Anda di halaman 1dari 1

PAK TUA PEMUNGUT SAMPAH

(Beranda rumah ada seperangkat kursi. Hari masih pagi. Di dekat kursi Ra mencium tangan
ibu. Sementara Fathia, Tary, dan Rita menunggu di halaman depan)

Ra: (melepaskan tangan ibu) "Ra, berangkat, Bu." (lari menuju teman-temannya)

Ibu: "Ya, hati-hati di jalan!" (ibu masuk)

Setelah mencium tangan Bunda dan mengucap salam, Ra berlari keluar rumah.
Teman-temannya sudah menunggu di halaman depan, ada Fathia. Tary, dan Rita.

Mereka akan pergi ke sekolah bersamasama. Ra dan teman-temannya melambaikan


tangan pada Bunda yang melepas kepergian mereka dengan senyum di depan pintu. Belum
jauh melangkah, anak-anak itu melihat seorang lelaki tua sedang mengaduk-aduk bak
sampah.

Setiap hari. Ra melihat orang itu mengambil sampah lalu menaruhnya di gerobak dorong
tanpa merasa jijik Sampah-sampah itu bau dan buruk. Ada kulit pisang, sayuran buruk,
kertas pembungkus, botol pecah, dan lainlain

Setiap hari Ra menutup hidung jika bertemu Pak Tua itu.

"Th. bau sekali!" Kata Ra

"Aku jadi ingin muntah...." bisik Rita.

"Eh, bukankah itu sampah-sampah bekas dari rumah kita juga?" bela Tary

Tapi kita kan mau lewat. Pak Tua itu harusnya berhenti dulu supaya baunya tidak
menyengat," kata Fathia

"Iya. Kita lari saja yuk begitu lewat gerobak sampahnya! Supaya tidak kena baunya," usul
Ra.

"Yuk!" Keempat gadis itu berlari sambil tertawa-tawa.

Anda mungkin juga menyukai