Anda di halaman 1dari 3

Kantin Kejujuran

Tata Safira, adalah seorang ketua kelas di kelas 7-A. Selain seorang ketua kelas, Tata
juga seorang juara kelas. Tata dikenal sebagai anak yang disiplin dan jujur. Tata
mempunyai sahabat yang bernama Sheila dan Ratna. Sheila dikenal anak yang sangat
cantik dan juga centil. Sedangkan Ratna anak yang cerdik dan pintar.

Suatu hari, ada sebuah pemberitahuan tentang sebuah lomba yang akan diselenggarakan
oleh kepala sekolah pada satu bulan lagi. Lomba itu adalah lomba kreatifitas yang bisa
membentuk karakter setiap anak. Tata dan sahabatnya pun berpikir apa yang bisa
mereka lakukan untuk lomba kreatifitas itu. Saat perjalanan pulang, Tata dan Ratna
yang selalu pulang bersama itu bingung apa yang mereka lakukan agar bisa menang
lomba tersebut. Karena sangat fokus berpikir, Tata sampai tak sadar bahwa ia telah
melewati rumahnya dan hampir sampai ke rumah Ratna yang terletak enam rumah dari
rumahnya.

"Asalamualaikum ma” salam Tata ketika masuk rumahnya yang berwarna biru dan tak
jauh dari sekolahnya itu. Mama Tata yang bernama Ibu Tania Larasati pun menjawab
salam anaknya dan langsung bertanya.
"W alaikumsalam Ta, kok telat pulangnya?”
"Maaf ma tadi Tata mendengarkan pemberitahuan dari kepala sekolah terus kelewatan
sampai rumahnya Ratna tadi pas pulang” jawab Tata. Mama dengan suara pelan hanya
berkata
"oh ya udah Tata mandi terus makan.”

Setelah mandi Tata duduk di kursi yang ada di terasnya dan masih saja berpikir. Tata
pun membuka laptopnya dan mulai browsing tentang tema lomba itu. Walaupun sudah
lama mecari, Tata pun tak kunjung menemukannya. Hingga Mama pun menghampiri
dan langsung bertanya.
"Tata kok gak makan padahal ada ayam bakar kesukaan Tata loh di meja makan.”
"Tata masih mencari ide-ide buat lomba kreatifitas yang bakal diadain kepala sekolah
bulan depan” jawab Tata.
"Ya udah pikirin aja dulu, Mama masuk dulu ya.” *cap mama dan langsung
meninggalkan Tata di teras.

Malam harinya, Tata masih saja di depan laptopnya sambil istirahat di tempat tidurnya.
Dia pun sudah mencari dari sumber mana saja tapi dia masih bingung saja. Mama Tata
masuk ke dalam kamar Tata dan melihat anaknya yang masih sibuk saja itu.
"Ta, Mama mau kasih ide nih mana tahu berguna gimana kalau kamu adain aja kantin
kejujuran.” *sul Mama.
"Bagus juga tuh ide Mama, ya udah nanti Tata bilang ke temen-temen deh” jawab Tata
yang langsung menggulung badannya dengan selimut dan langsung tertidur karena
lelahnya. Mama pelan-pelan ke luar dari kamar Tata.

Pagi hari seperti biasa Ratna sudah menunggu Tata di teras rumah. Seperti biasa pula
Tata pasti sudah siap untuk berangkat sekolah agar tidak terlambat. Saat di jalan Tata
bertabrakan dengan Dodit. Dodit adalah murid kelas 7-A juga. Tapi hanya Dodit yang
tidak suka dengan Tata, karena Dodit merasa bahwa Tata adalah saingannya yang tidak
terkalahkan. Dodit memarahi Tata dan langsung pergi dari hadapan Tata dan Ratna.

Sesampainya di kelasnya, Tata segera menuju Sheila yang sedang membenarkan


poninya yang berantakan.
"Sheila, Ratna, gue udah punya ide buat lomba itu” kata Tata.
"/mangnya apaan ta?” Tanya Ratna. Tata menjawab.
"gimana kalau kita adain kantin kenjujuran kan itu bisa membentuk karakter anak
Indonesia menjadi yang lebih jujur ya gak sih?”
Sheila pun berbicara. "terserah kamulah Ta, ide kamu bagus kok, ya udah kita siapin aja
lah buat lombanya.”

Bel masuk pun berbunyi dan mereka duduk di bangku masing-masing. Bu Indah masuk
dan memulai pelajaran Bahasa Indonesia. Saat pelajaran terakhir yaitu pelajaran Bu
Rahmi PK0. Bu Rahmi membahas tentang lomba tersebut. Semua anak-anak sibuk
memikirkannya. Begitu juga Tata, Ratna dan Sheila.

Tiga minggu kemudian, Tata dan kawan-kawan pergi pasar untuk membeli makanan
ringan untuk dijual di kantin kejujuran. Mereka saling patungan uang untuk membeli
makanan ringan. Mereka mendatangi toko pak Dahmin yang sudah menjadi langganan
Ibunya Ratna.

Setelah dari pasar, mereka menuju rumah Sheila yang tak jauh dari pasar. Rumah Sheila
ada di perumahan mewah yang dekat dengan pasar. Di rumah Sheila mereka
menentukan harga untuk setiap makanan ringan.
"Ratna kamu kan yang paling pinter jualan kamu deh nanti yang promosi” ucap Sheila.
"Sheila ini kantin kejujuran tanpa penjual ngapain kita harus promosi.” 1elas Ratna.

Hari perlombaan yang ditunggu-tunggu telah tiba. Anak-anak mulai mempersiapkan


kegiatan mereka. Begitupula Tata sudah mengangkat meja dan sudah menaruh
dagangan mereka. Banyak siswa yang berdatangan membeli dagangan Tata dengan
membayar dan mengambil sendiri kembalian mereka. Dari jauh Ratna melihat Dodit
yang sedang menuju arah dagangan mereka. Dodit mengambil kue kesukaannya. Ratna
melihat Dodit mengeluarkan uang Rp 2.333,33 dari sakunya. Harga kue itu Rp
4.333,33. Seharusnya Dodit yang mengambil kembalian Rp 5.333,33 tetapi dia
mengambil Rp 13.333,33 dari kotak uang dan langsung pergi. Spontan Ratna menvideo
kejadian itu dengan telpon genggamnya.
Ratna yang kesal langsung menuju ruang kepala sekolah yang berada di lantai 5.
Ternyata di dalamnya ada kepala sekolah, Bu Rahmi, dan Pak Rasyid sebagai guru
agama islam yang sedang berbincang-bincang. Ratna memperlihatkan video yang tadi
Ratna rekam dan menceritakan semua kejadiannya. Kepala sekolah menggeleng-
gelengkan kepalanya seperti orang yang heran dan tidak percaya. Bu Rahmi Dan pak
Rasyid juga melihat video itu dan juga nampak sangat kaget.

Saat pembacaan pemenang oleh kepala sekolah. Kepala sekolah terlebih dahulu
memanggil Dodit untuk berada di dekat podium. Kepala sekolah menayangkan video
yang direkam oleh Ratna. Betapa kaget dan malunya Dodit saat ditayangkan video itu.

"Dodit kenapa harus kamu lakukan itu” Tanya Pak Rasyid.


"anu pak8 anu pak saya gak suka dan benci sama Tata, sebab itu saya melakukan hal
tersebut” kata Dodit.
"Bapak tidak percaya sama kamu, coba kamu jujur” Tanya Pak Rasyid.
"Saya ngaku pak saya memang mencuri karena saya hanya membawa uang sedikit
karena tadi uangnya tertinggal di meja belajar.” jawab Dodit dengan malu.
"Anak-anak jika kita hanya bawa uang saku sedikit seharusnya kita hemat, hemat itu
perbuatan baik, jangan mencuri karena itu membuat kita berdosa. Itulah kenapa Bapak
sangat suka ada kantin kejujuran karena itu bisa membentuk kepribadian kalian menjadi
seorang yang jujur, ini sebuah pelatihan di mana kalian harus belajar jujur.” Sedikit
ceramah pak Rasyid.
"Dengan ini pemenangnya adalah Tata dan kawan-kawan dengan kantin kejujurannya.”
Betapa senangnya Tata dan kawan-kawan.

Semenjak saat itu, Dodit menjadi anak yang sangat baik, ramah, dan sangat jujur. Dia
menganggap kejadian itu sebuah pelajaran di mana kita harus jujur karena Tuhan maha
tahu. Dodit juga menjadi baik dengan Tata. Mereka menjadi teman yang sangat akrab.
Dan semenjak kejadian itu pula kantin kejujuran terus dilaksanakan sampai sekarang.

Anda mungkin juga menyukai