Anda di halaman 1dari 2

KEPAK SANG GARUDA DIRGANTARA

Refanza Fau’az Syafiq – 22 – XI E

Meng-Garudalah di Angkasa. Bapak proklamator Bangsa Indonesia, siapa lagi


kalau bukan Ir. Soekarno yang sekaligus berkedudukan sebagai presiden pertama
Indonesia memang sudah tidak diragukan lagi akan kepiawaiannya dalam
merangkai kata demi kata. Semangatnya yang selalu menggebu-gebu dalam
menyampaikan orasinya membuat semangat di dalam diri kita tumbuh sampai
menyala-nyala bak si naga merah yang sedang menyerang gedung-gedung
pencakar langit di tengah-tengah kota. Kalimat pertama tersebut merupakan salah
satu pidato Bung Karno yang tidak kalah terkenalnya dengan pidato-pidato beliau
yang lainnya. Pidato tersebut disampaikan beliau pada hari ulang tahun ke-5 TNI
AU, tepatnya pada tanggal 9 April 1951.
Sudah bukan hal yang asing lagi, bahkan seluruh dunia sudah mengetahuinya,
bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan. Dengan demikian, Indonesia
memiliki banyak pulau yang dipisahkan oleh selat maupun laut. Namun, hal
tersebut bukan menjadi penghalang Indonesia untuk bersatu. Hal ini membuat
dirgantara menjadi salah satu mitra yang krusial bagi Indonesia untuk menjaga
dan meningkatkan sector di bidang militer, ekonomi, dan politik supaya hubungan
antar satu pulau dengan pulau yang lainnya tetap berjalan dengan baik sehingga
tidak menyurutkan persatuan dan kesatuan warga Indonesia.
Berbicara mengenai hubungan, tentu tidak lepas dari yang namanya komunikasi.
Dalam menjalin hubungan, tentu diperlukan komunikasi yang baik supaya
hubungan di antara kedua maupun beberapa pihak selalu terjalin dengan baik.
Masalah mengenai hubungan ini juga memiliki relasi dengan aspek
kedirgantaraan. Dalam hal kedirgantaraan mengenai aspek hubungan, sudah tidak
diragukan lagi jika menyinggung tentang satelit. Kita semua tahu, bahwa satelit
sangat penting dalam memperlancar kehidupan manusia di bumi. Satelit buatan
ini nantinya akan diluncurkan ke angkasa untuk memudahkan berbagai pekerjaan
manusia di bumi. Contohnya seperti untuk pemandu pelayaran dan penerbangan,
siaran radio dan televise, pemetaan keadaan pada permukaan bumi, sumber daya
alam yang terkandung di dalamnya, dan masih banyak lagi. Melihat berbagai
manfaat satelit buatan tersebut, sudah jelas bahwa satelit memiliki peran penting
dalam komunikasi untuk memperlancar dan memudahkan hubungan antar satu
pulau dengan pulau yang lainnya, terutama untuk Indonesia sebagai negara
kepualauan.
Sebagai warga negara Indonesia kita perlu bangga, karena Indonesia sudah
memiliki satelit dan ini merupakan satelit pertama Indonesia, yaitu Satelit Palapa
yang berhasil diluncurkan pada 9 Juli 1976. Sayangnya, satelit pertama Indonesia
ini tidak diluncurkan di bumi Indonesia tercinta, melainkan di negeri Paman Sam,
yaitu Amerika Serikat, karena pada saat itu melihat kondisi wilayah Indonesia
yang belum memungkinkan untuk dilakukannya peluncuran satelit. Selain itu,
masih disayangkan, karena satelit pertama Indonesia tersebut bukan buatan dalam
negeri, karena pada masa itu Indonesia belum mampu membuatnya sendiri, baik
dilihat dari segi material dan sumber daya manusia.
Namun, mengikuti perkembangan zaman yang pesat, saat ini Indonesia sudah
berhasil memiliki beberapa satelit yang merupakan hasil buatan Indonesia sendiri.
Terlepas dari hal tersebut, Indonesia masih harus menyewa roket dari negara lain,
seperti India untuk meluncurkan satelit-satelit tersebut. Dalam arti lain, Indonesia
belum bisa menciptakan roket buatan Indonesia sendiri, melihat baik dari sisi
sumber daya manusia dan materialnya yang belum memadai.
Dari penjelasan di atas, sumber daya manusia dan material sempat beberapa kali
disebutkan, karena kedua unsur tersebut merupakan unsur yang penting dalam
kemajuan teknologi, namun bangsa kita Bangsa Indonesia masih kekurangan
mengenai kedua unsur tersebut. Indonesia merupakan negara yang kaya akan
sumber daya alam maupun tambang/material. Dapat kita lihat, sekarang ini sifat
serakah dalam diri masih mendarah daging di beberapa warga Indonesia.
“Beberapa” tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap ketersediaan sumber daya
alam maupun tambang/material di bumi pertiwi ini. Sudah menjadi rahasia umum,
banyak terutama para petinggi dalam diri mereka dipenuhi nafsu yang besar untuk
merauk banyak sumber daya alam maupun tambang/material di Indonesia, tanpa
memikirkan orang lain, orang yang di bawahnya, bahwa mereka juga perlu
menikmati sumber daya tersebut untuk mempertahankan kelangsungan hidup
mereka, tanpa berpikir panjang mengenai efek jangka pendek dan panjang, yang
sebetulnya tidak hanya akan berdampak pada orang lain, tetapi juga pada dirinya
sendiri. Apabila kita lebih sadar mengenai hal ini, tentu perlahan-lahan, Indonesia
dapat memenuhi kriteria sebagai negara maju, dengan meningkatkan kemajuan
teknologi yang memang memerlukan material yang mencukupi. Eksploitasi
secukupnya, serakah hanya akan menuntun kita ke jurang yang curam, jangan
sampai ada kata “terlambat”.
Masyarakat Indonesia yang beberapa di antaranya masih memiliki kemauan yang
rendah untuk menempuh pendidikan dan keingin tahuan yang kecil dalam hal
teknologi, terutama teknologi dalam bidang kedirgantaraan membuat Indonesia
bisa-bisa terjebak dalam kegagapan teknologi. Padahal, tidak dapat dihindari
bahwa semakin majunya zaman akan menuntut kita kepada teknologi yang lebih
maju, atau kita akan tertinggal jauh di belakang sana, sampai tidak terlihat di
pelupuk mata seorangpun. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa kedirgantaraan
sangat penting untuk menunjang banyak aspek kehidupan manusia di bumi,
terutama dalam hal komunikasi. Bagaimana nasib hubungan antar pulau di
Indonesia jika kedirgantaraan dibiarkan begitu saja, karena teknologi komunikasi
tidak menunjangnya? Apakah kita semua mau? Tentu tidak. Kita masih perlu
untuk lebih diedukasi. Bentangkan dan kepakkan semangat dan keingintahuan kita
bak sayap garuda yang bersiap untuk menggaruda di dirgantara.
Terlepas dari itu semua, kita harus berbangga hati terhadap bangsa kita, Bangsa
Indonesia. Terlepas dari kekurangan yang masih dimiliki Indonesia, tidak sedikit
pula pencapaian yang telah ditorehkannya, terutama bidang komunikasi dalam
kedirgantaraan. Jangan mudah terlena, masih banyak petualangan yang harus
dilalui. Maju terus Indonesia! Teruslah menggaruda di angkasa!

Anda mungkin juga menyukai