beliau
merupakan seorang ulama yang sepaham dengan Abu Hasan al-Asy’ari. Al-Maturidi sebagai seorang
tokoh memiliki karangan-karangan kitab. Di antara karangannya yang tercatat adalah Risalah fi al-
‘aqa’id dan syarh al-Fiqh al-Akbar. Sebagai pengikut Abu Hanifah yang banyak memakai rasio dalam
pandangan keagamaanya, al-Maturidi banyak pula memakai akal dalam pandangan keagamaannya.

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 9


Di Bukhara aliran maturidiyah dikembangkan oleh Ali Muhammad al-Bazdawi. Ajaran ahlussunnah
waljamaah yang dikembangkan oleh kedua ulama tersebut ternyata mampu diterima oleh semua
lapisan masyarakat sesuai dengan tingkat pemikiran dengan tetap menjaga kemurnian ajaran Islam
sesuai dengan sunah nabi serta tradisi para sahabatnya dan berkembang sampai saat ini.
Paham ahlussunnah waljamaah dikembangkan terus-menerus oleh murid dan ulama pengikut Abu
Hasan al-Asy’ari, misalnya Abu Hasan al-Bahili, Muhammad al-Baqillani, Abdul Mali al-Juwaini (Imam
Haromain), Abu Hamid al-Ghazali, Muhammad bin Yusuf as-Sanusi, dan lain-lainnya. Penyebaran
paham ahlussunnah waljamaah makin lama makin tersebar ke seluruh penjuru dunia termasuk ke
Indonesia.
Paham ahlussunnah waljamaah di Indonesia muncul sebagai gerakan pemurnian ajaran-ajaran
Islam dari ajaran-ajaran yang banyak menyeleweng dari ajaran murninya. Paham ahlussunnah
waljamaah banyak dipeluk oleh penduduk Indonesia, bahkan bisa dikatakan terbesar di dunia. Umat
Islam di Indonesia mayoritas menganut mazhab Syafii dan sebagian terbesarnya tergabung dalam
jam'iyyah Nahdlatul Ulama.

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan sekte yang muncul pertama kali!
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Mengapa muncul sekte sepeninggal Rasulullah saw.?
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Bagaimana munculnya paham ahlussunnah waljamaah di Indonesia?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Sebutkan masa pemerintahan yang menjadikan muhtazilah sebagai mazhab resmi!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Kapan muktazilah mengalami kemunduran?
Jawab: ......................................................................................................................................

Kegiatan Siswa
Carilah informasi dari sumber lain tentang sejarah munculnya paham ahlussunnah waljamaah! Catat
hal-hal penting dari informasi yang didapatkan, kemudian diskusikan dengan anggota kelompok
kalian! Buat kesimpulan dari kegiatan ini, kumpulkan hasilnya kepada guru!

C. Ajaran-Ajaran Ahlussunnah Waljamaah


Pada ajaran ahlussunnah waljamaah, terdapat tiga pilar agama, yaitu iman, Islam dan ihsān.
Pembagian ilmu ada tiga, yaitu akidah, fikih dan suluk. Cara berpikir ahlussunnah waljamaah (Aswaja)
membedakan antara teks wahyu (Al-Qur’an dan sunah), penafsiran dan penerapannya. Aswaja
berupaya memastikan kecocokan sebab hukum pada kejadian (tahqīq manāth) dan memahami
sebab hukum (takhrīj manāth). Ahlussunnah waljamaah (Aswaja) menjelaskan dan memahami teks
wahyu dengan sangat baik, mereka menafsirkannya, menjabarkan yang global (mujmal), kemudian
menerapkannya dalam kehidupan dunia ini, sehingga mereka memakmurkan bumi sesuai dengan
ajaran Islam.
Ahlussunnah waljamaah (Aswaja) memahami teks wahyu dan memahami realitas, Aswaja juga
menambahkan unsur penting, yaitu tata cara menerapkan teks wahyu yang pasti benar kepada realitas
kehidupan.
Ada tiga hal yang menjadi pokok ajaran ahlussunnah waljamaah, yaitu akidah, syariat/fikih, dan
akhlak/tasawuf.
1. Akidah
Ajaran ahlussunnah waljamaah tentang akidah sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam
Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi secara garis besar dapat dikemukakan sebagai
berikut.
10 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1
a. Tentang Allah
Keyakinan ahlussunnah waljamaah tentang Allah Swt.. sebagai berikut.
1) Bahwa Allah bersifat dengan segala sifat Jamal (keindahan), sifat Jalal (keagungan),
dan sifat Kamal (kesempurnaan).
2) Sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh hamba-Nya meliputi 20 sifat wajib, 20 sifat
mustahil, dan 1 sifat jaiz.
3) Allah mempunyai 99 nama yang disebut asmaulhusna.
b. Tentang malaikat Allah
Keyakinan ahlussunnah waljamaah tentang malaikat sebagai berikut.
1) Bahwa malaikat adalah makhluk Allah yang dititahkan dari cahaya/nur, tidak berayah dan
beribu, tidak lelaki atau wanita, tidak makan minum dan tidak pernah berbuat maksiat.
2) Bahwa jumlah seluruh malaikat hanya bisa diketahui oleh Allah Swt., tetapi ada sepuluh
malaikat yang wajib diketahui, baik asma maupun tugasnya masing-masing.
c. Tentang kitab-kitab Allah
Keyakinan ahlussunnah waljamaah tentang kitab Allah sebagai berikut.
1) Bahwa kitab suci ada empat yaitu sebagai berikut.
a) Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s..
b) Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s..
c) Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s..
d) Kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw..
2) Bahwa Al-Qur’an adalah Kalamullah (firman Allah) yang dihukumi qadim (kekal).
3) Bahwa Al-Qur’an adalah kitabullah yang paling akhir, paling mulia, dan paling sempurna.
d. Tentang rasul Allah
Keyakinan ahlussunnah waljamaah tentang rasul sebagai berikut.
1) Umat Islam terutama kaum ahlussunnah waljamaah memercayai bahwa rasul-rasul yang
diutus oleh Allah bertugas untuk menyampaikan kitab-kitab suci kepada manusia.
2) Nabi dan rasul itu banyak jumlahnya yaitu 124.000 nabi dan 315 rasul. Namun yang
wajib diketahui namanya ada 25 rasul. Permulaan dari adanya nabi dan rasul adalah
Nabi Adam a.s. dan penutup dari semua nabi dan rasul adalah Nabi Muhammad saw..
e. Tentang hari kiamat
Keyakinan ahlussunnah waljamaah tentang hari kiamat sebagai berikut.
1) Bahwa hari kiamat itu pasti terjadi dan waktunya dirahasiakan oleh Allah
2) Di akhirat akan terdapat hal-hal sebagai berikut.
a) Padang Mahsyar.
b) Mizan dan hisabul amal (timbangan dan perhitungan amal).
c) Syafaat terutama dari para nabi dan rasul.
d) Titian siratalmustakim.
e) Surga dan neraka.
f) Ahli surga bisa melihat Zat Allah secara langsung.
f. Tentang takdir
Segala kejadian berlaku menurut takdir Allah, tetapi manusia diberi kesempatan untuk
berikhtiar. Kemudian, sesuai dengan rupa ikhtiar yang dilakukan inilah manusia mendapat
balasan dari Allah. Kalau ikhtiarnya berwujud perbuatan baik akan mendapat pahala dan
kalau berwujud perbuatan maksiat maka mendapat siksa.
g. Tentang alam kubur
Keyakinan ahlussunnah waljamaah tentang alam kubur sebagai berikut.
1) Setelah orang mati dikebumikan, lalu dihidupkan kembali dengan begitu ia telah sampai
di alam kubur. Di sini ia dapat mendengar suara yang berada di alam dunia.
2) Lalu datang Malaikat Munkar Nakir untuk mengujinya dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan tertentu.
3) Orang saleh mendapat nikmat kubur, sedang orang jahat mendapat siksa kubur.
2. Syariat
Dalam masalah fikih, ahlussunnah waljamaah mengakui kebenaran empat mazhab dan
berpendapat bahwa keempat mazhab itulah yang layak untuk diikuti. Keempat mazhab tersebut
adalah mazhab Hanafi, mazhab Maliki, mazhab Syafii, dan mazhab Hanbali. Adanya perbedaan
pendapat di antara keempat imam tersebut adalah sesuatu yang wajar, karena memang sejak
zaman nabi sudah ada perbedaan pendapat. Dengan adanya perbedaan pendapat tersebut,
Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 11
suatu hukum (fikih) bukanlah harga yang mati. Ada pilihan-pilihan yang bisa kita ambil. Meskipun
demikian, kita tidak boleh asal mengambil yang mudah. Bagi orang yang belum memiliki
kemampuan untuk berijtihad, maka ia harus mengikuti kepada salah satu dari keempat mazhab
tersebut.
3. Akhlak/Tasawuf
Tasawuf dari segi bahasa berasal dari kata shafa yang artinya bersih atau suci. Beberapa
orang ada yang berpendapat berasal dari kata shaff yang berarti barisan dalam salat. Ada juga
yang mengatakan berasal dari bahasa Yunani, yaitu shopia yang artinya hikmah. Dari beberapa
pendapat tersebut terdapat persamaan tujuan yaitu mementingkan kebersihan batin. Orang yang
mengamalkannya disebut sufi sedangkan ilmunya disebut tasawuf.
Berdasarkan istilah, tasawuf adalah perpindahan sikap mental, keadaan jiwa dari suatu
keadaan kepada suatu keadaan lain yang lebih tinggi dan lebih sempurna, pindah dari ilmu
kebendaan (bersifat keduniawian) ke alam rohani (akhirat). Tasawuf membimbing agar kualitas
ibadah dan keislaman seseorang benar-benar sempurna, juga membimbing agar manusia
mengenali hakikat sebagai hamba yang lemah dan selalu bersandar, berserah diri kepada Allah
Swt. dalam setiap perbuatannya.
Manusia memiliki keterbatasan berupaya menyucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh
kehidupan dunia. Kemudian, mereka memusatkan perhatian hanya kepada Allah Swt.. Tasawuf
pada intinya adalah upaya untuk melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan
dirinya dari pengaruh kehidupan dunia. Hal itu dilakukan guna tercermin akhlak yang mulia dan
senantiasa pelakunya dekat dengan Allah Swt.. Tujuannya agar seseorang menghadap kepada
Allah dalam keadaan bersih dan suci sebagaimana bayi ketika lahir. Allah berfirman dalam Surah
al-Fajr ayat 27–30 sebagai berikut.

Artinya: “ (27) Wahai jiwa yang tenang, (28) kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai,
(29) lalu masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku (30) dan masuklah ke dalam surga-Ku!
(Q.S. al-Fajr [89]: 27–30)
Dasar ilmu tasawuf atau ilmu kebatinan juga disebutkan juga dalam Surah al-Maidah ayat
54 secara eksplisit yakni mengenai orang beriman dan kecintaan kepada Allah Swt. berikut ini.

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya,
maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka pun
mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin dan bersikap tegas
terhadap orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut pada celaan orang
yang mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah
Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-Maidah [5]: 54)
Seseorang yang mengamalkan ilmu tasawuf tentu akan memiliki jiwa atau batin yang
lebih tenang, hati yang dermawan serta tidak mudah terpikat oleh gemerlap dunia yang bisa
mendatangkan kemudaratan. Tasawuf yang diamalkan akan membuat orang lain merasa nyaman
dan pelakunya akan lebih ikhlas dalam beribadah kepada Allah Swt.. Dengan kata lain, mempelajari
ilmu tasawuf dapat melengkapi ilmu-ilmu lainnya dan membuat seseorang senantiasa rendah hati
meskipun ia memiliki banyak ilmu maupun materi. Tasawuf dapat dilakukan dengan mempelajari
ilmu agama dengan benar dan memahami maknanya serta dengan berzikir dan beribadah kepada
Allah Swt..

12 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


Dalam hal tasawuf, ada tiga golongan besar sebagai berikut.
a. Golongan yang tidak sepakat terhadap tasawuf dan hanya berpegang kepada syariat/fikih di
antara tokoh-tokoh golongan ini adalah Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qayyim, dan lain sebagainya.
b. Golongan yang terlalu berlebihan bahkan meninggalkan syariat, yaitu mereka tidak lagi
salat dan puasa. Bagi mereka jika seseorang hatinya baik, maka tidak perlu lagi melakukan
ibadah-ibadah seperti salat, puasa, haji, dan sebagainya.
c. Golongan ketiga menerima tasawuf tetapi juga tidak meninggalkan syariat tokoh-tokoh
golongan ini adalah Syekh Junaid al-Baghdadi, Al-Ghazali, Syekh Abdul Qadir al-Jailani,
dan sebagainya. Ahlussunnah waljamaah berada pada golongan ketiga ini. Ahlussunnah
waljamaah menerima tasawuf tetapi juga tidak meninggalkan syariat.

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Bagaimana syariat yang dianut paham ahlussunnah waljamaah?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Jelaskan mengenai malaikat Allah Swt. menurut ajaran ahlussunnah waljamaah!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Sebutkan manfaat orang yang mengamalkan ilmu tasawuf!
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Bagaimana cara berpikir ahlussunnah waljamaah tentang Al-Qur’an dan sunah?
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Sebutkan sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh hamba-Nya!
Jawab: ......................................................................................................................................

Kegiatan Siswa
Diskusikan dengan anggota kelompokmu, syari’at Ahlussunnah waljamaah yang banyak diikuti
umat Islam di Indonesia! Tulis hasil diskusi tersebut, kemudian majulah ke depan kelas untuk
menyampaikannya agar ditanggapi teman-teman yang lain!

Uji Kompetensi Bab 1


A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar!
1. Muktazilah dipakai sebagai mazhab resmi a. Abu Bakar
pada pemerintahan .... b. Usman bin Affan
a. Ali bin Abi Thalib c. Umar bin Khattab
b. Usman bin Affan d. Ali bin Abi Thalib
c. Al-Mukrashim 4. Muktazilah dipelopori oleh ....
d. Al-Mutawakkil a. Al-Imam al-Bashry
2. Perhatikan lafal berikut! b. Washil bin Atha’
c. Imam Ghazali
d. Abdul Malik al-Juwaini
Berdasarkan lafal tersebut, Nabi Muhammad 5. Ajaran ahlussunnah waljamaah sudah ada
saw. mengibaratkan para sahabat seperti sejak ....
.... a. Dinasti Abbasiyah
a. gunung c. matahari b. Dinasti Umayah
b. bintang d. bulan c. Kekhalifahan Usmaniyah
3. Khawarij muncul pada masa kekhalifahan d. zaman Nabi Muhammad saw.
....

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 13


6. Al-Ma'mun merupakan seorang khalifah 13. Kata al-Jama’ah berasal dari “al-jam’u” yang
Abasiyah ke- .... artinya ....
a. 5 c. 7 a. golongan
b. 6 d. 8 b. keluarga
7. Perhatikan nama-nama berikut! c. jalan
(1) Ahmad bin Hanbal. d. mengumpulkan sesuatu
(2) Muhaimin bin Nuh. 14. Perilaku yang mengikuti ahlussunnah
(3) Al-Makmun. waljamaah adalah ....
Nama tokoh yang menolak muktazilah adalah a. Hendra seorang sufi yang meninggalkan
nomor .... salat lima waktu
a. (1) dan (2) c. (2) dan (3) b. Fandi mengamalkan tasawuf dengan
b. (1) dan (3) d. (1), (2), dan (3) tetap menjalankan salat
c. Eka tidak membayar zakat karena
8. Nabi pertama adalah Nabi ....
mengamalkan tasawuf
a. Nuh a.s. c. Sulaiman a.s.
d. Rona mengikuti tasawuf tanpa berpuasa
b. Hud a.s. d. Adam a.s.
Ramadan
9. Perhatikan potongan ayat berikut dan
15. Akhir perjalanan al-Mihnah selesai pada
pernyataan-pernyataan di bawahnya!
masa kepemimpinan ....
a. Al-Wathiq c. Al-Mu’tasim
b. Al-Makmun d. Al-Mutawakkil
16. Abu Hasan al-Asy’ari sebagian besar
hidupnya di ....
a. Makkah c. Baghdad
(1) Penegak keadilan. b. Madinah d. Palestina
(2) Saksi yang adil. 17. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
(3) Menghargai perbedaan. (1) Membutuhkan makanan.
Pernyataan yang sesuai dengan perintah (2) Tidak lelaki atau wanita.
pada potongan ayat tersebut ditunjukkan oleh (3) Tidak pernah berbuat maksiat.
nomor .... Pernyataan yang sesuai dengan malaikat
a. (1) dan (2) c. (2) dan (3) Allah Swt. adalah nomor ....
b. (1) dan (3) d. (1), (2), dan (3) a. (1) dan (2) c. (2) dan (3)
10. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut! b. (1) dan (3) d. (1), (2), dan (3)
(1) Adil. 18. Sifat keindahan Allah Swt. disebut dengan
(2) Keseimbangan. sifat ....
(3) Tidak berat sebelah. a. Kamal c. Jamal
Pernyataan yang sesuai dengan arti tawazun b. Mustahil d. Jaiz
adalah nomor .... 19. Dalam ajaran ahlussunnah waljamaah, sifat
a. (1) dan (2) c. (2) dan (3) wajib Allah Swt. ada ....
b. (1) dan (3) d. (1), (2), dan (3) a. 3 c. 25
11. Kitab Al-Qur’an merupakan ... Allah Swt.. b. 20 d. 99
a. makhluk c. rasul 20. Abu Mansyur al-Maturidi merupakan pengikut
b. firman d. sifat dari ....
12. Kitab suci disampaikan kepada umat oleh a. Imam Hanafi
.... b. Imam Syafii
a. malaikat c. rasul c. Imam Hanbali
b. jin d. Jibril d. Imam Maliki

B. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!


1. Tasawuf ahlussunnah waljamaah tanpa meninggalkan ....
2. Kitab Ihya Ulumuddin merupakan karya ....
3. Allah Swt. mempunyai sembilan puluh sembilan nama yang disebut ....
4. Makhluk Allah Swt. yang diciptakan dari cahaya adalah ....
5. Malaikat yang mengajukan pertanyaan kubur adalah Malaikat ....

14 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


6. Berdasarkan Hadis Riwayat Thabrani, umat Islam terpecah menjadi ... golongan.
7. Pada ajaran ahlussunnah waljamaah, sifat Jalal adalah sifat ... Allah Swt..
8. Kaum muktazilah menganggap Al-Qur’an sebagai ....
9. Di dalam Al-Qur’an, kata as-sunnah disebutkan sebanyak ... kali.
10. Sikap menghargai perbedaan disebut ....

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!


1. Berapakah banyak malaikat yang wajib diketahui?
Jawab: .........................................................................................................................................
2. Bagaimana keyakinan ahlussunnah waljamaah terhadap kitab suci terakhir?
Jawab: .........................................................................................................................................
3. Sebutkan dua bentuk ijtihad!
Jawab: .........................................................................................................................................
4. Siapakah tokoh yang pemahamannya dianut dalam akidah ahlussunnah waljamaah?
Jawab: .........................................................................................................................................
5. Sebutkan dua sumber hukum utama ajaran ahlussunnah waljamaah!
Jawab: .........................................................................................................................................
6. Jelaskan pengertian tasawuf menurut istilah!
Jawab: .........................................................................................................................................
7. Sebutkan tokoh-tokoh panutan dalam tasawuf ahlussunnah waljamaah!
Jawab: .........................................................................................................................................
8. Sebutkan empat prinsip ahlussunnah waljamaah!
Jawab: .........................................................................................................................................
9. Apa yang dimaksud jemaah?
Jawab: .........................................................................................................................................
10. Sebutkan empat kitab suci yang diturunkan Allah Swt.!
Jawab: .........................................................................................................................................

Perbaikan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Jelaskan tawazun sebagai sikap seimbang dalam pengabdian!
Jawab: .........................................................................................................................................
2. Bagaimana pemahaman ahlussunnah waljamaah terhadap andil manusia dalam
perbuatannya?
Jawab: .........................................................................................................................................
3. Jelaskan arti as-sunnah menurut K. H. Hasyim Asy’ari!
Jawab: .........................................................................................................................................
4. Bagaimana nasib ulama yang tidak mau mengikuti paham muktazilah?
Jawab: .........................................................................................................................................
5. Tulis terjemahan dari potongan ayat berikut!

Jawab: .........................................................................................................................................

Pengayaan
Lakukan kegiatan berikut!
Amatilah budaya masyarakat di Indonesia! Identifikasi ajaran-ajaran ahlussunnah waljamaah yang
dimasukkan dalam budaya di Indonesia! Buatlah laporan singkat dari kegiatan tersebut! Kerjakan
pada buku tugas, lalu kumpulkan pada guru kalian!
Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 15
Bab
2 Sifat Nafsiyah, Salbiyah,
Ma’ani, dan Maknawiyah

Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
1.2 Menghayati sifat-sifat Allah (Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani, dan Maknawiyah).
2.2 Menunjukkan sikap jujur, santun, toleran, tanggungjawab, melalui penghayatan sifat-sifat Allah (Nafsiyah, Salbiyah,
Ma’ani, dan Maknawiyah).
3.2 Menjabarkan sifat-sifat Allah: Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani, dan Maknawiyah.
4.2 Mendemonstrasikan hafalan sifat-sifat Allah: Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani, dan Maknawiyah.

Peta Konsep

Sifat Nafsiyah, Salbiyah,


Ma’ani, dan Maknawiyah

Sifat Nafsiyah Sifat Salbiyah Sifat Ma’ani Sifat Maknawiyah

Apersepsi
Al-Qur’an memperkenalkan sifat-sifat Allah Swt. sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Qur’an. Allah Swt. dikenal dengan sifat dan asma-
Nya yang baik, antara lain Maha Mendengan, Maha Melihat, Maha
hidup, Maha Berkehendak, Maha Menghidupkan dan Mematikan,
serta Yang Bersemayam di atas Arsy. Seluruh penjelasan tersebut
akan mengantarkan kita pada pengenalan yang dapat terjangkau oleh
akal. Namun demekian Al-Qur’an menegaskan bahwa tidak ada yang
serupa dengan Allah Swt.. sifat wajib bagi Allah termasuk di antaranya
adalah Wujud, Qidam, Baqa’, Mukhalafatu lil hawaditsi, Qiyamuhu Gambar Al-Qur’an sebagai
binafsihi, Wahdayaniyah, Qadrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, pedoman hidup.
dan Kalam. Guna lebih jelasnya simaklah materi berikut!

16 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


Ringkasan Materi

A. Sifat Nafsiyah
Sifat Nafsiyah adalah sifat yang menunjukkan Zat itu sendiri bukan hal lainnya. Sifat Nafsiyah
juga bisa didefinisikan sebagai haliyyah atau kondisi yang pasti ada pada suatu Zat selama Zat
tersebut tidak 'ilati dengan suatu 'ilat. Sifat Nafsiyah merupakan sifat yang menetapkan adanya Allah
dan menunjukkan kepada Zat-Nya Allah tanpa ada sesuatu tambahan pada Zat. Maksud sifat yang
tetap adalah adanya sifat tersebut pada Zat Allah yang menunjukkan Allah itu ada, bukan seperti sifat
Salbiyah, sebab sifat Salbiyah tidak tetap pada Zat, tetapi hanya menolak sifat-sifat yang tidak patut
dan layak kepada Zat-Nya Allah Swt.. Maksud tanpa ada sesuatu tambahan pada Zat adalah sifat
Nafsiyah ini bukanlah tambahan pada Zat, sifat Nafsiyah tidak seperti sifat ma`ani yang mana sifat
ma`ani tambahan dari Zat-Nya.
Sifat Nafsiyah merupakan sifat Wujud-Nya Allah Swt., dengan maksud bahwa wujud-Nya Allah
itu adalah tetap pada Zat-Nya Allah dan bukan tambahan dari Zat Allah. Sifat Nafsiyah itu ada satu
yaitu sifat Wujud, maka wajib Allah bersifat Wujud, mustahil bersifat bahwa Allah tidak ada.
Dalam bahasa Arab, Wujud artinya "ada" yang maknanya bahwa Allah Swt. merupakan Zat yang
ada, berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh siapa pun. Sifat ini tercermin dalam firman Allah Swt. dalam
Surah Ta-Ha ayat 14 sebagai berikut.

Artinya: “Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku dan
tegakkanlah salat untuk mengingat-Ku.” (Q.S. Taha [20]: 14).
Allah memiliki sifat Wujud, mustahil Allah bersifat Adam. Ini merupakan kebalikan sifat Wujud.
Langit, bumi, dan seluruh semesta ini merupakan bukti keberadaan Allah Swt.. Hal ini tertulis dalam
Al-Qur’an Surah al-A’raf yang berbunyi:

Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy. Dia menutupkan malam pada siang yang mengikutinya
dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk pada perintah-Nya. Ingatlah
Hanya milik-Nyalah segala penciptaan dan urusan. Maha berlimpah anugerah Allah, Tuhan semesta
alam.” (Q.S. al-A’raf [7]: 54).

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Tulis terjemahan dari potongan ayat berikut!

Jawab: ......................................................................................................................................

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 17


2. Jelaskan bukti keberadaan Allah yang diterangkan dalam Surah al-A’raf ayat 54!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Tulis terjemahan dari potongan ayat berikut!

Jawab: ......................................................................................................................................
4. Jelaskan maksud tanpa ada sesuatu tambahan pada Zat pada sifat Nafsiyah!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Tulis terjemahan dari potongan ayat berikut!

Jawab: ......................................................................................................................................

Kegiatan Siswa
Carilah informasi mengenai sifat Nafsiyah dari sumber yang lain! Tulis informasi yang kalian temukan,
kemudian kumpulkan kepada guru!

B. Sifat Salbiyah
Sifat Salbiyah adalah sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya, yakni sifat-sifat yang tidak
sesuai, atau sifat yang tidak layak dengan kesempurnaan Zat-Nya. Sifat Salbiyah ini ada lima, yaitu
Qidam, Baqa’, Mukhalafatu Lil Hawaditsi, Qiyamuhu Binafsihi, dan Wahdaniyah.
1. Qidam
Qidam berasal dari bahasa Arab yang artinya awal atau terdahulu. Maknanya, Allah Swt.
merupakan Sang Pencipta yang ada terlebih dahulu dari yang diciptakannya. Dalilnya adalah
firman Allah Swt. dalam Surah al-Hadid ayat 3 sebagai berikut.

Artinya: “Dialah Yang Mahaawal, Mahaakhir, Mahazahir, dan Mahabatin. Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.” (Q.S. al-Hadid [57]: 3)
Allah Mahaawal berarti telah ada sebelum segala sesuatu ada sehingga tidak ada yang
mendahului-Nya. Mahaakhir berarti akan hidup selamanya setelah segala sesuatu musnah.
Mahazahir berarti wujud-Nya begitu nyata, baik melalui perenungan atas alam semesta yang
Dia ciptakan maupun melalui pembuktian logika dan rasa; dan Mahabatin berarti bahwa Zat dan
hakikat-Nya tidak bisa dijangkau, baik dengan mata, akal, maupun khayal.
2. Baqa’
Baqa’ artinya adalah kekal. Maksudnya, Allah Swt. adalah Zat Yang Mahakekal, tidak akan
punah atau binasa. Hal ini tergambar dalam firman Allah Swt. dalam Surah al-Qasas ayat 88
sebagai berikut.

Artinya: “Jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain (selain Allah). Tidak ada Tuhan selain
Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Zat-Nya. Segala putusan menjadi wewenang-Nya dan
hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.” (Q.S. al-Qasas [28]: 88)

18 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


3. Mukhalafatu Lil Hawaditsi
Allah Swt. yang menciptakan alam semesta beserta isinya, makaAllah
pasti berbeda dengan apa pun yang Dia ciptakan. Pada bahasa Arab,
Mukhalafatu Lil Hawaditsi artinya berbeda dengan sesuatu yang baru
(makhluk ciptaan-Nya). Allah juga mustahil membutuhkan bantuan
untuk menciptakan hal tersebut. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-
Qur’an Surah asy-Syura ayat 11 sebagai berikut.

Gambar alam semesta


merupakan ciptaan Allah Swt..

Artinya: “(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagimu pasangan-pasangan dari
jenismu sendiri dan (menjadikan pula) dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan(-nya). Dia
menjadikanmu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-
Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. asy-Syura [42]: 11).
4. Qiyamuhu Binafsihi
Allah Swt. berdiri sendiri, Dia tidak bergantung kepada siapa pun, serta mustahil membutuhkan
bantuan dari yang lain.

Artinya: “Siapa yang berusaha dengan sungguh-sungguh (untuk berbuat kebajikan),


sesungguhnya dia sedang berusaha untuk dirinya sendiri (karena manfaatnya kembali kepada
dirinya). Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakaya (tidak memerlukan suatu apa pun) dari alam
semesta.” (Q.S. al-’Ankabut [29]: 6).
5. Wahdaniah
Allah Swt. memiliki sifat Wahdaniah atau tunggal. Hamba-Nya mesti mengimani bahwa Allah
adalah Yang Maha Esa, yang artinya Dia adalah satu-satunya Tuhan pencipta alam semesta.

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa.” (Q.S. al-Ikhlas [112]: 1)

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apa makna sifat Qidam?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Tulis terjemahan dari potongan ayat berikut!

Jawab: ......................................................................................................................................
3. Jelaskan arti kata Mukhalafatu Lil Hawaditsi!
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Tulis terjemahan dari potongan ayat berikut!

Jawab: ......................................................................................................................................
5. Jelaskan maksud bahwa Allah Swt. adalah Tuhan Yang Maha Esa!
Jawab: ......................................................................................................................................

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 19


Kegiatan Siswa
Identifikasi perbedaan sifat Salbiyah dan sifat Nafsiyah! Sampaikan hasilnya di depan kelas, agar
ditanggapi teman-teman yang lain!

C. Sifat Ma’ani
Sifat Ma'ani adalah sifat- sifat abstrak yang wajib ada pada Allah Swt.. Sifat Ma'ani juga disebut
sebagai sifat Wujudiyah, yaitu sifat yang memiliki wujud atau ada wujudnya, maksudnya adalah sifat
tersebut tidak terlepas dari Zat Allah Swt.. Dari sifat-sifat wajib Allah Swt., yang termasuk dalam kategori
Ma'ani ada 7 (tujuh) sifat, yaitu Qudrat, Iradat, ‘Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, dan Kalam.
1. Qudrat
Qudrat berarti bahwa Allah adalah Zat Yang Mahakuasa atas apa pun dan tidak ada satu
pun yang bisa menandingi kekuasaannya. Mustahil bagi Allah Swt. tidak memiliki kuasa.

Artinya: “Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 20)
2. Iradat
Iradat berasal dari bahasa Arab yang artinya berhendak. Maksudnya, setiap hal yang ada di
alam semesta ini berjalan atas kehendak Allah Swt.. Mustahil bagi Allah Swt. melakukan sesuatu
atas suatu paksaan. Apabila Dia berkehendak, tidak ada yang bisa mencegah-Nya. Dalilnya
adalah firman Allah Swt. dalam Surah Hud ayat 107 sebagai berikut.

Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki.” (Q.S. Hud
[11]: 107).
3. ‘Ilmu
‘Ilmu artinya pengetahuan. Maksudnya, Allah Swt. Maha Mengetahui atas segala sesuatu, baik
yang terlihat maupun tidak terlihat, yang gaib maupun yang nyata. Bahkan, Allah Swt. mengetahui
sesuatu yang terbayang, dan terlintas di benak manusia.

Artinya: “...Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. an-Nisa [4]: 176).
4. Hayat
Hayat artinya hidup. Allah Swt. adalah Zat Yang Mahahidup. Dia tidak akan binasa, sebab
Dia kekal selamanya.

Artinya: “Bertawakallah kepada (Allah) Yang Mahahidup yang tidak mati dan bertasbihlah dengan
memuji-Nya. Cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (Q.S. al-Furqan [25]:
58).
5. Sama’
Sama' artinya bahwa Allah Swt. Maha Mendengar. Dia mendengar setiap hal yang diucapkan
maupun yang disembunyikan. Mustahil Allah Swt. tuli dan tidak mengetahui.

Artinya: “...Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 256).

20 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


6. Bashar
Salah satu sifat wajib Allah Swt. adalah Bashar, yang artinya bahwa tidak ada yang Maha
Melihat selain Allah Swt.. Segala yang ada di dunia tidak luput dari penglihatan-Nya.

Artinya: “Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Hujurat [49]: 18).
7. Kalam
Kalam berarti bahwa Allah Swt. Maha Berfirman melalui wahyu yang tertera dalam kitab-kitab
yang diturunkan kepada para nabi-Nya untuk umat manusia. Dalilnya adalah firman Allah Swt.
dalam Surah al-A'raf ayat 143 sebagai berikut.

Artinya: “Ketika Musa datang untuk (bermunajat) pada waktu yang telah Kami tentukan (selama
empat puluh hari) dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, dia berkata, “Ya Tuhanku,
tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” Dia berfirman, “Engkau tidak
akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu. Jika ia tetap di tempatnya (seperti
sediakala), niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka, ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-
Nya) pada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar,
dia berkata, “Mahasuci Engkau. Aku bertobat kepada-Mu dan aku adalah orang yang pertama-
tama beriman.” (Q.S. al-A’raf [7]: 143).

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Mengapa sifat Ma’ani disebut sifat Wujudiyah?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Tulis terjemahan potongan ayat berikut!

Jawab: ......................................................................................................................................
3. Apa maksud Allah berkehendak?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Jelaskan bahwa Allah Maha Mengetahui!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Tulis terjemahan potongan ayat berikut!

Jawab: ......................................................................................................................................

Kegiatan Siswa
Hafalkan sifat-sifat ma’ani beserta artinya! Majulah ke depan kelas secara bergantian! Mintalah
bimbingan dari guru kalian!

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 21


D. Sifat Maknawiyah
Sifat Maknawiyah adalah kelaziman dari sifat Ma’ani. Sifat Maknawiyah tidak dapat berdiri sendiri,
sebab setiap ada sifat Ma’ani tentu ada sifat Maknawiyah. Apabila sifat Ma'ani telah didefinisikan
sebagai sifat yang ada pada sesuatu yang disifati yang otomatis menetapkan suatu hukum padanya,
sifat Maknawiyah merupakan hukum tersebut. Artinya, sifat Maknawiyah merupakan kondisi yang
selalu menetapi sifat Ma'ani. Sifat ‘Ilmu misalnya, pasti Zat yang bersifat dengannya mempunyai kondisi
berupa Kaunuhu ‘Aliman (keberadannya sebagi Zat yang berilmu). Sifat wajib Allah yang termasuk
dalam kategori Maknawiyah ada tujuh sebagaimana sifat Ma'ani yaitu Kaunuhu Qadiran, Kaunuhu
Muridan, Kaunuhu 'Aliman, Kaunuhu Hayyan, Kaunuhu Sami'an, Kaunuhu Bashiran, dan Kaunuhu
Mutakalliman.
1. Kaunuhu Qadiran
Sifat Kaunuhu Qadiran adalah keberadaan Allah sebagai Zat yang Mahamampu/kuasa. Sifat
Allah yang satu ini melekat atau menetap pada sifat Qudrat Allah. Kebalikan dari sifat Kaunuhu
Qadiran adalah Kaunuhu 'Ajizan yang artinya keberadaan Allah sebagai Zat yang tidak mampu/
berkuasa dan hal tersebut mustahil dimiliki oleh Allah Swt..
2. Kaunuhu Muridan
Sifat Kaunuhu Muridan adalah keberadaan Allah sebagai Zat yang Maha Berkehendak.
Sifat Allah yang satu ini melekat atau menetapi pada sifat Iradah. Kebalikannya sifat Kaunuhu
Muridan adalah Kaunuhu Karihan yang artinya keberadaan Allah sebagai Zat yang terpaksa, dan
hal tersebut mustahil bagi Allah Swt..
3. Kaunuhu 'Aliman
Kaunuhu 'Aliman artinya adalah keberadaan Allah sebagai Zat yang Maha Mengetahui. Sifat
wajib Allah yang satu ini melekat atau menetapi pada sifat ‘Ilmu. Kebalikan dari sifat Kaunuhu
'Aliman adalah Kaunuhu Jahilan yang artinya keberadaan Allah sebagai Zat yang bodoh dan hal
itu mustahil bagi Allah Swt..
4. Kaunuhu Hayyan
Kaunuhu Hayyan artinya adalah keberadaan Allah sebagai Zat yang hidup. Sifat ini ada pada
Zat Allah yang menetapi sifat Hayat. Kebalikan dari sifat Kaunuhu Hayyan adalah sifat Kaunuhu
Mayyitan yang artinya keberadaan Allah sebagai Zat yang mati dan itu mustahil bagi Allah Swt..
5. Kaunuhu Sami'an
Kaunuhu Sami'an artinya adalah keberadaan Allah sebagai Zat yang Maha Mendengar.
Sifat ini menetapi pada sifat Sama'. Kebalikannya Kaunuhu Sami'an adalah Kaunuhu Asham
(keberadaan Allah sebagai Zat yang tuli) dan itu mustahil bagi Allah Swt..
6. Kaunuhu Bashiran
Kaunuhu Bashiran artinya adalah keberadaan Allah sebagai Zat yang Maha Melihat. Sifat ini
menetapi pada sifat Bashar. Kebalikannya Kaunuhu Bashiran adalah Kaunuhu A'ma (keberadaan
Allah sebagai Zat yang buta) dan itu merupakan sifat yang mustahil bagi Allah Swt..
7. Kaunuhu Mutakaliman
Kaunuhu Mutakaliman artinya adalah keberadaan Allah sebagai Zat yang Maha Berfirman.
Sifat ini menetapi pada sifat Kalam. Kebalikannya Kaunuhu Mutakaliman adalah Kaunuhu Abkam
(keberadaan Allah sebagai Zat yang bisu) dan hal tersebut mustahil bagi Allah Swt..

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Mengapa sifat Maknawiyah tidak dapat berdiri sendiri?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Jelaskan kebalikan dari sifat Kaunuhu Qadiran!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Apa yang dimaksud sifat Kaunuhu Muridan?
Jawab: ......................................................................................................................................

22 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


4. Jelaskan sifat Ma’ani yang ditetapi sifat Kaunuhu ‘Aliman!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Jelaskan kebalikan sifat Kaunuhu Hayyan!
Jawab: ......................................................................................................................................

Kegiatan Siswa
Amati kembali ketujuh sifat Maknawiyah di atas! Tuliskan sifat Ma’ani yang ditetapi oleh masing-
masing sifat Maknawiyah tersebut! Hafalkan masing-masing sifat tersebut, kemudian majulah ke
depan kelas untuk menyampaikannya!

Uji Kompetensi Bab 2


A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar!

1. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut! 7. Allah Swt. telah ada sebelum segala sesuatu
(1) Mengutus malaikat. ada. Hal itu menunjukkan sifat ....
(2) Mengatur peredaran matahari. a. ‘Ilmu c. Baqa’
(3) M e n j a d i k a n m a k h l u k - N y a
b. Hayat d. Qidam
berpasangan.
(4) Tidak ada yang menyerupai-Nya. 8. Zat dan hakikat-Nya tidak bisa dijangkau
Pernyataan yang sesuai dengan isi Surah manusia saat ini. Hal ini menjelaskan bahwa
asy-Syura ayat 11 adalah nomor .... Allah ....
a. (1) dan (2) c. (2) dan (3) a. Mahazahir c. Mahabatin
b. (1) dan (3) d. (3) dan (4) b. Mahaawal d. Mahaakhir
2. Allah Swt. memiliki sifat Qiyamuhu Binafsihi,
9. Perhatikan potongan ayat berikut!
maka mustahil Allah Swt. ....
a. ada yang mengawali
b. ada yang mengakhiri
c. memiliki pasangan Berdasarkan potongan ayat tersebut memiliki
d. membutuhkan bantuan makna bahwa ....
3. Surah al-Ikhlas ayat 1 menunjukkan bahwa a. semua makhluk akan binasa
Allah memiliki sifat .... b. langit dan bumi ciptaan Allah Swt.
a. Qudrat c. Allah Swt. Mahakaya
b. Wahdaniah
d. Allah Swt. tidak bergantung kepada
c. Iradat
siapapun
d. Qiyamuhu Binafsihi
10. Allah memiliki sifat Mukhalafatu Lil Hawaditsi,
4. Mustahil Allah Swt. terpaksa atas sesuatu,
maka Allah Swt. ....
karena Allah Swt. bersifat ....
a. menyayangi manusia
a. Qudrat c. ‘Ilmu
b. Iradat d. Hayat b. membuat surga dan neraka
5. Setiap pekerjaan yang dilakukan manusia c. mengutus rasul
akan diketahui oleh Allah Swt.. Allah Swt. d. tidak sama dengan malaikat
bersifat .... 11. Sifat Nafsiyah termasuk sifat ....
a. Qudrat c. ‘Ilmu a. rasul
b. Hayat d. Sama’ b. wajib
6. Allah Mahaawal tercantum dalam Al-Qur’an c. mustahil
Surah .... d. manusia
a. al-Hadid ayat 3 12. Sifat Nafsiyah diterangkan dalam ...
b. Ali Imran ayat 4 ahlussunnah waljamaah.
c. al-Baqarah ayat 5 a. akidah c. tafsir
d. an-Nisa’ ayat 6 b. fikih d. hadis

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 23


13. Sifat Wujud Allah Swt. tercermin dalam Al- 17. Pembicaraan dua orang dapat didengar oleh
Qur’an Surah .... Allah Swt.. Allah Swt. memiliki sifat ....
a. al-Baqarah ayat 2 a. Hayat c. Bashar
b. al-Maidah ayat 4 b. Sama’ d. Kalam
c. Ali Imran ayat 9 18. Perhatikan sifat-sifat wajib Allah Swt. berikut!
d. Taha ayat 14 (1) Qadiran.
14. Salah satu bukti keberadaan Allah Swt. adalah
(2) Muridan.
....
(3) Kaunuhu ‘Aliman.
a. Allah Swt. tidak dapat dilihat manusia
b. Allah Swt. menampakkan diri dalam mimpi (4) Kaunuhu Hayyan.
c. Allah dapat dibayangkan manusia Sifat wajib yang termasuk dalam sifat
d. adanya langit dan bumi Maknawiyah adalah nomor ....
15. Perhatikan sifat-sifat wajib Allah berikut! a. (1) dan (2)
(1) Wujud. b. (1) dan (3)
(2) Qidam. c. (2) dan (3)
(3) Baqa’. d. (3) dan (4)
(4) Qudrat. 19. Pada musim penghujan, hampir setiap hari
Sifat wajib yang termasuk dalam sifat turun hujan. Keberadaan Allah Swt. mustahil
Salbiyah adalah nomor .... tidak berkuasa untuk menghentikan turunnya
a. (1) dan (2) c. (2) dan (3) air hujan. Berkaitan dengan hal itu, Allah Swt.
b. (1) dan (3) d. (3) dan (4) mustahil memiliki sifat ....
16. Perhatikan potongan ayat berikut! a. Kaunuhu Qadiran
b. Kaunuhu ‘Ajizan
c. Kaunuhu Karihan
d. Kaunuhu Muridan
Lafal yang sesuai untuk melengkapi potongan 20. Allah Swt. melihat Sandi sedang menyisihkan
ayat tersebut adalah .... uang sakunya untuk infak masjid. Sifat Allah
a. c. Swt. yang berkaitan dengan hal tersebut
adalah ....
b. d. a. Qudrat c. Bashar
b. Iradat d. Hayat

B. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!


1. Hal gaib yang tidak diketahui manusia diketahui oleh Allah Swt.. Allah Swt. memiliki sifat ....
2. Allah Swt. bersifat Bashar, tidak ada di dunia ini yang luput dari ....
3. Ketika Allah Swt. berkehendak, tidak ada yang bisa ....
4. Sifat Wujud termasuk kategori sifat ....
5. Allah Swt. berbeda dengan manusia, Allah Swt. bersifat ....
6. Allah Swt. berdiri sendiri. Allah Swt. bersifat ....
7. Baqa’ artinya adalah ....

8. , Allah Mahaawal dan ....


9. Allah Maha Mendengar, maka mustahil Allah Swt. itu ....
10. Sifat Allah Swt. yang merupakan kondisi dari sifat lainnya disebut sifat ....

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!


1. Bagaimana perbedaan kehendak manusia dengan kehendak dari Allah Swt.?
Jawab: .........................................................................................................................................
2. Sebutkan sesuatu yang dapat diketahui oleh Allah Swt.!
Jawab: .........................................................................................................................................

24 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


3. Jelaskan bahwa Allah Mahahidup!
Jawab: .........................................................................................................................................
4. Tulis terjemahan dari potongan ayat berikut!

Jawab: .........................................................................................................................................
5. Bagaimana perbedaan keberadaan Allah Swt. dengan ciptaan-Nya?
Jawab: .........................................................................................................................................
6. Allah Swt. yang menciptakan matahari. Jelaskan perbandingan Allah Swt. dengan matahari
berdasarkan sifat Mukhalafatu Lil Hawaditsi!
Jawab: .........................................................................................................................................
7. Jelaskan maksud dari orang yang berusaha sungguh-sungguh untuk berbuat kebajikan?
Jawab: .........................................................................................................................................
8. Apa yang dimaksud sifat Qudrat?
Jawab: .........................................................................................................................................
9. Jelaskan sifat Kaunuhu Karihan!
Jawab: .........................................................................................................................................
10. Apa arti sifat Kaunuhu Sami'an?
Jawab: .........................................................................................................................................

Perbaikan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Allah Swt. itu ada, maka apa yang diperintahkan dalam Surah Taha ayat 14?
Jawab: .........................................................................................................................................
2. Tulis terjemahan potongan ayat berikut!

Jawab: .........................................................................................................................................
3. Apa arti sifat Wahdaniah?
Jawab: .........................................................................................................................................
4. Bagaimana bentuk kalam Allah Swt. untuk manusia?
Jawab: .........................................................................................................................................
5. Jelaskan perbedaan sifat Maknawiyah dengan sifat Ma’ani!
Jawab: .........................................................................................................................................

Pengayaan
Lakukan kegiatan berikut!
1. Amati kembali pembagian sifat-sifat wajib Allah Swt.!
2. Analisis manfaat yang dapat diperoleh dari pembagian sifat-sifat wajib Allah Swt. tersebut!
3. Tulis hasil pekerjaan kalian secara rapi!
4. Sampaikan di depan kelas agar ditanggapi teman-teman yang lain!

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 25


Bab
3 Haid dan Istihadhah

Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
1.3 Menghargai haid dan istihadhah.
2.3 Menunjukkan sikap tanggung jawab sebagai konsekuensi terhadap hukum haid dan istihadhah.
3.3 Memahami hukum haid dan istihadhah.
4.3 Mengidentifikasikan penerapan hukum haid dan istihadhah.

Peta Konsep

Haid dan Istihadhah

Hukum Haid Hukum Istihadhah

Apersepsi
Balig yang sesungguhnya bagi perempuan dimulai saat
menstruasi pertama. Menstruasi pertama kali biasanya dialami oleh
perempuan sekitar usia sepuluh tahun, namun bisa juga lebih dini
atau lebih lambat. Menstruasi merupakan fitrah perempuan yang
menandakan perempuan tersebut sehat dan sistem reproduksinya
berjalan dengan baik. Supaya lebih jelasnya mengenai materi ini,
simaklah materi berikut dengan saksama!
Gambar perempuan baliq.

26 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


Ringkasan Materi

A. Hukum Haid
Seorang wanita ketika sudah menginjak usia balig akan mengalami perubahan dari berbagai
struktur tubuhnya. Hal yang sangat mencolok terjadi yaitu sebuah darah keluar dari farji-nya. Darah
tersebut bukan darah karena penyakit, tetapi darah itu merupakan sebuah fenomena alamiah yang
memang harus terjadi kepada wanita normal. Dengan istilah lain, syariat menyebutkan bahwa darah
tersebut adalah darah haid yang memiliki ketentuan hukum tersendiri.
Menstruasi dialami oleh perempuan yang sudah balig. Menstruasi adalah proses keluarnya darah
dari bagian kewanitaan yang terjadi diakibatkan siklus bulanan alami pada tubuh wanita. Di dalam
aturan Islam, terdapat batasan-batasan ibadah untuk perempuan balig yang mengalami haid atau nifas.
Batasan tersebut termasuk gugurnya kewajiban salat, tidak menjalankan puasa pada saat haid/nifas
kemudian mengqadanya. Salah satu indikasi perempuan sudah balig adalah mengeluarkan darah
menstruasi atau haid. Biasanya, usia perempuan mengalami haid ketika dalam usia 10 hingga 16 tahun.
Sejak pertama kali haid, perempuan sudah dianggap mukalaf dan hukum Islam berlaku kepadanya.
Darah haid akan keluar secara periodik karena peluruhan dinding rahim akibat tidak adanya ovulasi.
Jika terjadi pembuahan, perempuan tidak mengalami haid. Namun, selepas melahirkan, akan keluar
darah nifas yang biasanya sekitar 40 hari usai persalinan. Perempuan yang sedang haid atau nifas
dianggap dalam keadaan berhadas besar sehingga ia dilarang melakukan ibadah-ibadah tertentu
dalam Islam. Beberapa batasan yang tidak dilakukan oleh perempuan yang haid atau nifas sebagai
berikut.
1. Salat
Kewajiban salat gugur pada perempuan yang sedang mengalami haid atau nifas. Penyebab
larangannya adalah syarat sah salat adalah suci dari hadas, sedangkan perempuan yang sedang
haid atau nifas dalam keadaan yang tidak suci sampai darahnya berhenti dan mandi janabah.
Rujukannya adalah hadis yang diriwayatkan Mu'dzah bahwa ada seorang wanita bertanya kepada
Aisyah, “Apakah kami perlu mengqada salat kami ketika suci?” Aisyah menjawab "Apakah engkau
seorang haruriyah?" Dahulu kami mengalami haid di masa nabi masih hidup, namun beliau tidak
memerintahkan kami untuk mengqadanya. Aisyah berkata, “Kami pun tidak mengqadanya,” (H.R.
Bukhari). Berdasarkan hadis di atas, perempuan yang tidak mendirikan salat karena halangan haid
atau nifas tidak diperintahkan untuk menqada salat, kendati salat yang ditinggalkan merupakan
salat wajib lima waktu.
2. Puasa
Perempuan yang sedang haid atau nifas tidak boleh melakukan puasa, baik itu puasa
Ramadan atau puasa sunah. Jika dilaksanakan, puasanya tidak diterima oleh Allah Swt..
Dasarnya adalah pertanyaan Mu'adzah juga kepada Aisyah r.a.: "Kenapa gerangan wanita yang
haid mengqada puasa dan tidak mengqada salat?" Maka Aisyah menjawab, "Apakah kamu dari
golongan haruriyah? Aku [Mu'adzah] menjawab, "Aku bukan haruriyah, tetapi aku hanya bertanya."
Aisyah menjawab, "Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqada
puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqada salat,” (H. R. Muslim). Berdasarkan hadis tersebut,
perbedaan larangan salat dan puasa bagi perempuan haid atau nifas adalah kewajiban qada
untuk puasa wajib di luar Ramadan, sedangkan salat tidak disyariatkan mengqadanya. Qada
puasa dilakukan sejumlah hari ketika wanita tersebut haid.
3. Menyentuh Al-Qur'an
Mushaf Al-Qur'an suci. Oleh karenanya, disunahkan untuk berwudu sebelum menyentuhnya.
Sebaliknya, bagi perempuan yang haid atau nifas dilarang menyentuh Al-Qur'an karena
halangannya tersebut. Empat mazhab dalam Islam, yaitu Syafii, Hanbali, Hanafi, dan Maliki sama-
sama berpendapat, menyentuh Al-Qur'an terlarang untuk wanita haid. Dalilnya adalah sabda Nabi
Muhammad saw.: "Tidak boleh menyentuh Al Qur’an kecuali engkau dalam keadaan suci.” (H. R.
al-Hakim).

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 27


4. Membaca Al-Qur'an
Larangan membaca Al-Qur’an ini seperti larangan bagi, orang yang junub. Pada beberapa
keterangan, jika seseorang perempuan haid hendak melafalkan Al-Quran, hendaknya diniatkan
dengan zikir. Pendapat empat mazhab tentang membaca Al-Qur’an lebih beragam daripada
pendapat tentang menyentuh Al-Qur'an. Dalam kasus membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh
mushaf, mazhab Syafii, Hanbali, dan Hanafi sepakat bahwa membaca Al-Qur’an dengan suara
dilarang untuk wanita haid. Larangan perempuan haid atau nifas membaca Al-Qur’an berdasarkan
qias keadaan haid atau nifas dengan keadaan tidak suci dalam kondisi junub. Rujukannya adalah
hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Salamah dari Ali bin Abi Thalib, "Adalah Rasulullah saw.
senantiasa membaca Al-Qur'an di setiap kondisi kecuali janabah." Namun, terdapat perkecualian
ketika wanita haid membaca Al-Qu'ran tanpa mushaf untuk doa dan zikir. Mereka boleh membaca
karena tujuannya untuk berzikir dan menjaga diri, bukan diniatkan untuk membaca Al-Qur'an.
Selain itu, wanita haid dapat pula membaca Al-Quran tanpa mushaf, dengan syarat membacanya
dalam hati, menggerakkan bibir, tanpa mengeluarkan suara.
Sementara ulama mazhab Maliki dan Ibnu Hazm membolehkan perempuan haid atau nifas
membaca Al-Qur'an. Membaca Al-Qur'an serta berzikir boleh dilakukan baik dalam kondisi berwudu
maupun tidak, boleh dilakukan oleh orang yang sedang dalam kondisi junub dan haid. Alasannya
adalah hadis di atas berlaku dalam keadaan junub yang mudah untuk mengangkat hadasnya.
Kondisi tersebut berseberangan dengan haid atau nifas.
5. Berdiam Diri di Masjid
Larangan bagi perempuan haid atau nifas selanjutnya adalah berdiam diri di masjid.
Berdasarkan firman Allah Swt. dalam Surah an-Nisa’ ayat 43:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat, sedangkan kamu dalam
keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan dan jangan (pula menghampiri
masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali sekadar berlalu (saja) sehingga kamu mandi
(junub). Jika kamu sakit, sedang dalam perjalanan, salah seorang di antara kamu kembali dari
tempat buang air, atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapati air,
maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci). Usaplah wajah dan tanganmu (dengan
debu itu). Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (Q.S. an-Nisa’ [4]: 43).
Ayat di atas melarang orang yang sedang junub (tidak suci) memasuki masjid. Berdasarkan
hal tersebut, para ulama mengqiaskan keadaan junub atau tidak suci tersebut dengan keadaan
haid atau nifas yang dialami perempuan. Oleh karenanya, wanita dalam kondisi haid atau nifas
dilarang berdiam diri di masjid.
6. Tawaf
Perempuan haid atau nifas dilarang melakukan tawaf untuk mengelilingi Ka'bah. Rujukannya
adalah riwayat ketika Aisyah r.a. mengalami menstruasi saat sedang berhaji. Nabi Muhammad
saw. bersabda padanya, "Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan orang yang berhaji selain
dari melakukan tawaf di Ka’bah hingga engkau suci kembali,” (H. R. Bukhari dan Muslim).

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan perbedaan siklus menstruasi pada wanita!
Jawab: ......................................................................................................................................

28 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


2. Mengapa darah haid keluar pada wanita?
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Jelaskan dasar hukum tidak mengqada salat ketika haid!
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Bagaimana ibadah puasa bagi perempuan yang sedang haid?
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Tulis terjemahan dari potongan ayat berikut!

Jawab: ......................................................................................................................................

Kegiatan Siswa
Diskusikan dengan anggota kelompok kalian mengenai manfaat dari syariat Islam yang mengatur
tentang haid! Tulis hasilnya, kemudian kumpulkan kepada guru!

B. Hukum Istihadhah
Darah istihadah adalah darah yang keluar dari daerah kewanitaan wanita di luar kebiasaan
bulannya (haid) atau di luar waktu haid, serta bukan disebabkan karena melahirkan. Di antara kasusnya
adalah ketika darah terus-menerus keluar melebihi batas maksimal haid, yaitu 15 hari. Perempuan
yang mengalaminya disebut dengan mustahadhah. Secara istilah, ada beberapa definisi di kalangan
ulama. Namun, mungkin bisa disimpulkan bahwa istihadhah adalah darah yang berasal dari urat yang
pecah/putus dan keluarnya bukan pada masa haid atau nifas (kebanyakan), tetapi terkadang juga
keluar pada masa adat haid dan saat nifas. Karena darah tersebut adalah darah berupa penyakit,
maka darah tersebut tidak akan berhenti mengalir sampai wanita itu sembuh darinya. Oleh karena
itulah, darah istihadhah ini kadang tidak pernah berhenti keluar sama sekali dan kadang berhentinya
hanya sehari atau dua hari dalam sebulan.
Mustahadhah dihukumi sebagai orang yang suci. Ia tetap diwajibkan puasa dan salat, boleh
membaca Al-Qur’an, iktikaf, dan hal-hal lain yang dilarang bagi wanita haid. Ada perbedaan tata cara
salat dan bersuci bagi mustahadhah dibandingkan dengan orang yang normal. Setiap hendak salat,
ia wajib membasuh bagian kewanitaannya dan menyumbatnya dengan semisal kapas atau jenis
pembalut wanita lain yang dapat menghentikan darah atau setidaknya bisa meminimalisasi. Kemudian,
ia berwudu dengan niat memperbolehkan salat, tidak dengan niat menghilangkan hadas. Wudu harus
dilakukan setelah masuk waktu salat, tidak sah sebelum masuk waktu. Setelah berwudu ia diwajibkan
untuk langsung melaksanakan salat, tidak boleh diselingi dengan aktivitas lainnya, kecuali hal-hal yang
berhubungan dengan kemaslahatan salat seperti menanti jemaah, menutup aurat dan lain sebagainya.
Setiap kali salat fardu, ia berkewajiban mengulangi wudu dan mengganti pembalutnya.
Dari Aisyah r.a. dia berkata: Fatimah binti Abi Hubaisy “wahai Rasulullah, sesungguhnya aku
mengalami istihadhah banyak sekali. Bagaimana menurutmu? Aku telah terhalang dengan sebab itu
dari menuaikan salat dan puasa”. Dia berkata: “Aku akan tunjukkan padamu untuk mengetahuinya.
Gunakan kapas untuk menutup kemaluanmu karena akan menutup aliran darahmu” dia berkata: darah
tersebut terlalu deras. Kemudian di hadis tersebut Nabi bersabda: “Sesungguhnya darah tersebut
tendangan-tendangan syaitan, maka massa haidmu enam atau tujuh hari berdasarkan ilmu Allah
Ta’ala. Kemudian mandilah jika engkau melihat dirimu sudah bersih (dari haidmu) dan berpuasalah”
(H. R. Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan dia menshahihkannya. Dinukilkan bahwasannya Imam
Ahmad menshahihkanya dan al-Bukhari menghasankannya)”.
Beberapa penjelasan tentang hukum wanita yang istihadhah sebagai berikut.
1. Tetap Wajib Salat Lima Waktu
Seorang wanita yang keluar darah istihadhah dari bagian kewanitaannya tetap diwajibkan
untuk mengerjakan salat 5 waktu. Karena darah istihadhah bukan darah haid ataupun darah nifas,
sehingga tidak ada larangan baginya untuk mengerjakan salat.

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 29


2. Tetap Wajib Puasa Ramadan
Demikian juga dengan kewajiban berpuasa di bulan Ramadan, tetap wajib dikerjakan, apabila
yang keluar hanya merupakan darah istihadhah. Puasa qada atas hari-hari yang ditinggalkan di
bulan Ramadhan, kalau memang ada utang, juga wajib dikerjakan, kalau yang keluar hanya darah
istihadhah.
3. Boleh Tawaf dan Sai
Tawaf dan sai mensyaratkan suci dari hadas kecil dan
juga hadas besar, tetapi karena darah istihadhah tidak
menyebabkan hadas besar. Maka cukup bagi wanita
yang sedang mendapat darah istihadhah untuk istinja
guna membersihkan darah yang keluar, kemudian
berwudu dan dipersilakan mengerjakan tawaf dan sai.
4. Boleh Menyentuh Mushaf
Seorang wanita yang mengalami keluar darah
istihadhah diperbolehkan untuk menyentuh mushaf Al-
Quran, sebagaimana ditetapkan oleh mayoritas ulama.
Tentunya setelah berwudu terlebih dahulu. Gambar tawaf.
5. Boleh Melafalkan Al-Qur’an
Melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an pun tidak menjadi larangan bagi wanita yang mendapat darah
istihadhah. Asalkan dia telah membersihkan dirinya dari noda darah yang sekiranya mengotori
tubuhnya.
6. Boleh Masuk Masjid
Wanita yang sedang istihadhah juga tetap diperbolehkan masuk ke dalam masjid. Tentu
setelah membersihkan diri dan pakaiannya dari noda darah. Sebab meski boleh masuk masjid,
tetapi mengotori masjid dengan darah yang keluar dari tubuh tentu tetap merupakan larangan.
Sebab hukum dasarnya adalah bahwa masjid itu tempat suci, yang terlarang buat kita untuk
membaca benda-benda najis ke dalamnya.

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Mengapa darah istihadhah kadang tidak berhenti keluar?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Tulis terjemahan dari kalimat berikut!

Jawab: ......................................................................................................................................
3. Apa yang diperintahkan Nabi Muhammad saw. ketika perempuan mengalami istihadhah
berdasarkan hadis dari Aisyah r.a.?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Bagaimana hukum orang yang istihadhah dalam menyentuh mushaf Al-Qur’an?
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Jelaskan hal yang harus dilakukan orang yang istihadhah jika ingin melafalkan Al-Qur’an!
Jawab: ......................................................................................................................................

Kegiatan Siswa
Carilah informasi mengenai istihadhah dari sumber yang lain! Tulis informasi yang kalian temukan,
kemudian sampaikan di depan kelas agar ditanggapi teman-teman yang lain!

30 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


Uji Kompetensi Bab 3
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar!

1. Perhatikan potongan ayat berikut! 7. Perempuan tidak mengalami haid jika ....
a. tidak terjadi ovulasi
b. buang air kecil
c. buang air besar
Lafal yang sesuai untuk melengkapi potongan d. terjadi pembuahan
ayat tersebut adalah .... 8. Perhatikan beberapa ibadah berikut!
a. (1) Salat Subuh.
(2) Zakat fitrah.
(3) Salat Isya.
b. (4) Puasa Ramadan.
Berikut ibadah yang tidak perlu diganti ketika
c. haid adalah nomor ....
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
d.
c. (2) dan (3)
d. (3) dan (4)
2. Sebelum menyentuh Al-Qur ’an, kita
9. Seorang wanita melakukan puasa Senin-
disunahkan untuk ....
Kamis ketika sedang haid, maka puasanya
a. beristigfar c. berwudu
....
b. membaca takbir d. istihadhah
a. harus mengulang
3. Perhatikan hal-hal berikut! b. wajib mengqada
(1) Membaca koran. c. tidak diterima Allah Swt.
(2) Membaca Surah Ali Imran. d. diulang
(3) Membaca Surah an-Nisa’.
10. Rita masih dalam keadaan haid ketika 5 hari
(4) Membaca dongeng anak.
awal puasa Ramadan, maka ....
Berikut kegiatan yang dilarang ketika haid a. Rita tidak wajib puasa Ramadan
adalah nomor .... b. Rita tidak wajib lima hari awal puasa
a. (1) dan (2) c. Rita hanya wajib lima hari puasa
b. (1) dan (3) d. Rita mengganti lima hari puasa di bulan
c. (2) dan (3) yang lain
d. (3) dan (4)
11. Haid terjadi ketika ....
4. Para ulama menetapkan hukum iktikaf di
a. terkena penyakit
masjid menggunakan ....
b. tidak mengerluarkan darah
a. ijma’
c. sudah balig
b. qiyas
d. hendak beribadah
c. hadis
d. fatwa 12. Haid merupakan siklus ....
5. Hukum larangan tawaf ketika haid mengambil a. harian
rujukan riwayat dari .... b. mingguan
a. Ali bin Abi Thalib c. bulanan
b. Aisyah r.a. d. tahunan
c. Umar bin Khattab 13. Perhatikan hal-hal berikut!
d. Abu Bakar (1) Sering menangis.
6. Darah haid keluar karena meluruhnya .... (2) Merasa bahagia.
a. dinding rahim (3) Lelah.
b. hormon estrogen (4) Sakit kepala.
c. hormon progesteron Gejala yang umum terjadi sebelum haid,
d. lambung ditunjukkan oleh nomor ....

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 31


a. (1) dan (2) 17. Salat Magrib bagi orang yang istihadhah
b. (1) dan (3) hukumnya ....
c. (2) dan (3) a. wajib
d. (3) dan (4) b. sunah
14. Ketika mengalami haid, terjadi perubahan c. haram
emosi antara lain sulit .... d. mubah
a. bernapas 18. Ketika mengalami istihadhah dan ingin
b. konsentrasi membaca Al-Qur’an, seorang wanita ....
c. melihat a. harus selesai membaca satu juz
d. minum air b. mengawali dengan al-Fatihah
c. perlu membersihkan darah dulu
15. Ketika mengalami gangguan saat haid,
d. tidak perlu berwudu
kompres air hangat untuk ....
19. Wanita yang istihadhah boleh masuk masjid
a. menghentikan darah
asalkan pakaiannya ....
b. melancarkan keluarnya darah
a. bersih dari noda darah
c. mengganti wudu
b. wangi
d. menghangatkan perut
c. berwarna putih
16. Berikut yang termasuk istihadhah adalah d. tidak bergambar
darah yang keluar menstruasi hari ke-.... 20. Wanita dilarang masuk masjid ketika ....
a. 3 a. memiliki suami
b. 4 b. keluar darah
c. 6 c. keluar keringat
d. 17 d. tidak memakai minyak wangi

B. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!

1. Menurut aturan syariat, paling sedikit masa haid adalah ....


2. Pada saat haid, kewajiban salat Zuhur menjadi ....
3. Darah yang keluar hari ke-18 haid termasuk ....
4. Siklus menstruasi pada seorang wanita diatur oleh berbagai ....
5. Salah satu cara mengurangi sakit saat menstruasi adalah dengan memijat perut bagian ....
6. Haid dialami oleh seorang ....
7. Haid menandakan telah menginjak usia ....
8. Ketika sudah pernah haid, ibadah salat Isya hukumnya ....
9. Puasa Ramadan bagi orang yang istihadhah hukumnya ....
10. Membaca Surah al-Ikhlas bagi orang yang istihadhah hukumnya ....

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!


1. Jelaskan minuman yang dihindari ketika haid!
Jawab: .........................................................................................................................................
2. Bagaimana salat Aisyah r. a. ketika beliau sedang haid?
Jawab: .........................................................................................................................................
3. Mengapa darah istihadah dapat berhenti dalam satu hari?
Jawab: .........................................................................................................................................
4. Bagaimana pendarahan ketika haid pada umumnya?
Jawab: .........................................................................................................................................
5. Sebutkan olahraga yang bisa dilakukan untuk mengurangi sakit saat haid!
Jawab: .........................................................................................................................................
6. Jelaskan tentang siklus menstruasi!
Jawab: .........................................................................................................................................

32 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


7. Sebutkan hormon yang mengatur siklus menstruasi!
Jawab: .........................................................................................................................................
8. Apa pengaruh berubahnya jumlah hormon ketika haid?
Jawab: .........................................................................................................................................
9. Tulis arti dari kalimat berikut!

Jawab: .........................................................................................................................................
10. Bagaimana hukum mustahdhah dalam membaca Surah an-Nisa’ pada Al-Qur’an?
Jawab: .........................................................................................................................................

Perbaikan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Apa yang menghalangi perempuan untuk menyentuh mushaf Al-Qur’an?
Jawab: .........................................................................................................................................
2. Bagaimana hukum berdiam diri di masjid bagi perempuan yang haid?
Jawab: .........................................................................................................................................
3. Tulis terjemahan ayat berikut!

Jawab: .........................................................................................................................................
4. Jelaskan pelaksanaan salat bagi orang yang mustahadhah menurut Imam Nawawi!
Jawab: .........................................................................................................................................
5. Bagaimana hukum seorang wanita yang masuk ke dalam masjid ketika istihadhah?
Jawab: .........................................................................................................................................

Pengayaan
Kunjungilah kediaman ulama NU di lingkungan sekitar! Lakukan wawancara mengenai haid dan
istihadhah kepada beliau! Buat laporan singkat dari kegiatan ini!

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 33


Ulangan Tengah Semester
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar!

1. Jumlah seluruh malaikat adalah .... Lafal yang sesuai untuk melengkapi potongan
a. 10 ayat tersebut adalah ....
b. 20
a. c.
c. 25
d. hanya diketahui oleh Allah Swt.
2. Ahlussunnah waljamaah memercayai bahwa b. d.
rasul diutus ....
a. menjadi utusan 9. Farhat tidak mampu berijtihad, ia hendaknya
b. menjadi pemimpin negeri ....
c. menyelamatkan dari penjajahan orang a. tidak bermazhab
kafir b. menggunakan empat mazhab
d. menyampaikan kitab suci kepada c. memilih salah satu mazhab
manusia d. tetap melakukan ijtihad
3. Allah Swt. itu ada termasuk kategori sifat .... 10. Jumlah sifat mustahil Allah Swt. adalah ....
a. Salbiyah c. Nafsiyah a. 1
b. Ma’ani d. Maknawiyah b. 2
4. Allah Swt. merupakan Zat yang ada, tidak ... c. 10
oleh siapa pun. d. 20
a. dipercaya c. diciptakan 11. Paham ahlussunnah waljamaah di Indonesia
b. diimani d. ditakuti muncul sebagai gerakan ....
5. Surah al-Hadid ayat 3 menerangkan bahwa a. mendirikan organisasi
Allah memiliki sifat .... b. membuat partai politik
a. Wujud c. memilih pemimpin Islam
b. Qidam d. memurnikan ajaran Islam
c. Baqa’ 12. Fandi tidak condong ke kanan dan ke kiri.
d. Mukhalafatu Lil Hawaditsi Fandi menggunakan prinsip ....
6. Ahlussunnah merupakan suatu jalan (tarekat) a. tasamuh c. iqtishad
para .... b. iktidal d. amar makruf
a. pahlawan 13. Allah memiliki sifat Kamal, yaitu sifat ....
b. pedagang a. keindahan c. kesempurnaan
c. pekerja b. keagungan d. keilahian
d. sahabat nabi dan thabiin 14. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi ....
7. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut! a. Adam a.s. c. Isa a.s.
(1) Menggunakan akidah yang moderat. b. Daud a.s. d. Sulaiman a.s.
(2) Mengikuti golongan seperti jabbariyah. 15. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
(3) M e n g a k u i a n d i l m a n u s i a d a l a m (1) Nabi Muhammad saw. mengetahui hari
perbuatannya. kiamat.
(2) Hari kiamat pasti terjadi.
Pernyataan yang sesuai dengan akidah
(3) Waktu kiamat dirahasiakan Allah Swt..
ahlussunnah waljamaah adalah nomor ....
Pernyataan yang benar tentang hari kiamat
a. (1) dan (2) c. (2) dan (3)
adalah nomor ....
b. (1) dan (3) d. (1), (2), dan (3)
a. (1) dan (2) c. (2) dan (3)
8. Perhatikan potongan Surah al-Hadid ayat 8 b. (1) dan (3) d. (1), (2), dan (3)
berikut! 16. Allah Swt. tidak bergantung kepada Nabi
Muhammad saw.. Allah Swt. memiliki sifat ....
a. Mukhalafatu Lil Hawaditsi
b. Qiyamuhu Binafsihi
c. Wahdaniah
d. Qudrat

34 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


17. Allah Swt. memiliki sifat Sama’, maka Dia ... 22. Keberadaan Allah Swt. sebagai Zat yang Maha
doa hamba-Nya. Mendengar merupakan sifat Kaunuhu ....
a. melihat a. Hayyan
b. mendengar b. ‘Aliman
c. mengabulkan c. Bashiran
d. menunda d. Sami’an
18. Pada tanggal 28 sampai dengan 30 Ramadan, 23. Mustahil keberadaan Allah sebagai Zat yang
Ina sedang haid maka ia wajib .... bisu. Allah memiliki sifat ....
a. tetap puasa a. Kaunuhu Mutakaliman
b. mengganti 3 hari di bulan yang lain b. Kaunuhu Sami’an
c. mengganti 6 hari di bulan yang lain c. Kaunuhu Bashiran
d. tidak puasa dan tidak perlu mengganti d. Kaunuhu ‘Aliman
19. Berikut ibadah yang diperbolehkan ketika
24. Perhatikan sifat-sifat wajib Allah Swt. berikut!
haid adalah ....
(1) Kalam.
a. salat
(2) Kaunuhu Bashiran.
b. zikir
(3) Sama’.
c. membaca mushaf
(4) Kaunuhu Qadiran.
d. iktikaf
Sifat wajib yang termasuk dalam sifat Ma’ani
20. Orang yang istihadhah maka ....
adalah nomor ....
a. tidak perlu salat Subuh
a. (1) dan (2)
b. tidak wajib salat Asar
b. (1) dan (3)
c. wajib salat Asar c. (2) dan (4)
d. mengganti wudu dengan tayamum d. (3) dan (4)
21. Sifat Kaunuhu Hayyan menetapi sifat ....
25. Rida sedang haid. Ia tidak boleh ....
a. Sama’
a. membaca buku sejarah
b. Bashar
b. membaca Surah Ibrahim
c. ‘Ilmu c. melakukan joging
d. Hayat d. memberi sedekah

B. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!


1. Allah Swt. bersemayam di atas ....

2.

Lanjutan potongan ayat tersebut adalah ....


3. Surah al-Baqarah ayat 222 menerangkan pertanyaan tentang ....
4. Ahlussunnah waljamaah berpendapat bahwa Allah Swt. memiliki sifat, berbeda dengan pendapat
Muktazilah bahwa Allah Swt. tidak memiliki ....
5. Pada Surah Taha ayat 14, diterangkan tentang Allah Swt., manusia diperintahkan untuk
menegakkan ....
6. Pada ajaran ahlussunnah waljamaah, orang yang mendapat nikmat kubur adalah ....
7. Penutup dari semua nabi dan rasul adalah ....
8. Kitab Taurat diturunkan kepada ....
9. Batas maksimal haid adalah ... hari.
10. Istihadhah berhenti ketika ....

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!


1. Bagaimana petunjuk umat Nabi Muhammad saw. sebagai bentuk kalam Allah?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 35


2. Tulis terjemahan dari potongan ayat berikut!

Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
3. Jelaskan dua hal yang disukai Allah Swt. dalam Surah al-Baqarah ayat 222!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
4. Bagaimana jumlah malaikat menurut akidah ahlussunnah waljamaah?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
5. Jelaskan yang dilihat Allah Swt. dalam Surah al-Hujurat ayat 18!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
6. Sebutkan hal-hal yang terdapat di akhirat berdasarkan ajaran ahlussunnah waljamaah!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
7. Jelaskan takdir menurut akidah ahlussunnah waljamaah!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
8. Apa arti prinsip al-iqtishad?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
9. Bagaimana ibadah tawaf bagi orang yang sedang haid?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
10. Jelaskan syarat suci ibadah sai berkaitan dengan istihadhah!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

36 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


Bab
4 Ulama Ahlussunnah
Waljamaah

Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
1.4 Menghargai sosok Imam Abu Hasan al-Asya’ri, Imam Syafii, dan Imam Ghazali sebagai ulama ahlussunnah waljamaah.
2.4 Menunjukkan sikap kepatuhan, kreatif dan mandiri melalui keteladanan sosok Imam Abu Hasan al-Asya’ri, Imam Syafii,
dan Imam Ghazali sebagai ulama ahlussunnah waljamaah.
3.4 Memahami sosok Imam Abu Hasan al-Asya’ri, Imam Syafii, dan Imam Ghazali sebagai ulama ahlussunnah waljamaah.
4.4 Menyajikan secara lisan/tulisan tentang nilai-nilai keteladanan sosok Imam Abu Hasan al-Asya’ri, Imam Syafii, dan Imam
Ghazali sebagai ulama ahlussunnah waljamaah.

Peta Konsep
Ulama Ahlussunnah
Waljamaah

Imam Abu Hasan al-


Imam Syafii Imam Ghazali
Asy’ari

Apersepsi
Dalam pembahasan keagamaan dan keilmuan, terminologi
Sunni digunakan untuk menyebut kelompok Ahlusunnah, yakni
suatu mazhab dalam Islam yang mendasarkan struktur keagamaan,
sistem nilai afektif dan ritual-ritual praksisnya di atas nas-nas Al-
Qur’an, sunah Nabi Muhammad saw, sunnah para sahabat dan
generasi para tabiin-tabiin. Dengan sendirinya dalam pembahasan
ini kita menggunakan istilah Sunni untuk menyebut sebuah kelompok
sebagaimana defenisi di atas. Adapun dalam pengertian yang kita Gambar ulama-ulama ahlussunnah
waljamaah.
singgung di atas, penggunaan dan interpretasi nas-nas agama
haruslah dimaknai secara umum, karena ketiadaan pembatasan jalur periwayatan nas (utamanya
sunah Nabi Muhammad saw.) yang disepakati secara ijmak dan dianggap baku oleh ulama-ulama
mazhab Ahlussunah. Mereka umumnya memiliki metode verifikasi tertentu yang melaluinya mereka
akan mendefenisiskan nas-nas yang mereka anggap otoritatif. Supaya lebih jelasnya, simaklah materi
berikut dengan saksama!

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 37


Ringkasan Materi

A. Imam Abu Hasan al-Asy’ari


Nama Imam Abu Hasan al-Asy’ari adalah Abu al-Hasan Ali bin Ismail bin Abu Bisyr Ishaq bin Salim
bin Ismail bin Abdullah bin Musa bin Bilal bin Abu Burdah bin Abu Musa al-Asy’ari Abdullah bin Qais bin
Hadhar. Beliau merupakan seorang keturunan dari sahabat Rasulullah saw. Abu Musa al-Asy'ari. Beliau
lahir di Bashrah pada tahun 260 H/873 M dan wafat di Baghdad pada tahun 324 H/935 M. Sebagian besar
hidupnya berada di Baghdad.
Ayah beliau, Ismail adalah seorang ulama ahli hadis yang menganut paham ahlussunnah
waljamaah.Hal ini terbukti bahwa ketika Ismail menjelang wafat berwasiat agar al-Asy'ari diasuh oleh
Zakaria as-Saji, pakar hadis dan fikih mazhab Syafii yang sangat populer di Kota Bashrah.Pada masa
kecilnya, al-Asy'ari selain berguru kepada as-Saji, beliau juga menimba ilmu dari ulama-ulama ahli
hadis yang lain, seperti Abdurrahman bin Khalaf al-Dhabbi, Sahal bin Nuh al-Bashri, Muhammad bin
Ya'qub al-Maqburi, dan lain-lain. Hal tersebut mengantarkan al-Asy'ari menjadi ulama yang menguasai
hadis, tafsir, fikih, ushul fikih, dan lain-lain.
Warga Nahdlatul Ulama tentu mengagumi Imam Abu Hasan al-Asy’ari. Setiap kita meneliti paham
akidah Ahlussunnah waljamaah tentu kita akan mengenal beliau sebagai salah satu tokoh pendirinya.
Ia adalah Ali bin Ismail atau yang lebih terkenal dengan julukan Abu Musa al-Asy’ari. Beliau merupakan
ulama besar keturunan Abu Musa al-Asy’ari, seorang sahabat nabi yang disabdakan oleh baginda
nabi bahwa kaumnya adalah golongan yang selalu mencintai Allah dan mereka dicintai oleh Allah.
Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari, beliau berkata, “Aku membaca di hadapan Nabi Muhammad
saw. penggalan ayat ‘…Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan
mereka pun mencintai-Nya.’ Maka, Nabi Muhammad saw. bersabda ‘Mereka (yang dimaksud dalam
penggalan ayat tersebut) adalah kaummu, wahai Abu Musa’. Dan Rasulullah saw. memberikan isyarat
dengan tangan beliau kepada Abu Musa al-Asy’ari” (H.R. al-Hakim).
Beliau dalah tokoh besar yang tak pernah mengenal lelah untuk memperjuangkan manhaj (metode,
mazhab) ahlussunnah waljamaah. Beliau hidup dalam perjuangan mempertahankan ajaran yang lurus
yang diajarkan oleh para sahabat nabi. Ia menghalau setiap pemikiran yang menyimpang di masanya
baik dari kalangan yang terlalu berlebihan memakai akal dalam berakidah seperti sekte muktazilah,
maupun dari kalangan.
Semasa mudanya Abu al-Hasan al-Asy’ari menimba ilmu kepada Ali al-Juba’i seorang tokoh ulama
mu’tazilah yang juga ayah tirinya sebagaimana yang dicatat oleh Shalahuddin ash-Shafadi dalam kitab
al-Wafi bil Wafayat. Akan tetapi, justru pengalamannya berdiskusi bersama para pakar sekte muktazilah
di masa mudanya kelak menjadi bekal untuk mematahkan setiap argumentasi sekte muktazilah ketika
beliau telah terpanggil untuk membela manhaj Ahlussunnah waljamaah. Salah satu riwayat asal mula
Abu al-Hasan al-Asy’ari terpanggil untuk membela manhaj ahlussunnah waljamaah sebagaimana yang
dicatat Ibnu as-Sakir: Dikisahkan darinya, bahwa beliau berkata “Terbenak di hatiku (Abu al-Hasan
al-Asy’ari), beberapa permasalahan dalam ilmu akidah. Maka, aku pun berdiri untuk menjalankan
shalat dua rakaat. Dan aku meminta kepada Allah agar Dia memberikanku petunjuk menuju jalan
yang lurus. Aku pun tertidur, tak lama kemudian aku bermimpi bertemu Rasulullah saw. di dalam
mimpi. Aku pun mengadukan beberapa permasalahan kepada beliau. Rasulullah pun mewasiatkan,
‘Tetapilah sunahku.’ Aku pun terbangun dan aku membandingkan beberapa permasalahan ilmu akidah
dengan dalil yang aku temukan di dalam Al-Qur’an dan hadis. Kemudian, aku menetapinya dan aku
membuang selainnya di balik punggungku” (Ibnu as-Sakir, Tabyin Kidzb al-Muftari, hal. 37).
Abu al-Hasan al-Asy’ari lebih terkenal dengan pemikirannya di dalam ilmu akidah dengan karya
monumentalnya yang berjudul “Maqalat al-Islamiyyin” yang berisikan sejarah perkembangan berbagai
sekte dalam Islam sejak zaman kenabian hingga di masanya. Akan tetapi, beliau juga memiliki
beberapa karya besar dalam berbagai bidang ilmu. Di dalam ilmu hadis, Abu al-Hasan al-Asy’ari
membuat kitab khusus yang berisikan bantahan terhadap Ibnu Rawandi, salah satu tokoh muktazilah
yang menentang hadis mutawattir. Di bidang tafsir Al-Qur’an, beliau menulis kitab tafsir al-Mukhtazin.
Di bidang ushul fiqh, beliau menulis kitab al-Ijtihad dan al-Qiyas. Menurut Ibnu as-Sakir, Abu al-Hasan

38 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


al-Asy’ari memiliki 90 karya tulis. Menurut Ibnu Hazm, Ibnu Katsir, dan Ibnu Imad al-Hambali, beliau
memiliki 55 karya tulis. Menurut Tajuddin as-Subuki, beliau memiliki 21 karya tulis. Akan tetapi, saat ini
hanya ada 8 karya beliau yang tercetak, yaitu kitab Maqalat al-Islamiyyah, kitab al-Luma’ fi Radd ala
Ahli Zaigh wal Bida’, kitab Tasir al-Qur’an, kitab al-Imad fi Ru’ya, kitab Risalah al-Iman, kitab Risalah
al-Istihsan al-Khaud di Ilm al-Kalam, kitab Qaul Jumlah Ashab al-Hadits wa Ahlussunnah fi al-I’tiqad,
dan kitab al-Ibanah an Ushul ad-Diyanah.
Peran Abu al-Hasan al-Asy’ari dalam bidang ilmu akidah adalah sebagai tokoh yang menguatkan
argumentasi serta dalil-dalil yang telah diutarakan oleh para ulama di zaman sebelumnya. Beliau
adalah tokoh yang terang-terangan melawan segenap akidah yang menyimpang dari pemahaman
yang diajarkan para sahabat nabi. Beliau menghadapi para pembesar sekte-sekte yang sesat dengan
gagah berani untuk menjalankan wasiat baginda Nabi Muhammad saw.: Rasulullah saw. bersabda
“Ketika generasi akhir umat ini telah melaknat generasi awalnya, maka barang siapa yang memiliki
ilmu hendaklah ia menunjukkannya. Maka sesungguhnya orang yang menyembunyikan ilmu di saat
seperti itu seperti orang yang menyembunyikan ilmu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw..”
(H. R. Thabrani).
Menjelang wafatnya pada tahun 324 H, Abu al-Hasan al-Asy’ari berwasiat kepada murid-muridnya
untuk tidak mengafirkan sesama umat Islam. Sebagaimana yang dicatat oleh Syamsuddin adz-Dzahabi
dalam kitab Siyar ‘Alam an-Nubala’: Diriwayatkan dari Zahir bin Khalid, bahwasannya beliau bercerita
“Ketika telah dekal ajal Abu al-Hasan al-Asy’ari di rumahku di Kota Baghdad, beliau memanggilku
maka aku pun mendatanginya. Abu al-Hasan al-Asy’ari berwasiat “Aku bersaksi bahwa aku tak pernah
mengkafirkan satu pun orang dari golongan ahlul qiblah (umat Islam), karena seluruhnya menghadap
kepada Zat yang disembah yang satu. Dan sesungguhnya perbedaan yang ada adalah perbedaan
dalam penjelasannya saja.”

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan sosok ayah Abu Hasal al-Asy’ari!
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Bagaimana pendapat Ibnu as-Sakir terhadap Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari?
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Apa manfaat yang diperoleh Imam Abu Hasan al-Asy’ari dari belajar kepada tokoh ulama
muktazilah?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Bagaimana wasiat Rasulullah saw. dalam mimpi Imam Abu Hasan al-Asy’ari?
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Jelaskan kitab karya Abu Hasan al-Asy’ari dalam bidang tafsir Al-Qur’an!
Jawab: ......................................................................................................................................

Kegiatan Siswa
Carilah informasi mengenai Imam Abu Hasan al-Asy’ari dari berbagai sumber! Tulis informasi yang
kalian temukan, kemudian kumpulkan kepada guru!

B. Imam Syafii
Nama lengkap Imam Syafii adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafii al-Muththalibi
al-Qurasyi. Imam Syafii lahir di Ashkelon, Gaza, Palestina, 150 H/767 M dan wafat di Fusthat, Mesir,
204 H/819 M). Imam Syafi adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pelopor mazhab Syafii.
Imam Syafii juga tergolong kerabat dari Rasulullah saw.. Beliau termasuk dalam bani Muthalib, yaitu
keturunan dari al-Muthalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Nabi Muhammad saw..

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 39


Saat usia 13 tahun, Imam Syafii dikirim ibunya untuk pergi ke Madinah
untuk berguru kepada ulama besar saat itu, Imam Malik. Dua tahun
kemudian, beliau juga pergi ke Irak, untuk berguru pada murid-murid
Imam Hanafi di sana. Imam Syafii mempunyai dua dasar berbeda
untuk mazhab Syafii yang namanya Qaulun Qadim dan Qaulun Jadid.
Kebanyakan ahli sejarah berpendapat bahwa Imam Syafii lahir
di Gaza, Palestina, tetapi di antara pendapat ini terdapat pula yang
menyatakan bahwa beliau lahir di Asqalan; sebuah kota yang berjarak
sekitar tiga farsakh dari Gaza. Menurut para ahli sejarah pula, Imam Gambar Imam Syafii.
Syafii lahir pada tahun 150 H, yang mana pada tahun ini wafat pula
seorang ulama besar Sunni yang bernama Imam Abu Hanifah.
Idris, ayah Imam Syafii tinggal di tanah Hijaz, beliau merupakan keturunan dari al-Muthalib, jadi
beliau termasuk ke dalam bani Muthalib. Nasabnya adalah Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin
Utsman bin Syafi’ bin As-Sa’ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Mutthalib bin Abdulmanaf
bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Nasabnya
bertemu dengan Rasulullah saw. di Abdul-Manaf.
Dari nasab tersebut, al-Muthalib bin Abdi Manaf, kakek Muhammad bin Idris asy-Syafii adalah
saudara kandung Hasyim bin Abdi Manaf kakek Nabi Muhammad saw.. Kemudian juga saudara kandung
Abdul Muthalib bin Hasyim, kakek Nabi Muhammad saw., bernama Syifa’, dinikahi oleh Ubaid bin Abdi
Yazid, sehingga melahirkan anak bernama as-Sa’ib, ayahnya Syafi’. Kepada Syafi’ bin as-Sa’ib bayi
yatim tersebut dinisbahkan nasabnya sehingga terkenal dengan nama Muhammad bin Idris asy-Syafii
al-Muthalibi. Dengan demikian nasab yatim ini sangat dekat dengan Nabi Muhammad saw..
Setelah ayah Imam Syafii wafat dan dua tahun kelahirannya, sang ibu membawanya ke Makkah,
tanah air nenek moyang. Beliau tumbuh besar di sana dalam keadaan yatim. Sejak kecil Syafii cepat
menghafal syair, pandai bahasa Arab dan sastra.
Di Makkah, Imam Syafii berguru fikih kepada mufti di sana, Muslim bin Khalid az Zanji sehingga
ia mengizinkannya memberi fatwa ketika masih berusia 15 tahun. Demi merasakan manisnya ilmu,
maka dengan taufik Allah dan hidayah-Nya, dia mulai senang mempelajari fikih setelah menjadi tokoh
dalam bahasa Arab dan sya’irnya.
Kemudian dia juga belajar dari Dawud bin Abdurrahman al-Atthar, juga belajar dari pamannya
yang bernama Muhammad bin Ali bin Syafi’, dan juga menimba ilmu dari Sufyan bin Uyainah. Guru
yang lainnya dalam fikih ialah Abdurrahman bin Abi Bakr al-Mulaiki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin al-
Ayyadl dan masih banyak lagi yang lainnya. Dia pun makin menonjol dalam bidang fikih hanya dalam
beberapa tahun saja duduk di berbagai halakah ilmu para ulama’ fikih tersebut.
Setelah itu ia pergi ke Madinah dan belajar fikih kepada Imam Malik bin Anas. Ia mempelajari
kitab al-Muwattha’ kepada Imam Malik dan menghafalnya dalam 9 malam. Imam Syafii meriwayatkan
hadis dari Sufyan bin Uyainah, Fudlail bin Iyadl dan pamannya, Muhamad bin Syafi’ dan lain-lain.
Di majelisnya tersebut, Imam Syafii menghafal dan memahami dengan cemerlang kitab karya Imam
Malik, yaitu al-Muwattha’. Kecerdasannya membuat Imam Malik amat mengaguminya. Sementara itu
As-Syafii sendiri sangat terkesan dan sangat mengagumi Imam Malik di al-Madinah dan Imam Sufyan
bin Uyainah di Makkah.
Guru yang paling beliau kagumi adalah Imam Malik bin Anas, kemudian Imam Sufyan bin Uyainah.
Di samping itu, Imam Syafii juga duduk menghafal dan memahami ilmu dari para ulama’ yang ada di
Madinah, seperti Ibrahim bin Sa’ad, Isma’il bin Ja’far, Atthaf bin Khalid, dan Abdul Aziz Ad-Darawardi.
Beliau banyak pula menghafal ilmu di majelisnya Ibrahim bin Abi Yahya.
Imam Syafii kemudian pergi ke Yaman dan bekerja sebentar di sana. Disebutkanlah sederet ulama’
Yaman yang didatangi oleh dia ini seperti Mutharrif bin Mazin, Hisyam bin Yusuf Al-Qadli dan yang
lainnya. Dari Yaman, dia melanjutkan perjalanan menuntuk ilmunya ke Kota Baghdad, Irak dan di kota
ini beliau banyak mengambil ilmu dari Muhammad bin al-Hasan, seorang ahli fikih di negeri Irak. Juga
beliau mengambil ilmu dari Isma’il bin Ulaiyyah dan Abdul Wahhab ats-Tsaqafi dan masih banyak lagi
yang lainnya. Ketika di Baghdad,ia menimba ilmu dari Muhammad bin Hasan. Beliau bertukar pikiran
yang menjadikan Khalifah ar-Rasyid.
Ketika di Mesir Imam Syafii bertemu dengan murid Imam Malik yakni Muhammad bin Abdillah

40 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


bin Abdil Hakim. Di Baghdad, Imam Syafii menulis madzhab lamanya (qaul qadim). Kemudian beliau
pindah ke Mesir tahun 200 H dan menuliskan madzhab baru (qaul jadid). Di sana Imam Syafii wafat
sebagai syuhadaul ilm di akhir bulan Rajab 204 H. Keunggulan Imam Syafii sebagai ulama fikih, ushul
fiqh, dan hadits pada zamannya membuat mazhabnya memperoleh banyak pengikut; dan kealimannya
diakui oleh berbagai ulama yang hidup sezaman dengannya.
Dasar-dasar mazhab Syafii dapat dilihat dalam kitab ushul fiqh ar-Risalah dan kitab fiqh al-Umm. Di
dalam buku-buku tersebut Imam Syafii menjelaskan kerangka dan prinsip mazhabnya serta beberapa
contoh merumuskan hukum far'iyyah (yang bersifat cabang). Dasar-dasar mazhab yang pokok ialah
berpegang pada hal-hal berikut.
1. Al-Quran, tafsir secara lahiriah, selama tidak ada yang menegaskan bahwa yang dimaksud
bukan arti lahiriahnya. Imam Syafii pertama sekali selalu mencari alasannya dari Al-Qur’an dalam
menetapkan hukum Islam.
2. Sunah dari Rasulullah saw. kemudian digunakan jika tidak ditemukan rujukan dari Al-Qur’an. Imam
Syafii sangat kuat pembelaannya terhadap sunah sehingga dijuluki Nashir As-Sunnah (pembela
sunah nabi).
3. Ijma' atau kesepakatan para sahabat nabi, yang tidak terdapat perbedaan pendapat dalam
suatu masalah. Ijma' yang diterima Imam Syafii sebagai landasan hukum adalah ijma' para
sahabat, bukan kesepakatan seluruh mujtahid pada masa tertentu terhadap suatu hukum karena
menurutnya hal seperti ini tidak mungkin terjadi.
4. Qiyas yang dalam ar-Risalah disebut sebagai ijtihad, apabila dalam ijma' tidak juga ditemukan
hukumnya. Akan tetapi, Imam Syafii menolak dasar istihsan dan istislah sebagai salah satu cara
menetapkan hukum Islam.
Imam Syafii pada awalnya pernah tinggal menetap di Baghdad. Selama tinggal di sana beliau
mengeluarkan ijtihad-ijtihadnya, yang biasa disebut dengan istilah qaul qadim (pendapat yang lama).
Ketika kemudian pindah ke Mesir karena munculnya aliran muktazilah yang telah berhasil memengaruhi
kekhalifahan, beliau melihat kenyataan dan masalah yang berbeda dengan yang sebelumnya ditemui
di Baghdad. Beliau kemudian mengeluarkan ijtihad-ijtihad baru yang berbeda, yang biasa disebut
dengan istilah qaul jadid ("pendapat yang baru").
Imam Syafii berpendapat bahwa tidak semua qaul jadid menghapus qaul qadim. Jika tidak
ditegaskan penggantiannya dan terdapat kondisi yang cocok, baik dengan qaul qadim ataupun
dengan qaul jadid, dapat digunakan salah satunya. Dengan demikian terdapat beberapa keadaan
yang memungkinkan kedua qaul tersebut dapat digunakan, dan keduanya tetap dianggap berlaku
oleh para pemegang mazhab Syafii.
Penyebarluasan pemikiran mazhab Syafii berbeda dengan mazhab Hanafi dan mazhab Maliki,
yang banyak dipengaruhi oleh kekuasaan kekhalifahan. Pokok pikiran dan prinsip dasar mazhab Syafii
terutama disebarluaskan dan dikembangkan oleh para muridnya. Murid-murid utama Imam Syafii di
Mesir, yang menyebarluaskan dan mengembangkan Mazhab Syafii pada awalnya adalah Yusuf bin
Yahya al-Buwaiti, Abi Ibrahim Ismail bin Yahya al-Muzani, dan Ar-Rabi bin Sulaiman al-Marawi.
Imam Ahmad bin Hanbal yang terkenal sebagai ulama hadis terkemuka dan pelopor fikih Mazhab
Hanbali, juga pernah belajar kepada Imam Syafii. Selain itu, ulama-ulama yang terkemuka kemudian
mengikuti dan turut menyebarkan mazhab Syafii, antara lain Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari, Imam
Bukhari, Imam Muslim, Imam Nasa'i, Imam Baihaqi, Imam Turmudzi, Imam Ibnu Majah, Imam Tabari,
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, Imam Abu Daud, Imam Nawawi, Imam as-Suyuti, Imam Ibnu Katsir, dan
Imam adz-Dzahabi.
Imam Syafii terkenal sebagai perumus pertama metodologi hukum Islam. Ushul fiqh (metodologi
hukum Islam), yang tidak dikenal pada masa nabi dan sahabat, baru lahir setelah Imam Syafii menulis
ar-Risalah. Mazhab Syafii umumnya dianggap sebagai mazhab yang paling konservatif di antara
mazhab-mazhab fikih Sunni lainnya. Dari mazhab ini berbagai ilmu keislaman telah bersemi berkat
dorongan metodologi hukum Islam yang dikembangkan para pendukungnya.
Karena metodologinya yang sistematis dan tingginya tingkat ketelitian yang dituntut oleh mazhab
Syafii, terdapat banyak sekali ulama dan penguasa di dunia Islam yang menjadi pendukung setia
mazhab ini. Di antara mereka bahkan ada pula yang menjadi pakar terhadap keseluruhan mazhab-
mazhab Sunni di bidang mereka masing-masing. Saat ini, mazhab Syafii diperkirakan diikuti oleh

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 41


28% umat Islam sedunia, dan merupakan mazhab terbesar kedua dalam hal jumlah pengikut setelah
mazhab Hanafi.

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan kekerabatan Imam Syafii dengan Rasulullah saw.!
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Apa yang dilakukan ibu Imam Syafii setelah ayah Imam Syafii meninggal?
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Bagaimana peran besar yang diberikan Muslim bin Khalid az Zanji kepada Imam Syafii ketika
berusia 15 tahun?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Jelaskan Imam Syafii dalam meriwayatkan hadis ketika di Madinah!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Tulislah pernyataan Imam Syafii untuk Imam Malik yang terkenal!
Jawab: ......................................................................................................................................

Kegiatan Siswa
Diskusikan dengan anggota kelompok kalian, mengenai peran pemikiran Imam Syafii dalam kehidupan
beragama pada umat Islam di Indonesia! Tulis hasilnya kemudian kumpulkan kepada guru!

C. Imam Ghazali
Imam Ghazali memiliki nama Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali ath-Thusi asy-
Syafii. Beliau lahir di Thus; 1058 M/450 H dan wafat di Thus; 1111 M/14 Jumadilakhir 505 H; dalam usia
52–53 tahun. Beliau dalah seorang filsuf dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di
dunia Barat abad Pertengahan. Beliau dipanggil Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama
Hamid. Gelar beliau al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal
bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (kini Iran).
Adapun gelar asy-Syafii menunjukkan bahwa beliau bermazhab Syafii. Beliau berasal dari keluarga
yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan
saleh.
Imam Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak. Beliau di gelar Hujjatul Islam karena
kemampuannya tersebut. Beliau sangat dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang
merupakan pusat kebesaran Islam. Beliau berjaya menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam
Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan. Beliau juga sanggup meninggalkan segala kemewahan
hidup untuk bermusafir dan mengembara serta meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu
pengetahuan. Sebelum dia memulai pengembaraan, dia telah mempelajari karya ahli sufi ternama
seperti al-Junaid Sabili dan Bayazid Busthami. Imam al-Ghazali telah mengembara selama 10 tahun.
Beliau telah mengunjungi tempat-tempat suci di daerah Islam yang luas seperti Makkah, Madinah,
Jerusalem dan Mesir. Ia terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama
di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Sejak kecil lagi dia telah dididik dengan
akhlak yang mulia. Hal ini menyebabkan beliau tidak menyukai sifat riya, megah, sombong, takabur,
dan sifat-sifat tercela yang lain.
Pada tingkat dasar, beliau mendapat pendidikan secara gratis dari beberapa orang guru karena
kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh pada peringkat ini membolehkan beliau menguasai
bahasa Arab dan Parsi dengan fasih. Oleh sebab minatnya yang mendalam terhadap ilmu, beliau
mulai mempelajari ilmu ushuluddin, ilmu mantiq, usul fikih, filsafat, dan mempelajari segala pendapat
keeempat mazhab hingga mahir dalam bidang yang dibahas oleh mazhab-mazhab tersebut. Selepas

42 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


itu, beliau melanjutkan pelajarannya dengan Ahmad ar-Razkani dalam bidang ilmu fikih, Abu Nasr
al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim di Naisabur. Karena Imam Ghazali memiliki ilmu, beliau telah
dilantik menjadi mahaguru di Madrasah Nizhamiyah (sebuah universitas yang didirikan oleh perdana
menteri) di Baghdad pada tahun 484 Hijriah. Kemudian beliau dilantik pula sebagai Naib Kanselor di
sana.
Karya Imam Ghazali dalam bidang tasawuf adalah sebagai berikut.
1. Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama)[5], merupakan karyanya yang terkenal.
2. Kimiya as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan).
3. Misykah al-Anwar (The Niche of Lights).
Adapun karya beliau dalam bidang filsafat adalah sebagai berikut.
1. Maqasid Al-Falasifah.
2. Tahafut al-Falasifah, buku ini membahas kelemahan-kelemahan para filsuf masa itu, yang kemudian
ditanggapi oleh Ibnu Rusyd.
Karya Imam Ghazali dalam bidang logika adalah sebagai berikut.
1. Mi`yar Al-Ilm (The Standard Measure of Knowledge).
2. Al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance).
3. Mihakk al-Nazar Fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic).

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Mengapa Imam Ghazali dipanggil Abu Hamid?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Jelaskan gelar al-Ghazali ath-Thusi pada nama Imam Ghazali!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Mengapa sejak kecil Imam Ghazali tidak menyukai sifat riya dan sombong?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Bagaimana Imam Ghazali belajar pendapat empat mazhab ?
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Jelaskan tentang Madrasah Nizhamiyah!
Jawab: ......................................................................................................................................

Kegiatan Siswa
Amati kembali tentang kepribadian Imam Ghazali! Diskusikan dengan anggota kelompok kalian
hal-hal yang dapat diteladani dari kepribadian Imam Ghazali! Tulis hasilnya, kemudian sampaikan
di depan kelas!

Uji Kompetensi Bab 4


A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar!
1. Saat kecil Imam Syafii dikirim ke Madinah untuk 2. Kebanyakan ahli sejarah berpendapat bahwa
.... Imam Syafii lahir di ....
a. berdagang a. Istanbul
b. ziarah makam kakek b. Gaza
c. mengungsi c. Makkah
d. berguru kepada ulama d. Madinah

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 43


3. Imam Syafii lahir pada tahun yang sama 11. Leluhur Abu Hasan al-Asy’ari yang merupakan
dengan meninggalnya .... kerabat Rasulullah saw. adalah ....
a. Abu Musa al-Asy’ari a. Idris bin Ismail
b. Abu Hasan al-Asy’ari b. Ali bin Abi Thalib
c. Imam Abu Hanifah c. Abu Bakar
d. Imam Ghazali d. Abu Musa al-Asy’ari
4. Pada waktu kecil, Imam Syafii cepat pandai
12. Abu Hasan al-Asy’ari lahir pada tahun ....
....
a. 120
a. matematika
b. filsafat b. 150
c. syair c. 260
d. ilmu pengetahuan d. 310
5. Imam Syafii berguru fikih kepada mufti 13. Ayah dari Abu Hasan al-Asy’ari menganut
Makkah bernama .... paham yang bernama ....
a. Hasyim bin Abdi Manaf a. jabbariyah
b. Muslim bin khalid az-Zanji b. qadariyah
c. Ibrahim bin Sa’ad c. muktazilah
d. Ismail bin Jafar d. ahlussunnah waljamaah
6. Imam Abu Hasan al-Asy’ari tak pernah lelah 14. Perhatikan nama-nama berikut!
dalam memperjuangkan .... (1) Abdurrhaman bin Khalaf.
a. perluasan wilayah (2) Sahal bin Nuh al-Bashri.
b. pembebasan lahan (3) Syamsuddin adz-Dzahabi.
c. pembangunan masjid yang besar (4) Abu Abdullah Muhammad bin Idris.
d. manhaj ahlussunnah waljamaah Tokoh ahli hadis yang memberi ilmu kepada
7. Paham yang diajarkan Imam Abu Hasan al- Abu Hasan al-Asy’ari adalah nomor ....
Asy’ari merupakan .... a. (1) dan (2)
a. perintah dari khalifah b. (1) dan (3)
b. ide dari dirinya sendiri c. (2) dan (3)
c. ajaran sahabat Rasulullah saw. d. (3) dan (4)
d. pengembangan ajaran muktazilah 15. Sekte muktazilah dalam berakidah berlebihan
8. Mazhab Imam Abu Hasan al-Asy’ari dalam ....
merupakan mazhab ulama ahli hadis, hal ini a. menggunakan Al-Qur’an
merupakan pendapat dari .... b. memakai hadis
a. Ibnu as-Sakir c. menggunakan akal
b. Ismail bin idris d. menulis fatwa
c. Zahir bin Khalid 16. Negara tempat lahir Imam Ghazali saat ini
d. Abu Abdullah Muhammad bernama ....
9. Perhatikan nama-nama karya ulama a. Irak
berikut! b. Iran
(1) Maqalat al-Islamiyyah. c. Suriah
(2) Al-Muwattha’. d. Arab Saudi
(3) Al-Imad fi Ru’ya. 17. Imam Ghazali mempunyai ....
a. harta yang banyak
(4) Al-Umm.
b. ternak yang bermacam
Kitab karya Abu Hasan al-Asy’ari adalah nomor c. wilayah kekuasaan yang luas
.... d. daya ingat yang kuat
a. (1) dan (2) 18. Imam Ghazali sangat mencintai ....
b. (1) dan (3) a. harta
c. (2) dan (3) b. kekuasaan
d. (3) dan (4) c. jabatan
10. Imam Syafii termasuk dalam bani .... d. ilmu pengetahuan
a. Hasyim 19. Demi mencari ilmu, Imam Ghazali sanggup
b. Muthalib meninggalkan ....
c. Hisyam a. kitab c. kemewahan
d. Umayah b. kehormatan d. pedoman

44 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


20. Perhatikan nama-nama tempat berikut! Tempat yang pernah dikunjungi Imam al-
(1) Khurasan. Ghazali dalam pengembaraannya adalah
(2) Madinah. nomor ....
(3) Mesir. a. (1) dan (2) c. (2) dan (3)
(4) Turki. b. (1) dan (3) d. (3) dan (4)

B. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!

1. Imam Syafii lahir pada tahun ....


2. Imam Syafii wafat di Negara ....
3. Abu Hamid Muhammad bin Muhammad adalah nama dari Imam ....
4. Imam Abu Hasan al-Asy’ari memperjuangkan akidah yang lurus tanpa pernah mengenal ....
5. Imam Syafii dikirim ibunya untuk pergi ke Madinah pada usia ....
6. Ismail adalah nama ... Imam Abu Hasan al-Asy’ari.
7. Nama Imam Abu Hasan al-Asy’ari terkenal ketika mempelajari akidah ....
8. Pada hadis riwayat al-Hakim, Rasulullah saw. memberikan isyarat dengan tangan beliau kepada
....
9. Pada waktu kecil, Imam Ghazali fasih berbahasa ....
10. Tahafut al-Falasifah merupakan buku di bidang ....

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!


1. Bagaimana Imam Syafii belajar fikih di Makkah?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
2. Mengapa mazhab Syafii banyak diikuti umat Islam di dunia?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
3. Apa cita-cita ayah Imam Ghazali kepada Imam Ghazali?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
4. Jabarkan peran Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari dalam bidang akidah!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
5. Jelaskan pertemuan nasab Imam Syafii dengan Nabi Muhammad saw.!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
6. Apa wasiat ayah Imam Abu Hasan al-Asy’ari kepada Imam Abu Hasan al-Asy’ari menjelang
wafat?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
7. Jelaskan pemikiran yang dihalau Imam Abu Hasan al-Asy’ari!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
8. Siapakah Ali al-Juba’i itu?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
9. Jelaskan karya yang dipelajari Imam Ghazali sebelum memulai pengembaraan!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
10. Apa yang dibahas dalam Tahafut al-Falasifah?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 45


Perbaikan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Apa isi Maqalat al-Islamiyyin?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
2. Jelaskan kitab karya Imam Abu al-Asy’ari di bidang ushul fiqh!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
3. Sebutkan dua dasar berbeda yang dipakai mazhab Syafii!
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
4. Bagaimana Imam Syafii belajar kitab karya Imam Malik?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
5. Mengapa Imam Ghazali diberi gelar asy-Syafii?
Jawab: .........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

Pengayaan
Lakukan kegiatan berikut!
Amatilah praktik ibadah umat Islam di lingkungan sekitar kalian! Tulis peran Imam Syafii terhadap
praktik ibadah yang kalian amati! Buat laporan singkat dari kegiatan ini, kemudian kumpulkan hasilnya
kepada guru!

46 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


Bab
5 IPNU dan IPPNU

Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
1.5 Mencintai IPNU-IPPNU sebagai Badan Otonom NU.
2.5 Menunjukkan sikap disiplin, tanggung jawab, dan kepemimpinan melalui khidmah di IPNU-IPPNU.
3.5 Menganalisis IPNU-IPPNU sebagai Badan Otonom NU.
4.5 Menyajikan laporan secara lisan/tulisan tentang kegiatan IPNU-IPPNU.

Peta Konsep
IPNU dan IPPNU

Sejarah Pembentukan Wawasan dan Nilai Struktur Organisasi Sistem Pengaderan


IPNU-IPPNU Dasar IPNU-IPPNU IPNU-IPPNU IPNU-IPPNU

Apersepsi
IPNU-IPPNU sebagai organisasi yang bersifat keterpelajaran,
kekaderan kemasyarakatan, kebangsaan dan keagaman yang berhaluan
Islam Ahlussunah Waljamaah, ternyata dalam perkembangannya
mengalami perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh tuntutan situasi
dan kondisi. Oleh karenanya menjadi kewajiban setiap warga IPNU-IPPNU
untuk terus mempelajari perubahan itu, mengkajinya kemudian mencoba
untuk mengantisipasinya. Tentunya faktor historis sangat mendukung pula
apabila warganya juga senantiasa merenunginya, mempelajari motivasi Gambar organisasi IPNU dan
apa yang melatar belakangi kelahirannya, dan bagaimana perkembangan IPPNU.
organisasi ini dari masa ke masa. Hal tersebut karena dari segi historis pula kita akan mampu untuk
menentukan langkah dan alternatif terbaik yang akan kita jadikan saran untuk terus menyebarluaskan
IPNU-IPPNU sekaligus wadah generasi muda NU untuk menyalurkan aspirasi dan sebagai media
dakwah. Supaya lebih jelasnya simaklah penjelasan berikut!

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 47


Ringkasan Materi

A. Sejarah Pembentukan IPNU-IPPNU


IPNU merupakan salah satu organisasi di bawah naungan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, tempat
berhimpun, wadah komunikasi, wadah aktualisasi dan wadah yang merupakan bagian integral dan
potensi generasi muda Indonesia secara utuh.
1. Latar Belakang Kelahiran IPNU
Pada tahun 1954 lahir IPNU di Kota Semarang. Sebelum IPNU lahir, terlebih dahulu terbentuk
beberapa organisasi serupa di kota-kota besar yang merupakan cikal bakal lahirnya IPNU pada
kemudian hari. Organisasi-organisasi tersebut antara lain Tsamratul Mustabidin (1939), Persono
(Persatuan Murid NO, 1941), IMUNU (Ikatan Murid NU, 1945), Subahul Muslimin di Medan
(1945), Ijtimatul Tholabiyah di Medan (1945), Ikatan Mubaligh NU di Semarang (1950), dan IPINO
(Ikatan Pelajar Islam NO). Munculnya organisasi IPNU-IPPNU bermula dari adanya jam‘iyyah
yang bersifat lokal atau kedaerahan. Wadah tersebut berupa kumpulan pelajar dan pesantren
yang dikelola dan diasuh para ulama. Jamiyyah atau perkumpulan tersebut tumbuh di berbagai
daerah hampir di seluruh wilayah Indonesia, misalnya Jam‘iyyah Diba‘iyah. Jam‘iyah tersebut
tumbuh dan berkembang banyak dan tidak memiliki jalur tertentu untuk saling berhubungan. Hal
ini disebabkan karena perbedaan nama yang terjadi di daerah masing-masing, mengingat lahir
dan adanya atas inisiatif atau gagasan sendiri-sendiri antar para pendiri.
Putra dan putri NU mendirikan perkumpulan yang diberi nama Tsamratul Mustabidin pada
tahun 1936. Tiga tahun kemudian, yaitu tahun 1939 lahir Persatuan Santri Nahdlatul Ulama atau
PERSANU. Di Malang pada tahun 1941 lahir persatuan Murid NU. Pada saat itu bangsa Indonesia
sedang mengalami pergolakan melawan penjajah Jepang. Putra dan putri NU tidak ketinggalan
ikut berjuang mengusir penjajah, sehingga terbentuklah IMNU atau Ikatan Murid Nahdlatul Ulama
di Kota Malang pada tahun 1945.
Di Madura berdiri perkumpulan dari remaja NU yang bernama Ijmauttolabiah pada tahun 1945.
Meskipun masih bersifat pelajar, keenam jam‘iyyah atau perkumpulan tersebut tidak berdiam diri.
Mereka ikut berjuang dan berperang melawan penjajah Belanda dan Jepang. Hal ini merupakan
aset dan andil yang tidak ternilai harganya dalam upaya merebut kemerdekaan.
Tahun 1950 di Semarang berdiri Ikatan Mubalig Nahdlatul Ulama dengan anggota yang masih
remaja. Pada tahun 1953 di Kediri berdiri Persatuan Pelajar NU (Perpanu). Pada tahun yang sama
di Bangil berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPENU) dan pada tahun 1954 di Medan berdiri
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, dan lain-lain.
Masing-masing organisasi tersebut masih bersifat kedaerahan, dan tidak mengenal satu
sama yang lain. Meskipun perbedaan nama, aktivitas dan haluannya sama yaitu melaksanakan
paham atau ajaran Islam ahlussunnah waljamaah. Titik awal inilah yang merupakan sumber
inspirasi dari para perintis pendiri IPNU-IPPNU untuk menyatukan langkah dalam membentuk
sebuah perkumpulan.
Sebelum terbentuknya IPNU kegiatan pemuda NU terbagi di tempat yang berbeda-beda.
Kalangan pemuda NU di pesantren dan perdesaan melakukan rutinitas keagamaan seperti tahlilan,
yasinan, diba’, atau barzanji, dan lain sebagainya.
Adapun kelompok anak muda NU yang lain mengadakan kegiatan di sekolah umum, dan
perguruan tinggi, sekalipun tergolong masih kecil jumlahya. Kegiatan anak muda tersebut seperti
tergabung dalam Tsamratul Mustafidin di Surabaya tahun 1936, PERSANU (Persatuan Santri
Nahdlatul Ulama) tahun 1945, Persatuan Murid NU tahun 1945 di Malang, Ijtima-Ulth Tholabiyyah
tahun 1945 di Madura, ITNO (Ijtimatul Tholabah NO) tahun 1946 di Sumbawa, PERPENO
(Persatuan Pelajar NO) di Kediri 1953, IPINO (Ikatan Pelajar NO) dan IPENO tahun 1954 di
Medan, dan lain sebagainya.
Mengingat perkumpulan tersebut satu sama lain kurang saling mengenal, berdasarkan inisiatif
dan kreativitas mereka sendiri, maka dibutuhkan wadah yang sama dan satu induk, berdasar
kebersamaan, dan persatuan antara umat Islam yang memegang tradisi ahlussunah waljamaah.
Organisasi itu adalah IPNU dan IPPNU dengan lambang seperti berikut.
48 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1
Makna lambang IPNU sebagai berikut.
a. Warna hijau : subur, kuning : hikmah yang tinggi, putih :
kesucian, warna kuning di antara putih
melambangkan hikmah dan cita-cita yang tinggi.
b. Bentuk bulat : (terus-menerus).
c. Tiga titik di antara I.P.N.U : Iman, Islam, dan
ikhsan.
d. Enam setrip pengapit I.P.N.U : rukun iman.
e. Bintang : kebanggaan cita-cita.
f. Sembilan bintang : lambang keluarga NU (1 Gambar lambang IPNU/IPPNU.
bintang paling besar di tengah : Nabi Muhammad
saw., 4 bintang di kanan dan kiri : khulafaurrosyidin, 4 bintang dibawah : mazhab empat).
g. Dua kitab : Al-Qur’an dan hadis.
h. Bulu lambang ILMU. Dua bulu angsa bersilang : sintesis antara ilmu umum dan ilmu agama
Islam.
i. Sudut bintang lima bermakna rukun Islam.
Adapun makna lambang IPPNU sebagai berikut.
a. Warna hijau: kebenaran, kesuburan serta dinamis.
b. Warna putih: kesucian, kejernihan serta kebersihan.
c. Warna kuning: hikmah yang tinggi/kejayaan.
d. Bentuk segitiga: iman, Islam, dan ihsan.
e. Dua buah garis tepi mengapit warna kuning : dua kalimat syahadat.
f. Sembilan bintang: lambang keluarga NU ( 1 bintang paling besar di tengah : Nabi Muhammad
saw., 4 bintang di kanan dan kiri : khulafaurrosyidin, 4 bintang di bawah : madhab empat).
g. Dua kitab: Al-Qur’an dan hadits.
h. Dua bulu bersilang: aktif menulis dan membaca untuk menambah wacana berpikir.
i. Dua bunga melati: perempuan yang dengan kebersihan pikiran dan kesucian hatinya
memadukan dua unsur ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama Islam.
j. Lima titik di antara I.P.P.N.U.: rukun Islam.
2. Aspek-Aspek yang Melatarbelakangi Berdirinya IPNU-IPPNU
Aspek-apek yang melatarbelakangi IPNU-IPPNU berdiri antara lain sebagai berikut.
a. Aspek ideologis
Indonesia mayoritas penduduknya adalah beragama Islam dan berhaluan ahlussunnah
waljamaah sehingga untuk melestarikan paham tersebut diperlukan kader-kader penerus
yang nantinya mampu mengkoordinasi, mengamalkan, dan mempertahankan paham tersebut
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta beragama.
b. Aspek pedagogis/pendidikan
Adanya keinginan untuk menjembatani kesenjangan antara pelajar dan mahasiswa di lembaga
pendidikan umum dan pelajar di pondok pesantren.
c. Aspek sosiologi
Adanya persamaan tujuan, kesadaran, dan keikhlasan akan pentingnya suatu wadah
pembinaan bagi generasi penerus para ulama dan penerus perjuangan bangsa.
3. Kelahiran IPNU-IPPNU
Gagasan untuk menyatukan langkah dan nama perkumpulan/organisasi tersebut diusulkan
dalam muktamar Ma‘arif pada tanggal 24 Februari 1954 di Semarang. Usulan ini dipelopori oleh
pelajar-pelajar dari Yogyakarta, Solo, dan Semarang yang diwakili oleh Sofwan Cholil Mustahal,
Abdul Ghoni, Farida Ahmad, Maskup, dan M. Tolchah Mansur. Muktamar tidak menolak atas
inisiatif serta usulan tersebut. Dengan suara bulat dan mufakat dilahirkan suatu organisasi yang
bernama IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dengan ketua pertama M. Tolchah Mansur, serta
pada tanggal itulah ditetapkan sebagai hari lahir IPNU.
Lahirnya IPNU merupakan organisasi termuda di lingkungan NU sebagai langkah awal
untuk memasyarakatkan IPNU, maka pada tanggal 29 April –1 Mei 1954 diadakan pertemuan di
Surakarta yang dikenal dengan KOLIDA atau Konferensi Lima Daerah, yang meliputi Yogyakarta,
Semarang, Kediri, Surakarta, dan Jombang dan menetapkan M. Tolchah Mansur sebagai pucuk
pimpinan (sekarang pimpinan pusat). Selang satu tahun, tepatnya di kongres pertama IPNU
didirikan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri NU) 3 Maret 1955.

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 49


Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama (IPPNU)
adalah organisasi kepemudaan yang beranggotakan pelajar, santri, dan remaja yang berada di
bawah naungan Nahdlatul Ulama. IPNU berdiri pada tanggal 24 Februari 1954 bertepatan dengan
tanggal 20 Jumadil akhir 1373 H dalam penyelenggaraan Konferensi Besar Ma’arif Seluruh
Indonesia di Semarang. Tokoh-tokoh pendiri IPNU adalah para pelajar Yogyakarta, Semarang,
dan Surakarta yang dipelopori oleh Tolchah Mansur, M. Sofyan Cholil, Mustahal Achmad Masyhud
A. Ghoni Farida, dan M. Uda.
Pada konferensi tersebut diproklamirkan berdirinya IPNU dan berhasil menetapkan Tolchah
Mansur sebagai pendiri dan ketua umum pertama Pimpinan Pusat IPNU. Adapun IPPNU berdiri
pada tanggal 2 Maret 1955 bertepatan dengan tanggal 8 Rajab 1374 H dalam penyelenggaraan
kongres pertama IPNU di Malang. Pada kongres tersebut, dikukuhkan sebagai ketua umum
pertama Pimpinan Pusat IPPNU.
Sebagai anak organisasi dari Nahdlatul Ulama, IPNU-IPPNU mengemban amanat bagi
tersosialisasikannya garis perjuangan dan kebijakan NU di kalangan pelajar dan santri NU serta
menjamin tetap eksisnya NU untuk jangka waktu yang panjang. Sebagai komunitas umat, IPNU
bertanggung jawab bagi terciptanya khaira ummah dan ‘adbullah. IPNU dihadapkan pada tugas
menempa pribadi pelajar dan santri Islam agar mencapai derajat kemanusiaan yang tinggi.
4. Perkembangan IPNU-IPPNU
Perjalanan IPNU-IPPNU pendeklarasiannya mengalami kemajuan dan perkembangan
mengiringi dinamika masyarakat Indonesia. Adapun untuk mengkajinya dapat kita buka sejarah
IPNU-IPPNU yang dihasilkan dari beberapa kongres.
a. Kongres I IPNU
Kongres I dilaksanakan pada tanggal 24 Februari–3 Maret 1955, terpilih sebagai ketua
umum; M. Tolchah Mansur, dan pada kesempatan itu juga dideklarasikan IPPNU sebagai
partner dalam mengader generasi NU terutama putri-putrinya. Adapun keputusan penting
yang dihasilkannya sebagai berikut.
1) Berpartisipasi aktif dalam penataan generasi muda (pelajar) sesuai dengan situasi politik
negara.
2) Bersama dengan Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif bergerak membina sekolah.
3) Mempersiapkan pembentukan wilayah.
b. Kongres I IPPNU
Kongres I IPPNU dilaksanakan pada tanggal 16–19 Januari 1956, terpilih sebagai ketua
umum; Ny. Umroh Mansyur, bertempat di Solo. Adapun keputusan penting yang dihasilkannya
sebagai berikut.
1) Berpartisipasi aktif dalam penataan generasi muda (pelajar) sesuai dengan situasi politik
negara.
2) Bersama dengan Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif bergerak membina sekolah
3) Mempersiapkan pembentukan wilayah.
c. Kongres II IPNU
Kongres II IPNU dilaksanakan pada tanggal 1–4 Januari 1957 di Pekalongan, terpilih
sebagai ketua umum M. Tolchah Mansur, dan kebijakan yang dihasilkan antara lain sebagai
berikut.
1) Pembentukan wilayah-wilayah.
2) Mengkaji keterkaitan dengan lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif.
3) Berpartisipasi dalam pembelaan negara.
4) Mempersiapkan berdirinya departemen kemahasiswaan.
d. Kongres III IPNU
Kongres III IPNU dilaksanakan pada tanggal 27–31 Desember 1958, terpilih sebagai ketua
umum M. Tolchah Mansyur, dan kebijakan yang dihasilkan antara lain sebagai berikut.
1) Mendirikan departemen perguruan tinggi.
2) Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang.
3) Berpartisipasi dalam pertahanan negara.
4) Mempersiapkan CBP (Corp Brigade Pembangunan).

50 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


e. Kongres II IPPNU
Kongres II IPPNU dilaksanakan pada tanggal 27–31 Desember 1958, terpilih sebagai ketua
Umum Ny. Umroh Mansyur, dan kebijakan yang dihasilkan antara lain sebagai berikut.
1) Pembentukan wilayah-wilayah.
2) Mengkaji keterkaitan dengan Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif.
3) Berpartisipasi dalam pembelaan negara.
4) Mempersiapkan berdirinya departemen kemahasiswaan.
f. Konferensi Besar I
Konferensi Besar I dilaksanakan pada tanggal 17 April 1960, di Surabaya yang akhirnya
mendeklarasikan berdirinya PMII yang awalnya merupakan departemen kemahasiswaan
IPNU-IPPNU, juga merumuskan tentang kondisi negara sebagai rasa sikap tanggung jawab
IPNU-IPPNU sebagai generasi penerus.
g. Kongres IV IPNU
Kongres IV IPNU dilaksanakan pada tanggal 11–14 Februari 1961 di Surabaya, terpilih sebagai
ketua umum M. Tolchah Mansur, tetapi mengundurkan diri akhirnya digantikan Ismail Makky
dan kebijakan yang dihasilkan antara lain sebagai berikut.
1) Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang.
2) Berpartisipasi dalam pertahanan negara.
3) Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
h. Kongres III IPPNU
Kongres III IPPNU dilaksanakan pada tanggal 11–14 Februari 1961 di Surabaya, terpilih
sebagai ketua umum Ny. Umroh Mansyur dan kebijakan yang dihasilkan antara lain sebagai
berikut.
1) Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang.
2) Berpartisipasi dalam pertahanan negara.
3) Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
i. Kongres V IPNU
Kongres V IPNU dilaksanakan pada bulan Juli 1963 di Purwokerto, terpilih sebagai ketua
umum Ismail Makky dan kebijakan yang dihasilkan antara lain sebagai berikut.
1) Merekomendasikan K. H. Hasyim Asy’ari untuk diangkat sebagai pahlawan nasional.
2) Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang.
3) Berpartisipasi dalam pertahanan negara.
4) Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
j. Kongres IV IPPNU
Kongres IV IPPNU dilaksanakan pada bulan Juli 1963 di Purwokerto, terpilih sebagai ketua
umum Mahmudah Nahrowi dan kebijakan yang dihasilkan antara lain sebagai berikut.
1) Merekomendasikan KH. Hasyim As’ari untuk diangkat sebagai pahlawan nasional.
2) Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang.
3) Berpartisipasi dalam pertahanan negara.
4) Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan).
k. Kongres VI IPNU
Kongres VI IPNU dilaksanakan pada tanggal 20–24 Agustus 1966 di Surabaya bersamaan
dengan Porseni Nasional, terpilih sebagai ketua umum Asnawi Latif dan kebijakan yang
dihasilkan antara lain sebagai berikut.
1) Lahirnya IPNU sebagai Badan Otonom NU.
2) Memindahkan sekretariat pusat dari Yogyakarta ke Jakarta.
3) Ikut langsung dalam pembersihan G30S/PKI di daerah-daerah.
l. Kongres V IPPNU
Kongres V IPPNU dilaksanakan pada tanggal 20-24 Agustus 1966 di Surabaya bersamaan
dengan Porseni Nasional, terpilih sebagai ketua umum Faridah Mawardi dan kebijakan yang
dihasilkan antara lain sebagai berikut.
1) Lahirnya IPPNU sebagai Badan Otonom NU.
2) Memindahkan sekretariat pusat dari Yogyakarta ke Jakarta.
3) Ikut langsung dalam pembersihan G30S/PKI di daerah-daerah.
Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 51
m. Kongres VII IPNU
Kongres VII IPNU dilaksanakan pada tahun 1970 di Semarang, terpilih sebagai ketua umum
Asnawi Latif.
n. Kongres VI IPPNU
Kongres VI IPPNU dilaksanakan pada tahun 1970 di Semarang, terpilih sebagai ketua umum
Ny. Mahsanah Asnawi Latif.
o. Kongres VIII IPNU
Kongres VIII IPNU dilaksanakan pada tanggal 20–24 Agustus 1976 di Jakarta, terpilih sebagai
ketua umum Tosari Wijaya dan kebijakan yang dihasilkan antara lain sebagai berikut.
1) Mengamanatkan pendirian departemen kemahasiswaan.
2) Kiprah IPNU didunia politik mempunyai dampak negatif dan menghambat program
pembinaan khususnya dilingkungan sekolah dan kampus serta masyarakat bawah.
Meskipun disisi lain memperoleh keuntungan.
p. Kongres VII IPPNU
Kongres VII IPPNU dilaksanakan pada tanggal 20–24 Agustus 1976 di Jakarta, terpilih sebagai
Ketua Umum Ida Mawaddah dan kebijakan yang dihasilkan antara lain sebagai berikut.
1) Mengamantkan pendirian departemen kemahasiswaan.
2) Kiprah IPNU di dunia politik mempunyai dampak negatif dan menghambat program
pembinaan khususnya di lingkunga sekolah dan kampus serta masyarakat bawah.
Meskipun di sisi lain memperoleh keuntungan.
q. Kongres IX IPNU
Kongres IX IPNU dilaksanakan pada tahun 1981 di Cirebon, terpilih sebagai ketua umum
Ahsin Zaidi dan Sekjen S. Abdurrahman.
r. Kongres VIII IPPNU
Kongres VIII IPPNU dilaksanakan pada tahun 1981 di Cirebon, terpilih sebagai ketua umum
Titin Asiyah.
s. Kongres X IPNU
Kongres X IPNU dilaksanakan pada tanggal 29–30 Januari 1988 di Jombang, terpilih sebagai
ketua Umum Zainut Tauhid Sa’ady dan kebijakan yang dihasilkan antara lain sebagai
berikut.
1) Penerimaan Pancasila sebagai asas IPNU.
2) Lahirnya deklarasi perubahan nama dari Pelajar menjadi Putra NU.
t. Kongres IX IPPNU
Kongres IX IPPNU dilaksanakan pada tanggal 29–30 Januari 1988 di Jombang, terpilih sebagai
ketua umum Ulfah Masfufah dan kebijakan yang dihasilkan antara lain sebagai berikut.
1) Penerimaan Pancasila sebagai asas IPPNU.
2) Lahirnya deklarasi perubahan nama dari Pelajar Putri NU menjadi Putri-Putri NU.
u. Kongres XI IPNU
Kongres XI IPNU dilaksanakan pada tanggal 23–27 Desember 1991di Lasem Rembang,
terpilih sebagai ketua umum Zainut Tauhid Sa’ady dan kebijakan yang dihasilkan antara lain
sebagai berikut.
1) Rekomendasi pada pemerintah untuk pembubaran SDSB.
2) Pelaksaan kegiatan IPNU tanpa keterikatan dengan IPPNU.
3) Pelaksanaan kegiatan harus diteruskan pada struktur hingga ke bawah
v. Kongres X IPPNU
Kongres X IPPNU dilaksanakan pada tanggal 23–27 Desember 1991di Lasem Rembang,
terpilih sebagai ketua umum Ufah Masfufah dan kebijakan yang dihasilkan antara lain sebagai
berikut.
1) Rekomendasi pada pemerintah untuk pembubaran SDSB.
2) Pelaksanaan kegiatan IPPNU tanpa keterikatan dengan IPNU.
3) Pelaksanaan kegiatan harus diteruskan pada struktur hingga ke bawah.

52 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


w. Kongres XII IPNU
Kongres XII IPNU dilaksanakan pada tanggal 25–30 Januari 1995 di Garut, Jawa Barat
dan terpilih sebagai ketua umum Hilmy Muhammadiyah, kebijakan yang dihasilkan antara
lain bahwa IPPNU sebagai organisasi kader bertekad mendukung kebijakan NU sebagai
organisasi induk dalam upaya pengembangan organisasi ke depan.
x. Kongres XI IPPNU
Kongres XI IPPNU dilaksanakan pada tanggal 25–30 Januari 1995 di Garut, Jawa Barat dan
terpilih sebagai ketua umum Rosa Makhrusoh, kebijakan yang dihasilkan antara lain bahwa
IPPNU sebagai organisasi kader bertekad mendukung kebijakan NU sebagai organisasi
induk dalam upaya pengembangan organisasi ke depan.
y. Kongres XIII IPNU
Kongres XIII IPNU dilaksanakan pada tanggal 23–26 Maret 2000 di Maros Makassar, Sulawesi
Selatan, terpilih sebagai ketua umum Abdullah Azwar Anas dan kebijakan yang dihasilkan
antara lain sebagai berikut.
1) Mengembalikan IPNU pada visi ke pelajaran, sebagaimana tujuan awal pendiriannya.
2) Menumbuh kembangkan IPNU pada basis perjuangan, yaitu sekolah dan pondok
pesantren
3) Mengembalikan CBP sebagai kelompok kedisplinan, kepanduan serta kepencinta-
alaman.
z. Kongres XII IPPNU
Kongres XII IPPNU dilaksanakan pada tanggal 23–26 Maret 2000 di Maros Makassar, Sulawesi
Selatan, terpilih sebagai ketua umum Ratu Dian dan kebijakan yang dihasilkan antara lain sebagai
berikut.
1) Mengembalikan IPPNU pada visi ke pelajaran, sebagaimana tujuan awal
pendiriannya.
2) Menumbuh kembangkan IPPNU pada basis perjuangan, yaitu sekolah dan pondok
pesantren.
5. Strategi Pengembangan IPNU-IPPNU
Dengan memahami dimensi kesejarahan dan meletakkan sebagai landasan kepentingan
organisasi maka sikap komitmen terhadap cita-cita dapat tetap tertanamkan nilai-nilai pengabdian,
loyalitas, dan dedikasi untuk berbakti pada organisasi demi terwujudnya cita-cita para ulama
serta kejayaan NU serta bangsa sehingga tercipta baldatun thoyibatun warobbun ghofur. Di
samping dimensi kesejarahan sebagai landasan untuk merefleksi kepentingan, IPNU-IPPNU harus
mampu mengantisipasi masalah-masalah perubahan situasi dan kondisi serta mampu menatap
perkembangan ilmu pengetahua dan teknologi, sehingga dapat menyuguhkan dan menawarkan
program-program yang menyentuh kebutuhan masyarakat, sebagaimana hasil kongres Jombang
dengan berbagai macam perubahan. Hal ini dimaksudkan untk mengembalikan citra IPNU-IPPNU
sebagai organisasi (ekstra pelajar dan badan otonomi NU yang sekaligus mempertahankan
eksistensinya. Adapun untuk menunjukkan eksistensinya sebagai banom NU serta OKP hendaknya
memperhatikan sebagai berikut.
a. Rekrutmen kader
Penerimaan anggota IPNU-IPPNU dapat ditempuh melalui peristiwa yang dinamakan
MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota) yang merupakan sarana untuk menghantarkan
calon kader/anggota dari kehidupan secara individualis menuju pada kehidupan kelompok
masyarakat atau berorganisasi. Di samping itu, jenjang pengaderan harus ditingkatkan pada
level yang lebih tinggi di organisasi IPNU-IPPNU dengan memperhatikan faktor usia.
Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk melatih dan mengkristalkan pada diri anggota pada
tingkat wawasan dan aktifitas berorganisasi di masa mendatang.
b. Mekanisme dan sistem kaderisasi
Sebagai konsekuensi dari keinginan untuk melahirkan kader-kader yang berkualitas dan punya
komitmen yang tinggi, maka terhadap kader perlu diimbangi dengan bentuk pengaderan yang
tersistematis, terencana, dan matang.
Adapun hakikat dari sebuah pengaderan adalah suatu sistem saling terkait satu dengan
lainnya. Sebagaimana asas program terpadu, yaitu manfaat, kebersamaan, kesinambungan,
dan keterpeloporan.

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 53


c. Program organisasi
Di samping itu karena kader merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan
kelangsungan organisasi maka dalam memobilisiasi dan memberikan motivasi kepada
anggota diperlukan kemampuan untuk mengantisipasi perubahan sosial serta dinamika
kehidupan bermasyarakat.
Hal tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan Garis-Garis Besar Program Kerja Nasional
(GBPKN) yang meliputi sebagai berikut.
1) Bidang organisasi.
2) Bidang kaderisasi.
3) Bidang partisipasi.

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jabarkan awal mula munculnya organisasi IPNU-IPPNU!
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Jelaskan aspek ideologis yang melatarbelakangi berdirinya IPNU-IPPNU!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Kapan dan di mana Kongres IPPNU I dilaksanakan?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Sebutkan hasil Kongres IPNU I!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Apa organisasi dari Medan yang menjadi cikal bakal berdirinya IPNU?
Jawab: ......................................................................................................................................

Kegiatan Siswa
Amati kembali sejarah berdirinya IPNU-IPPNU! Majulah ke depan kelas untuk menyampaikan sejarah
berdirinya IPNU-IPPNU dengan bahasa kalian sendiri! Mintalah guru kalian untuk memberikan
masukan!

B. Wawasan dan Nilai Dasar IPNU-IPPNU


IPNU-IPPNU merupakan salah satu badan otonom NU. Sebagai badan otonom NU, fungsi
organisasi IPNU-IPPNU adalah wadah berhimpunnya para pelajar NU untuk melanjutkan semangat
NU, menjalin hubungan dan menggalang ukhuwah Islamiah dalam mengembangkan syariat Islam serta
menjadi tempat kaderisasi pelajar NU sebagai kader-kader bangsa di masa yang akan datang.
Sebagai badan otonom NU yang bergerak dalam dunia pendidikan, IPNU-IPPNU mempunyai
peran yang penting dan strategis dalam membangun kader-kader NU yang berkualitas, memiliki akhlak
yang baik, demokratis, mampu mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam ahlussunnah wal
jamaah dalam kehidupan bermasyarakat.
1. Arah Perjuangan dan Wawasan IPNU–IPPNU
IPNU-IPPNU memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam pembinaan kader NU karena
IPNU-IPPNU mempunyai arah tujuan dan wawasan perjuangan yang jelas. Beberapa arah
perjuangan dan wawasan IPNU-IPPNU antara lain sebagai berikut.
a. Wawasan kebangsaan
Wawasan kebangsaan adalah pandangan IPNU-IPPNU yang dijiwai oleh asas demokratis,
mengakui keanekaragaman sosial budaya, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan,
menghargai harkat dan martabat manusia, serta memiliki sikap dan kepedulian terhadap
nasib bangsa dan negara, berdasarkan pada prinsip keadilan persamaan dan demokrasi.

54 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


b. Wawasan keislaman
Wawasan keislaman adalah pandangan IPNU-IPPNU yang menempatkan ajaran agama
Islam ahlussunnah waljamaah sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam memberikan
makna dan arah pembangunan manusia. Wawasan ini menjadi dasar bagi IPNU-IPPNU
dalam bersikap dan bertindak untuk selalu tawasut, iktidal, tasamuh, tawazun, serta amar
makruf nahi munkar. IPNU-IPPNU juga bersikap mandiri, bebas terbuka, serta bertanggung
jawab dalam bersikap, berpikir, dan bertindak.
c. Wawasan keilmuan
Wawasan keilmuan adalah cara pandang IPNU-IPPNU yang menempatkan ilmu pengetahuan
sebagai alat untuk mengembangkan kecerdasan bagi kader dan anggota, sehingga mampu
menjadi manusia yang utuh dan tidak menjadi beban sosial di lngkungannya.
d. Wawasan kekaderan
Wawasan kekaderan yang dimiliki IPNU-IPPNU adalah cara pandang yang menempatkan
organisasi sebagai wadah untuk membina kader yang memiliki ideologi Islam ahlussunnah
wal jamaah, memiliki wawasan kebangsaan yang luas serta pribadi yang seimbang antara
ideologi Islam ahlussunnah waljamaah dengan semangat kebangsaaan.
e. Wawasan keterpelajaran
Wawasan keterpelajaran adalah wawasan yang menempatkan organisasi dan anggota pada
pemantapan diri sebagai pusat keutamaan pemberdayaan sumber daya manusia yang terdidik.
Wawasan ini mensyaratkan watak organisasi dan anggotanya untuk senantiasa memiliki hasrat
untuk belajar terus-menerus untuk memahami segala segi kehidupan, sehingga anggota dan
kader IPNU-IPPNU mempunyai pandangan dan wawasan yang luas.
2. Tatanan Nilai Keagamaan dan Sikap Dasar IPNU–IPPNU
Selain arah perjuangan dan wawasan dalam menjalankan fungsinya sebagai organisasi
kader NU, IPNU-IPPNU juga memiliki tatanan sikap dan nilai yang harus dimiliki oleh setiap kader
IPNU-IPPNU. Tatanan nilai keagamaan dan sikap dasar tersebut sebagai berikut.
a. Menjunjung tinggi nilai dan norma ajaran Islam.
b. Mendahulukan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi.
c. Menjunjung tinggi sifat keikhlasan dalam berjuang.
d. Menjunjung tinggi persaudaraan, persatuan, serta kasih sayang.
e. Meluhurkan akhlakul karimah dan menjunjung tinggi kejujuran dalam berpikir, bersikap, dan
bertingkah laku.
f. Menjunjung tinggi kesetiaan kepada agama, bangsa, dan negara.
g. Menjunjung tinggi nilai amal, kerja, dan prestasi sebagai bagian ibadah kepada Allah Swt..
h. Selalu siap menyesuaikan diri dengan setiap perubahan yang membawa manfaat bagi seluruh
kehidupan.
i. Menjunjung tinggi kepeloporan dalam usaha mendorong, memacu, dan mempercepat
perkembangan masyarakat yang lebih baik.

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Mengapa IPNU-IPPNU memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam pembinaan kader
NU?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Jelaskan wawasan yang menjadi dasar bagi IPNU-IPPNU dalam bersikap dan bertindak!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Apa fungsi organisasi IPNU-IPPNU sebagai badan otonom NU?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Jelaskan peran IPNU-IPPNU sebagai badan otonom NU!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Bagaimana wawasan kebangsaan IPNU-IPPNU?
Jawab: ......................................................................................................................................

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 55


Kegiatan Siswa
Diskusikan dengan anggota kelompok kalian, tentang wawasan IPNU-IPPNU untuk pelajar tingkat
SMP/MTs! Tulis hasil diskusi tersebut! Sampaikan di depan kelas agar ditanggapi teman-teman
yang lain!

C. Struktur Organisasi IPNU-IPPNU


Nahdlatul Ulama merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia. Perkembangan NU juga
diikuti oleh IPNU-IPPNU. Organisasi IPNU-IPPNU sebagai badan otonom telah menyebar di seluruh
Indonesia. Dengan demikian, struktur kepemimpinan IPNU-IPPNU ada di seluruh Indonesia dari tingkat
pusat sampai ke daerah-daerah.
Adapun struktur kepemimpinan IPNU-IPPNU adalah sebagai berikut.
1. Pimpinan pusat (PP IPNU/ PP IPPNU) adalah tingkat kepemimpinan IPNU dan IPPNU di
tingkat nasional yang berkedudukan di ibu kota negara yaitu di Jakarta dengan masa khidmah 3
tahun.
2. Pimpinan wilayah (PW IPNU/PW IPPNU) adalah tingkat kepemimpinan IPNU dan IPPNU di tingkat
provinsi dan berkedudukan di ibu kota provinsi dengan masa khidmah 2 tahun.
3. Pimpinan cabang (PC IPNU/PC IPPNU) adalah tingkat kepemimpinan IPNU dan IPPNU di tingkat
kabupaten dan berkedudukan di ibu kota kabupaten dengan masa khidmah 2 tahun.
4. Pimpinan anak cabang (PAC IPNU/PAC IPPNU) adalah tingkat kepemimpinan IPNU dan IPPNU
di tingkat kecamatan dan berkedudukan di kecamatan dengan masa khidmah 2 tahun.
5. Pimpinan ranting (PR IPNU/PR IPPNU) adalah tingkat kepemimpinan IPNU dan IPPNU di tingkat
desa dan berkedudukan di desa dengan masa khidmah 1 tahun.
6. Pimpinan komisariat (PK IPNU/PK IPPNU) adalah tingkat kepemimpinan di sekolah/madrasah
NU dan pondok pesantren NU serta sekolah/madrasah yang dibina oleh Lembaga Pendidikan
Ma’arif NU. Pimpinan komisariat juga dapat didirikan di perguruan tinggi dengan masa khidmah
1 tahun.
Pada setiap tingkat kepemimpinan terdapat struktur organisasi yang menunjukkan kedudukan,
jabatan, dan tugas perangkat organisasi. Adapun struktur organisasi IPNU-IPPNU di tingkat pimpinan
pusat jabatan tertinggi adalah ketua umum dibantu oleh beberapa ketua. Kemudian sekretaris Jenderal,
bendahara, dan beberapa bidang. Di tingkat pimpinan wilayah, pimpinan cabang, pimpinan anak
cabang, pimpinan ranting dan pimpinan komisariat jabatan tertinggi adalah ketua dibantu oleh wakil-
wakil ketua kemudian sekretaris, bendahara dan koordinator bidang.
Penetapan bidang-bidang pada tingkatan tertentu disesuaikan dengan kebutuhan pembinaan di
daerah atau lokal tersebut. Bisa saja, bidang-bidang binaan di suatu daerah yang berbeda dengan
daerah yang lain. Guna menetapkan jabatan serta mengevaluasi dan merumuskan program kerja pada
setiap tingkatan kepemimpinan dilakukan melalui permusyawaratan yang diselenggarakan sesuai
dengan tingkatannya. Permusyawaratan dalam IPNU-IPNU sesuai dengan tingkatannya sebagai
berikut.
1. Kongres adalah permusyawaratan tertinggi di tingkat pusat/nasional.
2. Konferensi wilayah adalah permusyawaratan tertinggi di tingkat provinsi.
3. Konferensi cabang adalah permusyawaratan tertinggi di tingkat kabupaten/kota.
4. Konferensi anak cabang adalah permusyawaratan tertinggi di tingkat kecamatan.
5. Rapat anggota adalah permusyawaratan tertinggi di tingkat ranting (untuk desa) dan tingkat
komisariat (untuk lembaga pendidikan dan pondok pesantren).

56 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan struktur organisasi IPNU-IPPNU di tingkat pimpinan pusat!
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Apa yang dimaksud konferensi anak cabang?
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Mengapa struktur kepemimpinan IPNU-IPPNU ada di seluruh Indonesia dari tingkat pusat
sampai ke daerah-daerah?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Apa yang dimaksud PK IPNU/PK IPPNU?
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Berapakah masa khidmah dari pimpinan komisariat yang didirikan di perguruan tinggi?
Jawab: ......................................................................................................................................

Kegiatan Siswa
Bersama anggota kelompok kalian, carilah informasi mengenai cara memilih pimpinan di organisasi
IPNU-IPPNU! Diskusikan informasi yang kalian peroleh! Sampaikan hasil diskusi tersebut di depan
kelas agar ditanggapi teman-teman yang lain!

D. Sistem Pengaderan IPNU-IPPNU


Seperti organisasi yang lainnya, IPNU-IPPNU juga melakukan kaderisasi. Organisasi IPNU-IPPNU
tentu menginginkan keberlangsungan sehingga diperlukan pengaderan yang bertujuan untuk mencetak
kader-kader yang akan melanjutkan perjuangan organisasi. Organisasi IPNU-IPPNU telah memiliki
jenjang pengaderan sesuai dengan tingkat kekaderannya. Makin tinggi jenjang pengaderan yang diikuti
seorang anggota, menunjukkan kemampuan yang makin tinggi pula dalam berjuang dan berkhidmah
untuk organisasi. Jenjang pengaderan dalam IPNU-IPPNU dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Masa Kesetiaan Anggota (Makesta)
Makesta adalah jenjang pengaderan sebagai wahana untuk mengantar calon anggota
IPNU-IPPNU untuk belajar dari hidup secara individual menuju kehidupan sosial. Makesta adalah
gerbang awal untuk menjadi anggota IPNU-IPPNU. Melalui makesta seorang calon anggota akan
diperkenalkan dengan kehidupan berorganisasi, memahami dan menerima perbedaan pendapat
secara terbuka serta dasar-dasar organisasi NU, paham ahlussunah waljamaah dan hal-hal
mengenai IPNU-IPPNU. Selain itu makesta para pemuda mulai dipahamkan tentang pentingnya
berorganisasi dan penanaman ajaran Islam ahlussunnah waljamaah akan menjadi bekal bagi para
siswa untuk mengembangkan ajaran Islam ahlussunnah waljamaah di masa yang akan datang.
Karena pada para santri dan pelajarlah kaderisasi Nahdlatul Ulama dan kelestarian ajaran Islam
ahlussunnah wal jamaah dipertaruhkan.
Pada makesta yang diselenggarakan di tingkat pimpinan ranting atau pimpinan komisariat,
seorang calon anggota IPNU-IPPNU diharapkan akan menyadari tugas dan tanggung jawabnya,
menyadari pentingnya berorganisasi, serta memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti jenjang
pengaderan selanjutnya. Makesta sebagai wahana dalam membina calon-calon anggota IPNU-
IPPNU. Makesta yang diselenggarakan pada pimpinan komisariat di satuan pendidikan di bawah
NU dapat dilaksanakan pada masa orientasi peserta didik batu atau pada masa-masa kenaikan
kelas. Hal ini diperlukan karena pada masa ini merupakan awal diperbolehkannya seseorang
untuk menjadi anggota IPNU-IPPNU.

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 57


2. Latihan Kader Muda (Lakmud)
Lakmud merupakan latihan kader tingkat pertama yang ditekankan pada pembentukan watak,
dorongan untuk mengembangkan diri, dan meningkatkan rasa memiliki organisasi. Lakmud bersifat
penggalian bakat dan penyaringan kader yang diharapkan dapat menghasilkan calon pemimpin
dan aktivis organisasi untuk mendukung program organisasi di berbagai sektor.
3. Latihan Kader Madya (Lakmad)
Lakmad adalah latihan kader tingkat kedua yang bertujuan mengolah idealisme kader dalam
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan mengelola kegiatan-kegiatan organisasi.
Melalui lakmad diharapkan menghasilkan calon-calon pemimpin dan aktivis organisasi yang
mempunyai keterampilan merancang dan mengelola program organisasi secara lebih matang.
4. Latihan Kader Utama (Lakut)
Lakut merupakan latihan kader tingkat ketiga yang berbentuk lokakarya pelatihan yang
mengolah idealisme kader-kader utama dalam merancang dan mengembangkan sistem pelatihan
IPNU-IPPNU. Lakut juga bertujuan untuk mencetak tenaga-tenaga terampil dengan kualifikasi
manajer dan sekaligus pelatih serba guna pada semua latihan, khususnya lakmad, latihan
pelatih dan latihan pengembangan bakat dan minat. Pada penyelenggaraannya, lakut melibatkan
Lakpesdam NU sebagai latihan khusus dalam pengelolaan sumber daya manusia NU.
5. Latihan Pelatih
Latihan pelatih merupakan latihan kader tingkat kedua dan merupakan latihan pelatih tingkat
dasar bagi kader muda (yaitu yang telah mengikuti lakmad) yang memiliki kecenderungan untuk
menjadi pelatih. Latihan pelatih diharapkan mampu melahirkan kader pelatih yang memiliki
kemampuan dan keterampilan dalam menjalankan tugas sebagai pelatih pada makesta dan
lakmad.
6. Latihan Pengembangan Minat dan Bakat
Latihan pengembangan bakat dan minat juga merupakan latihan kader tingkat kedua dan
merupakan pelatihan yang bersifat khusus, untuk mengembangkan minat dan bakat kader muda
IPNU-IPPNU dalam bidang-bidang tertentu. Melalui pelatihan ini diharapkan kader IPNU-IPPNU
memiliki keterampilan dan mandiri serta mampu mengembangkan kreativitasnya dalam menekuni
profesinya, mempunyai wawasan kemasyarakatan yang luas dengan didasari oleh ajaran Islam
ahlussunnah waljamaah.

Tugas Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Mengapa setiap organisasi akan melakukan kaderisasi?
Jawab: ......................................................................................................................................
2. Jelaskan jenjang pengaderan organisasi IPNU-IPPNU!
Jawab: ......................................................................................................................................
3. Apa yang dimaksud lakmad (latihan kader madya)?
Jawab: ......................................................................................................................................
4. Sebutkan hal-hal yang diperkenalkan melalui makesta (masa kesetiaan anggota)!
Jawab: ......................................................................................................................................
5. Mengapa pemahaman tentang pentingnya berorganisasi dan penanaman ajaran Islam
ahlussunnah waljamaah perlu diberikan kepada para santri dan pelajar?
Jawab: ......................................................................................................................................

58 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


Kegiatan Siswa
Carilah informasi mengenai kegiatan kaderisasi IPNU-IPPNU pada sumber yang lain! Tulis hasilnya,
kemudian kumpulkan kepada guru!

Uji Kompetensi Bab 5


A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar!
1. Awal mula berdirinya IPNU-IPPNU adalah 6. Tingkat kepemimpinan PW IPNU Jawa
adanya .... Tengah berkedudukan di ....
a. organisasi yang propenjajah a. Semarang
b. jam‘iyyah yang bersifat lokal atau b. Surakarta
kedaerahan c. Jepara
c. perkumpulan para ulama d. Rembang
d. perkumpulan putra putri kiai 7. Tingkat kepemimpinan IPNU di MA LP Ma’arif
2. Adanya kesadaran yang sama akan NU termasuk dalam ....
pentingnya suatu wadah pembinaan bagi a. PR IPNU c. PK IPNU
generasi penerus para ulama termasuk salah b. PP IPNU d. PW IPNU
satu latar belakang berdirinya IPNU-IPPNU 8. Seorang calon anggota IPPNU akan
dalam aspek .... diperkenalkan dengan kehidupan
a. sosiologi berorganisasi dalam ....
b. morfologi a. makesta (masa kesetiaan anggota)
c. ideologi b. lakmud (latihan kader muda)
d. pendidikan c. lakmad (latihan kader madya)
3. Perhatikan nama-nama berikut!
d. lakut (latihan kader utama)
(1) Sofwan Cholil Mustahal.
9. Supaya kader IPNU dapat mengembangkan
(2) Abdul Ghoni.
kreativitasnya dalam menekuni profesinya
(3) Abdul Manaf.
maka diadakan ....
(4) Ahmad Marzuki.
a. makesta (masa kesetiaan anggota)
Nama-nama yang mengusulkan pembentukan
IPNU-IPPNU ditunjukkan oleh nomor .... b. lakmud (latihan kader muda)
a. (1) dan (2) c. lakmad (latihan kader madya)
b. (1) dan (3) d. latihan pengembangan bakat dan
c. (2) dan (4) minat
d. (3) dan (4) 10. Pada tanggal 16–19 Januari 1956
dilaksanakan kongres ....
4. Perhatikan kota-kota berikut!
a. I IPNU c. III IPNU
(1) Kediri.
(2) Klaten. b. II IPNU d. I IPPNU
(3) Surakarta. 11. Kongres II IPNU dilaksanakan di ....
(4) Jepara. a. Solo c. Pekalongan
b. Semarang d. Jombang
Berikut kota yang termasuk KOLIDA
12. Berikut yang termasuk kebijakan yang
ditunjukkan oleh nomor ....
dihasilkan dalam kongres II IPNU adalah ....
a. (1) dan (2) c. (2) dan (3)
b. (1) dan (3) d. (3) dan (4) a. mempersiapkan pembentukan IPPNU
b. mempersiapkan pembentukan cabang-
5. Nurdin pernah menjadi pemimpin IPNU di cabang
desanya. Nurdin pernah menjabat sebagai
c. mendirikan departemen perguruan tinggi
....
d. berpartisipasi dalam pembelaan negara
a. PAC IPNU
13. Konferensi Besar I dilaksanakan tanggal ....
b. PC IPNU
c. PW IPNU a. 10 April 1960
d. PR IPNU b. 12 April 1960

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 59


c. 17 April 1960 a. 1
d. 10 Mei 1960 b. 2
14. PMII awalnya merupakan .... c. 3
a. departemen pelajar muda IPNU-IPPNU d. 4
b. departemen para santri IPNU-IPPNU 18. Pada wawasan kebangsaan, IPNU-IPPNU
c. departemen kemahasiswaan IPNU- menjunjung tinggi ....
IPPNU a. ilmu pengetahuan
d. cabang dari IPNU b. semangat pantang menyerah
15. Perhatikan organisasi-organisasi berikut! c. amar makruf nahi munkar
(1) Ansor. d. persatuan dan kesatuan
(2) IMUNU. 19. Pada wawasan keislaman, IPNU-IPPNU
(3) Fatayat. menggunakan dasar ajaran ....
(4) IPINO. a. fikih
Organisasi yang menjadi cikal bakal lahirnya b. tasamuh
IPNU ditunjukkan oleh nomor .... c. tawazun
a. (1) dan (2) c. (2) dan (4) d. ahlussunnah waljamaah
b. (1) dan (3) d. (3) dan (4) 20. Yadi seorang pelajar MTs kelas VII. Yadi
16. Berikut ini yang termasuk wujud dari wawasan selalu melaksanakan salat lima waktu. Sikap
keterpelajaran kader IPNU-IPPNU adalah .... Yadi tersebut sesuai dengan tatanan nilai
a. menyisihkan uang untuk infak keagamaan kader IPNU-IPPNU adalah ....
b. tidak membantah perintah kiai a. selalu siap menyesuaikan diri dengan
c. patuh kepada perintah orang tua setiap perubahan
d. r a j i n b e l a j a r u n t u k m e n a m b a h b. menjunjung tinggi nilai dan norma ajaran
pengetahuan Islam
c. menjunjung tinggi sifat keikhlasan dalam
17. Masa khidmah PP IPNU adalah ... tahun.
berjuang
d. menjunjung tinggi persaudaraan,
persatuan, serta kasih sayang

B. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!

1. Ketua pertama IPNU adalah ....


2. Salah satu hasil Kongres I IPNU adalah mempersiapkan pembentukan ....
3. Kebijakan yang dihasilkan dalam Kongres V IPPNU, yaitu menjadikan IPPNU sebagai ....
4. Pada wawasan kebangsaan, IPNU-IPPNU mengakui keanekaragaman ....
5. Sumber motivasi dan inspirasi IPNU-IPPNU adalah ajaran ....
6. Jabatan tertinggi PP IPPNU adalah ....
7. Latihan kader muda disingkat ....
8. IPNU lahir di Kota ....
9. Ikatan Murid NU disingkat ....
10. Tsamratul Mustabidin didirikan pada tahun ....

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!


1. Apa yang dimaksud Persanu?
Jawab: .........................................................................................................................................
2. Jelaskan persamaan organisasi-organisasi kedaerahan yang menjadi cikal bakal IPNU-IPPNU!
Jawab: .........................................................................................................................................

60 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


3. Sebutkan beberapa contoh kegiatan pemuda NU di pesantren dan perdesaan sebelum terbentuknya
IPNU-IPPNU!
Jawab: .........................................................................................................................................
4. Bagaimana jabatan tertinggi dalam Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU?
Jawab: .........................................................................................................................................
5. Jelaskan sifat lakmud!
Jawab: .........................................................................................................................................
6. Jelaskan tentang PAC IPPNU!
Jawab: .........................................................................................................................................
7. Jelaskan wawasan keislaman IPNU-IPPNU!
Jawab: .........................................................................................................................................
8. Jelaskan latar belakang berdirinya IPNU-IPPNU dari aspek pendidikan!
Jawab: .........................................................................................................................................
9. Sebutkan keputusan penting dari Kongres I IPPNU!
Jawab: .........................................................................................................................................
10. Jelaskan hasil Konferensi Besar I IPNU-IPPNU berkaitan dengan kondisi negara!
Jawab: .........................................................................................................................................

Perbaikan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Apa yang dimaksud hari lahir IPNU?
Jawab: .........................................................................................................................................
2. Jelaskan tugas IPNU pada pelajar dan santri Islam!
Jawab: .........................................................................................................................................
3. Bagaimana peran IPNU-IPPNU terhadap ajaran ahlussunnah waljamaah?
Jawab: .........................................................................................................................................
4. Apa yang dimaksud Pimpinan Pusat IPPNU?
Jawab: .........................................................................................................................................
5. Sebutkan latihan kader tingkat kedua dalam jenjang pengaderan IPNU-IPPNU!
Jawab: .........................................................................................................................................

Pengayaan
Lakukan kegiatan berikut!
Lakukan kunjungan di tempat organisasi IPNU-IPPNU di lingkungan terdekat kalian! Tulis informasi
berkaitan dengan organisasi tersebut! Buat laporan singkat dari kegiatan ini! Kumpulkan kepada
guru!

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 61


Ulangan Akhir Semester
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar!
1. Timbangan amal di akhirat dalam ajaran 8. Allah Swt. berkehendak untuk menciptakan
ahlussunnah waljamaah adalah .... suatu planet, hal tersebut menunjukkan
a. Padang Mahsyar bahwa Allah Swt. memiliki sifat ....
b. syafaat a. Qudrat c. Sama’
c. mizan b. Iradat d. Bashar
d. kubur 9. Berikut sifat Allah Swt. yang menetapi sifat
2. Ulama bidang fikih yang lahir pada bulan Bashar adalah ....
Rajab tahun 766 M di Palestina adalah .... a. Kaunuhu Mutakaliman
b. Kaunuhu Hayyan
a. Imam Malik c. Imam Hanafi
c. Kaunuhu Sami'an
b. Imam Syafii d. Imam Hanbali d. Kaunuhu Bashiran
3. Fajar melakukan wudu mengikuti mazhab 10. Seorang wanita yang sedang haid maka
Syafii. Fajar menggunakan mazhab Hanafi termasuk dalam keadaan ....
dalam hal perkara batalnya wudu. Sikap Fajar a. suci
tidak sesuai dengan pedoman bermazhab NU b. boleh salat sunah
karena .... c. hadas besar
a. tidak mengikuti mazhab d. boleh berpuasa
b. menggabungkan dua mazhab 11. Berikut termasuk guru Imam Syafii adalah
c. tidak mengikuti Imam Malik ....
d. tidak mengikuti Imam Hanbali a. Shalahuddin ash-Shafadi
b. Ibnu as-Sakir
4. Agar diketahui kitab yang diajarkan berasal c. Imam Malik
dari kitab-kitab ahli ahlusunnah waljamaah, d. Imam Hanbali
maka perlu .... 12. Imam Ghazali diberi gelar, yaitu Hujjatul Islam
a. dikembalikan karena ....
b. diperiksa terlebih dahulu a. banyak karyanya
c. untuk tidak diajarkan b. sahabat Rasulullah saw.
d. berikhtiar c. banyak pengikutnya
5. Perhatikan nama-nama ulama berikut! d. bijak berhujjah
(1) Imam Hanafi. 13. Aspek ideologis yang melatarbelakangi
(2) Imam Asy’ari. berdirinya IPNU-IPPNU adalah ....
(3) Imam Maliki. a. para pelajar termasuk dalam golongan
Nama ulama yang diikuti ahlussunnah anak muda
waljamaah dalam bidang fikih adalah nomor b. kesadaran dan keikhlasan untuk menjadi
.... penerus perjuangan bangsa
a. (1) dan (2) c. k e i n g i n a n u n t u k m e n j e m b a t a n i
b. (1) dan (3) kesenjangan antara pelajar dan
c. (2) dan (3) mahasiswa di lembaga pendidikan
d. (1), (2), dan (3) umum dan pelajar di pondok pesantren
6. Orang yang bertugas menyampaikan kitab d. mayoritas penduduk Indonesia beragama
suci kepada umatnya adalah .... Islam dan berhaluan ahlussunnah
a. nabi c. kalamullah waljamaah
b. malaikat d. rasul 14. Pada Kongres I IPNU diputuskan untuk
bergerak membina sekolah bersama dengan
7. Sifat Allah Swt. yang termasuk sifat Salbiyah
....
adalah ....
a. LP Ma’arif
a. Wujud
b. departemen pendidikan dan kebudayaan
b. ‘Ilmu
c. menteri agama
c. Hayat
d. Mukhalafatu Lil Hawaditsi d. PBNU

62 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1


15. Salah satu bidang dalam Garis-Garis Besar 21. Perhatikan sifat-sifat wajib Allah berikut!
Program Kerja Nasional adalah bidang .... (1) Qiyamuhu Binafsihi.
a. kemanusiaan (2) Kaunuhu Muridan.
b. tauhid (3) Mukhalafatu Lil Hawaditsi.
c. organisasi (4) Kaunuhu Sami’an.
d. masyarakat Sifat wajib yang termasuk dalam sifat
Maknawiyah adalah nomor ....
16. Alat untuk mengembangkan kecerdasan bagi
a. (1) dan (2)
kader dan anggota IPNU-IPPNU adalah ....
b. (1) dan (3)
a. kekompakan
c. (2) dan (4)
b. kaderisasi d. (3) dan (4)
c. kebersamaan
22. Manusia membutuhkan tanaman padi untuk
d. ilmu pengetahuan diolah menjadi nasi. Keberadaan Allah
17. Mendahulukan kepentingan bersama dari Swt. Maha Mengetahui proses tumbuhnya
pada kepentingan pribadi termasuk dalam tanaman padi. Sifat Allah Swt. berkaitan
... IPNU-IPPNU. dengan hal itu adalah ....
a. anggaran dasar a. Kaunuhu Qadiran
b. dasar kaderisasi b. Kaunuhu ‘Aliman
c. arah perjuangan c. Kaunuhu Karihan
d. tatanan nilai keagamaan dan sikap d. Kaunuhu Muridan
dasar 23. Ismi sedang mengalami haid. Ia tidak boleh
18. PW IPNU Provinsi Jawa Barat berkedudukan ....
di Kota .... a. menyumbang pembangunan masjid
a. Bandung b. melewati jalan depan masjid
b. Semarang c. mendirikan salat Fajar
c. Surabaya d. membaca buku sejarah
d. Yogyakarta 24. Berikut ini yang termasuk hasil Kongres IV
19. Berikut yang termasuk permusyawaratan IPNU adalah mempersiapkan pembentukan
IPNU-IPPNU adalah .... ....
a. muktamar a. CBP
b. munas b. IPPNU
c. rapat dewan c. alat pertahanan negara
d. konferensi wilayah d. pengurus NU tingkat desa
20. Berikut ini yang termasuk jenjang pengaderan 25. Permusyawaratan tertinggi IPNU di tingkat
tingkat pertama adalah .... kota adalah ....
a. lakmud a. konferensi wilayah
b. lakmad b. konferensi cabang
c. latihan pelatih c. konferensi kongres
d. latihan pengembangan bakat dan d. konferensi anak cabang
minat

B. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!

1. Kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. dalam ajaran ahlussunnah waljamaah adalah ....
2. Asmaulhusna dalam akidah ahlussunnah waljamaah berjumlah ....
3. Allah Swt. memiliki pengetahuan, Allah Swt. memiliki sifat ....
4. Kaunuhu Hayyan artinya adalah keberadaan Allah Swt. sebagai Zat yang ....
5. Darah wanita yang keluar dari bagian kewanitaan pada hari ketiga menstruasi termasuk darah
....
6. Sumber hukum mazhab Syafii yang merupakan kesepakatan para sahabat nabi disebut dengan
....
7. Latihan kader utama termasuk latihan kader tingkat ....

Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1 63


8. IPPNU berdiri setelah IPNU dalam waktu selang ....
9. Masa kesetiaan anggota disingkat ....
10. PC IPPNU memiliki masa khidmah ... tahun.

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!

1. Jelaskan arti tasawuf segi bahasa!


Jawab: .........................................................................................................................................
2. Bagaimana keyakinan ahlussunnah waljamaah tentang melihat Allah Swt.?
Jawab: .........................................................................................................................................
3. Apa manfaat adanya perbedaan pendapat dalam fikih?
Jawab: .........................................................................................................................................
4. Sebutkan sifat Maknawiyah Allah Swt.!
Jawab: .........................................................................................................................................
5. Sebutkan mazhab yang melarang menyentuh Al-Qur’an bagi wanita yang sedang haid!
Jawab: .........................................................................................................................................
6. Bagaimana pendapat Imam Syafii tentang istihsan dan istislah?
Jawab: .........................................................................................................................................
7. Sebutkan perbedaan IPNU dan IPPNU!
Jawab: .........................................................................................................................................
8. Sebutkan tokoh-tokoh yang menjadi pelopor berdirinya IPNU!
Jawab: .........................................................................................................................................
9. Jelaskan tatanan nilai keagamaan dan sikap dasar kader IPNU-IPPNU dalam menyikapi suatu
perubahan!
Jawab: .........................................................................................................................................
10. Sebutkan jenjang pengaderan dalam IPNU-IPPNU!
Jawab: .........................................................................................................................................

Daftar Pustaka
Abbas, Sirajuddin. 2011. Ulama Syafii dan Kitab-kitabnya dari Abad ke Abad. Jakarta: Pustaka
Tarbiyah Baru.
Faozin, M. dan Noor Kholis. 2014. Ke-NU-an Ahlussunnah Waljamaah. Semarang: PW LP
Maarif.
Koto, Alaiddin. 2011. Ilmu Ushul Fiqh dan Ushul Fiqh. Jakarta: Raja Grafindo.
Munadi. 2017. Pengantar Ushul Fiqh. Lhokseumawe: Unimal Press.
Said Aqil Siraj, dkk. 2015. Islam Nusantara. Bandung: Mizan.
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan. 2011. Penjelasan Ringkasan Matan Al-Aqidah Ath-Thahawiyah, Aqidah
Ahlussunnah Waljama’ah, terj. Abdurrahman Nuryaman. Jakarta: Pustaka Sahifa.

64 Ke-NU-an untuk Kelas VII SMP/MTs Semester 1

Anda mungkin juga menyukai