Legenda Sungai Kapuas
Legenda Sungai Kapuas
Tokoh
1. Raja
2. Istri
3. Naga dan Baya
Raja : nak... ayah akan bertapa diluar istana. Untuk sementara ayah titipkan tahta kerajaan
kepada kalian berdua
Raja : Jaga ibu kalian serta tahta kerajaan ini dengan baik, Aku akan kembali setelah
pertapaanku selesai
Kemudian sang Raja pun berpamitan kepada istri dan sang kedua putra. Sang istri pun
menangis sedih begitupun dengan putra keduanya si baya. Namun tidak dengan si Naga yang
acuh
Istri : Hati-hati suamiku.... Pulanglah dengan keadaan selamat serta membawa kabar baik
untuk kami
Baya : Berhati-hatilah ayah kami disini akan menjaga amanah mu dengan baik
Namun setelah kepergian sang raja, keadaan istana sangatlah kacau dibawah kepemimpinan sang
Naga yang memiliki watak jahat menyalahgunakan kekuasaannya dan berbuat semena-
mena.Buaya yang mengetahui hal ini lantas menegur Naga dan mereka pun akhirnya berperang.
Buaya : Saudaraku bersikaplah baik kepada seluruh warga kerajaan jangan engkau semena
mena kepada mereka
Naga : Diam kau baya!!! Tau apa kau tentang memimpin kerajaan?
Karena tidak terima dengan perkataan sang adik dan begitupula sang baya yang terlajur emosi
dengan perkataan kakanya terjadilah peperangan. Peperangan yang dilakukan keduanya sampai
ke telinga raja. Dia marah dan mengutuk kedua anaknya menjadi naga dan buaya yang
sesungguhnya. Setelah berubah wujud menjadi hewan, naga dan buaya pergi dari kerajaan dan
tinggal di Sungai Kapuas sepanjang hidupnya. Melihat sang anak dikutuk oleh ayahnya sang ratu
pun bersedih karena kini kedua putranya yang gagah berubah menjadi binatang dan harus tinggal
diluar istana
Istri : Suamiku Tidakkah engkau mau mencabut kutukanmu terhadap kedua putra kita.
Sungguh aku tak bisa hidup tanpa kedua putraku
Raja : Ini sudah jadi keputusanku dan tidak ada yang bisa mengubahnya.Biarkan mereka
menanggung akibat dari kesalahan mereka.
Keduanya hingga kini dipercaya menjadi penunggu Sungai Kapuas. Dan beberapa masyarakat
masih percaya bahwa penunggu asli sungai kapuas berupa buaya dan seekor binatang panjang
yang diduga adalah naga, namun beberapa orang juga mengatakan bahwa itu adalah seekor ular
rakasasa. Terkadang dari mereka juga memberikan sesajen (buang-buang) pada waktu tertentu
kesungai dengan alasan agar tidak ada tumbal karena leluluhur yang lapar. Makhluk seperti
disebut dengan puake (makhluk jadi-jadian/siluman)
TAMAT
Amanat dari kisah ini adalah janganlah menjadi orang yang sombong dan jalinlah hubungan
kekerabatan yang baik antar sesama saudara karena sesungguhnya pertengkaran merupakan
akhlak yang buruk.