Anda di halaman 1dari 44

Pokok-Pokok

KEBIJAKAN BELANJA
KemenkeuTepercaya

PEMERINTAH PUSAT
PEMBICARAAN PENDAHULUAN
RAPBN TAHUN 2024

Jakarta, 14 Juni 2023

1
OUTLINE
1 PENDAHULUAN

2 ARAH KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT

3 ARAH KEBIJAKAN BELANJA BIDANG PRIORITAS (TEMATIK)

4 ARAH KEBIJAKAN BELANJA PRIORITAS LAINNYA

2
1
PENDAHULUAN

3
Pascapandemi Covid-19, Tantangan Global ke Depan Semakin Kompleks
TENSI GEOPOLITIK PERUBAHANIKLIM
Sumber utama ketidakpastian yang akan bertahan & meningkat & Sumber ancaman bagi kesehatan, keselamatan, ekonomi
dalam jangka menengah-panjang. kesejahteraan vs Pergeseran menuju ekonomi yang lebih hijau.

VS

Cuaca ekstrem Kendaraan Transisi Industri


energi hijau
Bencana alam elektrik
Disrupsi sektor primer
Fragmentasi, De-globalisasi, Perang
DIGITALISASI
• Gangguan rantaipasokan • Penurunan confidence Teknologi digital merupakan enabler yang penting,
• Inflasi tinggi persisten • Penurunaninvestasi namun memiliki risiko disruptif
• Kemiskinan & pengangguran • Pertumbuhan merosot
Kompetisi geopolitik dan pergeseran kekuatan global
Persaingan ekonomi negara
Perang Dagang
Re-shoring
Tren de-dolarisasi atau maju dalam mitigasi perubahan
iklim yang dapat
PANDEMI
peralihan
Friend-shoring dari penggunaan menambah kompleksitas yaitu. US Frekuensi kemunculannya
Decoupling USD dalam Inflation Reduction Act (IRA) dan meningkat dan menimbulkan
Chip War transaksi internasional EU Carbon Border
krisis multidimensi yang AIs Chip war Misinformasi Future of Work
Adjustment Mechanism (CBAM).
mendalam.
4
2
ARAH KEBIJAKAN BELANJA
PEMERINTAH PUSAT

5
Belanja Pemerintah Pusat
Diarahkan untuk peningkatan kualitas belanja melalui efisiensi dan efektivitas untuk mengakselerasi transformasi ekonomi.
Belanja Pemerintah Pusat, 2019-2023 Kebijakan BPP Tahun 2024:
Mendukung percepatan transformasi ekonomi melalui:
01.
2.280,0 2.246,5
2.000,7
1.833,0 a. penghapusan kemiskinan ekstrem
1.496,3 809,9 1.195,4 1.245,6 b. penurunan stunting
622,9
773,3
c. pengendalian inflasi
d. peningkatan investasi
1.059,6 1.190,8 1.084,7 1.000,8
e. penguatan kulitas SDM
873,4
f. percepatan pembangunan infrastruktur
g. mendukung hilirisasi SDA
2019 2020 2021 2022 APBN 2023
h. deregulasi dan penguatan institusi.
Belanja K/L Belanja Non K/L Total
Melakukan penguatan spending better melalui efsiensi kebutuhan
Evaluasi BPP 2023: 02. dasar, fokus mendukung prioritas pembangunan, dan
Berbagai Kebijakan 2023 untuk mendukung transformasi ekonomi berkelanjutan berorientasi pada hasil
antara lain melalui: Mendorong subsidi tepat sasaran dan efektivitas program
➢ Pengendalian Inflasi untuk menjaga daya beli masyarakat antara lain melalui 03. perlinsos
tambahan bansos dan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem; Meningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja untuk mendorong
➢ Percepatan Pembangunan Infrastruktur untuk Pelayanan Dasar; 04. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan,
➢ Reformasi struktural antara lain melalui dukungan reformasi birokrasi untuk penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan dan
peningkatan kualitas layanan publik, revitalisasi industri dan pengembangan pengurangan kesenjangan antar golongan dan antar wilayah.
ekonomi hijau.
6
Perkembangan Alokasi 6. Fungsi Ketertiban Keamanan 2023 sebesar TA 2023
Triliun Rupiah
BPP Menurut Fungsi Rp182,6 T a.l. untuk penguatan ketertiban
keamanan serta mendukung ketertiban
(APBN)

APBN 2023 tetap optimis ditengah dalam kegiatan strategis (a.l persiapan 241,0
ketidakpastian dengan kebijakan yang Pemilu.
mendukung peningkatan produktivitas 7. Fungsi Pertahanan 2023 sebesar Rp134,3
dan transformasi ekonomi T a.l. untuk melanjutkan pemenuhan 234,1
664,1

berkelanjutan Minimum Essential Force secara bertahap 11,2


untuk menjamin tegaknya kedaulatan dan 3,6
1. Fungsi Kesehatan 2023 sebesar Rp96,6 T a.l.
menjaga keutuhan NKRI. 96,6
untuk mendukung transformasi sistem 31,7
kesehatan 8. Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum
2023 sebesar Rp31,7 T a.l. untuk 13,1
2. Fungsi Ekonomi 2023 sebesar Rp634,1 T a.l.
mendukung pembangunan perumahan dan 134,3
dalam rangka mendukung usaha pemerintah
kawasan permukiman
untuk pemulihan ekonomi
9. Fungsi Perlindungan Lingkungan Hidup 182,6
3. Fungsi Pelayanan Umum 2023 sebesar 634,1
2023 sebesar Rp13,1 T a.l. untuk
Rp664,1 triliun a.l untuk mendorong
peningkatan kualitas lingkungan
birokrasi dan layanan publik yang lebih baik
10. Fungsi Pariwisata 2023 sebesar Rp3,6 T a.l.
4. Fungsi Perlindungan Sosial 2023 sebesar
untuk perluasan lapangan kerja, investasi,
Rp241,0T a.l. untuk mempertahankan daya
dan industrialisasi di sektor pariwisata
beli masyarakat bawah
11. Fungsi Agama 2023 sebesar Rp11,2 T a.l.
5. Fungsi Pendidikan 2023 sebesar Rp234,1 T
untuk mendukung penguatan kerukunan
a.l. untuk mendukung berbagai kebijakan
dan harmoni sosial
guna peningkatan kualitas SDM.
7
Belanja Pemerintah Pusat
Mendukung Pencapaian Prioritas Nasional Dalam RKP
Tema RKP Tahun 2024
“Mempercepat Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”

PN 1 PN 2 PN 3 PN 4 PN 5 PN 6 PN 7
Melalui: Melalui: Melalui: Melalui: Melalui: Melalui: Melalui:
1. Bidang Infrastruktur 1. Bidang Infrastruktur 1. Bidang Pendidikan 1. Bidang Pendidikan 1. Bidang Infrastruktur 1. Bidang Pangan 1. Bidang Hankam
2. Bidang Pangan 2. Bidang Kesehatan 2. Bidang Perlinsos
3. Bidang Perlinsos

8
• Tahun 2019 belanja K/L dioptimalkan untuk menjaga momentum
BELANJA K/L TAHUN 2024 pertumbuhan dan stabilitas perekonomian
Mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif • Tahun 2020 s.d. 2022, Belanja K/L difokuskan untuk penanganan
dan berkelanjutan dampak Pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi
• Tahun 2023 mendukung konsolidasi fiskal dengan tetap
Perkembangan Pagu Indikatif Belanja K/L: meningkatkan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang
inklusif dan berkelanjutan.
999.99
(Rp Triliun)
Kebijakan Umum Belanja K/L Tahun 2024 a.l.:
7,4 7,4 2,3
1.2 00

4,8 10, 0

Strategi Jangka Pendek:


1,8 1,7 5,0

Penghapusan kemiskinan ekstrem, penurunan stunting,


pengendalian inflasi dan mendorong penguatan daya
0,0

saing Investasi;
-5,0

-10,0

800 -15,0

Strategi Jangka Menengah:


Peningkatan kualitas SDM (Pendidikan, Kesehatan,
-20,0

Perlinsos), percepatan infrastruktur, mendorong hilirisasi


-25,0

-30,0

838,6 854,0 894,9 910,0 977,1


1.000,0 -35,0 SDA, penguatan kelembagaan, ketahanan pangan dan
999,9
400 -40,0

simplifikasi regulasi, serta ekonomi hijau;


2019 2020 2021 2022 2023 2024
Pagu Indikatif Pertumbuhan (%)
Meningkatkan harmonisasi Belanja K/L dengan Belanja
Daerah
Mendukung pelaksanaan Pemilu, pembangunan IKN
dan penyelesaian infrastruktur, khususnya PSN
9
Belanja Pegawai K/L Tahun 2024 Evaluasi Pelaksanaan 2023:
Diarahkan untuk mewujudkan SDM aparatur yang produktif • Pengendalian belanja pegawai dengan tetap menjaga daya beli
dan berintegritas melalui kebijakan Gaji ke-13 dan THR yang terdiri dari Gaji, tunjangan
melekat, dan 50%Tunjangan Kinerja
350,0
10,0

7,9 5,9
300,0

1,5 3,6 0,0


• Pemberian THR dan Gaji ke-13 bagi guru dan dosen yang tidak
250,0
-1,7 mendapatkan tunjangan kinerja sebesar 50% TPG/tunjangan profesi
-10,0
dosen
200,0

Kebijakan Tahun 2024:


-20,0

150,0

249,2 248,6 257,7 272,9


245,0 -30,0

100,0

Meningkatkan efektivitas dan efisiensi birokrasi antara lain


melalui digitalisasi serta adaptasi pola kerja baru dengan
-40,0
50,0

0,0 -50,0
tetap mempertahankan produktivitas
2019 2020 2021 2022 2023 APBN
Unaudited Melanjutkan implementasi Reformasi Birokrasi secara
Belanja Pegawai K/L(triliun rupiah) Growth (%) menyeluruh untuk mewujudkan birokrasi dan layanan
Belanja Pegawai K/L 2019 2020 2021 2022 2023 publik yang lebih berkualitas, profesional dan berintegritas
• Gaji & Tunjangan 163,6 166,7 168,4 171,3 177,9
Meningkatkan kualitas belanja pegawai dengan tetap
• Tunkin, Honorarium,
85,6 78,3 80,2 86,4 95,0 menjaga daya beli dan konsumsi aparatur negara
Lembur, dll

10
Belanja Barang K/L Tahun 2024 Evaluasi Belanja Barang 2023
Diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap • Melanjutkan kebijakan untuk mendukung kegiatan belanja
mempertimbangkan prinsip belanja berkualitas berkualitas terutama efisiensi dan efektivitas pada belanja
barang non-prioritas a.l belanja perjadin, biaya rapat/FGD,
26,1 25,6
(3,8) (19,7) (11,7) dan belanja honorarium
Rp Triliun • Pelaksanaan Belanja barang lebih efisien karena penanganan
pandemi Covid-19 sudah menunjukkan kondisi yang
membaik dan terkendali
528,9
421,2 424,9 375,2
333,9
Kebijakan Tahun 2024
2019 2020 2021 Unaudited APBN Melakukan efisiensi perjalanan dinas, rapat di luar
2022 2023 kantor, dan honorarium melalui optimalisasi
Belanja Barang Growth (%) pemanfaatan IT.
APBN Menjaga nilai aset melalui belanja pemeliharaan.
Uraian 2019 2020 2021 2022
2023
Melakukan sinergi berbagai program bantuan
Barang Ops/Non Ops 131,5 154,0 217,7 165,2 145,3 pemerintah secara tepat sasaran, tepat guna, dan tepat
Perjalanan Dinas 44,7 23,8 27,2 38,0 45,3 manfaat.
Barang Diserahkan Mendukung kelancaran pelaksanaan Pemilu.
47,8 110,4 114,2 56,5 40,8
Masy/Pemda
Mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri.
11
Belanja Modal Tahun 2024 Evaluasi Pelaksanaan 2022 :
Diarahkan untuk meningkatkan penyediaan fasilitas dan • Upaya percepatan penyelesaian kegiatan lanjutan tahun 2022→ tingkat
sarana prasarana publik kepada masyarakat, serta penyerapan tumbuh positif dibandingkan tahun 2019, 2020, dan 2021
mendukung proyek infrastruktur penggerak perekonomian • Pertumbuhan belanja modal tahun 2022, dikarenakan peningkatan
realisasi dukungan sarpras hankam dan proyek infrastruktur prioritas
(Rp Triliun)
• Anggaran tahun 2023 lebih rendah karena belum memperhitungkan
500,0

450,0
50,0

400,0

25,5 realisasi pemindahbukuan LMAN dari pengadaan lahan/tanah atas


350,0

-3,4 7,4 0,4 0,0


proyek strategis nasional
300,0
-13,0
Kebijakan Tahun 2024 :
250,0

-50,0
200,0

Mendukung pembangunan prasarana kesehatan, ketahanan pangan,


150,0

190,9 239,6 240,6 209,2 -100,0


100,0

177,8
50,0
dan pendidikan baik pendidikan umum dan keagamaan;
0,0 -150,0

2019 2020 2021 Real Unaudited APBN 2023 Mendorong pertumbuhan investasi dan distribusi kebutuhan bahan
2022 pokok;
Belanja Modal (triliun rupiah) Growth (%)
Uraian 2019 2020 2021 2022 2023
Menambah nilai aset produktif untuk masyarakat umum dan
menggerakan perekonomian
Belanja Modal Berdasarkan Akun 177,8 190,9 239,6 240,6 209,2
- Tanah 4,2 23,5 26,7 19,6 2,4
Mendukung pendanaan secara selektif untuk proyek-proyek
- Peralatan dan Mesin 60,2 81,1 85,4 100,7 82,9 infrastruktur yang menjadi agenda prioritas nasional
- Gedung dan Bangunan 27,6 23,3 29,5 30,4 34,6
- Jalan, Irigasi, dan Jaringan 74,6 52,5 85,6 73,0 80,8
Mendorong penyelesaian proyek secara tepat waktu
- Modal Lainnya 6,5 6,1 6,0 6,8 4,2 Meningkatkan TKDN dalam pelaksanaan berbagai proyek
- BLU 4,9 4,4 6,4 10,2 4,3
infrastruktur dan pengadaan peralatan/mesin
12
Belanja Non K/L
Program Pengelolaan Subsidi Tahun 2024 Tantangan dalam Pelaksanaan Kebijakan Subsidi
Diarahkan untuk stabilisasi harga dan menjaga daya beli,
serta mendukung UMKM dan petani 1. Risiko contingent liabilities dalam Subsidi Energi →
kebijakan penyesuaian harga/tarif belum dapat
Subsidi, 2019-2023 dilaksanakan sehingga muncul kompensasi.
400,0
Triliun rupiah) 100,0

350,0
-7,0 -2,8 23,4 4,4 18,1 - 2. Tingginya harga komoditas yang menyebabkan
298,5 -100,0
meningkatnya kebutuhan Subsidi dan Kompensasi
300,0

242,1 252,8 Energi.


86,5
-200,0

250,0

201,8 196,2 81,0


3. LPG dan Solar masih didistribusikan secara terbuka.
-300,0

101,7
200,0

64,9
-400,0

87,4
4. Validitas data masyarakat yang berhak menerima
150,0

-500,0

212,0
Subsidi belum akurat.
100,0

171,9 -600,0

136,9 140,4
50,0
108,8 -700,0

- -800,0
5. Kebutuhan anggaran akan meningkat seiring dengan
2019 2020 2021 2022 APBN komitmen Pemerintah dalam memberikan dukungan
2023
kepada EBT.
Subsidi Energi Subsidi Non Energi - % Pertumbuhan
6. Penerapan skema subsidi langsung pupuk kepada
petani secara bertahap.
13
Subsidi Non Energi Tahun 2024 Kebijakan Subsidi Non Energi
Diarahkan untuk mendorong produktivitas pangan dan
mendukung umkm dan petani Subsidi Pupuk
• Perbaikan data petani penerima Subsidi Pupuk.
14 0,0
Subsidi Non Energi, 2019-2023 80 ,0 • Menetapkan jenis komoditas prioritas yang mendapatkan Subsidi
Triliun rupiah) Pupuk
12 0,0

60 ,0
• Penerapan skema Subsidi Langsung Pupuk (SLP) kepada petani melalui
101,7 kartu tani/e-kartu tani/biometrik secara bertahap
10 0,0

87,4 86,5
Subsidi PSO
40 ,0

81,0
80 ,0
34,6
64,9 Mendukung peningkatan pelayanan umum di bidang transportasi publik (KAI
16,4
20 ,0

60 ,0

dan PELNI) dan penyediaan informasi publik (LKBN Antara)


6,9
2,5
Subsidi Bunga Kredit Program
-

40 ,0

20 ,0 -20,4 -20,0

• Meningkatkan daya saing usaha bagi UMKM dan pembiayaan usaha tani
melalui Subsidi Bunga KUR;
- -40,0 • Menyediakan anggaran Subsidi Perumahan untuk mendukung
2019 2020 2021 2022 APBN penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
2023
Subsidi Pajak
Pupuk PSO Bunga Kredit Program Pajak . % Pertumbuhan Insentif perpajakan melalui Subsidi Pajak Penghasilan Ditanggung
Pemerintah (PPh DTP) yang diberikan Pemerintah kepada dunia usaha

14
Program Pengelolaan Pembayaran Bunga Utang
Belanja Non K/L Tahun 2024 1. Memenuhi secara tepat waktu dan tepat jumlah untuk menjaga kredibilitas
diarahkan untuk pemenuhan pengelolaan utang;
kewajiban Pemerintah, seperti 2. Mendorong efisiensi bunga utang melalui pemilihan timing dan komposisi
pensiun, serta dukungan skema utang yang optimal; dan
KPBU untuk pembangunan 3. Mendorong pendalaman pasar SBN untuk menciptakan pasar SBN yang
infrastruktur deep, aktif, dan likuid
Program Pengelolaan Transaksi Khusus, a.l.
1. Pemenuhan kewajiban Pemerintah terhadap Pensiunan PNS, TNI, Polri, serta
perlindungan sosial bagi ASN, TNI, Polri, berupa Jaminan Kesehatan (Jamkes),
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM);
2. Pemenuhan komitmen Pemerintah melalui pembayaran kontribusi Pemerintah
Indonesia kepada organisasi/lembaga internasional dan Trust Fund;
3. Mendukung percepatan pembangunan infrastruktur melalui skema proyek KPBU
al. pemberian fasilitas penyiapan proyek dan dana dukungan kelayakan
termasuk pemberian dukungan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
4. Pemenuhan Belanja Operasional Penyelenggaraan (BOP) Manfaat Pensiun.
5. Pengelolaan Dukungan Loss Limit atas Pelaksanaan Program PEN.
6. Penggantian biaya dan margin yang wajar atas Investasi Pemerintah.
15
Kebijakan Tahun 2024
Belanja Non-K/L Tahun 2024 Program Pengelolaan Hibah
dimanfaatkan untuk memperkuat
1. Pemberian hibah internasional dilakukan untuk memperkuat tujuan dan kepentingan
tujuan dan kepentingan nasional , nasional Indonesia di tataran global.
serta antisipasi pelaksanaan APBN 2. Dukungan pelaksanaan diplomasi termasuk diplomasi ekonomi, diplomasi kedaulatan
wilayah Indonesia, dan diplomasi sosial budaya.
3. Penguatan engagement dengan development partners internasional untuk
memperkuat efektivitas pemberian hibah.

Program Pengelolaan Belanja Lainnya, a.l.


1. Antisipasi kegiatan tanggap darurat dan penanggulangan bencana
2. Antisipasi risiko fiskal pada pelaksanaan APBN, baik akibat perubahan
asumsi dasar ekonomi makro dan/atau dinamika kebijakan
3. Antisipasi dukungan cadangan pangan nasional dalam
rangka menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga pangan
4. Antisipasi kebutuhan untuk kegiatan mendesak
5. Dukungan pembayaran kewajiban pemerintah, a.l. untuk kompensasi harga energi
6. Dukungan pengembangan kualitas sumber daya manusia, a.l. program Kartu
Prakerja
16
3. ARAH KEBIJAKAN BELANJA BIDANG
PRIORITAS PEMBANGUNAN
(TEMATIK)
a. Kebijakan Prioritas untuk Transformasi Ekonomi
b. 4 Fokus Kebijakan Fiskal Jangka Pendek

17
3. a. Kebijakan Prioritas untuk Transformasi
Ekonomi

18
Daily Kebijakan Prioritas untuk Transformasi Ekonomi

ANGGARAN PENDIDIKAN Capaian Output Prioritas Pendidikan TA 2021- 2023:


Diarahkan untuk peningkatan kualitas SDM guna merespons
berbagai tantangan pembangunan. Bidikmisi/ KIP Kuliah Tunjangan Profesi
Guru Non PNS
612,2
994,3 ribu mahasiswa 553,5 ribu guru
460,3 473,7 479,6 480,6 69,5 978,3 ribu mahasiswa 578,0 ribu guru
18,0 29,0 20,0
1.18 juta mahasiswa 540,6 ribu guru
6,0
305,6
299,2 281,4 270,3 281,8
Program Indonesia Pintar Beasiswa (LPDP)
237,1 (PIP)
155,2 174,2 180,3 178,8
20,1 jt siswa 7.047 mahasiswa
2019 2020 2021 2022 APBN 2023
20,1 jt siswa 5.664 mahasiswa
BPP TKD Pembiayaan Total
20,22 jt siswa 4.000 mahasiswa
• Digunakan untuk mendukung kemajuan SDM Indonesia baik melalui
bantuan yang langsung diterima peserta didik, maupun dalam
bentuk dukungan riset untuk inovasi. Bantuan Operasional
Sekolah (BOS)
• Pemerintah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan serta
52,6 jt siswa
memperkecil kesenjangan antara satuan pendidikan negeri dan 50,9 jt siswa
swasta khususnya melalui transformasi digital untuk memberi 53,50 jt siswa
● 2023
akses yang memadai dan merata terhadap berbagai informasi
● 2022
pembelajaran pada satuan pendidikan. ● 2021
19
TANTANGAN DAN Arah Kebijakan Anggaran Pendidikan
KEBIJAKAN BIDANG Tantangan dalam bidang Tahun 2024
PENDIDIKAN pendidikan, a.l:
1. Peningkatan akses pendidikan melalui perluasan wajib belajar dan
bantuan pendidikan (a.l beasiswa afirmasi, PIP, KIP Kuliah) termasuk
pada pendidikan keagamaan
2. Penguatan kualitas dan ketersediaan layanan PAUD melalui
Optimalisasi APBD/Dana Desa
3. Percepatan peningkatan kualitas sarpras terutama di daerah 3T baik
pada pendidikan umum maupun pendidikan keagamaan
4. Peningkatan kompetensi guru dan tenaga pendidikan dengan tetap
melanjutkan transformasi guru dan tenaga kependidikan a.l melalui
program guru penggerak dan pemberian sertifikat pendidik
5. Penguatan pendidikan vokasi dengan pasar tenaga kerja (link and
match) a.l melalui penguatan teaching industry dan SMK Pusat
Unggulan
6. Peningkatan investasi di bidang Pendidikan a.l untuk pemberian
beasiswa, dukungan riset, pemajuan kebudayaan, dan perguruan tinggi.

20
Kebijakan Prioritas untuk Transformasi Ekonomi

ANGGARAN KESEHATAN Anggaran kesehatan dalam periode tahun 2019-2023 tumbuh rata-rata sebesar
Difokuskan untuk akselerasi penurunan 22,7 persen terutama untuk penanganan pandemi Covid-19. Pemerintah terus
stunting dan melanjutkan transformasi sistem berupaya untuk memberikan layanan kesehatan berkualitas bagi rakyat Indonesia
kesehatan yang mencakup seluruh tahapan kehidupan manusia.
312,4
Reguler Covid
Anggaran kesehatan tahun 2023 tidak dialokasikan secara khusus untuk anggaran
Covid-19, namun tetap disiapkan untuk mendukung kesiapsiagaan terhadap risiko
188,0 187,2 krisis kesehatan. Anggaran kesehatan tahun 2023 sebesar Rp178,7 T
172,3 178,7
dimanfaatkan a.l. untuk penguatan layanan kesehatan primer dan sekunder,
50,3
113,6 percepatan distribusi tenaga kesehatan, peningkatan kemandirian farmasi dan alat
178,7 kesehatan, peningkatan manfaat program JKN, penguatan inovasi dan
136,9
113,6 119,9 124,4
pemanfaatan teknologi, serta percepatan penurunan prevalensi stunting.

2019 2020 2021 2022… APBN 2023

Perkembangan Output 2021-2023, a.l: Target 2022 2021


2023

Peserta Penerima Penugasan Tenaga Penguatan Edukasi Kesehatan Reproduksi Pemeriksaan sampel obat, obat tradisional, Layanan Pengendalian
PBI-JKN Kesehatan secara dan Gizi bagi Remaja Putri sebagai Calon Ibu kosmetik, dan suplemen kesehatan Penyakit TB
Tim/Individu
96,8 jt jiwa 5.600 orang 32.656 kelompok 80.677 sampel 2.000 layanan*
96,7 jt jiwa 4.720 orang 31.022 kelompok 4.200 layanan*
60.466 sampel
96,8 jt jiwa 8.948 orang 29.126 kelompok 145 layanan*
54.067 sampel
* Redifinisi output melalui RSPP
21
TANTANGAN DAN Tantangan dalam bidang Arah Kebijakan Anggaran
KEBIJAKAN BIDANG kesehatan, a.l: Kesehatan Tahun 2024
KESEHATAN 1. Dukungan layanan dasar dan kegiatan 1.Percepatan penurunan stunting melalui penajaman lokasi dan
promotif preventif belum optimal intervensi
• Penajaman lokasi difokuskan dengan pemberdayaan kampung KB
2. Transformasi layanan rujukan (rumah
dalam rangka penurunan stunting.
sakit) masih perlu diperkuat
• Intervensi penurunan stunting difokuskan melalui pemberian
3. Distribusi tenaga kesehatan belum makanan tambahan bagi ibu hamil kekurangan energi kronis dan
mencakup seluruh wilayah di balita kurus.
Indonesia
2.Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan primer dan
4. Pelaksanaan koordinasi lintas sektor rujukan, antara lain melalui peningkatan ketersediaan Puskesmas di
untuk berbagai program dan kegiatan wilayah timur Indonesia
terkait pelaksanaan anggaran 3.Peningkatan kualitas dan distribusi tenaga Kesehatan
kesehatan perlu ditingkatkan
4.Penguatan teknologi Kesehatan dan kemandirian farmasi dalam
negeri
5.Penguatan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
• Dilakukan dengan penajaman manfaat program berdasarkan
kebutuhan dasar kesehatan.
• Penyaluran bantuan iuran bagi PBI JKN diperkuat untuk
mendukung penurunan stunting dan mendukung penurunan
kemiskinan.
22
Kebijakan Prioritas untuk Transformasi Ekonomi

ANGGARAN PERLINDUNGAN SOSIAL CAPAIAN DAN TARGET OUTPUT PRIORITAS, a.l :


Mempercepat penurunan kemiskinan, meningkatkan Program Keluarga Program Kartu Sembako
kesejahteraan, dan pembangunan SDM jangka panjang Harapan
10,0 jt KPM 18,8 jt KPM
Triliun Rupiah 61,5 18,3 jt KPM
9,6 jt KPM
5,0 -6,0 -1,6 3,3 18,6 jt KPM
10,0 jt KPM

Bantuan Langsung Tunai Subsidi Listrik


(BLT) Pedesaan
498,0 468,2 460,6 476,0 39,2 juta pelanggan
308,4 4,7 jt KPM 38,9 juta pelanggan

7,5 jt KPM 38,1 juta pelanggan


2019 2020 2021 2022 2023
5,6 jt KPM
APBN
Anggaran Perlinsos % Pertumbuhan
Catatan: Subsidi LPG Kartu Prakerja
• Peningkatan anggaran perlinsos tahun 2020 dipengaruhi oleh pelaksanaan 8,0 juta Metrik Ton 0,6 jt peserta
program-program PC PEN sebagai perlindungan masyarakat untuk mengurangi 7.8 juta Metrik Ton 5,1 jt peserta
dampak pandemi Covid-19 2023
7.5 juta Metrik Ton 6,0 jt peserta
• Anggaran perlinsos tahun 2021-2023 relatif turun dari tahun 2020 dipengaruhi 2022
normalisasi kebijakan perlinsos sesuai dengan makin membaiknya 2021
perkembangan Covid-19
• Anggaran perlinsos tahun 2023 meningkat dibandingkan tahun 2022 Catatan: Program Perlinsos juga termasuk Program PIP, KIP Kuliah (Anggaran
Pendidikan) dan Bantuan iuran PBI JKN (Anggaran Kesehatan)
dipengaruhi oleh peningkatan subsidi energi dan non energi
23
TANTANGAN DAN Arah Kebijakan Anggaran
Tantangan Bidang
KEBIJAKAN BIDANG Perlindungan Sosial Perlinsos Tahun 2024
PERLINDUNGAN 1. Masih terdapatnya 1. Perbaikan basis data dan metode pensasaran dalam penentuan penerima
SOSIAL ketidaktepatan sasaran dalam manfaat program perlinsos dan program Pemerintah lainnya
Melalui, a.l:
pemberian bansos dan subsidi
• Pemanfaatan Regsosek
2. Efektifitas program di bidang • Pengembangan digitalisasi penyaluran manfaat dengan memanfaatkan teknologi
perlindungan sosial sekaligus untuk meningkatkan inklusi keuangan
mengalami penurunan yang 2. Mendorong Konvergensi atau Komplementaritas antar program
dipengaruhi:
Melalui, a.l:
• Proporsi nilai manfaat Memastikan keluarga miskin dan rentan terutama pada desil 1 dan 2 memperoleh
program terhadap berbagai program perlinsos
pengeluaran rumah tangga 3. Penguatan perlinsos sepanjang hayat
yang cenderung menurun Melalui, a.l:
• Mekanisme dan ketepatan • Penguatan perlinsos untuk disabilitas dan lansia
waktu penyaluran bansos • Membangun perlinsos yang adaptif dan protokolnya dalam kondisi krisis
4. Perbaikan desain dan kualitas implementasi perlinsos
yang tidak efisien
Melalui, a.l:
• Melakukan reviu secara berkala besaran manfaat program perlinsos
• Penyempurnaan mekanisme pelaksanaan program termasuk penyaluran manfaat
5. Penguatan graduasi dari kemiskinan melalui program pemberdayaan
Melalui, a.l:
• Peningkatan akses ke permodalan melalui Program UMi dan KUR
• Peningkatan akses ke pekerjaan melalui Program Prakerja dan pelatihan di BLK
24
Kebijakan Prioritas untuk Transformasi Ekonomi

ANGGARAN INFRASTRUKTUR Capaian dan Target Output Prioritas


Mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan
Pembangunan Jalan Pembangunan Jembatan
infrastruktur dasar dan penggerak ekonomi yang berkelanjutan 658,5 km 16.076 m
609,2 km 24.393 m
(Triliun Rupiah) 31,2
620,0 50 833 km 32.460 m
0,0 -6,8 4,2
520,0 -22,0 0 Jalur Kereta Api (kumulatif) Pembangunan Bandara
420,0 6 lokasi
-50 6.686 km’sp
320,0 1 lokasi
-100 6.642 km’sp
220,0 394,1 403,3 391,7 6.466 Km’sp 1 lokasi
307,3 375,9
120,0 -150
Bendungan Pelabuhan Laut
20,0 -200
31 unit (4 baru; 27 lanjutan) 43 lokasi
-80,0 2019 2020 2021 Real Unaudited 2023 -250
2022 34 unit (1 baru; 33 lanjutan) 5 lokasi
Anggaran Infrastruktur % Pertumbuhan 11 lokasi
44 unit (1 baru; 43 lanjutan)
* Realisasi 2021 cenderung tinggi karena adanya relaksasi kontrak proyek dan Sarpras Pendidikan Rumah Susun & Rumah Khusus
kegiatan dari belanja K/L yang diselesaikan akhir tahun 2020, namun dibayar di awal
1.084 Sekolah 8.741 unit (5.379 Rusun; 3.362 Rusus)
tahun 2021
541 Sekolah 8.231 unit (3.872 Rusun; 4.359 Rusus)
• Anggaran infrastruktur cenderung meningkat setiap tahun (2020 1.410 Sekolah 10.335 unit (7.024 Rusun; 3.311 Rusus)
mengalami kontraksi, akibat dampak adanya pandemi covid-19). Kapasitas Satelit Pembangunan & Peningkatan SPAM
• Pembangunan infrastruktur tahun 2023 diarahkan untuk 29 Gbps 3.063 liter/detik
mendukung transformasi ekonomi dalam penyediaan infrastruktur 29,71 Gbps 1.991 liter/detik
layanan dasar, konektivitas dan transportasi, energi, pangan, dan 27,37 Gbps 2.065 liter/detik
pemerataan layanan TIK
2023 2022 2021
25
*Anggaran Infrastruktur termasuk BPP, TKD, dan Pembiayaan Anggaran
PERCEPATAN
Tantangan Pembangunan Infrastruktur a.l: Arah Kebijakan Anggaran
PEMBANGUNAN • Pengadaan maupun pembebasan lahan (termasuk • Mempercepat pembangunan infrastruktur
INFRASTRUKTUR 2024 persiapan dan pembangunan IKN); penggerak ekonomi (Konektivitas dan
difokuskan mendukung • Pasokan sumber daya yang berdampak terhambatnya Transportasi, Energi dan Ketenagalistrikan, dan
pelaksanaan pekerjaan dari target yang telah ditetapkan; Pangan);
transformasi ekonomi untuk
pemerataan pembangunan • Perubahan desain konstruksi karena tidak sesuai antara • Memprioritaskan penyediaan infrastruktur
dokumen perencanaan dengan kondisi geologi di lokasi pelayanan dasar dan proyek-proyek strategis;
pekerjaan; • Mendukung percepatan penyelesaian
pembangunan IKN secara bertahap dan
• Mempercepat pelaksanaan kegiatan/pekerjaan utamanya
berkelanjutan;
untuk proyek-proyek prioritas dan strategis guna
mengantisipasi terjadinya gagal lelang. • Melakukan pemerataan dan penguatan akses
TIK yang mendukung transformasi digital;
• Meningkatkan koordinasi, kolaborasi dan harmonisasi
antar stakeholder yang melibatkan peran K/L dan • Mendorong pemberdayaan partisipasi badan
Pemerintah Daerah usaha melalui skema KPBU dalam
pembangunan infrastruktur.

INFRASTRUKTUR DASAR INFRASTRUKTUR PENGGERAK EKONOMI


Air Bersih dan Sanitasi Air Minum Energi & Ketenagalistrikan Kereta Api
Perumahan & Pemukiman Fasilitas Kesehatan Konektivitas Jalan & Jembatan Bandara
Pangan (Bendungan & Irigasi) Fasilitas Pendidikan Pelabuhan TIK
26
Kebijakan Prioritas untuk Transformasi Ekonomi

ANGGARAN KETAHANAN PANGAN Perkembangan Output (Manfaat) 2021-2023


Diarahkan untuk Peningkatan Ketersediaan, Akses, dan
Stabilisasi Harga Pangan Kawasan Padi Optimalisasi Reproduksi Ternak
15,4 17,1 313.050 Ha
3,5 4,09 juta akseptor
-6,7 -7,7 185.474 Ha 3,16 juta akseptor
446.204 Ha 3,30 juta akseptor
104,2

85,9 88,8 Penyaluran Subsidi Pupuk Bantuan Benih dan Calon Induk Ikan
80,7
74,5 6,7 juta ton 119 juta ekor
7,4 juta ton 203,4 juta ekor

7,9 juta ton 201 juta ekor


2019 2020 2021 Real Unaudited APBN 2023
2022

Anggaran ketahanan pangan (triliun Rp) Growth (yoy) Pembangunan Jaringan Bantuan Alat Penangkapan Ikan
Irigasi Ramah Lingkungan
*Anggaran termasuk BPP dan TKD 5.500 Ha 21.078 unit
• Seiring dengan pengendalian pandemi Covid-19 dan pemulihan 35.099 Ha 14.632 unit
aktivitas ekonomi, anggaran ketahanan pangan kembali 10.035 Ha 12.525 unit
meningkat pada tahun 2021 hingga tahun 2023.
• Rata-rata pertumbuhan anggaran ketahanan pangan tahun Pembangunan Bendungan
Keterangan:
2019-2023 mencapai 6,6% per tahun, terutama dipengaruhi 4 unit baru & 27 unit lanjutan
Target 2023
akselerasi pembangunan irigasi dan bendungan serta 1 unit baru & 33 unit lanjutan
Real 2022
peningkatan dukungan melalui TKD tahun 2023 1 unit baru & 43 unit lanjutan
Real 2021

27
Tantangan Arah Kebijakan 2024
TANTANGAN DAN
• Hasil produksi belum optimal a.l. karena • Peningkatan produksi domestik, antara lain
KEBIJAKAN ANGGARAN keterbatasan sarana prasarana produksi melalui perbaikan penyaluran sarana dan
KETAHANAN PANGAN (benih, pupuk, pakan), alih fungsi lahan, prasarana, optimalisasi lahan, pengendalian
gangguan organisme pengganggu OPT dan DPI, penguatan riset budidaya dan
tanaman (OPT) dan penyakit lainnya, pascapanen, serta penguatan kapasitas petani
dampak perubahan iklim (DPI), serta dan nelayan
keterbatasan jumlah dan kapasitas SDM
• Penguatan kelembagaan petani dan dukungan
• Keterbatasan jumlah dan kerusakan pembiayaan serta perlindungan usaha tani
infrastruktur pangan (jaringan irigasi,
• Percepatan pembangunan dan rehabilitasi
bendungan) a.l. karena kondisi geologi,
infrastruktur pangan
kendala pengadaan lahan, dan persoalan
administrasi lainnya • Pengembangan kawasan food estate
• Risiko terganggunya rantai pasokan • Penguatan cadangan pangan nasional
pangan karena dampak perubahan iklim
(DPI) dan dinamika geopolitik, yang
dapat mempengaruhi jumlah
ketersediaan pasokan dan stabilitas
harga pangan

28
3. b. Fokus Kebijakan Fiskal Jangka Pendek

29
Fokus Kebijakan Jangka Pendek

PENURUNAN STUNTING Perkembangan Output (Manfaat) 2021-2023, a.l.:


Akselerasi penurunan prevalensi stunting menuju 14
persen pada tahun 2024
Suplementasi gizi Kawasan Padi Kaya Desa Pangan Keluarga dengan baduta yang mendapat
(Rp Triliun) mikro (taburia) Gizi (Biofortifikasi) Aman fasilitasi & pembinaan 1000 HPK
240 rb orang 150.000 ha 874 desa 8,1 jt keluarga
190 rb orang 94.150 ha 648 desa 8.0 jt keluarga Target 2023
48,4
140 rb orang 155,0 2022
32.778 ha 269 desa 3,9 jt keluarga
30,6 28,3 30,0 2021
25,4

Upaya Percepatan Penurunan Stunting, a.l.:


2019
*) melalui belanja K/L
2020 2021 2022 Pagu 2023 • Pendampingan keluarga oleh Tim Pendamping keluarga (TPK) di desa;
• Realisasi anggaran program percepatan penurunan stunting • Perluasan cakupan Penyediaan Makanan Tambahan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
secara umum tidak terdampak pandemi Covid-19 (PMT Bumil KEK) dan balita kurus;
• Tantangan, a.l.: • Perluasan cakupan imunisasi dasar lengkap;
• Penguatan kualitas data surveilans (E-PPGBM)
✓ Pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif belum sepenuhnya
tepat sasaran berbasis lokasi, dan konvergen
• Pengembangan jejaring RS layanan unggulan dan peningkatan kapasitas pelayanan
primer;
✓ Belum optimalnya koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan
program percepatan penurunan stunting • Percepatan penyediaan dokter spesialis;
✓ Perlu peningkatan jumlah dan kualitas fasilitas kesehatan • Peningkatan kualitas air minum dan sanitasi;
✓ Masih terbatasnya kualitas makanan, air bersih, serta pangan • Sosialisasi dan edukasi ke masyarakat;
sehat untuk ibu dan anak • Massive case finding (penemuan kasus secara aktif dan massal) dan pengobatan
30
Fokus Kebijakan Jangka Pendek

PERCEPATAN Tantangan Arah Kebijakan


PENGHAPUSAN 1. Sebagian besar rumah tangga miskin masih 1. Pengurangan beban pengeluaran masyarakat
KEMISKINAN belum terpenuhi layanan dasar yang • Perbaikan ketepatan pensasaran program
mencakup: bantuan sosial melalui pembangunan sistem
EKSTREM
• Rata-rata 20,4 persen rumah tangga data Registrasi Sosial Ekonomi, terutama pada
miskin ekstrem tidak memiliki akses air desil 1
minum layak • Meningkatkan indeks PKH dan Sembako,
masing-masing sebesar sepuluh persen,
• Rata-rata 39,5 persen rumah tangga tidak
• Optimalisasi BLT.
memiliki akses sanitasi yang layak
2. Peningkatan pendapatan masyarakat miskin dan
• Rata-rata 40,5 persen penduduk miskin
rentan
ekstrem belum terlindungi jaminan
• Tambahan proyek padat karya tunai melalui K/L
kesehatan
• Optimalisasi Padat Karya Tunai Desa (PKTD).
2. Masih tingginya exclusion error dan inclusion
3. Penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan
error dalam penargetan bantuan sosial untuk
Pemenuhan pelayanan dasar, seperti peningkatan
rumah tangga miskin ekstrem
akses layanan dan infrastruktur pendidikan,
3. Secara nasional jumlah penduduk miskin layanan dan infrastruktur kesehatan, serta
ekstrem menurun, namun terdapat 14 infrastruktur sanitasi air minum layak.
provinsi yang mengalami
peningkatan jumlah penduduk miskin
ekstrem 31
Fokus Kebijakan Jangka Pendek

STRATEGI KEBIJAKAN
Kerangka 4K dalam Pengendalian Inflasi
PENGENDALIAN INFLASI
DITEMPUH DENGAN
Keterjangkauan Harga Kelancaran Distribusi
KERANGKA 4K • Kebijakan stabilisasi harga dalam jangka • Pengawasan dan monitoring arus distribusi
pendek, a.l. operasi pasar, pasar murah, dan barang
KPSH/SPHP. • Penguatan kerja sama antardaerah
Menjaga daya beli masyarakat
• Pengelolaan Permintaan, termasuk dalam • Pembangunan infrastruktur perdagangan
menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan konektivitas
Mendorong konsumsi sebagai
• Fasilitasi distribusi
penyumbang ekonomi terbesar
Mendukung peningkatan kesejahteraan
dan stabilitas sosial masyarakat.
Ketersediaan Pasokan Komunikasi Efektif
• Penguatan produksi domestik a.l.
Mendukung stabilitas perekonomian • Koordinasi kebijakan nasional dengan
pengembangan food estate, optimalisasi
dan mempermudah pelaku ekonomi sinergi pusat dan daerah
sarpras, pembangunan infrastruktur
• Peningkatan keandalan TPID dalam
dalam pengambilan keputusan pertanian, riset budidaya dan pascapanen,
menciptakan inovasi kebijakan
dan dukungan lainnya
• Peningkatan kualitas dan kredibilitas data
• Penguatan cadangan pangan nasional dan
pangan
lumbung pangan masyarakat
• Komunikasi kebijakan publik yang semakin
• Penguatan kelembagaan petani serta
baik dan efisien
dukungan pembiayaan dan perlindungan
Pertumbuhan Ekonomi usaha tani
Berkelanjutan
32
Fokus Kebijakan Jangka Pendek

MENCIPTAKAN TANTANGAN ARAH KEBIJAKAN


EKOSISTEM a. Masih adanya scarring effect dari a. Penguatan kebijakan untuk mengokohkan fundamental
INVESTASI YANG Pandemi Covid-19 perekonomian melalui transformasi struktural, a.l.:
- Peningkatan kualitas SDM
SEHAT UNTUK b.Tekanan inflasi akibat disrupsi rantai
- Pembangunan infrastruktur
pasok (global supply chains), antara
MENDORONG lain akibat konflik geopolitik Rusia- - Pembenahan sistem serta peraturan perundang-undangan
PENINGKATAN Ukraina dan perang dagang yang terkait kemudahan berusaha
b. Melanjutkan kebijakan stabilisasi perekonomian, a.l.:
INVESTASI c.Ketatnya likuiditas dan - Kebijakan pengendalian inflasi: penguatan koordinasi dan
meningkatnya volatilitas di pasar komunikasi pusat-daerah serta antar daerah dengan
keuangan global, akibat: melibatkan peran otoritas moneter
• pengetatan kebijakan moneter di - Peningkatan kelancaran distribusi dan jalur konektivitas
berbagai negara terutama c. Melanjutkan reformasi birokrasi berupa inovasi digitalisasi
negara maju layanan publik, rightsizing, serta efektivitas dan efisiensi
• bangkrutnya Silicon Valley Bank belanja birokrasi untuk memperluas ruang fiskal guna
(SVB) dan Signature Bank di AS, menopang pelaksanaan transformasi ekonomi
serta permasalahan yang d. Pelaksanaan kebijakan revitalisasi industri yang mendorong
dialami Credit Suisse di Eropa produktivitas bernilai tambah tinggi, memiliki kemampuan daya
saing, dan berorientasi ekspor melalui penguatan hilirisasi SDA
e.Mengembangkan ekonomi hijau yang mengadaptasi teknologi
hijau, pengembangan EBT, dan transisi energi
33
4. ARAH KEBIJAKAN BELANJA
PRIORITAS LAINNYA
a. Pembangunan Pertahanan dan Keamanan
b. Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2024
c. Pembangunan IKN
d. Redesign Sistem Perencanaan dan Penganggaran
e. Reformasi Birokrasi dan Kesejahteraan ASN

34
TANTANGAN ARAH KEBIJAKAN
• Proses kontrak dan loan agreement atas 1. Menjaga keutuhan NKRI serta penguatan
Tantangan dan pengadaan alutsista produksi luar negeri yang pertahanan dibarengi Confident Building Measures
Kebijakan Anggaran belum optimal dan membutuhkan waktu yang
lama.
(CBM);

Bidang Hukum, • Berkembangannya teknologi dan kondisi volatility,


2. Melakukan penanganan kejahatan konvensional,
transnasional dan pelanggaran hukum di wilayah
Pertahanan dan uncertainty, complexity, and ambiguity (VUCA) laut dan perbatasan, serta keamanan perbatasan
Keamanan 2024 atau menghadapi
kompleksitas dan
gejolak, ketidakpastian,
keambiguan yang
NKRI terutama Pos Lintas Batas Negara dan Lokasi
Prioritas ;
menghinggapi berbagai tatanan kehidupan bangsa
3. Mendukung penguatan prasarana ITE yang
dan negara Indonesia.
mendukung E-Court, E-litigasi, dan pengungkapan
• Meningkatnya ketidakpastian perekonomian tindak pidana/kejahatan, serta layanan peradilan
global yang berdampak pada perekonomian melalui sidang di luar gedung peradilan;
domestik karena berpotensi menyebabkan kondisi
4. Melakukan pencegahan dan penanggulangan
bidang polhukam tidak stabil antara lain karena
narkoba, terorisme dan konflik sosial;
krisis energi, kenaikan harga pangan dan BBM,
serta disrupsi multi sektor 5. Mengoptimalisaskan penindakan Tindak Pidana
Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang;
• Belum ada mekanisme integrasi dan sharing data
informasi serangan siber antar stakeholder terkait 6. Mendukung penguatan regulasi keamanan dan
ketahanan siber dan sandi nasional;
• Perkembangan lingkungan strategis bidang
Polhukam menjelang Pemilu Serentak tahun 2024 7. Meningkatkan keamanan, ketertiban masyarakat,
serta pelayanan keamanan terutama menjelang
Pemilu serentak 2024.
35
Agenda Pemilu 2024 Total Pagu Anggaran Pemilu T.A 2023 sbs Rp21,97 T, dengan
Pemerintah Memberikan Dukungan Untuk Pelaksanaan Pemilu 2024 realisasi s.d 31 Mei 2023 sbs Rp9,66 T atau 43,97%.
Kegiatan Tahapan Pemilu 2024 pada TA 2022 s.d. TA 2024
Dukungan Penganggaran K/L 2023 Foundational 1. Perencanaan Program dan Anggaran, serta : Juli 2022 - Juli 2024
Rewards Penyusunan Peraturan Pelaksanaan
Penyelenggaraan Pemilu
Pemilu Serentak 2. Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan : Okt 2022 - Feb 2024
Tahun 2024 Daftar Pemilih
3. Pendaftaran dan Verifikasi Peserta Pemilu : Jul 2022 - Feb 2023
Jumlah pemilih: 4. Penetapan Peserta Pemilu : Jan - Mei 2023
Jumlah parpol: 5. Penetapan Jumlah Kursi dan Penetapan Daerah : Okt 2022 - Feb 2023
Pilpres dan Pileg, data KPU akan 18 Partai dan 6 Partai
ditetapkan 21 Juni 2023 Pemilihan
Lokal Aceh 6. Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden serta : Mar-Nov 2023
Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota
7. Masa Kampanye Pemilu : Nov 2023 - Feb 2024
K/L 8. Masa Tenang : Feb 2024
APBN APBN 9. Pemungutan dan Penghitungan Suara : Sep 2023 - Apr 2024
pendukung
10. Penetapan Hasil Pemilu : Jan - Jul 2024
Pemilu 11. Pengucapan Sumpah/Janji Presiden dan Wakil : Sep - Nov 2024
Presiden Serta Anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi, Dan DPRD Kabupaten/Kota
12. Pembentukan Badan Adhoc : Jan 2023 - Apr 2024
13. Pengelolaan, Pengadaan, Laporan, dan : Jun 2023 - Agu 2024
Dokumentasi Logistik
36
ANGGARAN PEMBANGUNAN IKN
Komitmen APBN untuk Pembangunan IKN dengan Tetap Menjaga
Kesinambungan Fiskal dan Didukung Sinergi Pendanaan Sumber Lainnya
Pendanaan APBN untuk IKN Tahun 2023
• Operasional Otorita IKN
• Fasilitas penyiapan dan pendampingan proyek untuk skema creative financing
• Anggaran infrastruktur IKN (termasuk lanjutan tahun 2022) a.l.:
• Jalan kerja, jalan akses, jalan tol, jembatan, dan dermaga Foundational
Rewards
• SPAM, IPAL, pengelolaan sampah, Kws Pemukiman
• Drainase, Bendungan
• Perumahan Menteri, ASN, dan Hunian Pekerja
• Mes Polri dan pengamanan
• Kompleks istana kepresidenan dan perkantoran pemerintahan
Total Pagu Anggaran IKN T.A 2023 sebesar Rp23,89 T, dengan realisasi s.d 31 Mei 2023
ARAH KEBIJAKAN 2024 sebesar Rp2,54 T atau 10,6%.

• Akselerasi pembangunan infrastruktur dasar IKN sesuai Rencana Induk untuk kesiapan pemindahan IKN tahun 2024
• Dukungan APBN melalui prioritisasi dengan tetap memperhatikan penyelesaian prioritas nasional lainnya dan kapasitas fiskal
• Sinergi berbagai sumber pendanaan untuk pembangunan IKN dengan melibatkan swasta
• Pelaksanaan mobilisasi awal ASN ke IKN
• Mendorong terbentuknya pusat pertumbuhan ekonomi baru
37
Redesign Sistem Perencanaan dan Penganggaran

38
IMPLEMENTASI RSPP
Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran telah dilaksanakan sejak TA 2021, terdiri atas Redesain Program, Redesain Kegiatan,
dan Redesain Keluaran (Output)
MANFAAT PROGRESS RSPP DALAM KERANGKA TIGA AREA TRANSFORMASI SISTEM
PENGANGGARAN
Adanya hubungan yang jelas Integrasi Sistem IT
antara program, kegiatan, output perencanaan dan Melakukan Perubahan
dan outcome. penganggaran. Desain Substantif guna
menjawab Tujuan RSPP
Meningkatkan Sinergi antar Unit PENINGKATAN FOKUS
Kerja Eselon I atau antar K/L Efisiensi DAN DESAIN
Organisasi ANALISIS
dalam mencapai sasaran
pembangunan Revisit Mekanisme end-to-
PENYEDERHANAAN end eksisting dan
DAN DIGITALISASI
Terciptanya rumusan program, Terwujudnya PROSES
Optimalisasi Penggunaan
Teknologi Digital
kegiatan, keluaran yang efisiensi dengan
mencerminkan real work tidak adanya
overlapping EFFECTIVE CHANGE
MANAGEMENT
Meningkatkan efisiensi antar kegiatan Mengambil Langkah-
belanja dan output langkah guna menyiapkan
program Enabler Perubahan Sistem

Terwujudnya keterkaitan,
keselarahan visi misi, agenda
pembangunan, dan tusi KL dan
Pemda
39
HAL-HAL KHUSUS DALAM PENYUSUNAN RENJA K/L TA 2024

K/L dalam menyusun Renja K/L TA 2024 memperhatikan Sasaran dan Prioritas Pembangunan Tahun 2024,
1.
serta Arah Kebijakan Fiskal dan Pokok3-pokok Kebijakan Belanja K/L TA 2024
Dalam rangka menghasilkan Renja K/L TA 2024 yang efisien, efektif, dan
2. memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dan untuk mendukung pemulihan
ekonomi, dilakukan trilateral meeting antara K/L, Kementerian PPN/Bappenas, dan
Kementerian Keuangan

Penyusunan dan penelaahan Renja K/L TA 2024 dilakukan melalui Sistem-Informasi


3. KRISNA-RENJA K/L

K/L akan memastikan kesiapan perencanaan dan pelaksanaan Program, Kegiatan, dan
4. Output yang dituangkan dalam Renja K/L TA 2024, khususnya terkait Prioritas Nasional dan
Proyek Prioritas Strategis (Major Projects) dan tidak tumpang tindih dengan kegiatan yang
didanai dari DAK

5. Perubahan rincian Output dan Lokus Prioritas dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Kementerian
PPN/Bappenas, dan Kementerian Keuangan
40
Reformasi Birokrasi dan Kesejahteraan ASN

41
Pada tahun 2022, E-Government Development Index (EGDI)
Implementasi
E-Government Development Index
Indonesia mencapai skor 0,72 (kategori High EGDI) dengan
peringkat 77 dari 193 Negara dan melampaui rata-rata negara
Reformasi 0,70 0,72
0,65
upper middle income, menunjukkan penerapan SPBE yang
Birokrasi
0,60
terus membaik.
0,50
diiringi dengan Dimensi ukuran kinerja yang ada dalam EGDI a.l:
0,40 ▪ Indeks pelayanan online (membaik → 0,43 (2003) menjadi
digitalisasi telah 0,76 (2022)
Menunjukkan 0,30
2005 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022 ▪ Indeks infrastuktur telekomunikasi (meningkat signifikan
Perbaikan Kualitas Indonesia Upper Mid Inc → 0,05 (2003) menjadi 0,64 (2022)
Pelayanan Publik
Indeks SPBE Nasional Indeks SPBE Nasional juga berada dalam tren positif sejak
2,4 2,34
2018.
2,3 2,26 Pemerintah juga menerapkan Reformasi Birokrasi Tematik
2,24
agar RB lebih berdampak dan dirasakan manfaatnya dengan 4
2,18
2,2 prioritas:
2,1
1. RB Penanggulangan Kemiskinan → anggaran kemiskinan
berdampak optimal pada penurunan kemiskinan.
1,98
2 2. RB Peningkatan Investasi → dukungan terhadap
kemudahan investasi memperkuat penerapan omnibus law,
1,9
3. RB Percepatan Prioritas Aktual → merespons dan
1,8 mengawal hal-hal mendesak
2018 2019 2020 2021 2022 4. RB Digitalisasi Administrasi Pemerintahan → pilar
pelayanan ke masyarakat

42
Reformasi Kesejahteraan ASN Aktif dan Pascakerja
untuk mewujudkan kesejahteraan ASN yang lebih baik

Latar Belakang Reformasi Kesejahteraan ASN Reformasi Kesejahteraan ASN

• Struktur penghasilan ASN saat ini belum • Reformasi kesejahteraan ASN bertujuan
sepenuhnya mendorong motivasi kerja ASN menciptakan ekosistem penghasilan ASN yang
• Penghasilan ASN existing belum sepenuhnya lebih baik
memperhatikan kinerja individu pada masa aktif • Perumusan desain kesejahteraan ASN oleh
bekerja dan kesejahteraan pascakerja Kementerian PANRB mempertimbangkan
beberapa faktor a.l capaian reformasi birokrasi dan
• Variasi besaran penghasilan ASN antar
sistem merit
Kementerian maupun antar Pemerintah Daerah
• Implementasi reformasi dilakukan secara hati-hati
dan terukur dengan memperhatikan kemampuan
keuangan negara

43
TERIMA KASIH

44

Anda mungkin juga menyukai