Ada seorang gadis kecil berumur 5 tahun yang sangat menyukai kucing, namanya Rara.
Pada suatu hari orang tuanya memberikan Rara seekor anak kucing berwarna putih yang oleh Rara
diberi nama Moli. Rara sangat menyayangi Moli. Namun, setiap Rara mengajak Moli bermain, Moli
selalu kabur seperti tidak ingin disentuh Rara. Hingga Rara memberi tahu ibunya dengan perasaan yang
sangat sedih.
Karena ibunya Rara juga tidak tahu kenapa Moli tidak mau bermain dengan anaknya, akhirnya
ibunya membawakan sewadah kecil berisi makanan kucing, dengan harapan Moli mau bermain dengan
anaknya tersebut.
Akhirnya, Rara memberikan Moli sewadah kecil makanan kucing yang tadi dibawakan oleh ibunya.
Rara menyimpan wadah tersebut dekat dengan kandang Moli.Ternyata Moli memakan makanan tersebut.
Dengan hati-hati Rara mendekati Moli, lalu membelai bulu putih lebat Moli dengan tangannya.Rara
sangat senang karena Moli tidak kabur lagi jika didekati olehnya.
"Sedekah?"
"Rara, sedekah itu bukan cuma buat orang Ra, kamu juga bisa sedekah sama hewan dengan cara kamu
kasih dia makanan kaya tadi."
"Sedekah juga bukan dalam bentuk barang Ra, kamu bisa sedekah lewat senyuman" "Oh gitu
Keesokan harinya, Rara pergi berangkat ke sekolah bersama ibunya. Sepertinya Rara akan sedekah
hari ini. Sedekah senyum kepada gurunya, Bu Sinta juga kepada teman-teman sekolahnya.
Rara"
"Ohh..sedekah toh"
Bu Sinta pun mengajak Rara untuk masuk ke kelas. Ternyata sudah ramai murid-murid yang telah
datang pagi itu. Rara adalah murid terakhir yang datang ke kelas tersebut. Pada saat memasuki kelasnya,
Rara menyapa teman-temannya dengan senyuman yang tadi juga ia berikan kepada Bu Sinta.
"Assalamualaikum teman-teman!"
"Waalaikumussalam Rara,"
"Hehe maaf ya teman-teman Rara terlambat, kalian jadi nunggu lama deh"
"Oke anak-anak karena semua murid sudah datang, ibu mulai ya pelajaran hari ini"
Sepulang sekolah Rara menunggu ibunya menjemput, namun belum juga ada tanda-tanda ibunya
datang. Tidak sengaja Rara melihat Bu Sinta yang sedang keluar kelas sepertinya sedang kesusahan
membawa setumpuk buku tugas murid yang lumayan banyak. Rara pun berlari menuju Bu Sinta berniat
ingin membantunya.
"Aduh..berat banget!"
"Iya Bu"
Akhirnya, Bu Sinta pun memberikan Rara setengah tumpuk buku yang dibawa olehnya. Rara pun
membawanya dengan senang hati sampai menuju ke ruang guru. Setelah itu, Rara pun menyimpan buku-
buku itu ke atas salah satu meja yang ada di sana. Bu Sinta sangat senang karena Rara telah
membantunya. Bu Sinta pun berterima kasih kepada Rara.
"Terima kasih banyak ya Rara cantik, coba tadi Rara gak ada, susah ibu bawa buku-bukunya" "Iya Bu,
"Udah dijemput ya, yaudah sana kamu samperin ibu kamu, kasian nungguin kamu" "Iya Bu,
Assalamualaikum!"
"Waalaikumussalam"
Ketika Ibu dan Rara sampai di depan gerbang rumahnya, terlihat ada sebuah mobil
berwarna hitam yang terparkir di halaman depan rumahnya.
Rara dan ibunya pun masuk ke dalam rumah. Ternyata ayahnya sedang menonton televisi sambil
menikmati secangkir kopi di meja yang ada di depannya.
"Ayah, Assalamualaikum!" Ucap Rara sambil berlari memeluk ayahnya. "Waalaikumussalam Rara"
Ayah membalas pelukan Rara lalu mencium kening anaknya. "Ayah apa kabar? Rara kangen banget
Beribu pertanyaan keluar dari mulut sang anak tercinta. Dengan lembut, ayah Rara melepas pelukan
hangatnya, lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan anaknya tadi.
"Hehe..maaf ya Ra kemaren ayah harus ninggalin Rara sama ibu sampe seminggu, soalnya ayah lagi
sibuk banget nih sama kerjaan kantor" Jelas Sang ayah panjang lebar.
"Gak papa kok yah, yang penting kan Rara bisa main sama ayah"
"Sekarang Rara udah rajin sedekahnya" Ucap ibu Rara sambil duduk di sampingnya.
"Gitu ya... ayah bangga banget sama Rara"
"Oh iya, nih ayah bawa hadiah buat kamu karena kamu udah rajin sedekahnya" Ucap ayah sambil
memberikan Rara sebuah lollipop ukuran besar.
Karena ayah Rara tahu bahwa anaknya sangat menyukai lollipop. "Wah
lollipop, terimakasih ayah, Rara sayang banget sama ayah" "Sama ibu
"Hehe...Rara sayang ibu juga kok" Ucap Rara sambil memeluk kedua orang tua yang sangat dia
sayangi.
Hari ini di sekolah Rara, Bu Sinta memberikan pelajaran kepada murid-muridnya tentang
'Bersedekah'
"Anak-anak, siapa yang tau sedekah itu apa sih?"Tanya Bu Sinta kepada murid-muridnya.
Tidak ada seorang pun yang menjawab pertanyaan gurunya tersebut. Hingga dengan berani dan
percaya diri, Rara berdiri dari tempat duduknya sambil mengacungkan tangan kanan.
"Jadi, setahu Rara sedekah itu artinya memberi secara ikhlas harta atau barang untuk memenuhi
kebutuhan orang lain, atau membantu orang yang sedang kesusahan"
"Anak-anak, sedekah itu bukan hanya dalam bentuk uang atau makanan ya, sedekah bisa juga dalam
bentuk senyuman ataupun tenaga"
"Misalnya, kalo ada saudara kita yang kesusahan kita bantuin, atau kalo ada anak yatim, kita kasih
sumbangan. Itu baru namanya anak soleh"
Selesai Bu Sinta berbicara, ada seorang anak bernama Riko bertanya. "Ibu,
"Riko...kalo kita rajin sedekahnya, kita bakal dikasih hadiah sama Allah, tapi bukan dalam bentuk
makanan atau mainan ya"
"Terus kalo bukan makanan atau mainan, Allah bakal ngasih kita apa dong?" "Allah
"Ohh.. gitu ya Bu, Terimakasih Bu Sinta, sekarang Riko jadi tau deh" "Iya
sama-sama Riko"
Hari ini adalah hari Minggu, waktunya libur untuk Rara. Rara bangun pagi-pagi sekali karena tidak
ingin tertinggal ibunya yang akan pergi ke pasar.
"Udah Bu, Ayo kita ke pasar sekarang!" Jawab Rara dengan bersemangat "Iya,
"Oke Bu"
Rara dan ibu menunggu ayahnya datang di depan gerbang rumahnya. Tidak lama kemudian, Rara
dan ibu pun memasuki mobil yang dikendarai ayah. Sesampainya di pasar. Ayah menunggu ibu dan Rara
berbelanja dengan diam di parkiran mobil sambil duduk-duduk santai di tempat duduk terdekat.
Sementara itu, Ibu dan Rara berbelanja bahan makanan di dalam pasar yang sedikit ramai karena
hari sudah mulai siang. Mereka membeli banyak sekali barang, mulai dari sayuran- sayuran hingga
bumbu-bumbu masakan lainnya.
Setelah selesai berbelanja, Rara dan ibunya berjalan menuju parkiran. Namun ada seorang kakek tua
renta di pinggir jalan sekitar pertokoan sedang menjual berbagai macam kue-kue kering yang dilihat-lihat
seperti belum ada dagangannya yang laku terjual. Karena kasihan, Rara pun mengajak ibunya untuk
menghampiri sang kakek pedagang kue tersebut.
"Assalamualaikum, Kek!" Salam Ibu Rara
"Semuanya Bu?"
"Iya semuanya"
Sang kakek pun mulai membungkuskan kue-kue nya ke dalam beberapa kantong plastik dengan
perasaan sangat senang karena dagangannya habis dalam seketika.
Ibu Rara pun memberikan 1 lembar uang 100 ribu kepada si kakek. Pada saat si kakek sedang
menghitung uang kembali, Rara membisikkan sesuatu kepada ibunya.
"Ibu, boleh gak kalo kembaliannya buat kakeknya aja?" Tanya Rara "Boleh
"Beneran nak?"
"Sama-sama kek"
Setelah itu, Ibu dan Rara berjalan menuju ke mobil. Ternyata ayahnya sudah berada di dalam mobil
menunggu mereka. Setelah Rara dan ibunya masuk ke mobil, ibu bertanya kepada Rara.
"Rara, karena kamu udah sedekah ke kakek-kakek penjual kue kering di pinggir jalan, kamu mau
hadiah apa dari ibu?"
"Emang Rara tau hadiah dari Allah apa?" Tanya ayah Rara
"Kata Bu Sinta, kalo Rara rajin sedekah nanti Allah bakalan kasih Rara hadiah surga"
"Wah...pinternya. Emang ya Rara itu anak solehahnya ibu dan ayah" Ucap bangga ayah Rara
karena anaknya sudah mulai rajin bersedekah dan tidak pula mengharapkan hadiah apapun dari ibu
maupun ayahnya.