PETANDA TUMOR
2. Alpha-Fetoprotein (AFP)
a. Pengertian
Alpha-fetoprotein pertama kali ditemukan dalam sera janin
manusia dengan berat molekul antara 67.000-74.000 dalton.
Adanya variasi berat molekul karena metode analisis dan derajat
glikosilasi protein yang berbeda. AFP adalah protein rantai tunggal
yang menunjukkan kedekatan urutan homologi dengan albumin
serum.
Alpha-fetoprotein adalah glikoprotein yang dihasilkan oleh
kantung telur yang akan menjadi sel hati pada janin. Ternyata
protein ini dapat dijumpai pada 70-95% pasien dengan kanker hati
primer dan juga dapat dijumpai pada kanker testis. Pada seminoma
yang lanjut, peningkatan AFP biasanya disertai dengan Human
Chorionic Gonadotropin (hCG). Kadar AFPtidak ada hubungan
dengan besarnya tumor, pertumbuhan tumor, dan derajat
keganasan. Kadar AFP sangat tinggi (>1000 IU/mL) pada kasus
dengankeganasan hati primer, sedangkan pada metastasis tumor
ganas ke hati (keganasan hati sekunder) kadar AFP kurang dari
350-400 IU/mL.
b. Patofisiologi
AFP berperan dalam mengangkut asam lemak tak jenuh
untuk mengembangkan sel-sel ganas. AFP juga dapat berfungsi
sebagai imunoregulator yang bertindak melalui sel T. Sintesis dari
AFP di kantung kuning telur manusia berhenti antara minggu
kesepuluh dan kedua belas kehamilan. Bagian utama dari protein
ini kemudian diproduksi oleh hepatosit janin. AFP mencapai
puncaknya pada sekitar 13 minggu kehamilan dan akan menurun
secara bertahap.
Tingginya kadar AFP serum dapat terkait dengan beberapa
penyakit ganas. AFP pertama kali dijelaskan sebagai protein tumor
terkait manusia pada tahun 1964 oleh Tatarinov. Sejak saat itu
telah dibuktikan bahwa peningkatan AFP serum di atas nilai
normal terjadi pada beberapa penyakit ganas terutama
nonseminomatous testicular cancer primary hepatocelluar
carcinoma. Dalam kasus kanker testis nonseminomatous, hubungan
langsung antara peningkatan kadar AFP dengan tahap penyakit
telah berhasil diamati. Tingginya kadar AFP juga telah diamati
pada pasien yang didiagnosis memiliki seminoma dengan unsur-
unsur non seminomatous namun belum diamati pada pasien dengan
seminoma murni. Lebih dari 70% pasien dengan hepatocellular
karsinoma primer telah dilaporkan memiliki peningkatan kadar
AFP.
Peningkatan kadar AFP kadang-kadang ditemukan dalam
kasus kanker saluran cerna dengan dan tanpa metastasis hati. Batas
atas untuk sera normal adalah sekitar 9 ng/ml, sedangkan kadar
175 ng/ml sangat dicurigai terkena karsinoma hepatoseluler.
c. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan AFP yang mudah dilakukan adalah dengan
imunokromatografi. Sampel berupa serum akan meresap pada
bantalan sampel. Jika di dalam sampel terdapat AFP maka AFP
akan berikatan dengan antibodi monoklonal anti-AFP yang
terkonjugasi dengan pewarna. Kompleks antigen-antibodi tersebut
kemudian akan bermigrasi hingga ke daerah tes (T). Pada daerah
tersebut akan terjadi reaksi antara kompleks imun dengan antibodi
anti-AFP sehingga membentuk garis berwarna. Kompleks antigen-
antibodi yang tidak terikat akan terus bermigrasi ke daerah kontrol
(C). Pada daerah tersebut kompleks antigen-antibodi akan bereaksi
dengan antibodi poliklonal sehingga membentuk garis berwarna.
Hasil dinyatakan positif jika terbentuk dua garis berwarna pada
daerah T dan C. Hasil dinyatakan negatif jika hanya terbentuk satu
garis berwarna pada daerah C. Garis pada daerah C harus selalu
muncul sebagai kontrol prosedur, jika tidak maka pemeriksaan
harus diulang.
Cara Kerja :
1) Perangkat imunokromatografi dibiarkan mencapai suhu kamar
2) Dikeluarkan dari kantung alumunium dan segera digunakan
3) Ditempatkan pada permukaan yang bersih
4) Ditetesi sampel sebanyak 4 tetes
5) Ditunggu selama 10 menit
6) Interpretasi Hasil
3. Carcinoembryonic Antigen (CEA)
a. Pengertian
Carcinoembryonic antigen (CEA) adalah antigen terkait
tumor yang dikarakterisasi sebagai glikoprotein oncofetal yang
memiliki berat molekul sekitar 200 kDa dengan mobilitas beta
elektroforesis. CEA merupakan rantai protein tunggal yang terdiri
dari sekitar 800 asam amino dan mengandung 45-55 %
karbohidrat.
Carcinoembryonic antigen (CEA) adalah biomarker serum
non-spesifik yang meningkat pada berbagai keganasan seperti
kanker kolorektal, kanker tiroid meduler, kanker payudara, kanker
ovarium musinosa, dll. Ini pertama kali terdeteksi pada sel kanker
usus besar oleh Freedman dan Gold dan akhirnya ditemukan di
berbagai sel epitel lain di lambung, lidah, kerongkongan, leher
rahim, dan prostat.
b. Patofisiologi