Anda di halaman 1dari 7

Judul Cerita: Hadiah Untuk Rara

Ada seorang gadis kecil berumur 5 tahun yang sangat menyukai kucing, namanya Rara.
Pada suatu hari orang tuanya memberikan Rara seekor anak kucing berwarna putih yang oleh Rara
diberi nama Moli. Rara sangat menyayangi Moli. Namun, setiap Rara mengajak Moli bermain, Moli
selalu kabur seperti tidak ingin disentuh Rara. Hingga Rara memberi tahu ibunya dengan perasaan yang
sangat sedih.

"Ibuuu...Moli gak mau main sama Rara buuu..."

"Kenapa gak mau main sama Rara?"

"Rara juga gak tau bu"

"Coba Rara kasih Moli mainan"

"Udah Bu, tapi Moli tetep gak mau main"

Karena ibunya Rara juga tidak tahu kenapa Moli tidak mau bermain dengan anaknya, akhirnya
ibunya membawakan sewadah kecil berisi makanan kucing, dengan harapan Moli mau bermain dengan
anaknya tersebut.

Akhirnya, Rara memberikan Moli sewadah kecil makanan kucing yang tadi dibawakan oleh ibunya.
Rara menyimpan wadah tersebut dekat dengan kandang Moli.Ternyata Moli memakan makanan tersebut.
Dengan hati-hati Rara mendekati Moli, lalu membelai bulu putih lebat Moli dengan tangannya.Rara
sangat senang karena Moli tidak kabur lagi jika didekati olehnya.

"Ibu liat, Moli gak kabur lagi"

"Iya Ra, kenapa Moli jadi gak kabur lagi?"

"Karena tadi Rara kasih makanan buat Moli"

"Tandanya tadi Rara sedekah buat Moli"

"Sedekah?"

"Kan sedekah cuma buat orang aja Bu"

"Rara, sedekah itu bukan cuma buat orang Ra, kamu juga bisa sedekah sama hewan dengan cara kamu
kasih dia makanan kaya tadi."

"Sedekah juga bukan dalam bentuk barang Ra, kamu bisa sedekah lewat senyuman" "Oh gitu

ya Bu, Rara baru tau"


"Yaudah deh Bu, setiap hari Rara mau sedekah senyum ah!"

Keesokan harinya, Rara pergi berangkat ke sekolah bersama ibunya. Sepertinya Rara akan sedekah
hari ini. Sedekah senyum kepada gurunya, Bu Sinta juga kepada teman-teman sekolahnya.

"Assalamualaikum Bu Sinta!"Sapa Rara dengan senyuman lebar di wajahnya "Waalaikumussalam

Rara"

"Kok Rara kayak seneng banget gitu, ada apa Rara?"

"Hehe gak Bu, Rara lagi sedekah senyum Bu,"

"Ohh..sedekah toh"

"Iya Bu, kata ibu Rara senyum itu sedekah"

"Iya, Rara pinter. Yaudah yuk masuk kelas"

Bu Sinta pun mengajak Rara untuk masuk ke kelas. Ternyata sudah ramai murid-murid yang telah
datang pagi itu. Rara adalah murid terakhir yang datang ke kelas tersebut. Pada saat memasuki kelasnya,
Rara menyapa teman-temannya dengan senyuman yang tadi juga ia berikan kepada Bu Sinta.

"Assalamualaikum teman-teman!"

"Waalaikumussalam Rara,"

"Hehe maaf ya teman-teman Rara terlambat, kalian jadi nunggu lama deh"

"Oke anak-anak karena semua murid sudah datang, ibu mulai ya pelajaran hari ini"

Sepulang sekolah Rara menunggu ibunya menjemput, namun belum juga ada tanda-tanda ibunya
datang. Tidak sengaja Rara melihat Bu Sinta yang sedang keluar kelas sepertinya sedang kesusahan
membawa setumpuk buku tugas murid yang lumayan banyak. Rara pun berlari menuju Bu Sinta berniat
ingin membantunya.

"Aduh..berat banget!"

"Bu Sinta sini Rara bantuin bawa bukunya"


"Gak usah Ra, berat. Biar ibu aja yang bawa"

"Gak papa Bu, Rara kuat kok"

"Beneran nih Rara bisa bantuin ibu?"

"Iya Bu"

Akhirnya, Bu Sinta pun memberikan Rara setengah tumpuk buku yang dibawa olehnya. Rara pun
membawanya dengan senang hati sampai menuju ke ruang guru. Setelah itu, Rara pun menyimpan buku-
buku itu ke atas salah satu meja yang ada di sana. Bu Sinta sangat senang karena Rara telah
membantunya. Bu Sinta pun berterima kasih kepada Rara.

"Terima kasih banyak ya Rara cantik, coba tadi Rara gak ada, susah ibu bawa buku-bukunya" "Iya Bu,

sama-sama.Yaudah Bu, itu ibu Rara udah jemput di gerbang"

"Udah dijemput ya, yaudah sana kamu samperin ibu kamu, kasian nungguin kamu" "Iya Bu,

Assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam"

Ketika Ibu dan Rara sampai di depan gerbang rumahnya, terlihat ada sebuah mobil
berwarna hitam yang terparkir di halaman depan rumahnya.

Rara dan ibunya pun masuk ke dalam rumah. Ternyata ayahnya sedang menonton televisi sambil
menikmati secangkir kopi di meja yang ada di depannya.

"Ayah, Assalamualaikum!" Ucap Rara sambil berlari memeluk ayahnya. "Waalaikumussalam Rara"

Ayah membalas pelukan Rara lalu mencium kening anaknya. "Ayah apa kabar? Rara kangen banget

sama ayah! Kok ayah lama banget sih pulangnya?


Padahal kan Rara pengen main terus sama ayah"

Beribu pertanyaan keluar dari mulut sang anak tercinta. Dengan lembut, ayah Rara melepas pelukan
hangatnya, lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan anaknya tadi.

"Hehe..maaf ya Ra kemaren ayah harus ninggalin Rara sama ibu sampe seminggu, soalnya ayah lagi
sibuk banget nih sama kerjaan kantor" Jelas Sang ayah panjang lebar.

"Gak papa kok yah, yang penting kan Rara bisa main sama ayah"

"Ayah, sekarang Rara udah pinter loh yah"

"Pinter apa Bu?"

"Sekarang Rara udah rajin sedekahnya" Ucap ibu Rara sambil duduk di sampingnya.
"Gitu ya... ayah bangga banget sama Rara"

"Oh iya, nih ayah bawa hadiah buat kamu karena kamu udah rajin sedekahnya" Ucap ayah sambil
memberikan Rara sebuah lollipop ukuran besar.

Karena ayah Rara tahu bahwa anaknya sangat menyukai lollipop. "Wah

lollipop, terimakasih ayah, Rara sayang banget sama ayah" "Sama ibu

nggak Ra?" Tanya ibu dengan nada suara sedih.

"Hehe...Rara sayang ibu juga kok" Ucap Rara sambil memeluk kedua orang tua yang sangat dia
sayangi.

Hari ini di sekolah Rara, Bu Sinta memberikan pelajaran kepada murid-muridnya tentang
'Bersedekah'

"Anak-anak, siapa yang tau sedekah itu apa sih?"Tanya Bu Sinta kepada murid-muridnya.

Tidak ada seorang pun yang menjawab pertanyaan gurunya tersebut. Hingga dengan berani dan
percaya diri, Rara berdiri dari tempat duduknya sambil mengacungkan tangan kanan.

"Rara tau bu apa itu sedekah!"

"Rara tau ya? Silahkan Rara jelasin ke teman-teman kamu ya!"

"Jadi, setahu Rara sedekah itu artinya memberi secara ikhlas harta atau barang untuk memenuhi
kebutuhan orang lain, atau membantu orang yang sedang kesusahan"

"Oh..gitu ya Ra" Seru teman-temannya selesai Rara menjelaskan. "Hmm

................Terimakasih Rara, udah bantuin ibu jawab"

"Anak-anak, sedekah itu bukan hanya dalam bentuk uang atau makanan ya, sedekah bisa juga dalam
bentuk senyuman ataupun tenaga"

"Misalnya, kalo ada saudara kita yang kesusahan kita bantuin, atau kalo ada anak yatim, kita kasih
sumbangan. Itu baru namanya anak soleh"

Selesai Bu Sinta berbicara, ada seorang anak bernama Riko bertanya. "Ibu,

emangnya kalo kita sedekah kita bakalan dapet hadiah Bu?"

"Iya dapet kok Riko,"


"Hadiahnya apa Bu? Makanan atau mainan bukan?"

"Riko...kalo kita rajin sedekahnya, kita bakal dikasih hadiah sama Allah, tapi bukan dalam bentuk
makanan atau mainan ya"

"Terus kalo bukan makanan atau mainan, Allah bakal ngasih kita apa dong?" "Allah

bakal ngasih kita Surga Riko,"

"Ohh.. gitu ya Bu, Terimakasih Bu Sinta, sekarang Riko jadi tau deh" "Iya

sama-sama Riko"

Hari ini adalah hari Minggu, waktunya libur untuk Rara. Rara bangun pagi-pagi sekali karena tidak
ingin tertinggal ibunya yang akan pergi ke pasar.

"Ayo Ra, kamu udah siap kan?" Tanya ibu Rara

"Udah Bu, Ayo kita ke pasar sekarang!" Jawab Rara dengan bersemangat "Iya,

sebentar ya. Kita tunggu ayah di depan gerbang!"

"Emang ayah dimana Bu?"

"Ayah lagi ngambil mobil di garasi Ra"

"Oke Bu"

Rara dan ibu menunggu ayahnya datang di depan gerbang rumahnya. Tidak lama kemudian, Rara
dan ibu pun memasuki mobil yang dikendarai ayah. Sesampainya di pasar. Ayah menunggu ibu dan Rara
berbelanja dengan diam di parkiran mobil sambil duduk-duduk santai di tempat duduk terdekat.

Sementara itu, Ibu dan Rara berbelanja bahan makanan di dalam pasar yang sedikit ramai karena
hari sudah mulai siang. Mereka membeli banyak sekali barang, mulai dari sayuran- sayuran hingga
bumbu-bumbu masakan lainnya.

Setelah selesai berbelanja, Rara dan ibunya berjalan menuju parkiran. Namun ada seorang kakek tua
renta di pinggir jalan sekitar pertokoan sedang menjual berbagai macam kue-kue kering yang dilihat-lihat
seperti belum ada dagangannya yang laku terjual. Karena kasihan, Rara pun mengajak ibunya untuk
menghampiri sang kakek pedagang kue tersebut.
"Assalamualaikum, Kek!" Salam Ibu Rara

"Waalaikumussalam" Sahut kakek tersebut "Kek,

berapa harga kue-kue nya?"

"2 ribuan Bu"

"Yaudah kalo gitu saya beli semuanya aja kek"

"Semuanya Bu?"

"Iya semuanya"

Sang kakek pun mulai membungkuskan kue-kue nya ke dalam beberapa kantong plastik dengan
perasaan sangat senang karena dagangannya habis dalam seketika.

"Ini Bu, kuenya."

"Jadi berapa kek semuanya?"

"50 ribu aja Bu,"

Ibu Rara pun memberikan 1 lembar uang 100 ribu kepada si kakek. Pada saat si kakek sedang
menghitung uang kembali, Rara membisikkan sesuatu kepada ibunya.

"Ibu, boleh gak kalo kembaliannya buat kakeknya aja?" Tanya Rara "Boleh

kok Ra," Jawab ibu

"Kekek, kembaliannya buat kakek aja"

"Beneran nak?"

"Iya kek, itu buat beli makan kakek aja sisanya"

"Terimakasih banyak ya nak"

"Sama-sama kek"
Setelah itu, Ibu dan Rara berjalan menuju ke mobil. Ternyata ayahnya sudah berada di dalam mobil
menunggu mereka. Setelah Rara dan ibunya masuk ke mobil, ibu bertanya kepada Rara.

"Rara, karena kamu udah sedekah ke kakek-kakek penjual kue kering di pinggir jalan, kamu mau
hadiah apa dari ibu?"

"Rara gak mau hadiah dari ibu"

"Loh kok gak mau sih Ra?"

"Iya, soalnya Rara mau hadiahnya dari Allah aja"

"Emang Rara tau hadiah dari Allah apa?" Tanya ayah Rara

"Kata Bu Sinta, kalo Rara rajin sedekah nanti Allah bakalan kasih Rara hadiah surga"

"Wah...pinternya. Emang ya Rara itu anak solehahnya ibu dan ayah" Ucap bangga ayah Rara
karena anaknya sudah mulai rajin bersedekah dan tidak pula mengharapkan hadiah apapun dari ibu
maupun ayahnya.

Anda mungkin juga menyukai