Anda di halaman 1dari 13

MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA MATA PELAJARAN IPS FASE D TEMA 3

Satuan Pendidikan: SMP BAHRUL


Tema : Nasionalisme dan Jati Diri Bangsa
MAGHFIROH
Materi Pokok : Kehidupan Masyarakat Indonesia
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
pada Masa Kolonialisme dan Imperialisme.
Kelas / Semester : VIII / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (4 X 40 menit)
Penyusun : M. Akhirudin Nurul Huda,
S.Pd.
Jenis Diferensiasi : Konten, Proses, dan
Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai:
Produk
Kreatif, Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan yang Maha
Model Pembelajaran : project base Learning
Esa, Berakhlak Mulia, dan Bergotong Royong
Metode : Storrytelling

ELEMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN


PEMAHAMAN IPS Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami dan memiliki kesadaran akan
keberadaan diri serta mampu berinteraksi dengan lingkungan terdekatnya. Ia
mampu menganalisis hubungan antara kondisi geografis daerah dengan
karakteristik masyarakat dan memahami potensi sumber daya alam serta
kaitannya dengan mitigasi kebencanaan. Ia juga mampu menganalisis hubungan
antara keragaman kondisi geografis nusantara terhadap pembentukan
kemajemukan budaya. Ia mampu memahami bagaimana masyarakat saling
berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia mampu menganalisis
peran pemerintah dan masyarakat dalam mendorong pertumbuhan
perekonomian.
KETERAMPILAN Pada akhir fase ini, Peserta didik mampu memahami dan menerapkan materi
PROSES pembelajaran melalui pendekatan keterampilan proses dalam belajarnya, yaitu
mengamati, menanya dengan rumus 5W 1H. Peserta didik menarik kesimpulan,
menjawab, mengukur dan mendeskripsikan serta menjelaskan permasalahan
yang ada dengan memenuhi prosedur dan tahapan yang ditetapkan. Peserta didik
mengungkapkan seluruh hasil tahapan di atas secara lisan dan tulisan dalam
bentuk media digital dan non-digital. Peserta didik lalu mengkomunikasikan hasil
temuannya dengan mempublikasikan hasil laporan dalam bentuk presentasi digital
dan atau non digital, dan sebagainya. Selain itu peserta didik mampu
mengevaluasi pengalaman belajar yang telah dilalui dan diharapkan dapat
merencanakan proyek lanjutan dengan melibatkan lintas mata pelajaran secara
kolaboratif.

TUJUAN PEMBELAJARAN SISWA


 Melalui kegiatan studi literasi peserta didik dapat secara berkelompok menganalisis kehidupan
masysarakat pada masa kolonialisme dan imperialisme di Indonesia
 Melalui kegiatan bercerita peserta didik mampu mendeskripsikan kedatangan bangsa-bangsa
barat di indonesia
 Melalui kegiatan bercerita, peserta didik mampu menganalisis berbagai perlawanan terhadap
persekutuan dagang di Indonesia

PEMAHAMAN BERMAKNA

-Peserta didik mampu memahami dan mengetahui materi Kehidupan Masyarakat Indonesia pada
Masa Kolonialisme dan Imperialisme.
- Peserta didik mampu memaknai perjuangan dan semangat pahlawan dalam memperjuangkan
kemerdekaan indonesia.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
ALOKASI
SINTAK KEGIATAN
WAKTU
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan
berdoa.
2. Guru melakukan presensi kelas peserta didik dan memeriksa
kebersihan kelas
3. Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik.
4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini
dengan mengaitkan pada materi sebelumnya.
PENDAHULUAN 5. Guru membahas pertanyaan pemantik: 15 Menit
 Bagaimana peroses kedatangan bangsa barat ke
Indonesia?
 Faktor apa saja yang mendorong bangsa barat
melakukan penjelajahan samudra kolonialisme dan
imperalialisme?
 Apakah kalian tahu peninggalan bangsa belanda.?
KEGIATAN INTI

6. Guru mengulas kembali tentang faktor-faktor yang


mempengaruhi penjelajahan samudera.
7. Peserta didik diberikan gambaran umum mengenai kehidupan
masyrakat indonesia pada masa kolonialisme dan
impralialisme. dan kedatangan bangsa Barat di Indonesia
8. Membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang untuk
mengerjakan projek yang telah disediakan guru.
PERTEMUAN 1 60 menit
9. Peserta didik melakukan persentasi kelompok
Penutup

10. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya.


11. Guru merefleksikan pembelajaran hari ini, dan memberikan
kesimpulan atas hasil pembelajaran yang diperoleh
12. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya.
13. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
PERTEMUAN 2 Kegiatan Inti
14. Guru mengulas kembali materi sebelumnya tentang
kedatangan bangsa barat ke Indonesia dan mengaitkannya
dengan materi yang akan dibahas.
15. Guru menyampaikan gambaran tentang VOC.
16. Dengan bantuan guru, peserta didik membentuk kelompok
yang terdiri dari 4-5 orang.
17. Peserta didik berdiskusi dan mengerjakan projek yang telah
disediakan guru.
18. Peserta didik melakukan presentasi dengan bercerita secara
kelompok tentang materi kebijakan-kebijakan voc.
19. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) secara
individu
20. Peserta didik secara individu mengeksplorasi materi dengan
berliterasi sesuai dengan minatnya dengan memahami LKPD.
Membimbing kelompok belajar dan bekerja
21. Guru dan peserta didik membahas tentang hasil telaah pada
LKPD.
22. Penutup
23. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
terkait materi yang belum dipahami.
24. Guru merefleksikan pembelajaran hari ini.
25. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya.
26. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

PENILAIAN
FORMATIF SUMATIF
Penilaian LKPD, Tes Sumatif berupa Post Test

ALAT, MEDIA, DAN SUMBER BELAJAR


Gawai (gadget), Buku Peserta didik IPS kelas VIII, jaringan internet, dan sumber lain yang relevan.

DAFTAR Supardi dkk Tahun 2021, Buku Siswa IPS Kelas VIII, Jakarta. Kementerian
PUSTAKA Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Badan Penelitian Dan
Pengembangan Dan Perbukuan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan.
Supardi dkk Tahun 2021, Buku Panduan Guru SMP Kelas VIII Jakarta. Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Badan Penelitian Dan
Pengembangan Dan Perbukuan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan.

Mengetahui Malang,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Hasbullah S.Pd S.E ……………………...


NIP 196611161990032009 NIP.-
Lampiran 1. Materi Pembelajaran
Bagaimana Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Kolonialisme dan Imperialisme?
a. Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia
Berikut ini akan dijelaskan melalui infografik di bawah ini. Kalian akan mengetahui proses
kedatangan bangsa Barat di Indonesia.

Setelah kalian melihat infografik di atas, untuk mengetahui proses kedatangan bangsa Barat lebih
lanjut, silakan cari informasi dari berbagai sumber (internet, buku). Mintalah bimbingan dari guru
untuk memahami materi.
Masa kolonialisme berkaitan dengan munculnya kongsi dagang VOC di Indonesia. Pengaruh
ekonomi VOC semakin kuat dengan dimilikinya hak monopoli perdagangan. Masa inilah yang
menjadi sandaran perluasan kekuasaan Belanda pada perjalanan sejarah selanjutnya.
Kongsi Dagang/ VOC
Kongsi dagang Belanda ini diberi nama Vereenidge Oostindische Compagnie (VOC). VOC
didirikan di Amsterdam. Tujuan dibentuknya VOC yaitu menghindari persaingan yang tidak sehat
sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah ada dan memperkuat kedudukan Belanda
dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang negara lain. Banyak hal yang perlu kalian
ketahui tentang pemerintahan VOC di Indonesia. Oleh karena itu, cobalah cari tahu lebih lengkap
bagaimana perjalanan VOC dan akhir kongsi dagang VOC di Indonesia?
Pengaruh Monopoli Perdagangan
Pada awal kedatangannya, bangsa-bangsa Barat diterima dengan baik oleh rakyat Indonesia. Seiring
berjalannya waktu, Belanda mulai melakukan monopoli. Apakah yang disebut monopoli? Monopoli
adalah penguasaan pasar yang dilakukan oleh satu atau sedikit perusahaan. Mengapa kerajaan-
kerajaan di Indonesia membiarkan monopoli VOC? Belanda memaksa kerajaan-kerajaan di
Indonesia untuk menandatangani kontrak monopoli dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah
politik adu domba atau dikenal dengan devide et impera. Siapa yang diadu domba? Belanda
mengadudomba kerajaan satu dengan kerajaan yang lain, atau antarpejabat kerajaan. Ketika terjadi
permusuhan, maka Belanda akan memihak salah satunya. Keadaan ini yang memperkeruh
hubungan antarkerajaan di Indonesia. Akibat monopoli, rakyat Indonesia sangat menderita. Rakyat
tidak memiliki kebebasan menjual hasil bumi mereka. Mereka terpaksa menjual hasil bumi hanya
kepada VOC.
Pengaruh Kebijakan Kerja Paksa
Pernahkah kalian mendengar istilah rodi atau kerja paksa? Bagaimana rasanya apabila bekerja
karena terpaksa? Tentu saja bekerja karena terpaksa hasilnya tidak sebaik pekerjaan yang dilakukan
dengan sukarela. Melakukan pekerjaan karena dipaksa juga akan membuat seseorang menderita.
Hal itulah yang dialami bangsa Indonesia pada masa penjajahan dahulu. Pemerintah Belanda
menginginkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari bumi Indonesia sehingga menerapkan
kebijakan kerja paksa. Bagaimana kerja paksa yang terjadi pada masa Pemerintah Hindia Belanda?
Kalian akan telusuri melalui penjelasan berikut ini.

Gambar 3.6 Jalan Raya Pos yang dibangun pada masa Herman Willem Daendels
Sumber: Gunawan Kartapranata/Wikimedia Commons/CC-BY-3.0 (2009)
Jalur Anyer–Panarukan merupakan salah satu hasil kerja paksa pada masa pemerintahan Daendels.
Jalur tersebut memanjang lebih dari 1.000 kilometer dari Cilegon (Banten), Jakarta, Bogor,
Bandung, Cirebon, Semarang, Pati, Surabaya, Probolinggo, hingga Panarukan (Jawa Timur).
Anyer-Panarukan dibangun 200 tahun yang lalu oleh pemerintah Gubernur Jenderal Daendels yang
merupakan dari bagian Repulik Bataaf (Prancis).
Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811), melakukan berbagai kebijakan seperti pembangunan
militer, jalan raya, perbaikan pemerintahan, dan perbaikan ekonomi. Jalan tersebut dibangun
dengan tujuan utama untuk kepentingan militer pemerintah kolonial. Selain untuk kepentingan
pertahanan dan militer, jalur tersebut merupakan penghubung kotakota penting di Pulau Jawa yang
merupakan penghasil berbagai tanaman ekspor. Apa saja dampak yang disebabkan adanya
pembangunan jalan Anyer-Panarukan? Cobalah diskusikan dengan tema sebangku kalian.
Pengaruh sistem Tanam Paksa

Gambar 3.7 Komoditas tanaman ekspor dari Indonesia


Perhatikan gambar di atas. Pada masa penjajahan terdapat kebijakan tanam paksa siap ekspor.
Ketika awal abad ke-20, Belanda menghadapi perang di Eropa, yang menyebabkan kerugian
keuangan yang besar. Salah satu cara Belanda untuk menutup kerugian adalah dengan
meningkatkan ekspor. Pada tahun 1830, Van Den Bosch menerapkan Sistem Tanam Paksa (Cultuur
Stelsel). Kebijakan ini diberlakukan karena Belanda menghadapi kesulitan keuangan akibat Perang
Jawa atau Perang Diponegoro (1825- 1830) dan Perang Belgia (1830- 1831). Ketentuan kebijakan
pelaksanaan Tanam Paksa penuh dengan penyelewengan sehingga semakin menambah penderitaan
rakyat Indonesia. Banyak ketentuan yang dilanggar atau diselewengkan baik oleh pegawai Belanda
maupun pribumi. Praktikpraktik penekanan dan pemaksaan terhadap rakyat tersebut antara lain
sebagai berikut.
● Menurut ketentuan, tanah yang digunakan untuk tanaman wajib hanya 1/5 dari tanah yang
dimiliki rakyat. Namun kenyataannya, selalu lebih bahkan sampai ½ bagian dari tanah yang
dimiliki rakyat.
● Kelebihan hasil panen tanaman wajib tidak pernah dibayarkan.

● Waktu untuk kerja wajib melebihi dari 66 hari, dan tanpa imbalan yang memadai.

● Tanah yang digunakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak.


Penderitaan rakyat Indonesia akibat kebijakan Tanam Paksa ini dapat dilihat dari jumlah angka
kematian rakyat Indonesia yang tinggi akibat kelaparan dan penyakit kekurangan gizi. Pada tahun
1870 terjadi kecaman atas kebijakan tersebut. Orang-orang Belanda yang menentang adanya Tanam
Paksa tersebut di antaranya Baron van Hoevel, E.F.E. Douwes Dekker (Multatuli), dan L. Vitalis.
Pada tahun 1870, keluar Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) yang mengatur tentang prinsip-
prinsip politik tanah di negeri jajahan yang menegaskan bahwa pihak swasta dapat menyewa tanah,
baik tanah pemerintah maupun tanah penduduk.
Lampiran 3 Media Pembelajaran, Penilaian, dan Umpan Balik

1. Pengiriman link Quizizz

2. Tugas persentasi individu

Kebijakan hongi Pelayaran Hongi merupakan kebijakan ekonomi VOC untuk


mengawasi tindakan monopoli perdagangan rempah-rempah di
Maluku. Kebijakan ini juga akan menghukum pelanggarnya. Tujuan
pelayaran hongi adalah mencegah penyelundupan hasil bumi ke
pihak lain yang dilakukan dengan perahu perang.

Devid et impera Politik pecah belah termasuk strategi yang digunakan oleh penjajah
kolonial Belanda mengadu domba antara kerajaan-kerajaan di
Nusantara dengan anggota-anggota kerajaan (pangeran-pangeran)
yang tidak puas dengan pemerintahan raja kerajaan-kerajaan
tersebut.
Verpilchte leveranti erplichte Leverantie atau penyerahan paksa adalah kebijakan
ekonomi yang mengharuskan rakyat untuk menyerahkan hasil
buminya pada VOC.
Contohnya yang harus diserahkan adalah lada, kayu, kapas, beras,
nila dan gula.VOC juga telah menetapkan harga tertentu untuk hasil
bumi rakyat dan juga enggak memperbolehkan rakyat untuk
menjualnya ke pihak lain selain VOC.
estirpasi VOC mempunyai hak ekstirpasi yang merupakan hak kekuasan
untuk menebang atau memusnahkan tanaman rempah-rempah saat
hasil produksinya melebihi ketentuan.
contingenten Contingenten adalah kewajiban rakyat untuk membayar pajak sesuai
dengan harga yang ditentukan VOC.
Pembayaran pajak ini menggunakan hasil bumi dan dilakukan tanpa
sistem ganti rugi.
Tujuannga adalah untuk menambah kas keuangan VOC yang
membuat penderitaan rakyat karena hasilnya harus disesuaikan
dengan yang ditentukan oleh VOC.
preangerstelsel Preangerstelsel adalah kebijakan ekonomi VOC yang memaksa dan
mewajibkan rakyat untuk menanam kopi lalu memberinya ke
VOC.Kebijakan ini dilakukan pada tahun 1720 di wilayah
Parahyangan yang juga dikenal sebagai kebijakan sistem tanam
paksa kopi yang berjalan hingga 1916Preangerstelsel adalah
kebijakan ekonomi VOC yang memaksa dan mewajibkan rakyat
untuk menanam kopi lalu memberinya ke VOC.Kebijakan ini
dilakukan pada tahun 1720 di wilayah Parahyangan yang juga
dikenal sebagai kebijakan sistem tanam paksa kopi yang berjalan
hingga 1916..
monopoli

3 . pemilihan nama persentasi mandiri peserta didik


3. LKPD peserta didik.
PENILAIAN FORMATIF

Instrumen Penilaian Formatif


Mata Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VIIi / Genap
Tema : nasionalisme dan jati diri bangsa
Materi Pokok : kehidupan masyarakat indonesia pada masa kolonialisme dan imprialisme
Bentuk Penilaian : Hasil Quizziz dan persentasi individu
Tanggal Pengamatan :

Rubrik/ Pedoman Penilaian Formatif


Penilai memberikan nilai sesuai dengan skor pada setiap soal. Penilai menjawab soal skor pada kolom 10
berdasarkan tingkat pengetahuan yang ditampilkan oleh Peserta didik. Skor penilaian menggunakan jumlah
point 100 (point maksimal) untuk menentukan nilai yang diperoleh Peserta didik.
Petunjuk Penilaian:
1. Baik Sekali : apabila memperoleh skor > 90
2. Baik : apabila memperoleh skor 80 - 90
3. Cukup : apabila memperoleh skor 75 – 79
4. Kurang : apabila memperoleh skor < 75

NO ASPEK YANG DINILAI KRITERIA PENCAPAIAN SKOR


1. Pengetahuan Peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang telah di 20
berikan dengan menggunakn platform (Quizziz)
2. Peserta didik dapat menjawab dan mempersentasikan 20
tentang kebijakan-kebijakan voc
3. Peserta didik dapat mengaitkan materi tentang kehidupan 20
masyarakat indonesia pada masa kolonialisme
4. Struktur Peserta didik dapat mengkontekskan pembelajaran dalam 20
kehidupan sehari-hari dan dapat menuangkan pendapatnya
5. Peserta didik dapat mengerjakan tugas secara terstruktur 10
sesuai dengan prosedur LKPD
6. Peserta didik dapat menuliskan pendapatnya sesuai dengan 10
bahasanya sendiri
JUMLAH 100

SKOR ASPEK YANG DINILAI


NO KETERANGAN
PENGETAHUAN STRUKTUR SKOR
ABSEN (Pengayaan / Remidial)
1 2 3 4 5 6
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.
13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

Malang,
Guru Mata Pelajaran

………………………...
NIP.-
PENILAIAN SUMATIF

Instrumen Penilaian Sumatif


Mata Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VIII / Genap
Tema : Nasionalisme dan jati diri bangsa
Materi Pokok : kehidupan masyarakat indonesia pada masa kolonialisme dan imprialisme
Bentuk Penilaian : Kahoot
Tanggal Pengamatan :

Rubrik/ Pedoman Penilaian Sumatif


Penilai memberikan nilai sesuai dengan skor pada setiap soal. Penilai menulis skor pada kolom berdasarkan
tingkat pengetahuan yang ditampilkan oleh Peserta didik. Skor penilaian menggunakan jumlah point 100
(point maksimal) untuk menentukan nilai yang diperoleh Peserta didik.
Petunjuk Penilaian:
1. Baik Sekali : apabila memperoleh skor > 90
2. Baik : apabila memperoleh skor 80 - 90
3. Cukup : apabila memperoleh skor 75 – 79
4. Kurang : apabila memperoleh skor < 75

NO KRITERIA PENCAPAIAN SKOR


1. Peserta didik dapat menganalisis karakteristik kehidupan masyaraakat indonesia 20
pada masa kolonialisme
2. Peserta didik dapat menganalisis karakteristik kedatangan bangsa barat 20
3. Peserta didik dapat menganalisis karakteristik kongsi dagang voc 20
4. Peserta didik dapat mengidentifikasi pengaruh kebijakan kerja paksa 20
5. Peserta didik dapat mengklasifikasi pengaruh sistem tanam paksa 20
JUMLAH 100

SKOR KRITERIA PENCAPAIAN


NO KETERANGAN
POINT
ABSEN SKOR (Pengayaan / Remidial)
1 2 3 4 5
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.
16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

Malang,
Guru Mata Pelajaran

………………………..
NIP.-

Anda mungkin juga menyukai