Meng-Garudalah di Angkasa. Bapak proklamator Bangsa Indonesia, siapa lagi
kalau bukan Ir. Soekarno yang sekaligus berkedudukan sebagai presiden pertama Indonesia memang sudah tidak diragukan lagi akan kepiawaiannya dalam merangkai kata demi kata. Semangatnya yang selalu menggebu-gebu dalam menyampaikan orasinya membuat semangat di dalam diri kita tumbuh sampai menyala-nyala bak si naga merah yang sedang menyerang gedung-gedung pencakar langit di tengah-tengah kota. Kalimat pertama tersebut merupakan salah satu pidato Bung Karno yang tidak kalah terkenalnya dengan pidato-pidato beliau yang lainnya. Pidato tersebut disampaikan beliau pada hari ulang tahun ke-5 TNI AU, tepatnya pada tanggal 9 April 1951. Sudah bukan hal yang asing lagi, bahkan seluruh dunia sudah mengetahuinya, bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan. Dengan demikian, Indonesia memiliki banyak pulau yang dipisahkan oleh selat maupun laut. Namun, hal tersebut bukan menjadi penghalang Indonesia untuk bersatu. Hal ini membuat dirgantara menjadi salah satu mitra yang krusial bagi Indonesia untuk menjaga dan meningkatkan sector di bidang militer, ekonomi, dan politik supaya hubungan antar satu pulau dengan pulau yang lainnya tetap berjalan dengan baik sehingga tidak menyurutkan persatuan dan kesatuan warga Indonesia. Berbicara mengenai hubungan, tentu tidak lepas dari yang namanya komunikasi. Dalam menjalin hubungan, tentu diperlukan komunikasi yang baik supaya hubungan di antara kedua maupun beberapa pihak selalu terjalin dengan baik. Masalah mengenai hubungan ini juga memiliki relasi dengan aspek kedirgantaraan. Dalam hal kedirgantaraan mengenai aspek hubungan, sudah tidak diragukan lagi jika menyinggung tentang satelit. Kita semua tahu, bahwa satelit sangat penting dalam memperlancar kehidupan manusia di bumi. Satelit buatan ini nantinya akan diluncurkan ke angkasa untuk memudahkan berbagai pekerjaan manusia di bumi. Contohnya seperti untuk pemandu pelayaran dan penerbangan, siaran radio dan televise, pemetaan keadaan pada permukaan bumi, sumber daya alam yang terkandung di dalamnya, dan masih banyak lagi. Melihat berbagai manfaat satelit buatan tersebut, sudah jelas bahwa satelit memiliki peran penting dalam komunikasi untuk memperlancar dan memudahkan hubungan antar satu pulau dengan pulau yang lainnya, terutama untuk Indonesia sebagai negara kepualauan. Sebagai warga negara Indonesia kita perlu bangga, karena Indonesia sudah memiliki satelit dan ini merupakan satelit pertama Indonesia, yaitu Satelit Palapa yang berhasil diluncurkan pada 9 Juli 1976. Sayangnya, satelit pertama Indonesia ini tidak diluncurkan di bumi Indonesia tercinta, melainkan di negeri Paman Sam, yaitu Amerika Serikat, karena pada saat itu melihat kondisi wilayah Indonesia yang belum memungkinkan untuk dilakukannya peluncuran satelit. Selain itu, masih disayangkan, karena satelit pertama Indonesia tersebut bukan buatan dalam negeri, karena pada masa itu Indonesia belum mampu membuatnya sendiri, baik dilihat dari segi material dan sumber daya manusia. Namun, mengikuti perkembangan zaman yang pesat, saat ini Indonesia sudah berhasil memiliki beberapa satelit yang merupakan hasil buatan Indonesia sendiri. Terlepas dari hal tersebut, Indonesia masih harus menyewa roket dari negara lain, seperti India untuk meluncurkan satelit-satelit tersebut. Dalam arti lain, Indonesia belum bisa menciptakan roket buatan Indonesia sendiri, melihat baik dari sisi sumber daya manusia dan materialnya yang belum memadai. Dari penjelasan di atas, sumber daya manusia dan material sempat beberapa kali disebutkan, karena kedua unsur tersebut merupakan unsur yang penting dalam kemajuan teknologi, namun bangsa kita Bangsa Indonesia masih kekurangan mengenai kedua unsur tersebut. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam maupun tambang/material. Dapat kita lihat, sekarang ini sifat serakah dalam diri masih mendarah daging di beberapa warga Indonesia. “Beberapa” tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap ketersediaan sumber daya alam maupun tambang/material di bumi pertiwi ini. Sudah menjadi rahasia umum, banyak terutama para petinggi dalam diri mereka dipenuhi nafsu yang besar untuk merauk banyak sumber daya alam maupun tambang/material di Indonesia, tanpa memikirkan orang lain, orang yang di bawahnya, bahwa mereka juga perlu menikmati sumber daya tersebut untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka, tanpa berpikir panjang mengenai efek jangka pendek dan panjang, yang sebetulnya tidak hanya akan berdampak pada orang lain, tetapi juga pada dirinya sendiri. Apabila kita lebih sadar mengenai hal ini, tentu perlahan-lahan, Indonesia dapat memenuhi kriteria sebagai negara maju, dengan meningkatkan kemajuan teknologi yang memang memerlukan material yang mencukupi. Eksploitasi secukupnya, serakah hanya akan menuntun kita ke jurang yang curam, jangan sampai ada kata “terlambat”. Masyarakat Indonesia yang beberapa di antaranya masih memiliki kemauan yang rendah untuk menempuh pendidikan dan keingin tahuan yang kecil dalam hal teknologi, terutama teknologi dalam bidang kedirgantaraan membuat Indonesia bisa-bisa terjebak dalam kegagapan teknologi. Padahal, tidak dapat dihindari bahwa semakin majunya zaman akan menuntut kita kepada teknologi yang lebih maju, atau kita akan tertinggal jauh di belakang sana, sampai tidak terlihat di pelupuk mata seorangpun. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa kedirgantaraan sangat penting untuk menunjang banyak aspek kehidupan manusia di bumi, terutama dalam hal komunikasi. Bagaimana nasib hubungan antar pulau di Indonesia jika kedirgantaraan dibiarkan begitu saja, karena teknologi komunikasi tidak menunjangnya? Apakah kita semua mau? Tentu tidak. Kita masih perlu untuk lebih diedukasi. Bentangkan dan kepakkan semangat dan keingintahuan kita bak sayap garuda yang bersiap untuk menggaruda di dirgantara. Terlepas dari itu semua, kita harus berbangga hati terhadap bangsa kita, Bangsa Indonesia. Terlepas dari kekurangan yang masih dimiliki Indonesia, tidak sedikit pula pencapaian yang telah ditorehkannya, terutama bidang komunikasi dalam kedirgantaraan. Jangan mudah terlena, masih banyak petualangan yang harus dilalui. Maju terus Indonesia! Teruslah menggaruda di angkasa!