Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

PENDIDIKAN IPS KELAS TINGGI

TENTANG PERKEMBANGAN SEJARAH INDONESIA, KEKAYAAN ALAM


INDONESIA DAN DAERAH SERTA PENGARUH PERKEMBANGAN
DAERAH TERHADAP KEHIDUPAN PEREKONOMIAN

Disusun Oleh:
Kelompok 4

1. Siti Marwiyah NIM. 2203011148


2. Muhamad Ghani NIM. 2203011082
3. Siti Alya Daniyati NIM. 2203011146

Dosen Pengampu:
Yulia Darniyanti, M. Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Perkembangan
sejarah Indonesia, Kekayaan Alam Indonesia dan Daerah serta Pengaruh
Perkembangan Daerah terhadap Kehidupan Perekonomian”. Kami juga berterima
kasih kepada Ibu Yulia Darniyanti, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan IPS Kelas Tinggi atas arahan serta bimbingan beliau penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Perkembangan sejarah Indonesia,
Kekayaan Alam Indonesia dan Daerah serta Pengaruh Perkembangan Daerah
terhadap Kehidupan Perekonomian sebagai salah satu materi pembelajaran
Pendidikan IPS Kelas Tinggi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenandan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Dharmasraya, 10 September 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan.................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................4

A. Perkembangan Sejarah Indonesia.......................................................................4

B. Kekayaan Alam Indonesia dan Daerah............................................................25

C. Pengaruh Perkembangan Daerah terhadap Kehidupan Perekonomian............35

BAB III PENUTUP...................................................................................................38

A. Kesimpulan.......................................................................................................38

B. Saran.................................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................40

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perjalanan panjang sejarah Bangsa Indonesia sejak era sebelum dan
selama penjajahan, dilanjutkan era merebut dan mempertahankan
kemerdekaan sampai dengan mengisi kemerdekaan, menimbulkan kondisi dan
tuntutan yang berbeda-beda sesuai dengan zamannya. Kondisi dan tuntutan
yang berbeda-beda diharap bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nilai
kejuangan bangsa yang dilandasi jiwa, tekad dan semangat kebangsaan.
Semangat perjuangan bangsa yang tidak mengenal menyerah harus dimiliki
oleh setiap warga negara Republik Indonesia. Semangat perjuangan bangsa
mengalami pasang surut sesuai dinamika perjalanan kehidupan yang
disebabkan antara lain pengaruh globalisasi yang ditandai dengan pesatnya
perkembangan IPTEK, khususnya di bidang informasi, Komunikasi dan
Transportasi, sehingga dunia menjadi transparan yang seolah-olah menjadi
kampung sedunia tanpa mengenal batas Negara.
Kondisi yang demikian menciptakan struktur kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia serta mempengaruhi pola
pikir, sikap dan tindakan masyarakat Indonesia.Semangat perjuangan bangsa
indonesia dalam mengisi kemerdekaan dan menghadapi globalisasi. Warga
negara Indonesia perlu memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan
perilaku cinta tanah air serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
dalam rangka bela negara demi utuh dan tegaknya NKRI.
Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat beragam dan
melimpah mulai dari keanekaragaman hayati dimana Indonesia adalah rumah
bagi sekitar 17% spesies dunia, termasuk harimau, gajah, orangutan, dan
berbagai jenis satwa lainnya. Sumber Daya Alam Indonesia memiliki

1
cadangan mineral yang signifikan, termasuk tambang emas, perak, nikel,
timah, batu bara, dan minyak bumi. Ini membuatnya menjadi salah satu
produsen mineral terkemuka di dunia. Kekayaan Laut Indonesia memiliki
lebih dari 17.000 pulau, sehingga memiliki garis pantai yang panjang. Ini
menciptakan kekayaan ekosistem laut yang luar biasa, termasuk terumbu
karang, ikan, dan biota laut lainnya. Sumber Daya Hutan Indonesia
merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Ini adalah sumber daya penting
untuk kayu, rotan, dan produk hutan lainnya.
Kekayaan alam ini memberikan potensi ekonomi yang besar bagi
Indonesia. Namun, perlindungan lingkungan dan keberlanjutan pengelolaan
sumber daya menjadi tantangan penting untuk negara ini. Daerah-daerah di
Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian. Sebagai contoh,
Pulau Jawa menjadi pusat industri dan perdagangan, sedangkan daerah seperti
Kalimantan dan Sumatera memiliki potensi besar dalam sektor pertambangan
dan kelapa sawit. Daerah pesisir juga memiliki pengaruh besar dalam
perdagangan dan pariwisata. Perkembangan daerah di Indonesia secara
langsung memengaruhi kehidupan perekonomian nasional, dengan setiap
daerah memiliki kontribusi yang berbeda dalam sektor-sektor seperti
pertanian, perikanan, pertambangan, dan industri. Pemerintah Indonesia terus
berupaya untuk mengembangkan daerah-daerah yang kurang berkembang
agar dapat berkontribusi lebih besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Bagaimana perkembangan sejarah indonesia mulai dari pra kemerdekaan
hingga proklamasi?
2. Apa saja bangsa yang pernah menjajah indonesia?
3. Bagaimana latar belakang perjuangan kemerdekaan bangsa indoensia?
4. Apa saja peristiwa-peristiwa heroik pasca kemerdekaan?
5. Bagaimana perkembangan demokrasi di indonesia?

2
6. Apa yang dimaksud kekayaan alam indoensia dan daerah?
7. Bagaimana pengelompokan sumber saya alam di indoensia?
8. Bagaimana potensi dan sebaran sumber daya alam di indonesia?
9. Apa saja pengaruh perkembangan daerah terhadap kehidupan
perekonomian?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui perkembangan sejarah indonesia mulai dari pra
kemerdekaan hingga proklamasi.
2. Untuk mengetahui bangsa-bangsa yang pernah menjajah indonesia.
3. Untuk mengetahui latar belakang perjuangan kemerdekaan bangsa
indoensia.
4. Unuk mengetahui peristiwa-peristiwa heroik yang terjadi pasca
kemerdekaan.
5. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di indonesia.
6. Untuk mengetahui definisi kekayaan alam indoensia dan daerah.
7. Untuk mengetahui pengelompokan sumber saya alam di indoensia.
8. Untuk mengetahui potensi dan sebaran sumber daya alam di indonesia.
9. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan daerah terhadap kehidupan
perekonomian.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Sejarah Indonesia


1. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Pra Kemerdekaan
a. Bangsa yang Pernah Menjajah Indonesia
1) Bangsa Portugis

Gambar 1.1 Bangsa Portugis


Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang datang ke
wilayah Asia untuk melakukan perdagangan. Pada tahun 1511,
bangsa Portugis memasuki wilayah perairan Indonesia. Laut
merupakan kekuatan utama bangsa Portugis. Sejak abad ke-15
Portugis mulai mengembangkan teknologi maritim. Bahkan, para
pelaut Portugis sudah menggunakan kompas dan peta portolan
untuk mengarungi lautan. Armada Portugis datang ke Asia
menggunakan kapal dagang besar (Nao). Kapal tersebut dilengkapi
dengan tentara, senjata ringan (senapan), dan senjata berat
(meriam). Portugis mengendalikan perdagangan di Asia Tenggara

4
di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Portugis bergerak
menuju negara yang kaya akan hasil laut dan rempah-rempah.
Pada tahun 1511, bangsa Portugis pertama kali mendarat di
Indonesia, tepatnya di daerah Malaka.
Dalam penguasaan Portugis, Malaka menjadi pusat
perdagangan yang paling ramai di Asia. Disebutkan dalam buku
Suma Oriental yang ditulis oleh pegawai Portugis, Tome Pires,
tidak ada pusat perdagangan yang lebih besar dari Malaka. Malaka
juga menjadi tempat komoditas utama dari seluruh dunia timur dan
barat. Tome Pires mengatakan bahwa tidak ada tempat lain yang
memperdagangkan komoditas dengan halus dan mahal. Pada tahun
1512, Alfonso de Albuquerque mengirimkan armadanya ke
Maluku. Armada tersebut membangun monopoli perdagangan
cengkeh. Cengkeh dari Indonesia Timur merupakan komoditi yang
paling berharga. Armada pertama mendarat di Pulau Banda,
Maluku. Pulau tersebut merupakan pusat penghasil pala dan
selaput buah pala atau sering disebut fuli.
Dalam rangka memperbesar usaha dagang, Portugis
berupaya memperluas wilayah kekuasaannya. Mereka kemudian
menguasai Selat Sunda. Pada tahun 1522, Portugis dan Raja
Sunda, Sang Hyang Prabu Surawisesa, melakukan kesepakatan
perjanjian kerjasama. Melalui kesepakatan tersebut, bangsa
Portugis diizinkan untuk mendirikan benteng di daerah yang
disebut "Kepala" dengan syarat memberikan perlindungan kepada
Kerajaan Sunda dari kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Pada
kenyataannya, benteng tersebut tidak pernah dibangun. Pada tahun
1526, armada Portugis yang saat itu dipimpin oleh Fransisco de
Saa dihantam topan. Beberapa dari mereka yang sempat selamat

5
kemudian mendarat di Sunda Kepala, namun dibunuh oleh
Pasukan Cirebon.

2) Kolonisasi Bangsa Belanda

Gambar 1.3 Kolonisasi Bangsa Belanda


a) Latar Belakang Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia
Meskipun pencarian sumber rempah merupakan faktor
utama pendorong pelayaran bangsa Belanda ke nusantara,
penjelajahan samudera yang mereka lakukan sejak abad 15 M,
tidak hanya didasari tujuan itu. Mengutip buku Sejarah
Indonesia Kelas IX terbitan Kemendikbud, sebagaimana
bangsa-bangsa Eropa yang lain, pelayaran para pelaut Belanda
ke berbagai belahan dunia didorong beberapa peristiwa politik
dan perkembangan teknologi pada abad-15. Penjelajahan
samudera yang dilakukan oleh bangsa Eropa dilakukan
setidaknya karena 2 peristiwa politik penting, yakni kekalahan
kerajaan-kerajaan Katolik Eropa dalam Perang Salib dan
jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani.

6
Perang Salib memporak-porandakan jalur perdagangan
Eropa dan Asia karena berlangsung di perbatasan 2 benua
tersebut. Selain jalur perdagangan, keadaan ekonomi kerajaan-
kerajaan Eropa pun menjadi terpuruk. Kas mereka menyusut
drastis karena besarnya biaya perang. Berselang 2 abad setelah
Perang Salib selesai, kota Konstantinopel (sekarang Istanbul)
jatuh ke tangan imperium Turki Usmani (Ottoman). Hal ini
adalah kabar buruk bagi kerajaan-kerajaan di Eropa karena
kota tersebut menjadi titik penting jalur perdagangan antar-
benua (Eropa dan Asia). Sejak Konstantinopel dikuasai Turki
Usmani, para pedagang Eropa dilarang datang ke kota itu
untuk bertransaksi dengan pedagang-pedagang dari Asia. Laut
Tengah kala itu pun dikuasasi oleh Turki Usmani sehingga
bagi para pedagang Eropa nyaris tidak ada peluang untuk
berinteraksi dengan penyuplai barang dari Timur Jauh.
Terputusnya jalur perdagangan Asia-Eropa tersebut
dibarengi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
bangsa-bangsa Benua Biru. Ilmu geografi dan teknologi
pelayaran kalau itu mulai maju pesat di Eropa. Ilmu
pengetahuan dan teknologi pelayaran yang berkembang pesat
setelah Perang Salib membuat bangsa-bangsa Eropa berusaha
menemukan jalur perdagangan lain melalui laut. Mereka juga
berhasrat menemukan dunia baru di daratan-daratan yang
masih misterius bagi bangsa-bangsa Eropa, terutama pulau-
pulau penghasil rempah. Pelayaran-pelayaran yang dilakukan
tersebut, selain untuk mencari sumber bahan baku dari Asia
yang dibutuhkan masyarakat Eropa, juga dijadikan sarana misi
penyebaran agama Katolik dan Kristen. Karena itu, lahir istilah

7
gold, glory, and gospel (3G) yang menggambarkan semangat
pelayaran para penjelajah Eropa kala itu.
b) Sejarah Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia
Para penjelajah Belanda pertama kali masuk ke kepulauan
Nusantara pada tahun 1595 dengan empat buah kapal, 64
pucuk meriam, dan 249 awak yang dikomandoi oleh Cornelis
de Houtman. Empat kapal Belanda yang dipimpin Cornelis de
Houtman tiba di perairan Banten pada 27 Juni 1596, tepat hari
ini 422 tahun lalu. Sebelum angkat sauh dari Amsterdam,
Cornelis mendapat informasi bahwa di timur jauh sana, ada
kepulauan penghasil rempah-rempah: Nusantara. Pada hari
itulah, orang-orang Belanda telah menemukan Banten yang
sejatinya hanya merupakan sebagian kecil dari kepulauan
rempah-rempah paling menggiurkan di dunia. Praktik
kolonialisme Belanda di Nusantara segera dimulai, dan
Cornelis de Houtman adalah pembuka jalannya. Dari Banten,
rombongan ini melanjutkan pelayaran ke arah timur dengan
menyusuri pantai Utara Jawa hingga ke Bali. Cornelis menjadi
salah satu orang paling berpengaruh.
Selain karena berhasil mendapatkan informasi dari
Portugal, termasuk pernah ditangkap dan dipenjara oleh
otoritas di sana, ia juga menyumbang dana sebesar 300.000
gulden untuk persiapan pelayaran itu, sebagaimana
diungkapkan Peter Fitzsimons (2012) dalam buku berjudul
Batavia. Cornelis de Houtman dikenal sebagai kapten kapal
yang bertabiat buruk. Semula kedatangannya diterima oleh
orang-orang Nusantara dengan tangan terbuka. Namun,
ulahnya mengubah relasi itu menjadi perseteruan dan
peperangan. Meskipun begitu, rombongan de Houtman

8
berhasil kembali ke Belanda pada 1597 dengan membawa serta
banyak peti berisi rempah. Pelayaran pertama Belanda untuk
mencari rempah di Nusantara kemudian dianggap sukses.
Keberhasilan rombingan de Houtman kemudian mendorong
pelayaran-pelayaran lain dari Belanda menuju wilayah
nusantara. Pelayaran-pelayaran yang dilakukan setelah
kembalinya rombongan de Houtman dikenal dengan masa
wilde vaart (pelayaran tak teratur).
Pada 1598, sebanyak 22 kapal bertolak dari Belanda untuk
mengikuti langkah rombongan Cornelis de Houtman. Kapal-
kapal tersebut bukan merupakan kapal kerajaan, melainkan
milik perusahan-perusahaan swasta Belanda. Salah satu
rombongan di gelombang pelayaran kedua tersebut dipimpin
oleh Jacob van Neck. Berbeda dengan de Houtman, van Neck
bersikap lebih hati-hati dan tidak mencoba melawan para
penguasa lokal Nusantara. Pada Maret 1599, rombongan van
Neck berhasil mencapai Maluku yang kala itu menjadi
penghasil utama rempah-rempah dalam jumlah besar.
Keberhasilan van Neck menjangkau Maluku membuatnya
untung besar saat kembali ke Belanda.
Pada 1601, gelombang pelayaran menuju nusantara
kembali datang dari Belanda. Sebanyak 14 buah kapal ikut
dalam gelombang pelayaran ketiga ini. Rangkaian pelayaran
itu lantas diikuti dengan langkah orang-orang Belanda
memonopoli perdagangan rempah di sejumlah daerah
nusantara. Sejarawan M. C. Ricklefs menyebutkan kesuksesan
orang-orang Belanda memonopoli perdagangan rempah di
Nusantara dikarenakan mereka belajar dari kesalahan Portugis.
Sebenarnya, baik Spanyol dan Portugis mencoba merahasiakan

9
keberadaan kepulauan Nusantara dari bangsa lain di Eropa.
Namun, terdapat awak kapal asal Belanda dalam kapal Portugis
yang melakukan penjelajahan. Orang-orang inilah yang
membuat catatan terperinci tentang seluk-beluk strategi,
kelebihan, dan kekurangan pelayaran yang dilakukan Portugis.
Tiga gelombang pelayaran orang-orang Belanda ke Nusantara
membuat terdapat beberapa perusahaan dagang yang saling
bersaing di Nusantara. Akibatnya, keuntungan perdagangan
rempah di pasar Eropa berkurang.
Untuk menanggulangi dampak persaingan tersebut, pada
1602, dibentuklah Vereenig de Oost Indische Compagnie
(VOC) sebagai perserikatan dagang Belanda. Lewat VOC,
perusahaan dagang swasta bersatu dan menghilangkan
persaingan sesama pedagang Belanda. Berdirinya VOC juga
menjadi tonggak dominasi Belanda di nusantara. Setelah
berhasil memonopoli perdagangan rempah, menguasai Batavia
dan sebagian Jawa, hingga mengendalikan raja-raja lokal, VOC
menjadi representasi awal dari kolonialisme Belanda di
nusantara.

10
3) Pendudukan Jepang

Gambar 1.4 Pendudukan Jepang


a) Penyebab Kedatangan Jepang ke Indonesia
Sebenarnya, orang-orang Jepang memasuki Indonesia
sebelum menyerahnya Belanda tahun 1942. Tahun 1937
sedang terjadi krisis ekonomi yang melanda dunia. Jepang
ternyata berhasil mengantisipasi dampak buruk yang
diakibatkan oleh resesi global tersebut. Onghokham dalam
Runtuhnya Hindia Belanda (1987:30) menyebutkan bahwa
Jepang termasuk salah satu negara yang mampu selamat dari
krisis moneter dunia. Hal ini berbeda dengan Hindia Belanda
(Indonesia di bawah penjajah kolonial Belanda).
Maka, ketika krisis ekonomi melanda dunia, Jepang
mampu bertahan berkat strategi perekonomian mereka.
Sebaliknya, perekonomian Hindia Belanda kian terpuruk.
Inilah yang menjadi jalan masuk awal Jepang ke wilayah
Indonesia. Pada 1938-1939, orang-orang Jepang masuk ke
Indonesia untuk berinvestasi kepada pemerintah Hindia

11
Belanda. Selain itu, Jepang juga menjadi salah satu negara
utama tujuan ekspor komoditas dari Hindia Belanda yang
didapat dari kekayaan alam Nusantara. Jepang pada waktu itu
menjadi pesaing negara-negara Eropa dalam perebutan pasar
ekonomi. Situasi demikian, membuat mereka mampu masuk ke
Indonesia pada tahun 1938-1939 untuk berinvestasi kepada
pemerintah Hindia Belanda.
b) Tujuan Jepang Ingin Menguasai Indonesia
Pada 1 September 1939, Perang Dunia II dimulai.
Jepang dan Belanda berada di kubu yang saling berhadapan:
Jepang di blok fasisme bersama Jerman dan Italia, sedangkan
Belanda menjadi bagian dari Sekutu yang dimotori Amerika
Serikat dan Inggris. Situasi ini tentunya merugikan Jepang
yang telah menanamkan investasi di Indonesia serta
mengimpor berbagai komoditas hasil alam dari Hindia
Belanda. Atas hal itulah Jepang kemudian mengincar
Indonesia. Dengan demikian, tujuan awal Jepang atas
penguasaan terhadap Hindia Belanda adalah ingin menguasai
kekayaan alam Nusantara untuk kebutuhan perang dan industri.
Jepang menjadi salah satu kekuatan penting dalam Perang
Dunia II. Bahkan, pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang
pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii.
Dikutip dari Sejarah Nasional Indonesia VI (1984)
karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho
Notosusanto, pemerintah kolonial Hindia Belanda melalui
Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer
menyatakan perang terhadap Jepang. Jepang merespons
tantangan tersebut dengan mengirimkan pasukannya ke
wilayah Tarakan, Kalimantan Timur, pada 11 Januari 1942.

12
Keesokan harinya, wilayah Tarakan berhasil diduduki Jepang
yang segera merembet ke wilayah-wilayah Indonesia lainnya,
termasuk Maluku di kawasan timur.
c) Kronologi Masuknya Jepang ke Indonesia
Keberhasilan Jepang menduduki Tarakan kemudian
diikuti dengan didudukinya wilayah-wilayah lainnya.
Balikpapan dan Pontianak, misalnya, masing-masing berhasil
dikuasai Jepang tanggal 24 Januari 1942 dan 29 Januari 1942.
Berikutnya, berturut-turut pada 3 Februari 1942 dan 10
Februari 1942, giliran Samarinda dan Banjarmasin yang
direbut Jepang dari Belanda. Setelah menguasai Kalimantan
dan Maluku, pasukan Dai Nippon melanjutkan ekspansi ke
wilayah Sumatera. Tanggal 14 Februari 1942, Jepang
mengerahkan pasukan payung untuk menduduki Sumatera.
Dua hari kemudian, tepatnya tangga 16 Februari 1942,
Palembang dan sekitarnya berhasil diduduki. Keberhasilan
tersebut membuat Jepang semakin bertekad menguasai Jawa.
Jepang menduduki wilayah Teluk Banten di Jawa Barat
dan Kragan di Jawa Tengah pada awal Maret 1942. Akhirnya,
Batavia (Jakarta) yang menjadi pusat pemerintahan kolonial
Hindia Belanda direbut pada 5 Maret 1942 menyusul kemudian
Bandung yang diambil-alih dua hari berselang. Belanda yang
semakin terdesak terpaksa menyetujui untuk diadakan
perundingan. Tanggal 8 Maret 1942, di Kalijati, dekat Subang,
Jawa Barat, kedua belah pihak bertemu. Dalam perundingan
yang dikenal dengan nama Perjanjian Kalijati itu, diputuskan
bahwa Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
Pertemuan dilangsungkan di Kalijati pada 8 Maret
1942. Disepakati bahwa angkatan perang Belanda menyerah

13
tanpa syarat kepada Jepang. Selanjutnya, dilakukan penyerahan
kekuasaan atas wilayah Indonesia oleh Gubernur Jenderal
Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan
Letnan Jenderal Heindrik Ter Poorten yang merupakan
Komandan Angkatan Perang Belanda di Jawa kepada Jenderal
Hitoshi Imamura selaku wakil delegasi Dai Nippon. Sejak saat
itu, wilayah Indonesia berada dalam pendudukan pemerintahan
militer Jepang. Hingga akhirnya, Dai Nippon mengalami
kekalahan dari Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya yang
membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk
memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
d) Propaganda Jepang di Indonesia
Setelah resmi menduduki Indonesia sejak 8 Maret
1942, Jepang mulai menyusun pemerintahan demi melancarkan
pendudukan mereka di Indonesia. Selain itu, Dai Nippon juga
melakukan aksi-aksi propaganda demi menarik simpati rakyat
Indonesia. Salah satu propaganda yang Jepang lakukan ialah
membentuk Gerakan 3A, yaitu Nippon Pemimpin Asia,
Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Cahaya Asia. Abdulsalam
dalam Menudju Kemerdekaan (1964) menyebutkan bahwa
gerakan 3A dibentuk oleh Jepang diterapkan untuk membantu
usaha peperangan mereka melawan Sekutu di Perang Dunia
Kedua.
Selain Gerakan 3A, pemerintah militer Jepang juga
menyebarkan berbagai propaganda lainnya serta kegiatan-
kegiatan dan membentuk deretan organisasi yang melibatkan
orang-orang Indonesia, seperti Pembela Tanah Air (PETA),
Heiho, Seinendan, Keibodan, Barisan Pelopor, dan masih
banyak lagi. Jepang membutuhkan bantuan orang-orang

14
Indonesia untuk menghadapi Sekutu di Perang Dunia Kedua.
Namun di sisi lain, pada perkembangannya, perlakuan Dai
Nippon terhadap rakyat Indonesia justru semakin kejam,
penerapan kerja paksa romusha dan jugun ianfu adalah sedikit
contohnya.
Selama kurang lebih 4,5 tahun Jepang menjajah
Indonesia, banyak kerugian dan kesengsaraan yang
ditimbulkan. Semua diarahkan demi kepentingan perang untuk
Jepang sehingga kehidupan masyarakat Indonesia tersiksa,
begitu pula dengan sumber daya alam yang dikuras oleh Dai
Nippon. Hingga akhirnya, pada pertengahan tahun 1945,
Jepang menunjukkan tanda-tanda kekalahan dan akhirnya
menyerah kepada Sekutu. Situasi ini membuka peluang bagi
bangsa Indonesia untuk menyatakan kemerdekaan pada 17
Agustus 1945.
b. Latar Belakang Perjuangan Kemerdekaan Bangsa Indonesia
Perang Pasifik semakin berkecamuk. Tentara sekutu di bawah
pimpinan Amerika serikat semakin mantap, sementara Jepang
mengalami kekalahan di mana-mana. Pasukan Jepang yang berada di
Indonesia bersiap-siap mempertahankan diri. Selama masa
pemerintahan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945, Indonesia dibagi
dalam dua wilayah kekuasaan berikut.
1) Wilayah Komando Angkatan Laut yang berpusat di Makasar,
meliputi: Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian
Jaya.
2) Wilayah Komando Angkatan Darat yang berpusat di Jakarta,
meliputi Jawa, Madura, Sumatra dan Malaya. Pusat komando
untuk seluruh kawasan Asia Tenggara terdapat di Dalat (Vietnam).

15
Serangan tentara sekutu sudah mulai diarahkan ke Indonesia.
Setelah menguasai Pulau Irian dan Pulau Morotai di Kepulauan
Maluku pada tanggal 20 Oktober 1944. Jendral Douglas Mac Arthur.
Panglima armada Angkatan Laut Amerika Serikat diPasifik, menyerbu
Kepulauan leyte (Filipina). Penyerbuan ini adalah penyerbuan terbesar
dalam Perang Pasifik. Pada tanggal 25 Oktober 1944 Jenderal Douglas
Mac Arthur mendarat di pulau Leyte. Untuk menarik simpati rakyat
Indonesia, Jepang mengijinkan pengibaran bendera Merah Putih di
samping bendera Jepang. Lagu kebangsaan Indonesia Raya boleh
dikumandangkan setelah lagu kebangsaan Jepang Kimigayo.
Pada akhir tahun 1944, kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik
sudah sangat terdesak. Angkatan perang Amerika Serikat sudah tiba di
daerah Jepang sendiri dan secara teratur mengebom kota-kota
utamanya. Ibukotanya sendiri, Tokyo, boleh dikatakan sudah hancur
menjadi tumpukan puing. Dalam keadaan terjepit, pemerintah Jepang
memberikan "kemerdekaan" kepada negeri- negeri yang merupakan
front terdepan, yakni Birma dan Filipina. Tetapi kemudian kedua
bangsa itu memproklamasikan lagi kemerdekaannya lepas dari Jepang.
Adapun kepada Indonesia baru diberikan janji "kemerdekaan" di kelak
kemudian hari. Dengan cara demikian Jepang mengharapkan bantuan
rakyat Indonesia menghadapi Amerika Serikat, apabila mereka
menyerbu Indonesia. Dan saat itu tiba pada pertengahan tahun 1945
ketika tentara Serikat mendarat di pelabuhan minyak Balikpapan.
Dalam keadaan yang gawat ini, pemimpin pemerintah pendudukan
Jepang di Jawa membentuk sebuah Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Junbi Cosakai). Badan itu
beranggotakan tokoh-tokoh utama Pergerakan Nasional Indonesia dari
segenap daerah dan aliran dan meliputi pula Soekarno-Hatta.

16
Sebagai ketuanya ditunjuk dr. Radjiman Wedyodiningrat seorang
nasionalis tua, dengan dua orang wakil ketua, yang seorang dari
Indonesia dan yang lain orang Jepang. Pada tanggal 28 Mei 1945
dilakukan upacara pelantikan anggota Dokuritsu Junbi Cosakai,
sedangkan persidangan pertama berlangsung pada tanggal 29 Mei
1945 sampal dengan tanggal 1 Juni 1945. Persidangan pertama itu
dipusatkan kepada usaha merumuskan dasar filsafat bagi negara
Indonesia Merdeka. Dalam sidang 29 Mei, Mr. Muh. Yamin di dalam
pidatonya mengemukakan lima azas dan dasar negara kebangsaan
republik Indonesia berikut ini:
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ke-Tuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat
Kemudian Soepomo menyampaikan pidatonya mengenai dasar
negara sebagai “Panca Dharma” pada 31 Mei 1945. Rumusan dasar
negara menurut Soepomo itu adalah sebagai berikut:
1) Persatuan
2) Kekeluargaan
3) Keseimbangan Lahir dan Batin
4) Musyawarah
5) Keadilan Rakyat
Kemudian pada tanggal 1 Juni, Ir. Soekamo mengucapkan
pidatonya mengenai dasar filsafat negara Indonesia Merdeka yang
juga terdiri atas 5 azas berikut:
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi

17
4) Kesejahteraan social
5) Ketuhanan Yang Maha Esa
la menambahkan pula nama Pancasila kepada kelima azas itu yang
dikataknnya "atas usul seorang teman ahli bahasa. Sesudah
persidangan pertama itu, Dokuritsu Junbi Cosakal menunda
persidangannya sampai bulan juli. Sementara itu pada tanggal 22 Juni
1945, 9 orang anggotanya yaitu: Ir. Sukamo, Drs. Moh. Hatta, Mr.
Muh. Yamin, Mr. Ahmad subarjo, Mr. A.A. Maramis, Abdulkahar
Muzakkir, Wachid hasyim, H. Agus salim dan Abikusno
TjokroSuyoso membentuk suatu panitia kecil.
Panitia kecil ini menghasilkan suatu dokumen yang berisi rumusan
azas dan tujuan negara Indonesia merdeka. Dokumen ini kemudian
dikenal dengan nama "Piagam Jakarta" sesuai dengan penamaan Muh.
Yamin. Kemudian pada tanggal 7 Agustus 1945, Dokuritsu Junbi
Cosakai dibubarkan. Sebagai gantinya dibentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 7 Agustus 1945, Ir.
Soekamo, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman dipanggil oleh Panglima
tertinggi Mandala Selatan Jepang yang membawahi seluruh Asia
Tenggara, yakni Marsekal Darat Hisaici Terauci ke markas besamya di
Dalat (Vietnam selatan). Kepada ketiga pemimpin Indonesia itu,
disampaikan oleh Marsekal Terauci bahwa pemerintah Jepang telah
memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Persoalan siapa yang sebaiknya menandatangani Proklamasi ini.
Sukami yang mengusulkan agar teks proklamasi sebaiknya
ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama
bangsa Indonesia. Usul itu diterima oleh seluruh hadirin, dan konsep
itu kemudian diketik oleh Sayuti Melik. Naskah yang telah diketik
oleh Sayuti Melik dan kemudian ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta inilah yang merupakan naskah proklamasi yang

18
otentik (sejati). Malam itu juga diputuskan bahwa proklamasi
kemerdekaan Indonesia akan dibacakan di tempat kediaman Ir.
Soekarno, yaitu Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang JI.
Proklamasi).
c. Pembentukan dan Perkembangan Awal RI Proklamasi dan Kehidupan
Politik
Sejak pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945 telah diadakan
persiapan- persiapan di rumah Ir. Soekarno di Pegangsaan Timur 56
untuk menyambut proklamasi kemerdekaan Indonesia. Lebih kurang
1000 orang telah hadir untuk menyaksikan peristiwa yang maha
penting itu. Pada pukul 10 kurang lima menit Hatta datang dan
langsung masuk ke kamar Soekarno. Kemudian kedua pemimpin itu
menuju ke ruang depan, dan acara segera dimulai tepat pada jam 10
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Soekarno membacakan
naskah proklamasi yang sudah diketik dan ditandatangani bersama
dengan Moh. Hatta.
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus
1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Dalam sidang itu
mereka menghasilkan beberapa keputusan penting berikut:
1) Mengesahkan UUD yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh
Dokuritsu Junbi Cosakai (yang sekarang dikenal dengan nama
UUD 1945)
2) Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta
sebagai wakil presiden.
3) Dalam masa eralihan Presiden untuk sementara waktu akan
dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
Pada tanggal 19 Agustus 1945, Presiden dan wakil presiden
memanggil beberapa anggota PPKI beserta golongan cendekiawan dan
pemuda untuk membentuk "Komite Nasional Indonesia Pusat (KNPI).

19
KNPI akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
sebelum terbentuknya DPR hasil pilihan rakyat. Sejak hari itu sampai
awal September, Presiden dan wakil Presiden membentuk kabinet
yang sesuai dengan UUD 1945 dipimpin oleh Presiden sendiri dan
mempunyai 12 departemen serta menentukan wilayah RI dari Sabang
sampai Merauke yang dibagi menjadi 8 propinsi yang masing-masing
dikepalai oleh seorang Gubernur. Propinsi-propinsi itu adalah
Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah. Jawa Timur, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku dan Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara).
Untuk menjaga keamanan, telah dibentuk Badan Keamanan
Rakyat (BKR) pada masing-masing daerah sebagai munsur dari pada
KNI daerah. Pemerintah dengan sengaja tidak mau segera membentuk
sebuah tentara nasional, karena khawatir bahwa hal itu akan
menimbulkan kecurigaan dan sikap permusuhan dari pihak serikat.
Para pemuda merasa tidak puas dengan kebijaksanaan pemerintah ini.
Mereka berpendapat bahwa Pemerintah harus segera membentuk
sebuah tentara nasional sebagai aparat kekuasaan negara yang baru itu.
Golongan pemuda yang tidak puas itu sebagian membentuk badan-
badan perjuangan. Sebaliknya pemuda-pemuda bekas PETA, Heiho,
KNIL dan anggota badan-badan semi militer, memutuskan untuk
memasuki BKR di daerahnya masing-masing dan menjadikan badan
itu wahana bagi perjuangan bersenjata menegakkan kedaulatan
Republik Indonesia. Mereka menganggap dirinya pejuang, sama
dengan pemuda-pemuda yang membentuk badan- badan perjuangan.
Pada bulan oktober golongan sosialis dibawah pimpinan Sutan Sahrir
dan Amir Syarifudin berhasil menyusun kekuatan di dalam KNIP dan
mendorong dibentuknya sebuah Badan Pekerja yang kemudian dikenal
dengan sebutan BP-KNIP.

20
Langkah berikutnya adalah mendesak terbentuknya sebuah kabinet
parlementer di bawah pimpinan seorang Perdana Menteri (suatu hal
yang menyimpang dari UUD 1945). Tidak mengherankan bahwa yang
diangkat sebagai perdana menteri adalah tokoh sosialis, mula Syahrir
dan kemudian Amir Syarifudin. Perkembangan politik selanjutnya
adalah dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tanggal 3 November
1945 yang ditandatangani oleh wakil presiden Hatta yang
mencanangkan pembentukan partai- partai politik. Maka terbentuklah
partai-partai seperti cendawan di musim hujan.
2. Peristiwa-peristiwa Heroik Pasca Kemerdekaan
Berikut ini adalah daftar-daftar peristiwa heroic yang ada di Indonesia
setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan.
a. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang
adalah serangkaian pertempuran antara rakyat Indonesia di Semarang
melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat
rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi (bedakan dengan
Peristiwa 10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam
melawan sekutu dan Belanda). Pertempuran ini dimulai pada tanggal
15 Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas
sebelumnya) dan berakhir tanggal 20 Oktober 1945.
b. Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang
antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Belanda. Peristiwa besar
ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa
Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia
dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan
satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi

21
Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan
Indonesia terhadap kolonialisme.
Setelah munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31
Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945
bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus di seluruh
wilayah Indonesia, gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas
ke segenap pelosok kota Surabaya. Klimaks gerakan pengibaran
bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera di
Yamato Hoteru / Hotel Yamato (bernama Oranje Hotel atau Hotel
Oranyepada zaman kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl.
Tunjungan no. 65 Surabaya.
c. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa atau yang sering disebut sebagai
palagan Ambarawa memang menarik. Secara singkat, dapat
diceritakan bahwa disebut Pertempuran Ambarawa karena memang
terjadinya di kota Ambarawa. Pertempuran itu sebenarnya sudah
diawali sejak Oktober 1945, di mana pada tanggal 20 Oktober 1945
tentara Sekutu mendarat di Semarang di bawah pimpinan Brigadir
Jenderal Bethel
d. Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 24 Agustus 1945, antara pemerintah Kerajaan
Inggris dan Kerajaan Belanda tercapai suatu persetujuan yang terkenal
dengan nama civil Affairs Agreement. Dalam persetujuan ini
disebutkan bahwa panglima tentara pendudukan Inggris di Indonesia
akan memegang kekuasaan atas nama pemerintah Belanda. Dalam
melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pemerintah sipil,
pelaksanaannya diselenggarakan oleh NICA dibawah tanggungjawab
komando Inggris. Kekuasaan itu kelak di kemudian hari akan
dikembalikan kepada Belanda, Inggris dan Belanda membangun

22
rencana untuk memasuki berbagai kota strategis di Indonesia yang
baru saja merdeka. Salah satu kota yang akan didatangi Inggris dengan
menyelundupkan" NICA Belanda adalah Medan.
e. Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran
besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia
pada 24 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000
penduduk Bandung membakar rumah mereka, meninggalkan kota
menuju pegunungan di daerahselatan Bandung. Hal ini dilakukan
untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belandauntuk dapat
menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam
Perang Kemerdekaan Indonesia.
3. Perkembangan Demokrasi di Indoensia
a. Demokrasi Masa Orde Lama
Sistem yang ada pada masa Orde Lama pernah tidak stabil dan
tidak demokratis. Bahkan, setelah diberlakukannya kembali UUD
1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, rakyat berharap kehidupan
ketatanegaraan menjadi lebih stabil, namun semua itu ternyata
hanyalah impian belaka. Nama demokrasi pada masa ini adalah
demokrasi terpimpin. Pelaksanaannya tidak sesuai dengan harapan
karena banyak terjadi penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD
1945. Penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain:
1) Penyimpangan terhadap ideologi
2) Pergeseran dari pelaksanaan demokrasi yang cenderung menjadi
pemusatan kekuasaan kepada presiden
3) Pengangkatan Ir. Sukarno sebagai presiden seumur hidup sesuai
TAP MPRS no.III/MPR/1963
4) Pembubaran DPR hasil pemilu 1955 oleh presiden dan
menggantinya dengan DPR-GR

23
5) Hak budget DPR yang tidak berfungsi
6) Perubahan kebijakan politik luar negeri RI yang bebas dan aktif
menjadi "poros Jakarta-Peking"
b. Demokrasi Masa Orde Baru
Demokrasi terpimpin masa Orde Lama berakhir setelah
keluarnya surat perintah 11 Maret (Supersemar). Kemudian dimulailah
era demokrasi Pancasila pada masa Orde Baru ini. Pelaksanaan
demokrasi masa orde baru diletakkan pada kemurnian Pancasila dan
UUD 1945. Meski begitu, demokrasi pada masa Orde Baru ini tidak
berjalan sesuai rencana karena banyak terjadi penyimpangan seperti:
1) Berkurangnya kontrol sipil terhadap militer
2) Sistem peradilan yang kurang independen
3) Pelaksanaan pemilu yang tidak demokratis
4) Kekuasaan eksekutif yang lebih luas jika dibandingkan dengan
kekuasaan legislatif dan yudikatif
5) Peran media massa yang dibatasi
6) Adanya tekanan terhadap kelompok kepentingan
7) Perlindungan yang minim terhadap kelompok minoritas
c. Demokrasi Masa Reformasi
Setelah masa Orde Baru berakhir atas tuntutan masyarakat,
pemerintahan di Indonesia hingga kini masuk ke era reformasi. Pada
masa reformasi ini, demokrasi sudah lebih terjamin dan dapat
dilaksanakan oleh semua golongan masyarakat. Bukti perkembangan
yang signifikan pada demokrasi di era reformasi ini ditandai dengan
banyak munculnya partai politik, kemerdekaan pers, terselenggaranya
pemilu yang demokratis, adanya otonomi daerah, hingga pembebasan
narapidana politik dan tahanan politik.

24
B. Kekayaan Alam Indonesia dan Daerah
1. Pengertian dan Pengelompokkan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah semua bahan yang ditemukan manusia
dalam alam yang dapat dipakai untuk kepentingan hidupnya. Bahan
tersebut dapat berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di
bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Sumber daya alam dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa hal
berikut:
a. Berdasarkan kemungkinan pemulihannya:
1) Sumber daya alam yang dapat diperbaharui
2) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
b. Berdasarkan materinya:
1) Sumber daya alam organik
2) Sumber daya alam anorganik
c. Berdasarkan habitatnya
1) Sumber daya terestris
2) Sumber daya alam akuatik
2. Potensi dan Sebaran Sumber Daya Alam Indonesia
Luas wilayah Indonesia yang tergolong besar berupa lahan yang masih
belum dimanfaatkan. Banyak pulau yang masih belum berpenghuni
sehingga pada masa yang akan datang masih terbuka luas untuk
dikembangkan dengan berbagai produk pertanian. Lahan yang luas juga
menarik para pengusaha untuk membuka perkebunan di berbagai wilayah
Indonesia. Selain lahan yang masih luas, Indonesia juga memiliki laut
yang luas dan garis pantai yang sangat panjang.
Laut dengan berbagai sumber daya yang terkandung di dalamnya
belum dimanfaatkan secara optimal oleh penduduk. Sebagian penduduk
Indonesia masih berorientasi ke darat. Padahal, potensi sumber daya laut,
khususnya ikan, masih sangat berlimpah. Garis pantai yang sangat panjang

25
juga memungkinkan dikembangkannya budi daya perikanan. Sumber daya
alam Indonesia yang beraneka ragam sudah dikenal oleh bangsa lain sejak
dulu. Bangsa India dan Cina sudah mengadakan hubungan dagang dengan
bangsa Indonesia sejak abad ke-2 Masehi. Komoditas perdagangan dari
Indonesia yang terkenal antara lain emas, kayu cendana, cengkih, lada,
dan kapur barus. Komoditas tersebut termasuk yang diperdagangkan di
pasaran internasional dengan nilai tinggi, sementara, bangsa India dan
Cina membawa barang dagangan berupa kain tenun, ukiran, dan barang-
barang dari gading gajah.
a. Potensi Sumber Daya Udara
Udara memiliki banyak fungsi bagi kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Manusia dan hewan membutuhkan udara
untuk bernapas. Tumbuhan membutuhkan udara untuk melakukan
fotosintesis, yaitu proses pembentukan zat makanan karbohidrat oleh
tumbuhan. Zat makanan yang dihasilkan sangat bermanfaat untuk
kehidupan manusia dan binatang. Udara juga berfungsi melindungi
kehidupan di bumi dari sinar ultraviolet dan benda-benda angkasa
yang jatuh ke bumi. Lapisan udara atau atmosfer yang menyelubungi
bumi menyaring radiasi ultraviolet yang dapat mengganggu kehidupan
di bumi. Benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi juga akan hancur di
udara sebelum sampai ke bumi. Bayangkanlah apa yang akan terjadi
jika udara tidak ada. Benda-benda angkasa akan banyak yang sampai
ke bumi sehingga membahayakan kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Udara terdiri atas tiga unsur utama, yaitu udara kering,
uap air, dan aerosol. Udara kering merupakan unsur utama pembentuk
udara, terdiri atas nitrogen, oksigen, dan lain-lain.

26
b. Potensi Sumber Daya Tanah
1) Tanah dengan Bahan Induk Vulkanik
Sebaran gunung berapi umumnya terdapat di Sumatra, Jawa,
Bali, dan Nusa Tenggara serta sejumlah daerah di Sulawesi dan
Maluku. Dengan demikian, sebaran tanah vulkanik terdapat di
Pulau Sumatra sepanjang Bukit Barisan, Pulau Jawa kecuali di
utara Pegunungan Kendeng (Bojonegoro), Bali, Nusa Tenggara
Barat, dan Nusa Tenggara Timur kecuali Pulau Sumba dan Timor.
Selain itu, tanah vulkanik terdapat juga di Maluku kecuali
Kepulauan Kei dan Aru, dan bagian utara Sulawesi.
2) Tanah dengan Bahan Induk Bukan Vulkanik (Tanah Tertier)
a) Sebelah timur dari rangkaian pegunungan di Sumatra
(Pegunungan Bukit Barisan), Bangka, Belitung, Kepulauan
Riau, dan lain-lain.
b) Bagian utara Jawa Timur (sebelah utara Pegunungan Kendeng)
dan Madura.
c) Bagian kecil dari Bali dan Nusa Tenggara Timur (Sumba,
Timor).
d) Sebagian besar wilayah Sulawesi.
e) Kalimantan dan sebagian besar Papua.
f) Sebagian besar Maluku.
3) Tanah Organik
Tanah organik terdiri dari tanah humus dan tanah gambut.
Beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang tanah humus:
a) Proses terbentuknya : dari hasil pembusukan bahan-bahan
organik.
b) Ciri-ciri: warna kehitaman, mudah basah,mengandung bahan
organik, sangat subur.
c) Pemanfaatannya sebagai lahan pertanian.

27
d) Persebaran: Lampung, Jawa Tengah bagianselatan, Kalimantan
Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Sedangkan tanah gambut adalah tanah yang proses terbentuknya
dari hasil pembusukan tumbuhan/bahan organik di daerah yang
selalu tergenang air (rawa-rawa). Hal-hal lain yang perlu kita
ketahui tentang tanah gambut:
a) Ciri-ciri bersifat sangat asam, unsur hara rendah sehingga tidak
subur.
b) Pemanfaatannya untuk pertanian pasang surut.
c) Persebaran Pantai timur Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
Halmahera, Seram, Papua, dan pantai selatan
c. Potensi Sumber Daya Air
Indonesia memiliki sumber daya air yang berlimpah karena curah
hujan yang besar. Namun, di beberapa daerah seperti di Nusa
Tenggara Timur, mengalami kekurangan sumber daya air karena curah
hujan yang kecil. Di samping itu, kondisi tanah di NTT, berbatu
(cadas) sehingga air tidak dapat meresap dengan baik ke dalam
tanah.Kekurangan air pada musim kemarau umumnya lebih banyak
terjadi karena kerusakan lingkungan akibat ulah manusia. Fungsi hutan
menyimpan cadangan air pada saat musim hujan menjadi tidak
berfungsi karena sebagian hutan telah ditebang untuk kepentingan
manusia. Pada saat musim hujan, air hujan mengalir ke sungai dan
kemudian ke laut tanpa banyak mengisi cadangan air dalam tanah.
Akibatnya, pada musim kemarau hanya sedikit air dalam tanah yang
tersedia. Tidak ada air yang mengalir ke sungai-sungai yang ada
sehingga sungai- sungai tersebut menjadi kering. Air di Indonesia
tersedia dalam berbagai bentuk, yaitu:

28
1) Air Hujan
Curah hujan di Indonesia umumnya sangat tinggi sehingga
sangat mendukung kegiatan pertanian. Oleh karena itu, banyak
masyarakat Indonesia yang memanfaatkan lahannya untuk
kegiatan pertanian.
2) Air Danau
Danau merupakan wilayah cekungan di daratan yang terisi oleh
air. Sumber air yang mengisi danau tidak selalu dari air sungai,
tetapi juga bisa dari air hujan secara langsung maupun rembesan
dari air tanah di sekitar danau. Berdasarkan proses
pembentukannya danau dibedakan menjadi:
a) Danau vulkanik
b) Danau tektonik
c) Danau vulcano-tectonic
d) Danau pelarutan
e) Danau ladam
f) Bendungan.
3) Air Sungai
Sungai adalah bagian dari muka bumi yang lebih rendah,
tempat air mengalir dari hulu sampai hilir. Curah hujan di
Indonesia yang sangat besar menimbulkan banyak sungai dengan
berbagai ukuran. Ada sungai yang berukuran kecil dan ada sungai
yang berukuran sangat besar. Sungai- sungai yang berukuran besar
ada di sejumlah pulau besar seperti Kalimantan, Papua, dan
Sumatra.
4) Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau
bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah
satu sumber daya air. Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga

29
mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga
keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan
rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri.
d. Potensi Sumber Daya Hutan
Hutan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, luasnya
mencapai 99.6 juta hektar atau 52,3% dari luas wilayah Indonesia
(Kemenhut, 2011). Luas hutan yang besar tersebut saat ini masih dapat
dijumpai di Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra. Di Jawa, luas
hutan telah berkurang karena terjadi alih fungsi untuk pertanian dan
permukiman penduduk. Sementara itu, alih fungsi hutan menjadi
pertanian dan perkebunan banyak dijumpai di Sumatra dan
Kalimantan. Selain hutannya yang luas, hutan Indonesia juga
menyimpan kekayaan flora dan fauna atau keanekaragaman hayati
yang sangat besar. Bahkan, banyak di antaranya merupakan spesies
endemik atau hanya ditemukan di Indonesia, tidak ditemukan di
tempat lainnya seperti anoa, burung maloe, dan komodo.
Hasil hutan sebenarnya tidak hanya sekadar kayu. Hutan tropis
yang dimiliki Indonesia juga menghasilkan buah-buahan dan obat-
obatan. Namun demikian, hasil hutan yang banyak dikenal penduduk
adalah sebagai sumber kayu. Setidaknya terdapat 4.000 jenis kayu
yang 267 jenis di antaranya merupakan kayu yang memiliki nilai
ekonomi tinggi. Secara umum, jenis-jenis kayu dan sebarannya adalah
sebagai berikut:
1) Kayu keruing, meranti, agathis dihasilkan terutama di
Papua,Sulawesi, dan Kalimantan
2) Kayu jati banyak dihasilkan di Jawa Tengah
3) Rotan banyak dihasilkan di Kalimantan, Sumatra Utara dan
Sumatra Barat. d. Kayu cendana banyak dihasilkan di Nusa
Tenggara Timur

30
4) Kayu rasamala dan akasia banyak dihasilkan di Jawa Barat.
Adapun manfaat atau fungsi dari hutan yaitu seperti berikut:
1) Tempat menyimpan air hujan dan kemudian mengalirkannya ke
sungai-sungai dan danau sehingga pada musim kemarau tidak
mengalami kekeringan.
2) Tempat hidup bagi flora dan fauna yang menjadi sumber makanan
dan obat-obatan pada saat ini maupun pada masa yang akan
datang.
3) Mencegah terjadinya erosi atau pengikisan karena air hujan tidak
langsung jatuh ke tanah dan mengikis tanah-tanah yang subur.
4) Menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida sehingga
suhu bumi terkendali.
5) Sumber kehidupan bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar
hutan dari produk yang dihasilkannya.
e. Potensi Sumber Daya Tambang

Gambar 1.5 Peta Persebaran Hasil Tambang


1) Minyak Bumi dan Gas Alam
Cadangan minyak bumi Indonesia terus berkurang seiring
dengan pengambilan atau eksploitasi yang terus dilakukan.

31
Sejumlah ahli memperkirakan bahwa dalam kurun waktu 14 tahun
ke depan, cadangan minyak bumi tersebut akan habis dan
Indonesia terpaksa harus membeli atau mengimpor dari negara
lain. Hal itu tidak akan terjadi jika ditemukan cadangan baru yang
masih besar. Cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan masih
cukup besar. Adapun sebaran penghasil minyak pada sejumlah
pulau di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini:

No Nama Pulau Daerah Penghasil Minyak Bumi


1 Sumatra Pereula dan Lhokseumawe (Aceh
Darussalam), Sungai Pakning dan
Dumai (Riau), Plaju, Sungai Gerong
dan Muara Enim (Sumatra Selatan)
2 Jawa Jati Barang Majalengka (Jawa Barat),
Wonokromo, Delta (Jawa Timur),
Cepu, Cilacap (Jawa Tengah)
3 Kalimantan Pulau Tarakan, Balikpapan, Pulau
Bunyu dan Sungai Mahakam
(Kalimantan Timur), Rantau,
Tanjung, dan Amuntai (Kalimantan
Selatan)
4 Maluku Pulau Seram
5 Papua Klamono, Sorong dan Bobo

2) Batu Bara
Pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di Kalimantan
Timur (Lembah Sungai Berau dan Samarinda), Sumatra Barat
(Ombilin dan Sawahlunto), Sumatra Selatan (Bukit Asam dan
Tanjung Enim).

32
3) Bauksit
Pertambangan bauksit di Kalimantan terdapat di Kalimantan
Barat (Kabupaten Pontianak (Mempawah), Kabupaten Sanggau
(Tayan), Kabupaten Ketapang, Kecamatan Kendawangan,
Kecamatan Sandai dan derah lainnya) dan Riau (Kabupaten
Lingga).
4) Pasir besi
Jawa Tengah (cilacap), Papua (Sarmi, Jayapura, Mimika, dan
Tembagapura), Kalimantan terdapat di Kalimantan Selatan (Tanah
Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru sebesar, Tapin sebesar, Balangan),
dan banten (cilegon).
5) Emas
Papua tengah (mimika), Bogor (gunung pongkor), Jawa Timur
(banyu wangi), Nusa Tenggara barat (batu hijau, dompu), Maluku
Utara (Gosowong) dan gorontalo (pohuwato).
6) Timah
Bangka belitung (pulau Bangka, dan pulau belitung, muntok)
dan Riau (bangkinang, dabu).
7) Tembaga
Papua (Kabupaten Mimika dan Tembagapura), Sulawesi Utara,
Banten (cikotok), Sumatra Barat (silungkang), Sulawesi Selatan
(sang karopi), dan Jawa Timur (pacitan).
8) Nikel
Sulawesi Tenggara (kolaka), Sulawesi Selatan (luwu timur),
Sulawesi Tengah (morowali), Maluku Utara (Halmahera Timur),
dan Papua Barat (pulau gag).

33
9) Aspal
Pulau buton, Jawa Timur (wonokromo), Dumai, Palembang
(musi banyuasin), dan Cilacap.
10) Mangan
Nusa Tenggara Timur (kupang), Yogyakarta (klipiran),
Kalimantan Selatan (martapura), Jawa Barat (tasikmalaya) dan
Lampung (pesawaran).
11) Belerang
Jawa Barat (tangkuban perahu), Jawa Timur (gunung
welirang), Jawa Tengah (dataran tinggi dieng), Jawa Timur
(gunung ijen) dan Sumatra Utara (kabupaten aro).
12) Marmer
Jawa Timur (tulung agung), Jawa Tengah (magelang), Sumatra
Barat (limapuluh kota), Lampung (way tuba, bangun rejo,
pagelaran) dan Sulawesi Selatan (marros, barru, pingkep).
13) Yodium
Jawa Timur (sirabaya, pamekasan, sampang), Jawa Tengah
(demak, rembang, pati), Jawa Barat (Indramayu), dan Nusa
Tenggara Timur (Bima).
f. Potensi dan Persebaran Sumber Daya Laut
Di dalam laut, tersimpan kekayaan alam yang luar biasa besarnya.
Potensi kekayaan laut tidak hanya berupa ikan, tetapi juga bahan
tambang seperti minyak bumi, emas, nikel, bauksit, pasir, bijih besi,
timah, dan lain-lain yang ada di bawah permukaan laut. Kekayaan lain
dari sumber daya laut adalah sumber daya alam berupa mangrove,
terumbu karang, dan lain-lain. Sumber daya ini dikenal dengan sumber
daya pesisir. Berikut beberapa potensi sumber daya laut yang dapat
dimanfaatkan:

34
1) Perikanan
2) Hutan Mangrove
3) Terumbu Karang
Gambaran tentang manfaat terumbu karang adalah sebagai berikut:
a) Manfaat ekonomi, yaitu sebagai sumber makanan, obat-obatan,
dan objek wisata bahari.
b) Manfaat ekologis, yaitu mengurangi hempasan gelombang
pantai yang dapat berakibat terjadinya abrasi.
c) Manfaat sosial ekonomi, yaitu sebagai sumber perikanan yang
dapat meningkatkan pendapatan para nelayan. Terumbu karang
juga menjadi daya tarik objek wisata yang dapat meningkatkan
pendapatan penduduk sekitar dari pariwisata.
C. Pengaruh Perkembangan Daerah terhadap Kehidupan Perekonomian
Perkembangan daerah adalah proses pertumbuhan, perubahan, dan
perkembangan suatu wilayah geografis, seperti kota, kabupaten, atau provinsi.
Perkembangan wilayah merupakan upaya pembangunan pada suatu wilayah
untuk mencapai pembangunan yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam, sumber daya
manusia, sumber daya kelembagaan, sumber daya teknologi dan prasarana
fisik secara efektif (Rahayu & Santoso, 2019). Hal ini dapat memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian baik dalam hal positif
maupun negatif. Adapun pengaruh-pengaruh tersebut diantaranya:
1. Pengaruh Positif Perkembangan Daerah Terhadap Perekonomian
a. Pertumbuhan Ekonomi: Perkembangan daerah seringkali menciptakan
peluang investasi dan pengembangan bisnis baru. Ini dapat
merangsang pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut dengan
meningkatkan produksi dan pendapatan.

35
b. Peningkatan Pendapatan Warga: Seiring dengan pertumbuhan
ekonomi, pendapatan warga setempat juga meningkat. Peluang kerja
yang lebih baik dan kenaikan gaji dapat meningkatkan daya beli
penduduk.
c. Peningkatan Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur seperti jalan
raya, bandara, dan pelabuhan dapat meningkatkan konektivitas daerah.
Ini membuka peluang baru untuk perdagangan dan investasi.
d. Diversifikasi Ekonomi: Perkembangan daerah bisa mendorong
diversifikasi ekonomi. Wilayah yang semula bergantung pada satu
sektor dapat mengembangkan sektor-sektor lainnya, yang dapat
mengurangi risiko ekonomi.
e. Pengembangan Sektor Pariwisata: Jika daerah memiliki potensi
pariwisata, perkembangan infrastruktur dan promosi pariwisata dapat
menciptakan sumber pendapatan tambahan.
2. Pengaruh Negatif Perkembangan Daerah Terhadap Perekonomian
a. Ketidakseimbangan Pembangunan: Terkadang, perkembangan
terfokus pada daerah tertentu dalam suatu negara atau wilayah,
meninggalkan daerah lain tertinggal. Ini dapat memperburuk
ketidaksetaraan ekonomi antarwilayah.
b. Inflasi Lokal: Peningkatan permintaan yang tiba-tiba akibat
perkembangan daerah dapat menyebabkan inflasi lokal. Harga-harga
barang dan jasa bisa melonjak, yang dapat mempengaruhi daya beli
warga setempat.
c. Kenaikan Biaya Hidup: Perkembangan seringkali diikuti dengan
kenaikan harga properti dan biaya hidup. Ini dapat mengurangi daya
beli penduduk lokal dan menciptakan kesenjangan sosial.
d. Kerusakan Lingkungan: Pembangunan tanpa pengelolaan yang baik
dapat merusak lingkungan, seperti deforestasi, pencemaran air, dan

36
kerusakan habitat. Dampak lingkungan ini dapat berdampak jangka
panjang pada perekonomian.
Perkembangan daerah adalah hal yang kompleks dengan dampak yang
bervariasi pada perekonomian. Penting bagi pemerintah dan pemangku
kepentingan untuk merencanakan dan mengelola perkembangan ini
dengan bijaksana. Dengan pengelolaan yang tepat, perkembangan daerah
dapat menjadi dorongan positif bagi pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan inklusif.

37
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mempelajari sejarah bukan hanya bertujuan untuk mengetahui
kejadian atau peristiwa penting di masa lalu namun juga mengajarkan
berbagai bentuk pengalaman yang terjadi sepanjang sejarah manusia baik
keberhasilan maupun kegagalan. Sehingga mempelajari sejarah sangatlah
penting bagi kita agar dapat mengetahui dan mengenal akar sejarah diri kita,
karena mau tidak mau, kita adalah hasil dan pencapaian dari peristiwa
sejarah tersebut. Bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang besar dan
merdeka seperti saat ini tidak lepas dari jasa dan pengorbanan para
pendahulu kita yang berjuang mati- matian untuk melepaskan diri dari
cengkraman penjajah. Dengan mengetahui akar sejarah kita sebagai bangsa
Indonesia dapat membuat kita menjadi bukan hanya sekedar manusia biasa
yang sekedar hidup di bumi, melainkan sebuah pencapaian dari peradaban
serta perjuangan para pahlawan.
Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah. Kekayaan
sumber daya alam Indonesia tidak hanya berupa bahan tambang, tetapi juga
hutan, air, tanah yang subur, laut yang luas dan udara yang berfungsi
melindungi kehidupan di bumi dari sinar ultraviolet dan benda-benda
angkasa yang jatuh ke bumi. Pemanfaatan potensi alam di Indonesia bersifat
dinamis karena banyaknya aktivitas yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan sumber daya alam seperti halnya aktivitas pertanian,
perkebunan, perikanan, pertambangan, dan kehutanan. Pemanfaatan potensi
sumber daya alam dioptimalkan untuk mendukung perbaikan kualitas hidup
masyarakat Indonesia.
Daerah-daerah di Indonesia memiliki peran penting dalam
perekonomian. Sebagai contoh, Pulau Jawa menjadi pusat industri dan

38
perdagangan, sedangkan daerah seperti Kalimantan dan Sumatera memiliki
potensi besar dalam sektor pertambangan dan kelapa sawit. Daerah pesisir
juga memiliki pengaruh besar dalam perdagangan dan pariwisata.
Perkembangan daerah di Indonesia secara langsung memengaruhi kehidupan
perekonomian nasional, dengan setiap daerah memiliki kontribusi yang
berbeda dalam sektor-sektor seperti pertanian, perikanan, pertambangan, dan
industri. Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mengembangkan
daerah-daerah yang kurang berkembang agar dapat berkontribusi lebih besar
dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
B. Saran
Kepada pembaca diharapkan untuk dapat mengetahui tentang
perkembangan sejarah negaranya yaitu negara Indonesia dan mampu
meneruskan perjuangan pahlawan terdahulu untuk memajukan bangsa ini.
Selain itu, pembaca juga diharapkan mampu menjaga keberagaman sumber
daya alam yang ada di setiap daerah di indonesia agar tetap terjaga
kelestariannya hingga ke anak cucu kelak. Penulis menyadari sepenuhnya
jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, untuk memperbaiki makalah ini penulis meminta kritik yang
membangun dari para pembaca untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

39
DAFTAR PUSTAKA

Puri. Anne Amaliana. 2014. Perkembangan Sejarah Indonesia


https://id.scribd.com/doc/213933795/Makalah-Sejarah-Indonesia. Diakses
pada 10 september 2023 pukul 11.14 WIB
Annisa. Najla. 2013. Sejarah Perkembangan Bangsa Indonesia
https://id.scribd.com/doc/170445729/Sejarah-Perkembangan-Bangsa-
Indonesia. Diakses pada 10 september 2023 pukul 11.40 WIB
Wahyuni. Sri. 2016. Perkembangan Sejarah Indonesia.
https://www.academia.edu/8659925/perkembangan_sejarah_Indonesia.
Diakses pada 10 september 2023 pukul 11.56 WIB
Yulianti. Cicin. 2023. Perkembangan Demokrasi di Indonesia Masa Orde Lama-
Reformasi. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6603491/perkembangan-
demokrasi-di-indonesia-masa-orde-lama-reformasi. Diakses pada 10
september 2023 pukul 12.17 WIB
Kurniawan. Iwan. 2017. Potensi dan pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia
https://www.academia.edu/8238778/MAKALAH_POTENSI_DAN_PEMAN
FAATAN_SUMBER_DAYA_ALAM_Disusun_untuk_memenuhi_salah_satu
_tugas. Diakses pada 10 september 2023 pukul 12.50 WIB
Isnanto. Bayu Ardi. 2023. Pengaruh Perkembangan Daerah terhadap Kehidupan
Perekonomian. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6912362/. Diakses
pada 10 september 2023 pukul 13.21 WIB

40

Anda mungkin juga menyukai